Kata Pengantar
Penyusunan roadmap ini merupakan amanat dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 7 tahun 2019 tentang RP3KP Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 – 2039. Penyusunan
roadmap ini dikhususkan untuk PKP di KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Penyusunan roadmap pembangunan dan pengembangan PKP dan pertanahan pada kawasan
strategis provinsi sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi adalah penyusunan panduan yang
jelas, ringkas, terukur, rinci yang telah disepakati bersama dalam bentuk dokumen resmi
(peraturan gubenur) yang menterjemahkan pembangunan dan pengembangan PKP dan
pertanahan pada KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah.
Pernyusunan roadmap ini terbagi menjadi beberapa tahapan, dan tahapan ini yang disebut
laporan akhir merupakan tahapan akhir keseluruhan tahapan. Penekanan laporan akhir ini pada
isu strategis dan roadmap PKP di KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Terima kasih
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................................. i
Daftar Isi...........................................................................................................................................ii
BAB 3 Data dan Analisa KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi ............................... 23
3.2.1 Analisa RTRW dan atau RTR KSP Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur
dan DIY 58
3.2.2 Analisa Deliniasi KSP (Kawasan Inti Dan Kawasan Penyangga) .............................. 64
3.2.4 Analisa Program PKP di KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Jawa Tengah ........................................................................................................................ 117
3.2.6 Analisa Trendline Pertambahan Jumlah Dan Kepadatan Penduduk .................... 130
4.1 Isu Strategis makro Perumahan dan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup Provinsi
Jawa Tengah ............................................................................................................................ 136
4.2 Isu Strategis Perumahan dan Kawasan Permukiman Dalam Lingkup KSP Provinsi Jawa
Tengah..................................................................................................................................... 137
4.2.1 Isu Strategis Utama PKP KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi........... 137
BAB 5 Roadmap PKP KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah ............ 149
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis
Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | iv
Daftar Tabel
Tabel 3-1 Daftar Kabupaten / Kota Se-Jawa Tengah ................................................................... 23
Tabel 3-3 Debit Sungai Rata-Rata Harian Luas Daerah Pengaliran Lebih Dari 1.000 Km2 Di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012................................................................................................ 28
Tabel 3-5 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2017 ................................................................................................................................... 30
Tabel 3-6 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 ................ 31
Tabel 3-7 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2017. 32
Tabel 3-9 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin......................................................................................... 35
Tabel 3-10 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin......................................................................................... 36
Tabel 3-11 Luas Panen (Ha) Tanaman Pangan Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2017 ............ 37
Tabel 3-13 Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten / Kota dan Jenis Ternak (Kg) Tahun
2017 .............................................................................................................................................. 38
Tabel 3-14 Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten / Kota dan Jenis Ternak (Kg) Tahun
2017 .............................................................................................................................................. 40
Tabel 3-15 Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor (ton), 2016
dan 2017 ....................................................................................................................................... 42
Tabel 3-17 Statistik Industri Kecil dan Menengah (IKM) Tahun 2014-2016 ................................ 44
Tabel 3-18 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2015...... 44
Tabel 3-19 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Kabupaten Kota di
Jawa Tengah Tahun 2015.............................................................................................................. 45
Tabel 3-20 Banyaknya Perusahaan / Unit Usaha Menurut Jenis Industri di Jawa Tengah Tahun
2013-2017 ..................................................................................................................................... 46
Tabel 3-22 Banyaknya Ijin Usaha Pertambangan (IUP), Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja
dan Jenis Bahan Galian Mineral Logam, Non Logam dan Batuan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016-2017 ..................................................................................................................................... 47
Tabel 3-23 Panjang Provinsi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Desember 2016
(km) ............................................................................................................................................... 56
Tabel 3-24 Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisi Jalan Di Jawa Tengah, 2015 (Km) 57
Tabel 3-25 Kebijakan Pengembangan Prasarana dan Sarana di Provinsi Jawa Tengah .............. 84
Tabel 3-27 Akses Pariwisata (Pendukung Pariwisata Candi Borobudur dan Dieng).................... 97
Tabel 3-28 Akses Penghubung Wilayah Pantai Utara Selatan Koridor I (Pemalang – Purbalingga
– Kebumen)................................................................................................................................... 98
Tabel 3-33 Rencana Pembangunan Terminal Angkutan Barang di Provinsi Jawa Tengah ........ 105
Tabel 3-34 Rencana Aksi pada Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah ............................................................................. 119
Tabel 3-35 Peran dan Fungsi Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Provinsi Jawa Tengah terkait
dengan Perumahan dan Kawasan Permukiman ......................................................................... 125
Tabel 3-36 Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2018.................................... 131
Tabel 3-37 Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Sampai Tahun 2038.................. 133
Tabel 4-1 Luasan Permukiman Yang Tidak Sesuai dengan Tata Ruang di KSP Sudut Pertumbuhan
Ekonomi ...................................................................................................................................... 138
Tabel 5-1 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan
Industri Terpadu.......................................................................................................................... 153
Tabel 5-2 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan
Agropolitan ................................................................................................................................. 175
Tabel 5-3 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan
Perkotaan.................................................................................................................................... 202
Tabel 5-4 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan
Pariwisata.................................................................................................................................... 227
Daftar Peta
Peta 1-1 Administrasi KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah ................... 7
Peta 3-4 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Kendal – Semarang - Demak;Error! Bookmark not
defined.
Peta 3-5 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Brebes; ................. Error! Bookmark not defined.
Peta 3-6 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Rembang; ............. Error! Bookmark not defined.
Peta 3-7 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Cilacap; dan .......... Error! Bookmark not defined.
Peta 3-8 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Kebumen. ............. Error! Bookmark not defined.
Peta 3-9 Kawasan Inti dan Penyangga agropolitan MANGGA EMASError! Bookmark not
defined.
Peta 3-10 Kawasan Inti dan Penyangga agropolitan GIRISUKA ...... Error! Bookmark not defined.
Peta 3-11 Kawasan Inti dan Penyangga agropolitan SEMARBOYONGError! Bookmark not
defined.
Peta 3-12 Kawasan Inti dan Penyangga agropolitan SOBOBANJAR Error! Bookmark not defined.
Peta 3-13 Kawasan Inti dan Penyangga Perkotaan Subosuka Wonosraten; danError! Bookmark
not defined.
Peta 3-14 Kawasan Inti dan Penyangga Perkotaan Bregasmalang. Error! Bookmark not defined.
Peta 3-15 Kawasan Inti dan Penyangga Surakarta dan sekitarnya; Error! Bookmark not defined.
Peta 3-16 Kawasan Inti dan Penyangga Borobudur - Kebumen - Dieng dan sekitarnya; danError!
Bookmark not defined.
Peta 3-17 Kawasan Inti dan Penyangga Lereng Gunung Slamet dan sekitarnya.Error! Bookmark
not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, serta
tujuan dan sasaran, manfaat, landasan hokum, ruang
lingkup yang menjadi keluaran dari penyusunan kegiatan
ini.
Persoalan perumahan dan permukiman di Indonesia sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah di dalam mengelola
perumahan dan permukiman. Perkembangan permasalahan perumahan dan kawasan
permukiman yang semakin kompleks sehingga diperlukan pengaturan dan penanganan
perumahan dan permukiman yang lebih terintegrasi. Sehingga untuk itu perlu disusun suatu
kebijakan dan strategi baru yang cakupannya dapat meliputi bidang perumahan, permukiman
dan pertanahan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Menurut Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah seksi Keterpadun
Infrastruktur dengan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di Bidang Keterpaduan
Infrastruktur.
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) merupakan suatu kawasan yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. KSP dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi merupakan kawasan strategis yang pengembangannya diarahkan untuk mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayahnya yang didukung oleh berbagai sektor baik dari
sektor industri, perdagangan dan jasa, pariwisata, maupun sektor lain yang mampu
menggerakkan perekonomian wilayahnya. Implikasinya, pembangunan dari berbagai sektor
tersebut menimbulkan peningkatan kebutuhan ruang untuk bermukim yang jika tidak
terencana dengan baik akan menimbulkan berbagai dampak negatif baik dari sisi kurangnya
efektifitas serta efisiensi pembangunan, maupun permasalahan kawasan lainnya seperti urban
sprawl, permukiman kumuh (slum) dan permukiman liar (squatter). Untuk itu, agar
pembangunan perumahan maupun kawasan permukiman di wilayah tersebut dapat berjalan
secara lebih terarah, sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman, serta dapat berperan dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi di kawasan strategis provinsi, diperlukan suatu dokumen yang dapat dijadikan acuan
dalam rencana pembangunan dan pengembangan PKP dan pertanahan.
Dokumen yang dimaksud sebagai acuan tersebut adalah dokumen roadmap pembangunan dan
pengembangan PKP dan pertanahan pada kawasan strategis provinsi sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah yang didalamnya berisi tentang penjelasan detail
mengenai tahapan, target, dan capaian pembangunan dan pengembangan PKP dan pertanahan
serta tata cara pelaksanaannya sebagai upaya dalam mewujudkan misi, kebijakan, dan strategi
yang tercantum dalam RP3KP Provinsi Jawa Tengah pada lingkup wilayah KSP sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah menyusun roadmap yang menjadi dokumen
pedoman dalam pembangunan dan pengembangan PKP dan pertanahan pada KSP sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
1.4 SASARAN
Sasaran dari kegiatanpenyusunan roadmap pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman dan pertanahan pada kawasan strategis provinsi sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah adalah :
Teridentifikasinya kondisi serta karakteristik PKP pada wilayah KSP sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomiProvinsi Jawa Tengah
Teridentifikasinya isu strategis yang menjadi kunci penentu keberhasilan pembangunan dan
pengembangan PKP pada wilayah KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jawa Tengah
Terumuskannya rencana pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman di KSP sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah
1.5 MANFAAT
Manfaat dari kegiatan penyusunan roadmap pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman dan pertanahan pada kawasan strategis provinsi sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah adalah :
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan PemerintahanDaerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887);
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2018 Tentang Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan Nasional;
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah; dan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Peta 1-1 Administrasi KSP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
A. Pemahaman Roadmap
Pengertian roadmap secara teori belum bisa didapatkan oleh penyusun, tetapi berdasarkan dari
beberapa literature roadmap dapat diartikan sebagai berikut: roadmap merupakan peta atau
panduan yang di gunakan sebagai petunjuk arah jalan. Roadmap adalah rencana rinci yang
memuat tahapan sistematis mengenai pelaksanaan suatu program kegiatan dalam kurun
wakttu tertentu. Tujuan roadmap:
Dengan adanya road map menjadi instrumen yang mempersatukan seluruh kegiatan dalam
lingkungan yang membatasinya
Road map dapat memberikan petunjuk tentang dari mana dan akan kemana perubahan
dilakukan dalam rangka mensukseskan sebuah program. Hal ini sangat penting mengingat
pemahaman masing-masing orang berbeda beda. Terutama jika anda melakukan kegiatan
atau sebuah program dan bersama dengan tugas yang berbeda. Jika anda yang membuat
roadmapnya, maka anda harus memberikan pengarahan dan juga pemahaman akan
program tersebut.
Merupakan dokumen yang menjadi acuan untuk melakukan perubahan bagi setiap individu
di berbagai bidang.
Menjadi instrumen yang penting yang akan membantu perubahan lingkungan sekitarnya
sesuai dengan karakteristik atau sifat yang telah dimiliki.
Menjelaskan sebuah program atau rencana dengan sistematis dan juga tersusun sehingga
sangat penting bagi Anda yang melakukan penjelasan dengan sistem metode atau alur.
Pertama prinsip dasar yang harus anda ikuti saat membuat atau menggunakan roadmap,
haruslah jelas. Di mana roadmap harus mudah dipahami dan dapat dilaksanakan. Bukan
hanya oleh anda namun juga oleh semua orang yang membacanya.
Kedua roadmap haruslah ringkas. Roadmap bertujuan untuk menjelaskan secara
keseluruhan dengan poin-poin utama saja. Hal ini menjadikan ketika anda membuat
roadmap maka harus disajikan secara ringkas dan juga padat sesuai format dan juga konten
yang akan ada lampirkan. Selain itu roadmap sendiri memiliki template khusus sehingga
orang tidak akan salah.
Prinsip dasar selanjutnya adalah terukur. Di mana program kegiatan target waktu dan juga
harus dapat diukur dan dapat dijelaskan dalam suatu alur yang sama dan juga ringkas.
Sehingga adanya roadmap ini untuk menjelaskan berbagai pertanyaan yang mungkin saja
akan diajukan oleh anggota. Namun jika roadmap sudah tertulis dengan jelas dan baik,
maka tidak akan ada lagi pertanyaan dan mudah untuk dipahami.
Prinsip dasar selanjutnya adalah komitmen. Di mana roadmap merupakan kesepakatan
bersama yang memberikan gambaran kesadaran akan tanggung jawab. Sehingga harus
diketahui oleh semua pihak dan juga dipahami oleh semua pihak tidak boleh satu atau dua
orang saja.
Roadmap bisa masuk ke dalam dokumen yang sangat rinci. Roadmap ini merupakan rincian
dari pelaksanaan kegiatan dan juga hasil yang akan didapatkan dari kegiatan tersebut.
Sehingga biasanya membuat roadmap sembarangan. Namun mereka yang dapat mengerti
dan juga Memiliki gambaran luas akan kegiatan dan program tersebut.
Prinsip terakhir roadmap adalah merupakan dokumen resmi bagi beberapa program. Untuk
anda yang membuat roadmap, usahakan untuk tidak sembarangan dalam menunjukkan
atau menjelaskan roadmap kepada orang-orang yang tidak berkaitan atau tidak
bertanggung jawab. Roadmap masuk ke dalam dokumen resmi yang dapat ditetapkan
dalam lingkungan kerja yang bersangkutan.
Ringkasan eksekutif
Pendahuluan
Pencapaian
Rencana:
Kriteria keberhasilan:
Indikator adalah sebuaha instrumen yang memberikan informasi atau sebuah variabel ,
yang bertujuan mengukur variabel perubahan atau proses. Dari jenisnya indikator dapat di
bedakan menjadi indikator keluaran (output) dan indikkator hasil (outcom) smentara dari
cara pengukuran dapat di bedakan kepada indikator kuantitas (kuantitative indicator).
Agenda prioritas
Dampak yang di timbulkan dari kegiatan dan aktivitas (tahapan kerja) yang di lakuakan
terhadap setiap kinerja saat ini.
Dampak yang di timbulkan dari kegiatan & aktivitas (tahapan kerja) yang di lakukan
terhadap kegiatan dan aktivitas (tahapan kerja) lainnya.
Sekuensi dari kegiatan dan aktivitas (tahap kerja) lainnya.
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan
maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai
hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat.
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar
tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
batas administrasi;
batas bentang alam; dan/atau
batas buatan.
Batas administrasi dapat berupa batas wilayah desa/kelurahan, batas wilayah kecamatan, atau
batas wilayah kabupaten/kota. Batas bentang alam dapat berupa batas sungai, danau,
dan/atau batas lainnya yang merupakan bentang alam. Batas buatan dapat berupa batas jalan
dan/atau batas lainnya yang merupakan batas buatan.
Delineasi KSP dan KSK mencakup:
Dalam hal perencanaan tata ruang KSP atau KSK tidak memerlukan adanya kawasan penyangga,
delineasi KSP dan KSK hanya mencakup kawasan inti. Wilayah perencanaan KSN, KSP, dan KSK
dapat berhimpitan sebagian atau seluruhnya. Dalam hal terdapat bagian wilayah perencanaan
KSK yang menjadi bagian wilayah perencanaan kawasan yang akan disusun rencana detail tata
ruangnya, bagian wilayah perencanaan KSK dimaksud tidak diatur dalam RTR KSK. Muatan RTR
KSP dan RTR KSK dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditentukan dengan
mempertimbangkan:
orientasi pasar;
daya saing nasional dan internasional;
daya serap tenaga kerja;
keterkaitan antara industri hulu dan industri hilir;
mobilitas; dan/atau
kegiatan pendorong sektor ekonomi.
Deliniasi KSP sudut kepentingan ekonomi Provinsi Jawa Tengah (kawasan inti dan
kawasan penyangga)
Mengidentifikasi karakteristik PKP pada masing-masing wilayah KSP sudut kepentingan
ekonomi Provinsi Jawa Tengah, yaitu:
Proyeksi pembangunan PKP di KSP sudut kepentingan ekonomi Provinsi Jawa Tengah
dengan didasarkan pada trendline pertambahan jumlah dan kepadatan penduduk, analisis
daya dukung permukiman, analisis manajemen/pengelolaan serta kerjasama kawasan, dan
analisis lainnya yang dapat mendukung tercapainya tujuan kegiatan
Isu strategis yang menjadi penentu keberhasilan pembangunan dan pengembangan PKP
pada masing-masing wilayah KSP sudut kepentingan ekonomi Provinsi Jawa Tengah
mengacu pada proyeksi pembangunan PKP dan karakteristik PKP
Pencapaian, Rencana, Kriteria keberhasilan, Agenda prioritas, dan tahapan kerja
pelaksanaan pembangunan dan pengembangan PKP wilayah KSP sudut kepentingan
ekonomi Provinsi Jawa Tengah untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun.
Naskah akademis sebagai sebuah komitmen bagi stakeholders pembangunan dan
pengembangan PKP wilayah KSP sudut kepentingan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Selain
itu naskah akademis menjadi persyaratan dalam penyusunan Peraturan Gubernur (Pergub)
mekanisme pembangunan dan pengembangan PKP pada KSP sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi
Draft Pergub mekanisme pembangunan dan pengembangan PKP pada KSP sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi
mengkoordinasikan seluruh kegiatan ini dari awal sampai akhir antara tim penyusun dan
Tim teknis Kota.
Penyusunan desain survey pada awal kegiatan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan data
dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan .
Pengumpulan atau kompilasi referensi telaah literatur atau best practice pembangunan dan
pengembangan PKP yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan .
Tujuan : Menyiapkan data atau kompilasi telaah literatur atau best practice
pembangunan dan pengembangan PKP
Metode : Diskusi dan Koordinasi
Langkah : – Koordinasi dengan pihak terkait
– Penyamaan persepsi dan kesepatan terkait atau kompilasi telaah literatur
atau best practice pembangunan dan pengembangan PKP
Output : Gambaran roadmap pembangunan dan pengembangan PKP
Tujuan : Mengolah dan menyajikan data hasil survey serta melakukan analisis
Metode : Desk study
Langkah : Data sekunder dan primer yang kemudian disusun berdasarkan kebutuhan
analisa yang dikaitkan dengan trendline pertambahan jumlah dan kepadatan
penduduk, analisis daya dukung permukiman, analisis manajemen/pengelolaan
serta kerjasama kawasan, dan analisis lainnya yang dapat mendukung
tercapainya tujuan kegiatan. Pengelompokannya sebagai berikut:
– Analisa Deliniasi KSP (kawasan inti dan kawasan penyangga) dengan KSP dan
atau RTR di sekitarnya
– Analisa kondisi eksisting tentang kebijakan dan strategi KSP yang meliputi:
Analisa data, kebijakan serta strategi penentuan sektor-sektor unggulan;
Analisa data, kebijakan serta strategi penyediaan prasarana dan sarana
(fasilitas olah raga/RTH, sistem penyediaan air minum, drainase,
persampahan, dan air limbah, sistem jaringan energi dan kelistrikan,
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan
Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis
Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 19
data yang disajikan dalam bentuk tabulasi, diagram, diskripsi, grafik yang disusun secara
sistematis sehingga mudah dibaca, dimengerti dan untuk kemudian dianalisis.
Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota. Wilayah tersebut terdiri dari
573 kecamatn dan 8.559 desa/kelurahan. Luas wilayah Jawa Tengah tercatat sebesar 3,25
juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa (1,70 persen dari luas Indonesia).
Jumlah Desa
Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Kelurahan
dan Kelurahan
01. Kab. Cilacap 24 269 15 284
02. Kab. Banyumas 27 301 30 331
03. Kab. Purbalingga 18 224 15 239
04. Kab. Banjarnegara 20 266 12 278
05. Kab. Kebumen 26 449 11 460
06. Kab. Purworejo 16 469 25 494
07. Kab. Wonosobo 15 236 29 265
08. Kab. Magelang 21 367 5 372
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 24
Jumlah Desa
Kabupaten/Kota Kecamatan Desa Kelurahan
dan Kelurahan
09. Kab. Boyolali 19 261 6 267
10. Kab. Klaten 26 391 10 401
11. Kab. Sukoharjo 12 150 17 167
12. Kab. Wonogiri 25 251 43 294
13. Kab. Karanganyar 17 162 15 177
14. Kab. Sragen 20 196 12 208
15. Kab. Grobogan 19 273 7 280
16. Kab. Blora 16 271 24 295
17. Kab. Rembang 14 287 7 294
18. Kab. Pati 21 401 5 406
19. Kab. Kudus 9 123 9 132
20. Kab. Jepara 16 184 11 195
21. Kab. Demak 14 243 6 249
22. Kab. Semarang 19 208 27 235
23. Kab. Temanggung 20 266 23 289
24. Kab. Kendal 20 266 20 286
25. Kab. Batang 15 239 9 248
26. Kab. Pekalongan 19 272 13 285
27. Kab. Pemalang 14 211 11 222
28. Kab. Tegal 18 281 6 287
29. Kab. Brebes 17 292 5 297
30. Kota Magelang 3 0 17 17
31. Kota Surakarta 5 0 51 51
32. Kota Salatiga 4 0 23 23
33. Kota Semarang 16 0 177 177
34. Kota Pekalongan 4 0 27 27
35. Kota Tegal 4 0 27 27
Jumlah 573 7809 750 8559
Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, 2018
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 26
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 27
Wilayah Provinsi Jawa Tengah memiliki ketinggian yang beraneka ragam, yaitu pegunungan
dan dataran tinggi yang membujur di bagian tengah dan dataran rendah yang tersebar di
hampir seluruh wilayah yang umumnya adalah wilayah pantai. Sekitar 53% wilayah Provinsi
Jawa Tengah berada pada ketinggian 0-99 mdpl.
B. Hidrologi
Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Jawa Tengah cukup banyak. Beberapa DAS yang
menjadi DAS Prioritas di wilayah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 19 DAS Prioritas, yaitu DAS
Garang (Babon), DAS Serang, DAS Bodri, DAS Cacaban, DAS Juwana, DAS Tuntang, DAS
Pemali, DAS Comal, DAS Babakan, DAS Gangsa, DAS Kupang, DAS Serayu, DAS Luk Ulo, DAS
Citanduy (Segara Anakan; Jabar Jateng), DAS Bengawan Solo (Jateng, Jatim, DIY), DAS
Bogowonto (Jateng, DIY), DAS Progo (Jateng, DIY), DAS Bribin (Jateng, DIY), dan DAS Serang
(Jateng, DIY).
Jumlah sungai di wilayah Jawa Tengah cukup banyak dan tersebar hampir di seluruh wilayah
Jawa Tengah, antara lain Sungai Serayu, Bengawan Solo, Juwana, Progo, Pemali, Tuntang,
Klawing, Lusi, Bogowonto, Kaligung, Kali Comal, Kali Bodri, dan lain-lain. Bengawan Solo
merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa, memiliki mata air di Pegunungan Sewu
(Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya
menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai di
wilayah Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas daerah pengaliran lebih dari 1.000
km2perlu diwaspadai karena daerah pengalirannya cukup luas dengan debit yang cukup
besar, sehingga mengakibatkan wilayah di sekitarnya rawan banjir limpahan.
Tabel 3-3 Debit Sungai Rata-Rata Harian Luas Daerah Pengaliran Lebih Dari 1.000 Km2 Di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2012
C. Hidrogeologi
Berdasarkan karakteristik baik kondisi geologi ditinjau dari ketinggian, kemiringan tanah,
dan air permukaan maka hidrogeologi di Provinsi Jawa Tengah diklasifikasikan kedalam
tujuh geohidrologi yaitu :
D. Jenis Tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah
terdiri dari organosol, alluvial, planosol, litosol, regosol, andosol, grumosol, mediteran,
latosol, dan podsolik. Melihat tabel di bawah jenis tanah Provinsi Jawa Tengah didominasi
oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol. Dengan demikian hamparan tanah di Provinsi Jawa
Tengah termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
Jenis
No. Karakteristik Lokasi Luas
Tanah
Berwarna kuning, coklat atau merah
Brebes/
Sifat agak asam s/d asam
Banyumas
1. Latosol Agak peka terhadap erosi dan sangat baik bagi 31,26 %
Kedu s/d Gn
pertanian
Lawu
Tersebar di daerah gelombang sampai gunung
Di daerah
Warna kelabu, coklat, hitam
cekung
Tidak peka terhadap erosi
2. Aluvial sepanjang pantai 18,00%
Baik jika digunakan untuk tanah pertanian
utara, selatan
Tersebar di dataran rendah & cekung
dan timur laut
Berwarna kelabu sampai hitam
Di daerah datar
Agak netral
dan
Peka terhadap erosi
3. Grumusol bergelombang di 15,24%
Sebagian besar digunakan untuk tanah
bagian timur laut
pertanian/perkebunan
dan tenggara
Tersebar di daerah datar dan bergelombang
Berwarna coklat kekuningkuningan, coklat atau
kelabu
Agak netral sampai asam Gunung di
Sangat peka terhadap erosi bagian barat
4. Regosol 11,78%
Sebagian besar digunakan untuk tanah laut, timur dan
pertanian/perkebunan tenggara
Tersebar di daerah bukit sampai gunung di bagian
barat laut, timur dan tenggara
Berwarna merah sampai coklat
Purwokerto
Kurang peka terhadap erosi
Purworejo
5. Mediteran Sebagian besar digunakan untuk tanah kebun 7,48%
Bengawan Solo
maupun tegalan
di bagian timur
Tersebar di daerah bukit sampai gunung
Beraneka sifat dan warnanya
Sangat peka terhadap erosi
Di bagian barat,
Biasanya tanah pertanian yang kurang baik atau
6. Litosol tengah dan 5,92%
padang rumput
timur
Tersebar di daerah berombak sampai berbukit di
bagian barat, tengah dan timur
Di daerah
Tidak peka terhadap erosi
7. Andosol pegunungan 4,44%
Tersebar di daerah pegunungan bagian tengah
bagian tengah
Kudus sampai
8. Hidromorf Tidak peka terhadap erosi Rembang/ 3,43%
Randublatung
9. Podsolik Berwarna kuning sampai merah Purwokerto- 2,41%
Jenis
No. Karakteristik Lokasi Luas
Tanah
Sifat asam Purworejo
Peka terhadap erosi
Tersebar di daerah bukit sampai gunung
Sebagian diupayakan untuk tanah pertanian,
perkebunan dan hutan
Lainnya berupa ilalang
Sifat sangat peka terhadap erosi
10. Organosol Gunung Prahu 0,04%
Tersebar di daerah datar dan cekung di G Prahu
Sumber: Jawa Tengah Selayang Pandang, 1994
E. Klimatologi
Suhu udara, kelembaban dan hujan cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Ratarata suhu udara berkisar antara 26,80C - 28,90C. Kelembaban udara berada diantara 69-
86 %. Jumlah hari hujan mencapai 153 hari dengan curah hujan sebesar 2.657 mm. Lama
penyinaran matahari sekitar 44 hingga 93 persen. Selain itu tekanan udara masih berada di
kisaran 1.007,7 – 1.011,3 mb dengan kecepatan angin berada pada rentang 3,0 hingga 6,7
km/jam.
Tabel 3-5 Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2017
Kelembaban Udara
Suhu Udara (0C)
Bulan (Persen)
Maks Min Rata-rata Maks Min Rata-rata
Januari 32,30 25,40 28,50 97,00 48,00 81,00
Februari 30,40 24,30 26,80 97,00 65,00 86,00
Maret 31,10 24,90 27,60 95,00 65,00 83,00
April 31,80 25,20 28,00 97,00 64,00 83,00
Mei 33,40 25,00 28,90 97,00 64,00 75,00
Juni 32,60 25,30 28,00 91,00 55,00 83,00
Juli 33,00 24,10 28,10 92,00 49,00 83,00
Agustus 33,80 24,00 28,10 90,00 31,00 72,00
September 34,60 24,60 28,90 91,00 37,00 69,00
Oktober 33,20 24,80 28,90 95,00 41,00 77,00
November 31,50 24,60 27,70 97,00 52,00 83,00
Desember 30,80 24,70 27,60 94,00 68,00 83,00
Sumber: Stasiun Klimatologi Klas I Semarang
Tabel 3-6 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017
Curah Hujan
Bulan Hari Hujan
(mm3)
Januari 269,00 15
Februari 404,00 18
Maret 213,00 15
April 182,00 14
Mei 105,00 10
Juni 190,00 10
Juli 31,00 4
Agustus 15,00 1
September 105,00 12
Oktober 484,00 23
November 381,00 17
Desember 278,00 14
Sumber: Stasiun Klimatologi Klas I Semarang
F. Geologi
Kondisi fisiografis Jawa Tengah terbagi menjadi 7 (tujuh) klasifikasi fisiografis, yaitu
Perbukitan Rembang, Zone Randublatung, Pegunungan Kendeng, Pegunungan Selatan Jawa
Tengah bagian Timur, Pegunungan Serayu Utara, Pegunungan Serayu Selatan, dan
Pegunungan Progo Barat. Jenis tanah yang ada di wilayah Jawa Tengah meliputi organosol,
alluvial, planosol, litosol, regosol, andosol, grumosol, mediteran, latosol, dan podsolik, dan
didominasi jenis tanah latosol, aluvial, dan gromosol, yang tersebar di seluruh wilayah. Jenis
tanah ini merupakan jenis tanah yang tingkat kesuburannya cukup tinggi.
Terdapat 6 (enam) gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu Gunung Merapi (di
Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung-Wonosobo),
Gunung Sumbing (di Temanggung-Wonosobo), Gunung Dieng (di Banjarnegara) dan Gunung
Merbabu (di Salatiga-Boyolali). Gunung berapi di sepanjang wilayah Jawa Tengah rata-rata
mempunyai tingkat kerentanan terhadap bahaya bencana vulkanik tinggi, sehingga
memerlukan pengawasan terus menerus.
antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dinyatakan dalam rasio jenis kelamin
dengan nilai 98,37. Artinya, setiap 100 penduduk perempuan berbanding 98 penduduk laki-
laki. Kepadatan penduduk di Jawa Tengah sedikit meningkat dari 1.043 pada tahun 2016
menjadi 1.053 pada tahun 2017. Makna kepadatan penduduk adalah setiap 1 km 2 wilayah di
Jawa Tengah dihuni rata-rata oleh 1.053 penduduk. Berdasarkan kelompok umur, jumlah
penduduk usia produktif (15-64 th) sebanyak 23.195.075 jiwa, sedangkan penduduk usia
non produktif sebanyak 11.062.790 jiwa. Dengan demikian angka beban ketergantungan
sebesar 47,71 persen yang artinya setiap 100 orang penduduk produktif menanggung
sekitar 47 hingga 48 orang yang tidak produktif. Penurunan angka ketergantungan
disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dari
pertumbuhan jumlah penduduk usia non produktif.
Tabel 3-7 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2017
Penduduk Usia Kerja (PUK) atau penduduk yang berusia 15 tahun ke atas di Jawa Tengah
tahun 2017 tercatat sekitar 26,02 juta orang. Persentase angkatan kerja meningkat dari
67,15 menjadi 69,11 persen pada tahun 2017. Sedangkan persentase bukan angkatan kerja
menurun dari 32,85 persen menjadi 30,89 persen pada tahun 2017.
Angkatan kerja yang dikelompokkan menjadi dua yaitu bekerja dan menganggur, pada
tahun 2017 jumlahnya meningkat 4,03 persen, dari 17.312.466 orang menjadi 18.010.612
orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menggambarkan persentase jumlah
angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Pada tahun 2017, TPAK Jawa Tengah
meningkat dari 67,15 menjadi 69,11. Peningkatan nilai TPAK seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk usia kerja.
Tabel 3-9 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu
Yang Lalu dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jenis Kegiatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
Angkatan Kerja 10.540.315 7.470.297 18.010.612
1. Bekerja 10.016.878 7.169.796 17.186.674
2. Pengangguran Terbuka 523.437 300.501 823.938
Bukan Angkatan Kerja 2.242.642 5.808.749 8.051.391
1. Sekolah 989.153 873.303 1.862.456
2. Mengurus Rumah Tangga 574.849 4.430.061 5.004.910
3. Lainnya 678.640 505.385 1.184.025
Jumlah 12.782.957 13.279.046 26.062.003
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja 82,46 56,26 69,11
Tingkat Pengangguran 4,97 4,02 4,57
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 3-10 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Selama
Seminggu Yang Lalu dan Jenis Kelamin
Keterangan:
1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry, Hunting, and Fisheries
2 Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying
3 Industri Pengolahan/Manufacturing Industry
4 Listrik, Gas, dan Air/ElectriMunicipality, Gas, and Water
5 Bangunan/Construction
6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel/Wholesale, Retail, Restaurants, and Hotels
7 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi/Transportation, Warehousing, and Communication
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan/Financial, Insurance,
Real Estate, and Business Services
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan/Community, Social, and Personal Services
Tabel 3-11 Luas Panen (Ha) Tanaman Pangan Menurut Kabupaten / Kota Tahun 2017
B. Peternakan
Kambing dan domba di Jawa Tengah, merupakan ternak dengan populasi terbanyak, hingga
mencapai 4.107.224 ekor untuk kambing dan 2.385.475 ekor untuk domba pada tahun
2017. Selain kambing dan domba, sapi potong juga memiliki populasi yang cukup besar yaitu
1.710.769 ekor pada tahun 2017. Populasi ketiga ternak tersebut menyebar hampir merata
di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Kuda merupakan ternak dengan populasi terkecil di Jawa Tengah. Pada tahun 2017 populasi
kuda hanya 11.747 ekor menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 12.075 ekor. Sebanyak
41,26 persen kuda di Jawa Tengah berada di Kabupaten Rembang.
Produksi
Jenis Ternak
2015 2016 2017
Kuda 12.550 12.075 11.747
Sapi Potong 1.642.578 1.674.573 1.710.769
Sapi Perah 134.670 137.334 138.560
Kerbau 64.913 63.973 62.996
Kambing 4.069.797 4.066.654 4.107.224
Domba 2.304.130 2.340.940 2.385.475
Babi 122.653 121.806 119.953
Sumber: Statistik Daerah Jawa Tengah Tahun 2018
Jenis ternak yang diusahakan di Jawa Tengah, adalah ternak besar, yaitu sapi
(potong/perah), kerbau dan kuda, sedangkan ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan
babi. Disamping itu juga diusahakan aneka ternak, termasuk unggas (ayam kampung, ayam
petelur, ayam pedaging, dan itik/itik manila).
Produksi daging ternak besar pada tahun 2017 untuk sapi, kerbau dan kuda masing-masing
sebanyak 59.902.610 kg, 1.577.255 kg dan 1000 kg. Sedangkan produksi daging ternak kecil
pada tahun 2017 untuk kambing, domba dan babi masing-masing sebanyak 11.857.423 kg,
6.178.807 kg dan 1.364.716 kg.
Tabel 3-13 Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten / Kota dan Jenis Ternak (Kg) Tahun 2017
Tabel 3-14 Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten / Kota dan Jenis Ternak (Kg) Tahun 2017
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 41
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 42
C. Perikanan
Produksi sektor perikanan tangkap di Provinsi Jawa Tengah selama 2 (dua) tahun terakhir
mengalami peningkatan dari 352.921,50 ton menjadi 438.198,66 ton. Kabupaten yang
memiliki jumlah lonjakan produksi secara drastis adalah Kabupaten Tegal dimana
sebelumnya sejumlah 1.550,33 ton pada tahun 2016 menjadi 130.407,83 ton pada tahun
2017. Sementara Kota Magelang menjadi kota yang memiliki produksi perikanan paling
sedikit pada tahun 2017 yaitu hanya sebesar 6,63 ton. Berikut merupakan tabelnya.
Tabel 3-15 Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor (ton), 2016 dan
2017
D. Industri
Sektor industri merupakan salah satu dari empat sektor utama pendukung perekonomian
Jawa Tengah. Perlambatan ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar pada
tahun 2015 mempengaruhi sektor industri yang ada di Jawa Tengah. Pada tahun tersebut
industri besar mengalami penurunan sebesar 2,5 persen dibandingkan tahun 2014.
Penurunan juga terjadi pada jumlah tenaga kerja, nilai produksi serta nilai investasi.
Pada tahun 2016, jumlah industri besar mulai menggeliat naik kembali sebesar 0,37 persen.
Naiknya jumlah industri besar diiringi dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja. Meskipun
begitu, nilai investasi dan nilai produksi belum menampakkan tanda-tanda peningkatan,
bahkan kembali turun dibandingkan tahun 2015.Keberadaan industri kecil dan menengah
(IKM) merupakan kekuatan perekonomian yang terbukti mampu bertahan dari krisis
keuangan 1997-1998. Akan tetapi seperti halnya industri besar yang mengalami fluktuasi,
jumlah industri kecil dan menengah (IKM) juga mengalami fluktuasi.
Penurunan daya beli masyarakat mengakibatkan barang produksi IKM tidak terserap
sepenuhnya oleh pasar. Akibatnya pelaku IKM membatasi produksinya sesuai dengan daya
serap pasar. Meskipun sempat mengalami keterpurukan, pada tahun 2016 IKM di Jawa
Tengah mulai bangkit kembali, ditandai dengan jumlah IKM yang meningkat sebesar 0,34
persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah IKM diiringi dengan
peningkatan jumlah tenaga kerja. Meskipun begitu, nilai produksi dan investasi belum
kembali pulih setelah menurun di tahun 2015.
Tabel 3-17 Statistik Industri Kecil dan Menengah (IKM) Tahun 2014-2016
Tabel 3-18 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2015
Tenaga
No Klasifikasi Perusahaan
Kerja
1 Makanan/Food 1.058 95.174
2 Minuman/Beverage 52 8.099
3 Pengolahan Tembakau/Tobacco Products 351 162.048
4 Tekstil/Textiles 628 147.179
5 Pakaian Jadi/Wearing Apparels 583 193.405
Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki/Leather and Related
35 4.699
6 Products and Footwear
Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur),
dan Barang Anyaman Bambu, Rotan dan Sejenisnya/Wood
224 70.925
and Products of Wood and Cork, except Furniture, and Articles
7 of Straw and Plaiting Materials, Bamboo, Rattan and The Like
8 Kertas dan Barang dari Kertas/Paper and Paper Products 50 15.214
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman/Printing and
110 10.263
9 Reproduction of Recorded Media
Produk dari Batu Bara dan Pengilangan Minyak/Coke, Refined
8 993
10 Petroleum Products
Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia/Chemicals and
91 13.450
11 Chemical Products
Farmasi Produk Obat Kimia dan Obat Tradisional/
54 18.225
12 Pharmaceuticals, Medicinal Chemical and Botanical Products
Karet, Barang dari Karet dan Plastik/Rubber and Plastic
202 50.008
13 Products
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 45
Tenaga
No Klasifikasi Perusahaan
Kerja
Barang Galian Bukan Logam/Other Non-Metalic Mineral
147 12.024
14 Products
15 Logam Dasar/Basic Metals 27 7.322
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya/Fabricated
78 4.854
16 Metal Products, except Machinery and Equipment
Komputer, Barang Elektronik dan Optik/Computers, Electronic
15 6.092
17 and Optical Products
18 Peralatan Listrik/Electrical Equipment 8 1.544
19 Mesin dan Perlengkapan ytdl/Machinery and Equipment n.e.c 44 6.256
Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer/Motor Vehicles,
29 11.809
20 Trailers and Semi-Trailers
21 Alat angkutan Lainnya/Others Transport Equipment 22 1.960
22 Furnitur/Furniture 385 48.719
23 Pengolahan Lainnya/Others 155 54.337
Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan/Repair
22 1.711
24 and Installation of Machinery and Equipment
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 3-19 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Kabupaten Kota di
Jawa Tengah Tahun 2015
Tabel 3-20 Banyaknya Perusahaan / Unit Usaha Menurut Jenis Industri di Jawa Tengah Tahun
2013-2017
E. Kehutanan
Luas hutan yang tercatat pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah hampir 630 ribu hektar
atau 19,55 persen dari total luas Jawa Tengah. Menurut fungsinya, hutan tersebut terbagi
dalam hutan lindung (13,29 persen) dan hutan produksi (86,71 persen). Produksi kayu hutan
menurut jenis produksi di Jawa Tengah dengan jenis kayu bulat dan kayu gergajian yang
tertinggi ada di tahun 2014 dengan jumlah masing-masing sebesar 319.831 m3 dan 19.328
m 3.
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 47
F. Pertambangan
Sektor pertambangan dan industri menjadi salah satu pendukung perekonomian yang selalu
memberikan peran yang cukup besar di tiap kabupaten / kota. Berikut ini merupakan rincian
Ijin Usaha pertambangan berdasarkan jenis bahan galian dan produksinya pada tiap
kabupaten / kota tahun 2017.
Tabel 3-22 Banyaknya Ijin Usaha Pertambangan (IUP), Luas Areal, Produksi dan Tenaga Kerja dan
Jenis Bahan Galian Mineral Logam, Non Logam dan Batuan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016-
2017
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
1 Kab. Cilacap Batu Gamping 4 1.678,84 1.194.000,00 125
Andesit 7 11,34 80.000,00 30
Clay 1 233,50 36.000,00 75
Bentonit - 12,00 - -
Talk - 5,00 - -
Tanah Urug 1 5,00 - -
Lempung 3 117,00 - -
Pasir Sungai 1 4,00 - -
Batu Pasir - 18,50 - -
Sirtu 1 - - -
Batu Kali - - - -
Kab
2 Banyumas Andesit 1 11,34 216.000,00 45
Diorit - 5,00 - -
basalt 4 43,50 - -
Sirtu 1 270,00 - -
Pasir Sungai - 590,00 - -
Tanah Urug - 5,00 - -
Trass - 185,00 - -
Batu Gamping - 750,00 - -
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Phospat - - - -
Oker - - - -
Lempung - 605,00 - -
Kab
3 Banjarnegara Feldspar 2 2,50 8.400,00 30
Andesit - 2.343.900,00 - -
Andesit - 224.300,00 - -
Diorit - 5.993.500,00 - -
Batu Gamping - 1.031.000,00 - -
Tanah - 9.974.000,00 - -
Asbes - 484,00 - -
Marmer - 937.500,00 - -
Batu Tulis - - - -
4 Kab Kebumen Andesit 2 5,39 60.000,00 15
Marmer - 3,00 - -
Pasir dan Kerikil - - - -
Lempung Bata - 3.860,00 - -
Kaolin - 1,00 - -
Bentonit - - - -
Batu Gamping - 4.500,00 - -
Kab
5 Purworejo Andesit 3 17,00 40.000,00 15
Trass - 49,00 - -
Tanah Urug 3 700,00 - -
Sirtu - 538,00 - -
Batu Gamping - 6,00 - -
Bentonit - 8,00 - -
Batu Apung - 95,00 - -
Lempung - - - -
6 Kab Boyolali Tanah Urug 10 82,30 840.000,00 105
Andesit - 49,00 - -
Bentonit - 2.285,00 - -
Sirtu 2 14,12 - -
Trass - 2,00 - -
Batu Gamping - 340,00 - -
Diatome - 5,50 - -
Lempung - 1,59 - -
Diorit - 85,00 - -
7 Kab Wonogiri Andesit 10 32,00 90.000,00 45
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Trass 3 15,00 18.000,00 30
Sirtu - 22,00 - -
Tanah Liat - 2.950,00 - -
Batu Gamping - 30.932,00 - -
Klasit - - - -
Fosfat - 0,20 - -
Gypsum - 0,25 - -
Bentonit - 0,25 - -
Kab
8 Karanganyar Tanah Urug 5 9.551,00 280.000,00 60
Sirtu 1 64,50 140.000,00 30
Trass - 122,90 - -
Kaolin - 40,25 - -
Batu Gamping - 20,00 - -
Andesit 3 10.212,80 40.000,00 40
Tanah Liat - 3.693,50 - -
9 Kab Sragen Sirtu 14 86,42 1.680.000,00 210
Andesit 2 14,84 80.000,00 15
Pasir Sungai - 450,00 - -
Pasir Darat - 5,00 - -
Andesit - 1,10 - -
Trass - 2,00 - -
Lempung - 5,61 - -
Batu Gamping - 1,99 - -
Bentonit - 2,28 - -
Zeolit - 25,00 - -
Talk - 0,50 - -
Diatome - 8,00 - -
Tanah Urug 20 75,00 120.000,00 -
10 Kab Grobogan Tanah Urug 3 8,70 3,00 -
Fosfat - 22,70 - -
Lempung - 35.141,00 - -
Bentonit - 25,00 - -
Batu Gamping 2 10.904,00 - -
Sirtu - 496,00 - -
11 Kab Rembang Andesit 5 5,20 - -
Tanah Urug 2 72,80 - -
Trass 11 5,20 - -
Sirtu 1 8,30 - -
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Pasir Kuarsa 3 987.300,00 - -
Tanah Liat /
Lempung - 430,00 - -
Batu Gamping 5 6.501,00 - -
Pasir Batu 1 6,00 - -
Dolomit - - - -
Kalsit - 1,00 - -
Gips - 1,00 - -
Phospat - 1,00 - -
12 Kab Pati Gamping 1 6,80 - -
Sirtu 2 35,80 - -
Trass 79,00 - -
Pasir Besi 2,00 - -
Fosfat 15,00 - -
Batu Kapur 700,00 - -
Kalsit 0,03 - -
Andesit 4.467,50 - -
Tanah Liat 1.835,00 - -
13 Kab Kudus Tanah Urug 2 25,00 360.000,00 45
Sirtu 1 5,80 120.000,00 10
Kaolin - 2,50 - -
Andesit - - - -
Lempung - - - -
Gamping - - - -
Trass - 250,00 - -
Leusit - 5,00 - -
Kab
14 Purbalingga Pasir dan Batu 3 - - -
Andesit - 4.001,00 - -
Kab
15 Wonosobo Sirtu Sungai - - - -
Trass - 48,00 - -
Batu Kali - 35,00 - -
Andesit - 205,00 - -
Sirtu - 231,00 - -
Tanah Urug - 9,00 - -
Lempung - 12,00 - -
Kaolin - 8,00 - -
Batu Gamping - 1.280,00 - -
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Bentonit - 7,00 - -
16 Kab Magelang Marmer 1 4,69 350,00 -
Andesit - - - -
Lempung - - - -
Sirtu 8 71,00 - -
17 Kab Klaten Pasir Batu 1 7,12 - -
Sirtu 10 34,00 990,00 -
Marmer - - - -
Diorit - - - -
Lempung - - - -
Batu Gamping - - - -
Kab
18 Sukoharjo Tanah Urug 7 - - -
Andesit 1 4.920,00 1.000,00 -
19 Kab Blora Marmer 2 - - -
Batu Kapur - - - -
Pasir - 120,00 - -
Batu Gamping - 32.704,00 - -
Kalsit - 75,00 - -
Gipsum - 7.299,00 - -
Pasir Kuarsa - 3.820,00 - -
20 Kab Jepara Batu Gamping 1.141,50 - -
Kaolin 1.500,00 - -
Trass 390,00 - -
Feldspar 36,00 - -
Pasir Sungai 35,50 - -
Pasir Pantai 985,00 - -
Sirtu 2 4.484,76 - -
Andesit 2 4.950,00 - -
Marmer 2,50 - -
Tanah Urug 6 340,00 - -
Pasir Besi 259,00 - -
Pasir Pantai 357,00 - -
basalt 245,00 - -
Tanah Liat 75,00 - -
Oker 100,00 - -
Granit 5,00 - -
21 Kab Demak Batu Gamping - 43,00 - -
Pasir Sungai - 20,00 - -
Tanah Urug - 1.845,00 - -
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 52
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Lempung - 21.210,00 - -
Kab
22 Semarang Batu Andesit 9 14,00 - -
Tanah Urug 4 5,06 - -
basalt - - - -
Bentonit - - - -
Trass - 2.245.000,00 - -
Sirtu 1 8,19 - -
Tanah Liat - 3.752.500,00 - -
23 Kab Kendal Pasir 3 18,10 - -
Sirtu 4 30,80 118,4 -
Andesit 1 3.583,00 311,168 -
Diorit - - - -
Tanah Liat - - - -
Batu Gamping - - - -
Trass - - - -
Tanah Urug 10 74,52 163,2 -
Pasir Besi - 25 - -
Kab
24 Temanggung Lempung - - - -
Kaolin - 0,50 - -
Diatome - 830,00 - -
Bentonit - 280,00 - -
Batu Gamping - 170,00 - -
Trass - 40,00 - -
Sirtu Sungai - 403,00 - -
Andesit - 655,00 - -
25 Kab Batang Sirtu 6 3,92 - -
Pasir Besi - 10.500,00 - -
Tanah Urug - 195,00 - -
Andesit 1 369.089,00 - -
Trass - 942,00 - -
Tanah Liat - 316,00 - -
Andesit Pasir - 1.157,00 - -
Kab
26 Pekalongan Sirtu 6 39,20 3.617.490 50
Andesit 4 38,77 745.875 6
Tanah Urug 12 158,40 350.000 95
27 Kab Pemalang Pasir Batu 6 82,00 - -
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Tanah Urug 12 158,40 2.400.000 28
Sirtu Pasir dan
Batu 1 14,00 110.000 6
Tanah Liat - 4.938.000,00 - -
Batu Gamping - 1.131.600,00 - -
Kaolin - 5.357.000,00 - -
Intrusi - 999.000,00 - -
Diorit - 41.200,00 - -
Trass - 894.000,00 - -
28 Kab Tegal Pasir Batu 1 - 250.000,00 5
Tanah Urug 11 244,84 2.454.339,00 115
Batu Kapur - 82,60 - -
Lempung - 15,00 - -
Andesit 8 82,60 1.955.983,00 70
Trass - 112,00 - -
Sirtu 2 15,00 320.000,00 45
Batu Gamping 1 100,00 690.000,00 35
29 Kab Brebes Tanah Urug
Pasir Batu 4 2,00 25.000,00 17
Batu Kapur - - - -
Pasir - - - -
Sirtu 6 106,8 370.000,00 20
Pasir Sungai - - - -
Trass - 9 - -
Andesit - - - -
Batuan Beku - 1 - -
Lempung - 26 - -
Batu Gamping - 12 - -
Bentonit - 1 - -
Gipsum - 50 - -
Batubara - 10 - -
Paribesi - - - -
Kota
30 Magelang - - - - -
Kota
31 Surakarta Pasir Sungai - 78.250,00 - -
Sirtu - 95.000,00 - -
Lempung - 228.000,00 - -
Batu Pasir - 323.500,00 - -
32 Kota Salatiga Batu Andesit - 79.100,00 - -
Mangaan - 2.680.000,00 - -
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 54
Tenaga
Kabupaten / Jenis Bahan Jumlah Luas Areal Produksi
No Kerja
Kota Galian IUP (Ha) (m3)
(Orang)
Kota
33 Semarang Tanah Urug - 730,00 - -
Sirtu - 258,00 - -
Pasir - 8.644,00 - -
Andesit - 12,00 - -
basalt - 302,00 - -
Trass - 122,00 - -
Lempung - 2.514,00 - -
Batu Gamping - 65,00 - -
Gipsum - - - -
Kota
34 Pekalongan - - - - -
35 Kota Tegal Andesit - - - -
Batu Kapur - - - -
Tanah Urug - - - -
Pasir Pantai - 522,00 - -
Pasir Sungai - 1,00 - -
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2018
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 56
Tabel 3-23 Panjang Provinsi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, Desember 2016
(km)
Panjang Jalan
No Kabupaten/kota
Provinsi (km)
01. Kab. Cilacap 79,60
02. Kab. Banyumas 39,73
03. Kab. Purbalingga 34,25
04. Kab. Banjarnegara 87,94
05. Kab. Kebumen 26,67
06. Kab. Purworejo 102,68
07. Kab. Wonosobo 102,55
08. Kab. Magelang 118,68
09. Kab. Boyolali 49,44
10. Kab. Klaten 34,83
11. Kab. Sukoharjo 55,59
12. Kab. Wonogiri 181,00
13. Kab. Karanganyar 98,33
14. Kab. Sragen 99,68
15. Kab. Grobogan 189,33
16. Kab. Blora 99,08
17. Kab. Rembang 31,64
18. Kab. Pati 113,19
19. Kab. Kudus 22,41
20. Kab. Jepara 103,16
21. Kab. Demak 18,23
22. Kab. Semarang 95,65
23. Kab. Temanggung 61,61
24. Kab. Kendal 70,25
25. Kab. Batang 75,01
26. Kab. Pekalongan 84,89
27. Kab. Pemalang 92,67
28. Kab. Tegal 87,97
29. Kab. Brebes 99,72
30. Kota Magelang -
31. Kota Surakarta 9,44
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 57
Panjang Jalan
No Kabupaten/kota
Provinsi (km)
32. Kota Salatiga -
33. Kota Semarang 39,53
34. Kota Pekalongan -
35. Kota Tegal -
Jumlah/Total 2 404,74
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 3-24 Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisi Jalan Di Jawa Tengah, 2015 (Km)
Kondisi jalan
Kabupaten/Kota Jumlah/ Total
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1 Kab. Cilacap 617 183 185 196 1.181
2 Kab. Banyumas 530 54 167 54 805
3 Kab. Purbalingga 588 87 70 40 784
4 Kab. Banjarnegara 403 223 116 146 888
5 Kab. Kebumen 448 200 150 177 975
6 Kab. Purworejo 368 176 115 88 747
7 Kab. Wonosobo 446 133 113 88 780
8 Kab. Magelang 608 170 88 21 888
9 Kab. Boyolali 393 60 39 60 552
10 Kab. Klaten 409 202 65 94 770
11 Kab. Sukoharjo 172 209 167 57 605
12 Kab. Wonogiri 522 238 276 2 1.038
13 Kab. Karanganyar 496 229 133 19 877
14 Kab. Sragen 712 169 66 45 992
15 Kab. Grobogan 362 71 202 255 890
16 Kab. Blora 408 113 213 61 795
17 Kab. Rembang 320 163 83 77 643
18 Kab. Pati 390 179 108 148 825
19 Kab. Kudus 300 118 91 130 639
20 Kab. Jepara 269 167 319 35 790
21 Kab. Demak 386 8 17 16 427
22 Kab. Semarang 515 147 62 11 736
23 Kab. Temanggung 490 139 76 40 746
24 Kab. Kendal 286 173 197 115 771
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 58
Kondisi jalan
Kabupaten/Kota Jumlah/ Total
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
25 Kab. Batang 194 134 41 184 552
26 Kab. Pekalongan 449 88 25 11 574
27 Kab. Pemalang 374 128 34 116 652
28 Kab. Tegal 303 121 177 247 847
29 Kab. Brebes 453 37 67 153 710
30 Kota Magelang 59 34 24 - 117
31 Kota Surakarta 486 132 55 3 677
32 Kota Salatiga 285 27 18 - 331
33 Kota Semarang 1.547 712 309 122 2.690
34 Kota Pekalongan 101 20 10 10 140
35 Kota Tegal 169 49 7 5 230
Jumlah/Total 14.859 5.091 3.885 2.829 26.663
Sumber: Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2018
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya
yang berada dalam lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP
meliputi:
kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi;
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi meliputi Bangkalan dan sekitarnya,
Bojonegoro dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Sidoarjo dan sekitarnya, Sumenep
dan sekitarnya, serta Tuban dan sekitarnya;
kawasan Pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD meliputi Lekok di Kabupaten Pasuruan,
Ngadirojo di Kabupaten Pacitan, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Singosari di
Kabupaten Gresik, dan Tanjung Awar-awar di Kabupaten Tuban; dan
kawasan pengembangan potensial panas bumi, meliputi Argopuro di Kabupaten
Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Situbondo;
Belawan-Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten
Situbondo; Cangar di Kota Batu; Gunung Arjuno Welirang di Kabupaten Malang,
Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan; Telaga Ngebel di Kabupaten
Madiun dan Kabupaten Ponorogo; dan Tiris (Gunung Lamongan) di Kabupaten
Lumajang dan Kabupaten Probolinggo.
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan meliputi rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup
Pemerintah Daerah Provinsi sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas.
KSP DIY
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019 – 2039 menetapkan kawasan
strategis provinsi di wilayah DIY terdiri atas:
Kawasan Strategis provinsi dari sudut kepentingan social dan budaya terdiri dari:
Karaton;
Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri;
Sumbu Filosofi dari Tugu Pal Putih sampai dengan Panggung Krapyak;
Masjid dan Makam Raja Mataram di Kotagede;
Masjid Pathok Nagoro;
Gunung Merapi;
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 62
Puro Pakualaman;
Makam Girigondo;
Pusat Kota Wates; dan
Pantai Selatan Kulon Progo.
kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup terdiri atas:
kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tinggi.
Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi tinggi yakni Kawasan Pantai Selatan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
dan Gelombang Laut di Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten
Gunungkidul.
Berdasarkan dari KSP di Jawa Barat, Jawa Timur dan DIY dan disandingkan dengan KSP Jawa
Tengah terdapat kawasan yang berdekatan antara lain:
Pada dasarnya pengertian dari kawasan inti dan kawasan penyangga adalah:
Kawasan inti adalah kawasan dimana aktivitas utama berada. Misalnya pada
kawasan industri, maka kawasan inti adalah kawasan dimana terdapat aktivitas-
aktivitas utama industri mulai dari input, sampai pengolahan menjadi barang
setengah jadi maupun barang jadi.
Kawasan penyangga adalah kawasan sekitar kawasan inti, yang mempengaruhi
fungsi kawasan perkotaan inti atau dipengaruhi oleh kawasan perkotaan inti baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Peta 3-4 Kawasan Inti dan Penyangga Industri Kendal – Semarang - Demak
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 66
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 67
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 68
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 69
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 70
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 71
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 72
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 73
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 74
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 75
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 76
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 77
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 78
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 79
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 80
Peta 3-19 Kawasan Inti dan Penyangga Lereng Gunung Slamet dan sekitarnya
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 81
pertanian;
industri;
pariwisata;
perdagangan dan jasa;
perikanan;
pertambangan; dan
Panas bumi.
pertanian;
pariwisata;
perdagangan dan jasa;
industri; dan
Panas bumi.
1) pertanian;
2) industri;
3) pariwisata;
4) minyak dan gas bumi; dan
5) Perikanan.
pertanian;
industri;
perdagangan dan jasa; dan
Perikanan.
5) perikanan;
6) panas bumi;
7) pertambangan; dan
8) Minyak dan gas bumi.
industri;
perdagangan dan jasa;
pertanian; dan
Perikanan.
1) industri;
2) perdagangan dan jasa;
3) pertanian;
4) pariwisata;
5) perikanan;
6) kehutanan; dan
7) Pertambangan.
Selain kebijakan terkait dengan sektor unggulan di atas, analisa terkait sektor unggulan per
kabupaten kota dan pada kawasan agropolitan terdapat pada Lampiran.
ANALISA KEBIJAKAN SERTA STRATEGI PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA (FASILITAS OLAH RAGA/RTH, SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM, DRAINASE, PERSAMPAHAN, DAN AIR LIMBAH, SISTEM JARINGAN ENERGI DAN
KELISTRIKAN, ARAHAN PENYEDIAAN SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI)
Kebijakan dan strategi terkait dengan penyelenggaraan sarana, prasarana dan utilitas di Provinsi Jawa Tengah tertuang dalam dokumen Perda
Jawa Tengah Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029. Berikut merupakan rinciannya.
Tabel 3-25 Kebijakan Pengembangan Prasarana dan Sarana di Provinsi Jawa Tengah
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 85
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 86
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 87
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 88
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 89
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 90
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 91
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 92
Selain strategi di atas, terdapat juga kebijakan dan strategi lainnya, antara lain:
Tabel 3-27 Akses Pariwisata (Pendukung Pariwisata Candi Borobudur dan Dieng)
Sisa Yang
Total
Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang
Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km)
(Km) 2019 (Km)
(Km)
AKSES PENDUKUNG PARIWISATA DIENG- DARI PEKALONGAN
Wiradesa - Kalibening / Bts. Kab.
1 50,920 18,750 4,000 28,170
Banjarnegara
Wanayasa - Kalibening / Bts.
2 21,550 11,650 2,000 7,900
Kab. Pekalongan
3 Wanayasa - Batur 15,120 - 3,000 12,120
4 Batur - Dieng 12,240 3,350 2,000 6,890
Akses Pendukung Pariwisata Candi Borobudur - Dari Dieng (Wonosobo)
1 Kejajar - Dieng 10,150 - - 10,150
2 Wonosobo - Kejajar 13,004 6,275 - 6,729
3 Kertek - Kepil 19,140 - 5,800 13,340
Kemiri - Kepil / Bts. Kab.
4 8,610 6,275 - 2,335
Wonosobo
5 Maron - Kemiri 10,980 9,321 - 1,659
Bts.Kab.Magelang / Bener -
6 12,100 9,860 - 2,240
Maron
Salaman - Bener / Bts. Kab.
7 8,250 8,250 - 0,080
Purworejo
8 Salaman - Borobudur 8,070 5,500 2,570 1,500
AKSES PENDUKUNG PARIWISATA CANDI BOROBUDUR - DARI SURAKARTA
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
Boyolali - Jrakah / Selo Bts. Kab.
1 24,320 24,320 1,320 -
Magelang
Blabak - Jrakah / Selo Bts. Kab.
2 25,310 23,610 0,500 1,200
Boyolali
3 Blondo - Mendut 7,530 7,530 - -
Total Panjang 247,294 133,191 21,190 92,913
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Tabel 3-28 Akses Penghubung Wilayah Pantai Utara Selatan Koridor I (Pemalang –
Purbalingga – Kebumen)
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
1 Pemalang - Randudongkal 23,070 21,350 - 1,720
Randudongkal – Belik, Bts. Kab.
2 15,670 15,670 - -
Purbalingga
Bobotsari – Belik Bts. Kab.
3 14,540 13,900 - 0,640
Purbalingga
4 Purbalingga - Bobotsari 7,000 7,000 - -
5 Klampok - Purbalingga 7,690 7,690 - -
Mandiraja – Ketileng / Bts.
6 9,840 9,840 - -
Kebumen
Gombong – Sempor – Ketileng
7 14,030 10,890 3,140 -
/ Bts. Banjarnegara
Total Panjang 91,840 86,340 3,140 2,360
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
Wiradesa - Kalibening Bts. Kab.
1 50,920 18,750 4,000 28,170
Banjarnegara
Wanayasa - Kalibening Bts.
2 21,550 11,650 2,000 7,900
Kab.Pekalongan
3 Wanayasa - Batur 15,120 - 3,000 12,120
4 Batur - Dieng 12,240 3,350 2,000 6,890
5 Kejajar - Dieng 10,150 - - 10,150
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
6 Wonosobo - Kejajar 13,004 6,275 - 6,729
7 Kertek - Kepil 19,140 - 5,800 13,340
Bruno./Bts.Kab.Purworejo -
8 7,690 3,160 - 4,530
Kepil
Kemiri -
9 8,610 6,850 - 1,760
Kepil/Bts.Kab.Wonosobo
10 Maron - Kemiri 10,980 9,321 - 1,659
11 Maron - Purworejo 2,940 2,940 - -
12 Kutoarjo - Ketawang (Akses Jjls) 12,900 2,065 3,000 7,835
Total Panjang 185,244 64,361 19,800 101,083
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
Jati - Klambu/ Bts.Kab.
1 10,670 10,670 - -
Grobogan
Purwodadi - Klambu/Bts.Kab.
2 27,840 - - 27,840
Kudus
Bts.Kab.Pati/Sukolilo -
3 9,310 3,630 3,00 2,680
Grobogan
Purwodadi - Geyer / Bts. Kab.
4 21,790 20,977 - 0,813
Sragen
Surakarta-Gemolong-Geyer Bts.
5 33,380 16,156 4,00 13,224
Kab. Grobogan
6 Surakarta - Sukoharjo 8,370 8,370 - -
Sukoharjo - Nguter/Bts. Kab.
7 8,440 8,440 - -
Wonogiri
Nguter/ Bts. Kab. Sukoharjo -
8 6,040 6,040 - -
Wonogiri
9 Lingkar Timur Sukoharjo 8,150 1,084 2,64 4,426
10 Wonogiri - Ngadirojo 8,530 - 1,70 6,830
Ngadirojo - Giriwoyo
11 36,800 26,075 5,00 5,725
(Akses Langsung Jjls)
Wuryantoro - Eromoko -
12 19,500 17,500 2,00 -
Pracimantoro
Total Panjang 198,820 118,942 18,340 61,538
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Sisa Yang
Total Panjang Rencana
Belum
No. Ruas Jalan Panjang Tertangani Penanganan
Tertangani
(Km) (Km) 2019 (Km)
(Km)
1 Jatibarang - Ketanggungan 20,240 20,240 - -
Slawi - Jatibarang / Bts. Kab.
2 5,540 5,540 - -
Brebes
3 Jatinegara - Slawi 18,270 16,458 3,830 -
Randudongkal - Jatinegara Bts.
4 10,390 7,735 - 2,655
Kab. Tegal
Kesesi / Bts. Kab. Pekalongan -
5 21,300 17,365 2,500 1,435
Bantarbolang
Kebonagung - Kesesi / Bts. Kab.
6 10,160 8,100 - 2,060
Pemalang
7 Kebonagung - Bts. Kab. Batang 23,810 9,100 4,000 10,710
Wonotunggal - Bts. Kab.
8 5,300 4,082 - 1,218
Pekalongan
9 Batang - Wonotunggal – Surjo 39,750 11,105 6,000 22,645
Banyuputih - Plantungan / Bts
10 29,950 19,230 2,500 8,220
Kab. Kendal
Sukorejo - Plantungan /
11 11,420 12,420 1,650 -
Blimbing
12 Cangkiran - Boja - Sukorejo 33,600 25,269 4,050 4,281
Cangkiran - Ungaran / Bts.
13 17,220 17,220 - -
Kodya Semarang
Total Panjang 246,950 173,864 24,530 53,224
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Selain rencana pengembangan jaringan jalan, beberapa rencana aktivasi jalur kereta api
yang menghubungkan antar wilayah aglomerasi akan dilakukan. Angkutan massal berbasil
rel ini akan memegang peranan penting dalam pergerakan baik angkutan barang maupun
barang. Pembangunan dry Port sebagai simpul pergerakan angkutan barang akan
terkoneneksi dengan dry port lainnya yang akan direncanakan di beberapa wilayah
aglomerasi. Selain itu, angkutan massal yang bias menghubungkan antar wilayah aglomerasi
ini dapat sedikit mengurangi beban moda transportasi darat berbasis jalan.
Angkutan Penumpang
Keterangan: *) Rencana Terminal Sunggingan akan dipindahkan ke Terminal Penggung. Namun realisasi
rencana tersebut memerlukan tahapan – tahapan yang perlu dilakukan oleh pihak terkait yaitu Gubernur
Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Boyolali. Hal ini terkait aspek legalisitas dan administrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1) Lintas Kedungjati-Tuntang
2) Jalur KA menuju Pelabuhan Tanjung Emas
3) Lintas Bedono-Secang-Magelang-Yogyakarta
4) Lintas Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang
5) Lintas Purwokerto-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo
6) Lintas Demak-Purwodadi-Blora
7) Lintas Cepu-Blora-Rembang
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Adanya Bandara Internasional di Kulon Progo maka perlu adanya reaktifasi jalur KA
Semarang – Ambarawa – Magelang – Yogyakarta dan usulan Jalur Kereta dari
Bandara Kulon Progo – Borobudur untuk mendukung pariwisata utama di Povinsi
Jawa Tengah. Selain itu, akibat reaktivasi jalur KA Semarang – Yogyakarta, maka
terdapat rencana pembangunan stasiun yang melewati jalur ini salah satunya adalah
Stasiun Palbapang yang merupakan simpul akses menuju pusat pariwisata terbesar
di Jawa Tengah yaitu Kawasan Candi Borobudur. Stasiun ini rencananya akan
terkoneksi dengan rencana LRT (Light Rail Transport) menuju kawasan wisata
Borobudur disamping akan terkonekasi dengan terminal di Kota Magelang dan
sekitarnya.
Beberapa usulan bandara yang akan diaktivasi adalah Bandar Udara Jenderal
Sudirman di Kabupaten Purbalingga dan Bandar Udara Ngloram di Cepu Kabupaten
Blora. Kedua bandara ini memiliki potensi yang cukup besar sebagai bandara
pengumpan.
Angkutan Barang
Selain itu, untuk mengurangi beban jaringan jalan, maka perlu adanya pembangunan dry
port untuk akomodasi pergerakan angkutan barang menggunakan jalur kereta api.
Rencana pembangunan dry port terdapat di setiap wilayah aglomerasi sebagai simpul
untuk mengumpulkan potensi pada masing-masing wilayah aglomerasi.
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
Gambar 3-2 Akomodasi Pergerakan Angkutan Barang Menggunakan Jalur Kereta Api
St. Cilacap, dengan potensi angkutan pasir, semen, BBM, gula pasir
St. Semarang Poncol, dengan potensi angkutan (harbour industrial zone) Food &
Beverage, semen, petikemas, tekstil, handycraft, dll
St. Solo Jebres, dengan potensi angkutan semen, meubel, tekstil dan garmen batik
St. Cepu, dengan potensi angkutan bahan bakar gas
St. Pekalongan, dengan potensi angkutan konveksi, tekstil dan garmen batik, gula
aren, ikan, udang tambak dll
St. Secang, dengan potensi angkutan pasir, produksi pertanian dan perkebunan
St. Kudus, dengan potensi angkutan perikanan, produksi pertanian dan industri
rokok
Angkutan Orang
Angkutan Barang
Pergerakan angkutan barang akan mengikuti bahan baku, produksi, distribusi dan
konsumsi atau pemasaran. Kawasan pusat bangkitan dan tarikan angkutan barang
perlu diwadahi dengan jaringan dan sarana yang memadai. Keberadaan kendaraan
barang perlu ditunjang prasarana yang memadai dan terintegrasi. Kebijakan yang
dibutuhkan terkait angkutan barang adalah lebih memaksimalkan jalur distribusi
pergerakan angkutan barang yang kemudian bersama dengan pemerintah pusat
menyediakan sarana yang memadai seperti kereta angkutan barang maupun moda –
moda lain yang diperlukan seperti moda laut dan udara. Berikut sebaran potensi
pergerakan barang di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan potensi pengembangan
wilayah dari sisi ekonomi.
Sumber: Dokumen Studi Integrasi Angkutan Multimoda Antar Kawasan Aglomerasi Jateng tahun 2018
air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan
komunikasi; sektor jasa perbankan;
Regional Bergasmalang, fokus pengembangan Agrobisnis (perikanan) dan industri
manufaktur, dengan sektor basis secara umum terdiri dari sektor pertanian; sektor
pertambangan dan penggalian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor jasa
perbankan;
Regional Petanglong, fokus pengembangan Agrobisnis (perikanan) dan industri
manufaktur, dengan sektor basis terdiri dari sektor pertanian; sektor perdagangan,
hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor jasa perbankan;
Regional Barlingmascakeb, fokus pengembangan Agrobisnis (perkebunan) dan
energi, dengan sektor basis terdiri dari sektor pertanian; sektor pertambangan dan
galian; sektor industri pengolahan;
Regional Purwomanggung, fokus pengembangan Agrobisnis (hortikultura) dan
pariwisata, dengan sektor basis terdiri dari sektor pertanian; sektor pertambangan
dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor jasa perbankan;
Regional Banglor, fokus pengembangan Industri pertambangan dan energi, dengan
sektor basis terdiri dari sektor pertanian; sektor kehutanan; sektor pertambangan
(migas) dan penggalian; sektor jasa perbankan.
Pengembangan sentra-sentra ekonomi baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan melalui pengembangan sektor-sektor strategis sesuai daya
dukung lingkungan dan potensi unggulan kabupaten/kota yang dimiliki.
Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modal yang mendorong
pertumbuhan penanaman modal di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan.
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan strategis, antara lain dengan pola
pendekatan klaster dan kawasan industri, wilayah industri, kawasan peruntukan
industri dan kawasan berikat.
Pengembangan sumber energi yang bersumber dari energi baru dan terbarukan, air,
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya yang masih melimpah di kawasan
yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan sehingga dapat mendorong
pemerataan penanaman modal di Provinsi Jawa Tengah.
Percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan yang belum terlayani oleh pusat
pertumbuhan dengan mengembangkan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
dan non KPS yang diintegrasikan dengan rencana penanaman modal untuk sektor
tertentu yang strategis.
Gambaran di atas adalah arah kebijakan dalam bentuk regionalisasi di Provinsi Jawa
Tengah. Namun juga perlu ditekankan dalam rangka pengembangan ekonomi lokal yang
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 110
menyangkut usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) juga memiliki arah
kebijakan pemberdayaan yang dilakukan berdasarkan 2 (dua) strategi besar, yaitu:
Strategi naik kelas, yaitu strategi untuk mendorong usaha yang berada pada skala
tertentu untuk menjadi usaha dengan skala yang lebih besar, usaha mikro
berkembang menjadi usaha kecil, kemudian menjadi usaha menengah, dan pada
akhirnya menjadi usaha berskala besar.
Strategi aliansi strategis, yaitu strategi kemitraan berupa hubungan (kerjasama)
antara dua pihak atau lebih pelaku usaha, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan
saling menguntungkan (memberikan manfaat) sehingga dapat memperkuat
keterkaitan diantara pelaku usaha dalam berbagai skala usaha. Aliansi dibangun agar
wirausahawan yang memiliki skala usaha lebih kecil mampu menembus pasar dan
jaringan kerjasama produksi pada skala yang lebih besar. Aliansi tersebut dibangun
berdasarkan pertimbangan bisnis dan kerjasama yang saling menguntungkan. Pola
aliansi semacam inilah yang akan menciptakan keterkaitan usaha (linkage) antara
usaha mikro, kecil, menengah, koperasi, dan usaha besar.
Berdasarkan visi dan misi, dirumuskan arah kebijakan penanaman modal, yang meliputi 7
(tujuh) elemen utama, yaitu:
Beberapa elemen di atas selanjutnya menjadi dasar dalam perencanaan studi ini antara lain:
Kegiatan penanaman modal yang termasuk skala prioritas tinggi ditetapkan oleh
Pemerintah dan pemerintah Daerah dalam rangka kepentingan nasional dan
perkembangan ekonomi.
Bentuk dan Jenis Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal oleh Pemerintah
Daerah
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Penanaman Modal di Provinsi Jawa Tengah, Penanam modal yang dapat
memperoleh insentif dan kemudahan adalah yang memiliki kantor pusat dan/atau
kantor cabang di daerah dan sekurang-kurangnya memenuhi salah satu dari kriteria
sebagai berikut:
14) menggunakan barang modal, mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam
negeri.
Kesiapsiagaan
Pencegahan – Mitigasi
Program tanggap darurat merupakan rangkaian tindakan pasca bencana yang berkaitan
dengan penanganan/penyelamatan korban, penyelamatan aset, penyediaan kebutuhan
dasar dan pencegahan dampak yang lebih luas. Program-program tersebut adalah :
Penanggulangan Bencana.
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
Upaya Kesehatan Masyarakat.
Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan
Rehabilitasi
Program dalam rehabilitasi dimaksudkan untuk pemulihan kondisi korban dari trauma,
pemulihan sarana/ prasarana kehidupan hingga keadaan berangsur kembali ke keadaan
normal. Program-program yang termasuk dalam rehabilitasi adalah :
Kebijakan strategisnya yang terkait dengan kawasan strategis provinsi adalah Fasilitasi
perencanaan dan penyelenggaraan penyediaan perumahan dan kawasan permukiman di
kawasan strategis provinsi dan daerah perbatasan. Kebijakan strategis ini dilakukan dengan
pelaksanaan beberapa program/kegiatan yang meliputi:
Tabel 3-34 Rencana Aksi pada Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 120
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 121
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 122
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 123
Perangkat Daerah yang memiliki tugas di bidang perumahan dan kawasan permukiman
Pembentukan forum dan atau kelompok kerja perumahan dan kawasan permukiman
Sekretariat Daerah;
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah;
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Dan Penataan Ruang
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Cipta Karya
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dinas Sosial
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan Dan Catatan Sipil
Dinas Kesehatan
Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah
Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Kelautan Dan Perikanan
Tugas dan fungsi bidang perumahan dan kawasan permukiman pada masing masing
perangkat daerah di Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
Tabel 3-35 Peran dan Fungsi Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Provinsi Jawa Tengah
terkait dengan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Keterangan:
Hubungan structural :
Hubungan koordinasi :
Sumber: Perda No 7 tahun 2019 tentang RP3KP Provinsi Jawa Tengah
Wilayah Jawa Tengah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
PROVINSI JAWA TENGAH 32.443.886 32.725.378 32.998.692 33.264.339 33.522.663 33.774.141 34.019.095 34.257.865 34.490.835
Kabupaten Cilacap 1.644.990 1.655.668 1.666.192 1.676.098 1.685.631 1.694.726 1.703.390 1.711.627 1.719.504
Kabupaten Banyumas 1.557.480 1.574.002 1.589.930 1.605.585 1.620.772 1.635.909 1.650.625 1.665.025 1.679.124
Kabupaten Purbalingga 850.729 860.725 870.423 879.880 889.172 898.376 907.507 916.427 925.193
Kabupaten Banjarnegara 870.528 877.201 883.710 889.894 896.038 901.826 907.410 912.917 918.219
Kabupaten Kebumen 1.161.920 1.166.989 1.171.998 1.176.622 1.180.894 1.184.882 1.188.603 1.192.007 1.195.092
Kabupaten Purworejo 696.607 699.682 702.678 705.527 708.006 710.386 712.686 714.574 716.477
Kabupaten Wonosobo 756.182 760.828 765.113 769.396 773.391 777.122 780.793 784.207 787.384
Kabupaten Magelang 1.183.996 1.196.895 1.209.486 1.221.673 1.233.701 1.245.496 1.257.123 1.268.396 1.279.625
Kabupaten Boyolali 932.311 939.020 945.511 951.809 957.913 963.690 969.325 974.579 979.799
Kabupaten Klaten 1.131.971 1.137.973 1.143.676 1.149.002 1.154.028 1.158.795 1.163.218 1.167.401 1.171.411
Kabupaten Sukoharjo 825.782 833.915 841.773 849.392 856.861 864.207 871.397 878.374 885.205
Kabupaten Wonogiri 930.486 934.616 938.704 942.430 945.682 949.017 951.975 954.706 957.106
Kabupaten Karanganyar 814.803 823.511 831.891 840.199 848.326 856.198 864.021 871.596 879.078
Kabupaten Sragen 859.780 863.977 868.090 871.991 875.615 879.027 882.090 885.122 887.889
Kabupaten Grobogan 1.311.107 1.319.822 1.328.183 1.336.317 1.343.985 1.351.429 1.358.404 1.365.207 1.371.610
Kabupaten Blora 831.228 835.785 840.193 844.325 848.387 852.108 855.573 858.865 862.110
Kabupaten Rembang 592.481 598.087 603.573 608.891 614.065 619.173 624.096 628.922 633.584
Kabupaten Pati 1.193.202 1.201.801 1.210.001 1.217.930 1.225.603 1.232.889 1.239.989 1.246.691 1.253.299
Kabupaten Kudus 779.076 789.875 800.403 810.893 821.109 831.303 841.499 851.478 861.430
Kabupaten Jepara 1.099.710 1.117.784 1.135.628 1.153.321 1.170.785 1.188.289 1.205.800 1.223.198 1.240.600
Kabupaten Demak 1.057.695 1.070.307 1.082.498 1.094.495 1.106.209 1.117.905 1.129.298 1.140.675 1.151.796
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 132
Wilayah Jawa Tengah 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kabupaten Semarang 932.702 946.774 960.497 974.115 987.597 1.000.887 1.014.198 1.027.489 1.040.629
Kabupaten Temanggung 709.913 717.402 724.688 731.927 738.881 745.825 752.486 759.128 765.594
Kabupaten Kendal 901.985 910.494 918.798 926.791 934.627 942.283 949.682 957.024 964.106
Kabupaten Batang 708.088 715.506 722.596 729.591 736.497 743.090 749.720 756.079 762.377
Kabupaten Pekalongan 840.212 847.390 854.396 861.125 867.701 873.986 880.092 886.197 891.892
Kabupaten Pemalang 1.263.584 1.269.219 1.274.606 1.279.581 1.284.171 1.288.577 1.292.609 1.296.281 1.299.724
Kabupaten Tegal 1.397.193 1.403.427 1.409.424 1.414.983 1.420.106 1.424.891 1.429.386 1.433.515 1.437.225
Kabupaten Brebes 1.736.782 1.746.613 1.756.018 1.764.982 1.773.373 1.781.379 1.788.880 1.796.004 1.802.829
Kota Magelang 118.424 119.003 119.416 119.879 120.438 120.792 121.112 121.474 121.872
Kota Surakarta 500.211 502.873 505.401 507.798 510.105 512.226 514.171 516.102 517.887
Kota Salatiga 170.692 173.377 175.989 178.719 181.304 183.815 186.420 188.928 191.571
Kota Semarang 1.560.013 1.588.511 1.616.494 1.644.374 1.672.994 1.701.114 1.729.083 1.757.686 1.786.114
Kota Pekalongan 282.018 285.000 288.001 290.903 293.718 296.404 299.222 301.870 304.477
Kota Tegal 240.005 241.326 242.714 243.901 244.978 246.119 247.212 248.094 249.003
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 133
Berdasarkan hasil analisa proyeksi penduduk Provinsi Jawa Tengah sampai tahun 2038 adalah sebagai berikut:
Tabel 3-37 Proyeksi Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Sampai Tahun 2038
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 134
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk pada Provinsi Jawa Tengah dan dirinci per kabupaten kota
menunjukkam angka positif yang berarti perkiraan jumlah penduduk selama 20 tahun mendatang cenderung meningkat. Peningkatan jumlah
penduduk ini lah yang kemudian menjadi pedoman / dasar dalam merencanakan perumahan dan kawasan permukiman pada KSP Sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk yang berbanding lurus dengan kebutuhan ruang ini kemudian akan dirinci kebijakan
per tahunnya dalam rangka mencapai visi misi permukiman Jawa Tengah.
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan
Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 135
Permasalahan dan isu terkait dengan PKP Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
adalah terkait dengan keberadaan PKP eksisting yang tidak sesuai dengan tata ruang.
Tentunya permasalahan tersebut menjadi isu utama yang harus diperhatikan dalam
perkembangan PKP Jawa Tengah. Berikut merupakan luasannya.
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada
Kawasan Strategis Provinsi Sudut Kepentingan Pertumbuhan
Ekonomi
Laporan Akhir | 138
Tabel 4-1 Luasan Permukiman Yang Tidak Sesuai dengan Tata Ruang di KSP Sudut
Pertumbuhan Ekonomi
Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi akan berakibat pada munculnya berbagai
permasalahan terutama permasalahan lingkungan dan tingkat hidup layak masyarakat.
Pada KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi akan diidentifikasi terkait dengan
permukiman yang berada pada kepadatan penduduk tinggi untuk kemudian dirumuskan
kebijakan dalam rangka menangani kondisi ini. Untuk lebih jelasnya terkait dengan KSP
yang berada pada kepadatan tinggi, dapat dilihat pada peta di Lampiran.
Permukiman Kumuh
Pembahasan terkait dengan permukiman kumuh, tidak lepas dari pembahasan terkait
dengan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan. Munculnya permukiman kumuh
saat ini sebagian besar berada pada kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan dengan
tingkat urbanisasi yang besar berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk dan
Pemanfaatan Ruang
Isu strategis dalam hal ini merupakan antisipasi terhadap pemanfaatan ruang pada
kawasan yang sama agar tidak menimbulkan permasalahan terutama dari segi
lingkungan. Pada KSP sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdapat kawasan yang
memiiki 2 peruntukan dan pemanfaatan ruang, diantaranya:
Masih rendahnya produk industri kecil dan menengah yang memenuhi standarisasi;
Belum optimalnya inovasi teknologi industri;
Belum meratanya persebaran industri di wilayah Jawa Tengah;
Kurangnya ketersediaan dukungan sarana dan prasarana industri, yang meliputi
pengelolaan lingkungan, kawasan industri, lahan industri dan infrastruktur penunjang
(lembaga uji, kawasan berikat, kawasan pergudangan, dan lainnya);
Belum optimalnya keterkaitan sektor industri dengan sektor lainnya;
Tingginya ketergantungan terhadap bahan baku impor baik bahan baku, bahan penolong
maupun bahan setengah jadi, terutama industri makanan, tekstil dan logam.
buruk terhadap lingkungan. Menurunnya kualitas lingkungan hunian karena polusi dan
pencemaran suara, menghasilkan limbah yang mencemari air, tanah dan udara.
Pemenuhan lahan dalam pembangunan PKP tidak terlepas dari adanya gesekaan dengan
LPPB. Alih fungsi lahan pertanian menjadi PKP yang berdampak terhadap peningkatan
run off dan penurunan cadangan air tanah, serta menyebabkan terputusnya aliran irigasi
pada Kawasan pertanian.
Permasalahan rendahnya kualitas dan ketersedian PSU PKP pada KSP masih sering
terjadi. Permasalahan tersebut mempengaruhi terhadap produktivitas Kawasan
agropolitan yang ada di dalam PKP pada KSP. Sehingga perlu adanya pembangunan dan
pengelolaan PSU di kawasan agropolitan.
Pembangunan PKP pada KSP tidak terlepas dari permasalahan ketersediaan lahan yang
semakin sedikit di Provinsi Jawa Tengah. Adanya tekanan peruntukan lahan ke arah
perdagangan dan jasa sehingga lahan untuk permukiman menjadi semakin sedikit. Hal
ini kemudian berdampak pada harga lahan yang semakin mahal dan tidak terjangkau
oleh masyarakat.
Meningkatnya arus urbanisasi di Provinsi Jawa Tengah menyebabkan peningkatan pada
jumlah penduduk. Hal tersebut berdampak pada tumbuhnya permukiman dengan
ketidakteraturan bangunan yang mengarah ke urban sprawl serta akses yang rendah
terhadap PKP yang layak, menyebabkan tumbuhnya permukiman kumuh baru terutama
pada Kawasan perkotaan.
Visi:
Terwujudnya PKP Yang Layak Huni dan Terjangkau Di Lingkungan Yang Sehat,
Aman, Serasi,Teratur, Terencana, Terpadu, Dan Berkelanjutan
Makna dari “Terwujudnya perumahan dan Kawasan permukiman yang layak, berkeadilan
dan berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Tengah” yaitu:
Perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni dan terjangkau, yaitu
perumahan dan kawasan permukiman yang rumahnya memenuhi persyaratan
keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan
penghuninya, yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat..
Perumahan dan kawasan permukiman Di Lingkungan Yang Sehat, Aman,
Serasi,Teratur, Terencana, Terpadu, Dan Berkelanjutan, yaitu perumahan dan kawasan
permukiman yang memenuhi persyaratan tata ruang, kesesuaian hak atas tanah dan
rumah, dan tersedianya prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi
persyaratan baku mutu lingkungan..
Penyelenggaraan PKP yang layak huni (PSU dan fasilitas penunjang kegiatan lainnya)
terjangkau (pembiayaan dan teknologi) ddengan pemenuhan kebutuhan Perumahan
dan Kawasan Permukiman melalui perencanaan dan pembangunan yang sesuai dengan
rencana tata ruang.
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni termasuk bagian
dari proses pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini juga mampu mendorong kegiatan
perekonomian dan fungsi daya dukungan serta keberlangsungan sosial budaya. Hal ini
5.2 ROADMAP
Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP terdiri dari Kawasan Industri Terpadu, kawasan agropolitan, kawasan perkotaan, kawasan pariwisata, berikut roadmap untuk masing
masing kawasan:
Tabel 5-1 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan Industri Terpadu
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 154
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 155
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 156
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 157
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 158
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 159
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 160
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 161
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 162
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 163
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 164
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 165
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 166
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 167
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 168
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 169
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 170
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 171
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 172
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 173
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 174
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 175
Tabel 5-2 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan Agropolitan
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 176
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 177
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 178
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 179
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 180
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2025 - Disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2029 im Prov
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Permukima wilayah, sektor, n antar pemangku
n dan lintas pemangku lintas
masyarakat wilayah, lintas sektor,
dan sektor, lintas
masyarakat lintas wilayah,
wilayah, dan
dan masyarakat
masyarakat
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2029 im Prov
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 181
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 182
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 183
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 184
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 185
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 186
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 187
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 188
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 189
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 190
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 191
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 192
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 193
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 194
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 195
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 196
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 197
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 198
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 199
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 200
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 201
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 202
Tabel 5-3 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan Perkotaan
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 203
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 204
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2024 - Disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2024 im Prov
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Permukima wilayah, sektor, n antar pemangku
n dan lintas pemangku lintas
masyarakat wilayah, lintas sektor,
dan sektor, lintas
masyarakat lintas wilayah,
wilayah, dan
dan masyarakat
masyarakat
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2024 im Prov
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 205
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 206
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 207
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2025 - Disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2029 im Prov
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Permukima wilayah, sektor, n antar pemangku
n dan lintas pemangku lintas
masyarakat wilayah, lintas sektor,
dan sektor, lintas
masyarakat lintas wilayah,
wilayah, dan
dan masyarakat
masyarakat
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2029 im Prov
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 208
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 209
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 210
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 211
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 212
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 213
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 214
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 215
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 216
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 217
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 218
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 219
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 220
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 221
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 222
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 223
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 224
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 225
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 226
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 227
Tabel 5-4 Roadmap Pembangunan dan Pengembangan PKP dan Pertanahan Pada KSP Kawasan Pariwisata
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 228
keterjangka Masyaraka Masyaraka Masyarakat pengadaan Masyarak Skema Skema Skema ls 2022 - Disperak
uan t t menjangkau rumah at tidak pembiayaan yang pembiayaan yang pembiayaan yang 2024 im Prov
pembiayaan menjangka menjangka pembiayaan dengan menjangk terjangkau terjangkau terjangkau
dan u u terutama skema au
pendayagun pembiayaa pembiayaa MBR rumah pembiaya
aan n n subsidi an karena
teknologi bankable
Pendayagu Pendayagu Pendayagun Pendayagun pendayagunaan pendayagunaan pendayagunaan ls 2023 - Disperak
naan naan aan aan teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk 2024 im Prov
teknologi teknologi teknologi teknologi perumahan dan perumahan dan perumahan dan
untuk untuk untuk untuk permukiman permukiman permukiman
perumaha perumaha perumahan perumahan sehingga dapat sehingga dapat sehingga dapat
n dan n dan murah dan menekan biaya menekan biaya menekan biaya
permukima permukima permukima pembangunan pembangunan pembangunan
n sehingga n sehingga n sehingga
dapat dapat dapat
menekan menekan menekan
biaya biaya biaya
pembangu pembangu pembangun
nan nan an
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2024 - Disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2024 im Prov
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Untuk Permukima wilayah, sektor, n antar pemangku
Mendukung n Untuk dan lintas pemangku lintas
Kegiatan Mendukung masyarakat wilayah, lintas sektor,
Pariwisata Kegiatan dan sektor, lintas
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 229
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2024 im Prov
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
lembaga
Peningkatan pendampingan 2026 - Disperak
peran peran 2024 im Prov
masyarakat masyarakat
dengan dengan
memobilisasi memobilisasi
potensi dan potensi dan
sumber daya sumber daya
secara secara
proporsional proporsional
untuk untuk
mewujudkan mewujudkan
perumahan dan perumahan dan
kawasan kawasan
permukiman. permukiman.
Renstra 2025 - 2029
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 230
Terwujud Menyelengga PKP yang Tersediany rasio rasio rumah lahan untuk kemampu Pemenuhan ketersediaan rasio rumah layak % 90 2025 - Disperak
nya PKP rakan layak huni a rumah rumah layak huni pembangun an rumah yang layak dana murah huni dikawasan 2029 im Prov
Yang perumahan dan layak huni layak huni dikawasan an rumah pendanaa huni dan jangka panjang; pariwisata
Layak dan Kawasan terjangkau dan dan pariwisata layak huni n untuk terjangkau kemudahan
Huni dan permukiman terjangkau terjangkau meningkat masih membang dalam
terjangka yang layak dikawasan mencukupi un rumah mendapatkan
u di huni dan pariwisata secara akses kredit atau
lingkunga terjangkau swadaya pembiayaan;
n yang terbatas keterjangkauan
sehat, dalam
aman, membangun,
serasi,ter memperbaiki,
atur, atau memiliki
terencana rumah
, terpadu,
dan
berkelanj
utan pada
KSP
kawasan
pariwisat
a
Tersedianya Perumahan Perencana Tersusunny Perencanaa Perencan Perencanaan Perencanaan Tersusunya 2025 - Disperak
kebutuhan dan an dan a rencana n dan aan dan (masterplan) dan (masterplan) Rencana 2029 im Prov
pemenuhan Kawasan pembangu dan pembangun pembang pembangunan Perumahan dan (masterplan)
Perumahan Permukima nan PKP pelaksanaan an PKP unan PKP Perumahan dan Kawasan Perumahan dan
dan n melalui yang sesuai pembangun mengacu yang tidak Kawasan Permukiman Kawasan
Kawasan perencana dengan an pada sesuai Permukiman mengacu pada Permukiman
Permukima an dan rencana Perumahan rencana dengan mengacu pada rencana tata mengacu pada
n melalui pembangu tata ruang, dan tata ruang, rencana rencana tata ruang, rencana rencana tata
perencanaa nan yang rencana Kawasan rencana tata ruang, rencana induk pariwisata ruang, rencana
n dan sesuai induk Permukima induk ruang, induk pariwisata dan masterplan induk pariwisata
pembangun dengan pariwisata n; pariwisata rencana dan masterplan pariwisata; dan masterplan
an yang rencana dan dan induk pariwisata pembangunan pariwisata;
sesuai tata ruang, masterplan masterplan pariwisata perumahan dan pembangunan
dengan rencana pariwisata; pariwisata; dan Kawasan perumahan dan
rencana induk masterpla Permukiman Kawasan
tata ruang, pariwisata n mengacu pada Permukiman
rencana dan pariwisata rencana tata mengacu pada
induk masterplan ; ruang, rencana rencana tata
pariwisata pariwisata; induk pariwisata ruang, rencana
dan dan masterplan induk pariwisata
masterplan pariwisata dan masterplan
pariwisata; pariwisata
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 231
keterjangka Masyaraka Masyaraka Masyarakat pengadaan Masyarak Skema Skema Skema 2025 - Disperak
uan t t menjangkau rumah at tidak pembiayaan yang pembiayaan yang pembiayaan yang 2029 im Prov
pembiayaan menjangka menjangka pembiayaan dengan menjangk terjangkau terjangkau terjangkau
dan u u terutama skema au
pendayagun pembiayaa pembiayaa MBR rumah pembiaya
aan n n subsidi an karena
teknologi bankable
Pendayagu Pendayagu Pendayagun Pendayagun pendayagunaan pendayagunaan pendayagunaan 2025 - Disperak
naan naan aan aan teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk 2029 im Prov
teknologi teknologi teknologi teknologi perumahan dan perumahan dan perumahan dan
untuk untuk untuk untuk permukiman permukiman permukiman
perumaha perumaha perumahan perumahan sehingga dapat sehingga dapat sehingga dapat
n dan n dan murah dan menekan biaya menekan biaya menekan biaya
permukima permukima permukima pembangunan pembangunan pembangunan
n sehingga n sehingga n sehingga
dapat dapat dapat
menekan menekan menekan
biaya biaya biaya
pembangu pembangu pembangun
nan nan an
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2025 - Disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2029 im Prov
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Untuk Permukima wilayah, sektor, n antar pemangku
Mendukung n Untuk dan lintas pemangku lintas
Kegiatan Mendukung masyarakat wilayah, lintas sektor,
Pariwisata Kegiatan dan sektor, lintas
Pariwisata masyarakat lintas wilayah,
wilayah, dan
dan masyarakat
masyarakat
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 232
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2029 im Prov
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
lembaga
Peningkatan pendampingan 2025 - Disperak
peran peran 2029 im Prov
masyarakat masyarakat
dengan dengan
memobilisasi memobilisasi
potensi dan potensi dan
sumber daya sumber daya
secara secara
proporsional proporsional
untuk untuk
mewujudkan mewujudkan
perumahan dan perumahan dan
kawasan kawasan
permukiman. permukiman.
Meningkatka Lingkungan pengemba meningkat Penyelengg Kebijakan Kepenting peningkatan peningkatan meningkatnya 2025 - Disperak
n efisiensi hunian ngan kan araan untuk an efisiensi potensi efisiensi potensi efisiensi potensi 2029 im Prov
pelayanan pariwisata lingkungan efisiensi lingkungan meningkatk kebutuha lingkungan lingkungan lingkungan
prasarana memiliki hunian pelayanan hunian an segala n hunian hunian hunian hunian
dan sarana yang efisien pariwisata prasarana pariwisata potensi dan dan pariwisata pariwisata pariwisata
penunjang dalam dan sarana dilaksanaka sumber ekonomi dengan dengan dengan
kegiatan pelayanan penunjang n pada daya alam sehinngga memperhatikan memperhatikan memperhatikan
pariwisata prasarana kegiatan pengemban tanpa potensi fungsi dan fungsi dan fungsi dan
dan sarana pariwisata gan menggangg dan peranan peranan peranan
penunjang pariwisata u sumber pariwisata pariwisata pariwisata
kegiatan sebagai keseimbang daya alam
pariwisata pusat an dan terganggu
pertumbuh kelestarian keseimba
an ekonomi, fungsi ngan dan
sosial, lingkungan kelestaria
dan/atau dalam n fungsi
budaya rangka lingkunga
pariwisata menjamin n
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 233
terwujudny
a
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukima
n Untuk
Mendukung
Kegiatan
Pariwisata
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 234
Meningkatka Terwujudny pembangu tersedianya lahan untuk Kepenting penyediaan penyediaan penyediaan 2025 - Disperak
n potensi dan a nan tersediany lokasi dan pembangun an lokasi lokasi lokasi 2029 im Prov
sumber daya perumahan lingkungan a terbangunn an kebutuha permukiman; permukiman; permukiman;
secara dan hunian lingkungan ya lingkungan n hunian
proporsional kawasan baru hunian permukima hunian baru dan
untuk permukima pariwisata baru n, PSU, masih ekonomi
mewujudkan n yang pariwisata kegiatan tersedia sehingga
perumahan madani dengan penunjang karena potensi
dan kawasan dengan PSU dan lain kepadatan dan
permukiman menggunak penunjang cenderung sumber
yang madani an potensi kegiatan rendah daya alam
dan sumber fungsi lain terganggu
daya secara keseimba
proporsiona ngan dan
l kelestaria
(kemampua n fungsi
n untuk lingkunga
meningkatk n
an segala
potensi dan
sumber
daya alam
tanpa
menggangg
u
keseimbang
an dan
kelestarian
fungsi
lingkungan
dalam
rangka
menjamin
terwujudny
a
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukima
n Untuk
Mendukung
Kegiatan
Pariwisata
yang
berkualitas
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 235
di
lingkungan
hunian)
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 236
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 237
aman, membangun,
serasi,ter memperbaiki,
atur, atau memiliki
terencana rumah
, terpadu,
dan
berkelanj
utan pada
KSP
kawasan
pariwisat
a
Tersedianya Perumahan Perencana Tersusunny Perencanaa Perencan Perencanaan Perencanaan
Tersusunya 2030 - Disperak
kebutuhan dan an dan a rencana n dan aan dan (masterplan) dan (masterplan)
Rencana 2034 im Prov
pemenuhan Kawasan pembangu dan pembangun pembang pembangunan Perumahan dan
(masterplan)
Perumahan Permukima nan PKP pelaksanaan an PKP unan PKP Perumahan dan Kawasan
Perumahan dan
dan n melalui yang sesuai pembangun mengacu yang tidak Kawasan Permukiman
Kawasan
Kawasan perencana dengan an pada sesuai Permukiman mengacu pada
Permukiman
Permukima an dan rencana Perumahan rencana dengan mengacu pada rencana
mengacu pada tata
n melalui pembangu tata ruang, dan tata ruang, rencana rencana tata ruang, rencana
rencana tata
perencanaa nan yang rencana Kawasan rencana tata ruang, rencana induk pariwisata
ruang, rencana
n dan sesuai induk Permukima induk ruang, induk pariwisata dan masterplan
induk pariwisata
pembangun dengan pariwisata n; pariwisata rencana dan masterplan pariwisata;
dan masterplan
an yang rencana dan dan induk pariwisata pembangunan
pariwisata;
sesuai tata ruang, masterplan masterplan pariwisata perumahan dan
pembangunan
dengan rencana pariwisata; pariwisata; dan Kawasan
perumahan dan
rencana induk masterpla Permukiman
Kawasan
tata ruang, pariwisata n mengacu pada
Permukiman
rencana dan pariwisata rencana
mengacu pada tata
induk masterplan ; ruang, rencana
rencana tata
pariwisata pariwisata; induk pariwisata
ruang, rencana
dan dan masterplan
induk pariwisata
masterplan pariwisata
dan masterplan
pariwisata; pariwisata
keterjangka Masyaraka Masyaraka Masyarakat pengadaan Masyarak Skema Skema Skema 2030 - Disperak
uan t t menjangkau rumah at tidak pembiayaan yang pembiayaan yang pembiayaan yang 2034 im Prov
pembiayaan menjangka menjangka pembiayaan dengan menjangk terjangkau terjangkau terjangkau
dan u u terutama skema au
pendayagun pembiayaa pembiayaa MBR rumah pembiaya
aan n n subsidi an karena
teknologi bankable
Pendayagu Pendayagu Pendayagun Pendayagun pendayagunaan pendayagunaan pendayagunaan 2030 - Disperak
naan naan aan aan teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk 2034 im Prov
teknologi teknologi teknologi teknologi perumahan dan perumahan dan perumahan dan
untuk untuk untuk untuk permukiman permukiman permukiman
perumaha perumaha perumahan perumahan sehingga dapat sehingga dapat sehingga dapat
n dan n dan murah dan menekan biaya menekan biaya menekan biaya
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 238
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 239
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 240
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 241
meningkatk n
an segala
potensi dan
sumber
daya alam
tanpa
menggangg
u
keseimbang
an dan
kelestarian
fungsi
lingkungan
dalam
rangka
menjamin
terwujudny
a
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukima
n Untuk
Mendukung
Kegiatan
Pariwisata
yang
berkualitas
di
lingkungan
hunian
perkotaan)
penyediaan penyediaan penyediaan 2030 - Disperak
prasarana, prasarana, prasarana, 2034 im Prov
sarana, dan sarana, dan sarana, dan
utilitas umum utilitas umum utilitas umum
permukiman permukiman permukiman
Penyediaan Penyediaan Penyediaan 2030 - Disperak
lokasi pelayanan lokasi pelayanan lokasi pelayanan 2034 im Prov
jasa jasa jasa
pemerintahan, pemerintahan, pemerintahan,
pelayanan sosial, pelayanan sosial, pelayanan sosial,
dan kegiatan dan kegiatan dan kegiatan
ekonomi ekonomi ekonomi
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 242
pembangu meningkat lingkungan Budaya pengelola pembangunan pembangunan pembangunan 2030 - Disperak
nan nya hunian gotong an dana kembali kembali kembali 2034 im Prov
kembali lingkungan pariwisata royong dan desa yang lingkungan lingkungan lingkungan
lingkungan hunian dilengkapi dana desa tidak hunian hunian hunian
hunian pariwisata dengan PSU meningkatk tepat pariwisata pariwisata pariwisata
pariwisata dilengkapi dan fasilitas an sasaran (rehablitasi) (rehablitasi) (rehablitasi)
dengan pendukung pelayanan melalui melalui melalui
PSU dan lainnya PSU dan perbaikan perbaikan perbaikan
fasilitas untuk fasilitas dan/atau dan/atau dan/atau
pendukung mendukung pendukung pembangunan pembangunan pembangunan
lainnya kegiatan lainnya baru rumah dan baru rumah dan baru rumah dan
untuk perekonomi untuk prasarana, prasarana, prasarana,
mendukun an, sosial, mendukung sarana, dan sarana, dan sarana, dan
g kegiatan dan budaya kegiatan utilitas umum utilitas umum utilitas umum
perekonom perekonomi untuk untuk untuk
ian, sosial, an, sosial, memulihkan memulihkan memulihkan
dan dan budaya. fungsi hunian fungsi hunian fungsi hunian
budaya secara wajar secara wajar secara wajar
sampai tingkat sampai tingkat sampai tingkat
yang memadai yang memadai yang memadai
pembangunan pembangunan pembangunan 2030 - Disperak
kembali kembali kembali 2034 im Prov
lingkungan lingkungan lingkungan
hunian hunian hunian
pariwisata pariwisata pariwisata
(rekonstruksi) (rekonstruksi) (rekonstruksi)
melalui melalui melalui
perbaikan perbaikan perbaikan
dan/atau dan/atau dan/atau
pembangunan pembangunan pembangunan
baru rumah dan baru rumah dan baru rumah dan
prasarana, prasarana, prasarana,
sarana, dan sarana, dan sarana, dan
utilitas umum utilitas umum utilitas umum
dengan sasaran dengan sasaran dengan sasaran
utama utama utama
menumbuhkemb menumbuhkemb menumbuhkemb
angkan kegiatan angkan kegiatan angkan kegiatan
perekonomian, perekonomian, perekonomian,
sosial, dan sosial, dan sosial, dan
budaya budaya budaya
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 243
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 244
n dan sesuai induk Permukima induk ruang, induk pariwisata dan masterplan induk pariwisata
pembangun dengan pariwisata n; pariwisata rencana dan masterplan pariwisata; dan masterplan
an yang rencana dan dan induk pariwisata pembangunan pariwisata;
sesuai tata ruang, masterplan masterplan pariwisata perumahan dan pembangunan
dengan rencana pariwisata; pariwisata; dan Kawasan perumahan dan
rencana induk masterpla Permukiman Kawasan
tata ruang, pariwisata n mengacu pada Permukiman
rencana dan pariwisata rencana tata mengacu pada
induk masterplan ; ruang, rencana rencana tata
pariwisata pariwisata; induk pariwisata ruang, rencana
dan dan masterplan induk pariwisata
masterplan pariwisata dan masterplan
pariwisata; pariwisata
keterjangka Masyaraka Masyaraka Masyarakat pengadaan Masyarak Skema Skema Skema 2035 - disperak
uan t t menjangkau rumah at tidak pembiayaan yang pembiayaan yang pembiayaan yang 2039 im
pembiayaan menjangka menjangka pembiayaan dengan menjangk terjangkau terjangkau terjangkau
dan u u terutama skema au
pendayagun pembiayaa pembiayaa MBR rumah pembiaya
aan n n subsidi an karena
teknologi bankable
Pendayagu Pendayagu Pendayagun Pendayagun pendayagunaan pendayagunaan pendayagunaan 2035 - disperak
naan naan aan aan teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk 2039 im
teknologi teknologi teknologi teknologi perumahan dan perumahan dan perumahan dan
untuk untuk untuk untuk permukiman permukiman permukiman
perumaha perumaha perumahan perumahan sehingga dapat sehingga dapat sehingga dapat
n dan n dan murah dan menekan biaya menekan biaya menekan biaya
permukima permukima permukima pembangunan pembangunan pembangunan
n sehingga n sehingga n sehingga
dapat dapat dapat
menekan menekan menekan
biaya biaya biaya
pembangu pembangu pembangun
nan nan an
meningkatka peningkatan Keterpadu Sarana Belum ada kebijakan kesiapan Sarana atau Sarana atau Tersusunnya 2035 - disperak
n koordinasi koordinasi an atau sistem sarana atau single data, data dan sistem untuk sistem untuk sarana atau 2039 im
dan dan kebijakan untuk sistem yang single policy kebijakan keterpaduan keterpaduan sistem untuk
sinkronisasi sinkronisasi Pembangu keterpadua memungkin dan OSS serta kebijakan kebijakan keterpaduan
kebijakan kebijakan nan n kebijakan kan untuk membantu kapasitas Pembangunan Pembangunan kebijakan
antar antar Perumahan Pembangu evaluasi dan memaduka antar Perumahan dan Perumahan dan Pembangunan
pemangku pemangku dan nan memaduka n kebijakan pemangk Kawasan Kawasan Perumahan dan
kepentingan kepentingan Kawasan Perumahan n kebijakan Pembangun u lintas Permukiman Permukiman Kawasan
dalam dalam Permukima dan Pembangun an sektor, antar pemangku antar pemangku Permukiman
Penyelenggar Penyelengg n antar Kawasan an Perumahan lintas lintas sektor, lintas sektor, antar pemangku
aan araan pemangku Permukima Perumahan dan wilayah, lintas wilayah, lintas wilayah, lintas sektor,
Perumahan Perumahan lintas n antar dan Kawasan dan dan masyarakat dan masyarakat lintas wilayah,
dan Kawasan dan sektor, pemangku Kawasan Permukima masyarak dan masyarakat
Permukiman Kawasan lintas lintas Permukima n antar at
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 245
peningkata peningkata peningkatan peningkatan peningkat peningkatan peningkatan meningkatnya 2035 - disperak
n kapasitas n kapasitas kapasitas kapasitas an kapasitas kapasitas kapasitas 2039 im
kelembaga kelembaga kelembagaa kelembagaa kapasitas kelembagaan kelembagaan kelembagaan
an bidang an bidang n bidang n bidang kelembag bidang bidang bidang
Perumahan Perumahan Perumahan Perumahan aan Perumahan dan Perumahan dan Perumahan dan
dan dan dan dan bidang Kawasan Kawasan Kawasan
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Perumaha Permukiman Permukiman Permukiman
Permukima Permukima Permukima Permukima n dan dengan indikator
n n n n terus Kawasan yang telah
dilakukan Permukim ditetapkan
oleh an tidak
pemerintah sama
dan untuk
lembaga setiap
lembaga
Peningkatan pendampingan 2035 - disperak
peran peran 2039 im
masyarakat masyarakat
dengan dengan
memobilisasi memobilisasi
potensi dan potensi dan
sumber daya sumber daya
secara secara
proporsional proporsional
untuk untuk
mewujudkan mewujudkan
perumahan dan perumahan dan
kawasan kawasan
permukiman. permukiman.
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 246
Meningkatka Lingkungan pengemba meningkat Penyelengg Kebijakan Kepenting peningkatan peningkatan meningkatnya 2035 - disperak
n efisiensi hunian ngan kan araan untuk an efisiensi potensi efisiensi potensi efisiensi potensi 2039 im
pelayanan pariwisata lingkungan efisiensi lingkungan meningkatk kebutuha lingkungan lingkungan lingkungan
prasarana memiliki hunian pelayanan hunian an segala n hunian hunian hunian hunian
dan sarana yang efisien pariwisata prasarana pariwisata potensi dan dan pariwisata pariwisata pariwisata
penunjang dalam dan sarana dilaksanaka sumber ekonomi dengan dengan dengan
kegiatan pelayanan penunjang n pada daya alam sehinngga memperhatikan memperhatikan memperhatikan
pariwisata prasarana kegiatan pengemban tanpa potensi fungsi dan fungsi dan fungsi dan
dan sarana pariwisata gan menggangg dan peranan peranan peranan
penunjang pariwisata u sumber pariwisata pariwisata pariwisata
kegiatan sebagai keseimbang daya alam
pariwisata pusat an dan terganggu
pertumbuh kelestarian keseimba
an ekonomi, fungsi ngan dan
sosial, lingkungan kelestaria
dan/atau dalam n fungsi
budaya rangka lingkunga
pariwisata menjamin n
terwujudny
a
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukima
n Untuk
Mendukung
Kegiatan
Pariwisata
peningkatan peningkatan meningkatnya 2035 - disperak
pelayanan pelayanan pelayanan 2039 im
lingkungan lingkungan lingkungan
hunian hunian hunian
pariwisata pariwisata pariwisata
peningkatan peningkatan meningkatnya 2035 - disperak
keterpaduan keterpaduan keterpaduan 2039 im
prasarana, prasarana, prasarana,
sarana, dan sarana, dan sarana, dan
utilitas umum utilitas umum utilitas umum
lingkungan lingkungan lingkungan
hunian hunian hunian
pariwisata pariwisata pariwisata
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 247
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 248
fungsi
lingkungan
dalam
rangka
menjamin
terwujudny
a
Penyelengg
araan
Perumahan
dan
Kawasan
Permukima
n Untuk
Mendukung
Kegiatan
Pariwisata
yang
berkualitas
di
lingkungan
hunian
perkotaan)
penyediaan penyediaan penyediaan 2035 - disperak
prasarana, prasarana, prasarana, 2039 im
sarana, dan sarana, dan sarana, dan
utilitas umum utilitas umum utilitas umum
permukiman permukiman permukiman
Penyediaan Penyediaan Penyediaan 2035 - disperak
lokasi pelayanan lokasi pelayanan lokasi pelayanan 2039 im
jasa jasa jasa
pemerintahan, pemerintahan, pemerintahan,
pelayanan sosial, pelayanan sosial, pelayanan sosial,
dan kegiatan dan kegiatan dan kegiatan
ekonomi ekonomi ekonomi
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 249
pembangu meningkat lingkungan Budaya pengelola pembangunan pembangunan pembangunan 2035 - disperak
nan nya hunian gotong an dana kembali kembali kembali 2039 im
kembali lingkungan pariwisata royong dan desa yang lingkungan lingkungan lingkungan
lingkungan hunian dilengkapi dana desa tidak hunian hunian hunian
hunian pariwisata dengan PSU meningkatk tepat pariwisata pariwisata pariwisata
pariwisata dilengkapi dan fasilitas an sasaran (rehablitasi) (rehablitasi) (rehablitasi)
dengan pendukung pelayanan melalui melalui melalui
PSU dan lainnya PSU dan perbaikan perbaikan perbaikan
fasilitas untuk fasilitas dan/atau dan/atau dan/atau
pendukung mendukung pendukung pembangunan pembangunan pembangunan
lainnya kegiatan lainnya baru rumah dan baru rumah dan baru rumah dan
untuk perekonomi untuk prasarana, prasarana, prasarana,
mendukun an, sosial, mendukung sarana, dan sarana, dan sarana, dan
g kegiatan dan budaya kegiatan utilitas umum utilitas umum utilitas umum
perekonom perekonomi untuk untuk untuk
ian, sosial, an, sosial, memulihkan memulihkan memulihkan
dan dan budaya. fungsi hunian fungsi hunian fungsi hunian
budaya secara wajar secara wajar secara wajar
sampai tingkat sampai tingkat sampai tingkat
yang memadai yang memadai yang memadai
pembangunan pembangunan pembangunan 2035 - disperak
kembali kembali kembali 2039 im
lingkungan lingkungan lingkungan
hunian hunian hunian
pariwisata pariwisata pariwisata
(rekonstruksi) (rekonstruksi) (rekonstruksi)
melalui melalui melalui
perbaikan perbaikan perbaikan
dan/atau dan/atau dan/atau
pembangunan pembangunan pembangunan
baru rumah dan baru rumah dan baru rumah dan
prasarana, prasarana, prasarana,
sarana, dan sarana, dan sarana, dan
utilitas umum utilitas umum utilitas umum
dengan sasaran dengan sasaran dengan sasaran
utama utama utama
menumbuhkemb menumbuhkemb menumbuhkemb
angkan kegiatan angkan kegiatan angkan kegiatan
perekonomian, perekonomian, perekonomian,
sosial, dan sosial, dan sosial, dan
budaya budaya budaya
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Laporan Akhir | 250
Penyusunan Roadmap Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Pada Kawasan Strategis Provinsi Sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi