PROGRAM INVESTASI
Dalam rangka perwujudan kawasan Terpadu PPIB dan TBT Kota Tegal ini harus
ditingkatkan peran serta 3 faktor utama pembangunan yaitu masyarakat, swasta dan
pemerintah. Khususnya untuk masyarakat, peran sertanya harus ditingkatkan
sehingga bukan lagi bersifat pasif dalam menerima pembangunan namun harus
berperan aktif dan turut serta memelihara dan memanfaatkan dari seluruh rencana
pengembangan kawasan pada umumnya. Adapun bentuk kemitraan yang dapat
dilaksanakan dalam tahapan pembangunan adalah sebagai berikut:
a. Kemitraan antara instansi pemerintah diatasnya yang saling berkaitan dalam
proses pembangunan dan pelaksanaan kebijakan (baik horisontal maupun
vertikal), yang artinya adalah agar senantiasa terjalin komunikasi, koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi dalam mengambil kebijakan yang dikeluarkan yang
arahnya pada efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program.
b. Kemitraan antara pemerintah dan swasta, yang artinya agar terjalin
komunikasi dan kerjasama yang sejajar dan saling menguntungkan. Strategi
kemitraan disini adalah dengan mengajak peran serta (public-private
partnership) swasta dan masyarakat untuk dalam bentuk kerjasama operasi
(KSO), BOT (Build, Operate, Transfer), BTO (Build, Transfer, Operate), BOO
(ruislag) ataupun dengan bentuk kerjasama lain berdasarkan kesepakatan-
kesepakatan
c. Kemitraan antara sesama swasta, khususnya dalam rencana pengembangan
kawasan PPIB dan TBT ini adalah antara pengelola dengan pengusaha besar,
yang intinya adalah untuk membuat pengelolaan kawasan dapat berkembang
dan berkelanjutan atau bahkan bisa meningkatkan pendapatan tidak sekedar
menutup biaya operasional.
Dalam pengembangan kawasan PPIB dan TBT ini, kemitraan antara pemerintah
dengan pihak swasta dan masyarakat harus makin ditingkatkan. Rencana
pengembangan tidak hanya sekedar pembangunan fisik akan tetapi lebih penting
kepada bagaimana pengelolaan kawasan ini tidak tumpang tindih antar instansi
terkait.
Beberapa cara bermitra dengan swasta dapat melalui bentuk kerjasama operasi
(KSO), BOT (Build, Operate, Transfer), BTO (Build, Transter, Operate). Berikut
secara ringkas disampaikan beberapa bentuk kerjasama dengan swasta :
1) Konsep "Built, Operate and Transfer' (BOT), dimana swasta membangun,
mengoperasikan dan memperoleh pendapatan dari suatu fasilitas selama
jangka waktu tertentu yang disepakati. Variasi dari pola BOT adalah BOL
(Build - Operate - Leasing) dan BOO (Build - Operate - Owning). Pola BOO
yaitu membangun, mengoperasikan, meleasing, biasanya proses
penentuannya sambil berjalan. Artinya, semula mungkin pola BOT, namun
karena pihak developer menghendaki pcngembalian modal yang segera
lantas meleasingkan proyeknya. Pola BOO (membangun-mengoperasikan-
memiliki), biasanya juga diputuskan belakangan. Umumnya pemilik tanah
merasa enggan untuk menjual tanah pada saat dimulainya proyek, dengan
menunggu sampai periode tertentu baru dijual, berarti ada capital-gain bagi
pemilik tanah, karena tentunya harga tanah bisa naik.
2) Konsep "leasing", dimana badan usaha swasta menyewa suatu fasilitas
pemerintah selama jangka waktu tertentu yang disepakati dan memperoleh
pemasukan. Setelah akhir batas waktu perjanjian, fasilitas dikembalikan
kepada pemerintah. Penyewaan atau "leasing" suatu fasilitas pemerintah
melalui konsesi terbatas pada perusahaan swasta nampaknya bisa
dilaksanakan dalam kerangka perundang-undangan di Indonesia.
Investasi Pemerintah Kota
Namun demikian, keterlibatan peran serta swasta atau masyarakat ini tidak boleh
meninggalkan fungsi, peran, dan kedudukan Pemerintah Daerah sebagai perencana
dalam tata ruang kota dan bangunan agar pembangunan yang dilaksanakan dapat
terkoordinasi secara efektif dan efisien. Oleh karenanya, pengembangan kawasan
ini bukan hanya menjadi beban dan masalah pemerintah saja, tetapi inisiatif dari
kerjasama antara pihak swasta dan pemerintah dalam beraneka ragam bentuk
realisasi dan kerjasama harus diperhitungkan. Pemerintah tidak mungkin membagi
semua tanggung jawab yang telah ditentukan Undang-undang dengan pihak swasta
atau masyarakat.
Sumber investasi swasta salah satu sumber yang sangat potensial dan dapat
dipertimbangkan sabagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan.. Dalam
perencanaan pendanaan pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaannya dapat
melibatkan pihak swasta.
Untuk peran swasta sendiri dapat terdiri dari bentuk investasi pembangunan yang
bersifat menguntungkan pada prasarana, sedangkan bentuk lain berupa
kompensasi, peran serta atau partisipasi yang diarahkan untuk lingkup prasarana
saja.
MANAJEMEN PENGELOLAAN
Pengelolaan kawasan PPIB dan TBT terpadu akan dilakukan olah unit pengelola
yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Tegal. Kelembagaan yang di bentuk di
harapkan dapat di terima oleh semua pemangku kepentingan, sehingga di harapkan
dapat berfungsi secara optimal dalam jangka panjang.
Struktur Organisasi
Dalam suatu lembaga harus ada struktur organisasi, demikian halnya dengan
pengelolaan suatu kawasan tertentu. Struktur organisasi dibuat agar supaya dalam
pengelolaan Kawasan PPIB dan TBT nantinya bisa berjalan dengan baik sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian. Berikut disampaikan secara
umum struktur organisasi bakal pengelola kawasan, namun demikian masih perlu
dibicarakan lebih lanjut sesuai dengan bentuk rencana pengelolaan nantinya.
Rencana Struktur Organisasi Pengelola Kawasan PPIB dan TBT Terpadu
Desa Kaliwareng
KESEKRETARIATAN
& KEUANGAN
Urusan pelayanan
Urusan ini mempunyai tugas memberikan pelayanan masyarakat atau pengunjung,
penyuluhan dan pelatihan dengan fungsi antara lain:
1. Pengembangan sumber daya manusia melalui program pelatihan untuk
mengoptimalkan pengelolaan kawasan PPIB dan TBT.
2. Pelayanan masyarakat untuk meningkatkan dukungan masyarakat terhadap
efektifitas pengelolaan kawasan PPIB dan TBT .
3. Pencarian sumber-sumber kegiatan ekonomi dan sumber pendanaan
pengelolaan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu.
Organisasi pengelola kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu harus
dibentuk berdasarkan kesepakatan instansi terkait sebagai lembaga koordinasi,
independen, partisipatif, dan demokratis. Secara operasional organisasi pengelola
kawasan PPIB dan TBT dapat mengakomodir kebijakan dan program di lembaga
terkait yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan PPIB dan TBT menjadi
kawasan terpadu pusat promosi bisnis, seni budaya dan kuliner.
KONDISI FISIK DAN RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PPIB DAN TBT KOTA TEGAL
KONDISI FISIK
Kondisi fisik kawasan PPIB dan TBT Kota Tegal pada saat ini telah berdiri beberapa
bangunan berikut infrastruktur yang menunjang keberlangsungan kegiatan-kegiatan
promosi dan informasi bisnis serta kegiatanan-kegiatan seni peran dan pentas kebudayaan
Kota Tegal. Secara garis besar kondisi fisik bangunan utama, bangunan pendukung/service
dan kondisi fisik infrastruktur yang telah dibangun pada kawasan ini, secara ringkas dapat
disampaikan pada tabel berikut :
BANGUNAN PENUNJANG /
B SERVICE
1 Tugu / Gapura 2 bh 80 20 Rehab ringan
2 Pos Jaga 16 M2 80 20 Rehab ringan
3 Pagar Keliling Kawasan
Pagar Depan M
Pagari Belakang M
Pagar Sisi Barat M
Pagar Sisi Timur M
4 Musholla 102 M2 60 40 Rehab sedang
5 Toilet / Lavatori 112 M2 60 40 Rehab sedang
6 Rumah Genset 60 40 Rehab sedang
7 Tower Air Bersih 1 bh 60 40 Rehab sedang
C INFRASTRUKTUR
1 Akses Jalan Masuk TBT 900 M2
2 Saluran Keliling Bangunan 672 M
3 Saluran Kawasan / Lingk
4 Gorong-Gorong 18 M
5 Penerangan Jalan & Lingk
D LANDSCAPING
1 Area Parkir
2 RTH (Taman)
3 RTH (Lahan Kosong)