Anda di halaman 1dari 37

I.

JUDUL PERCOBAAN :
PENGARUH pH DAN KONSENTRASI ENZIM MEMPENGARUHI
AKTIVITAS ENZIM
II. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 2 Oktober 2017
PUKUL : 07.00 - Selesai
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Membuktikan bahwa pH dan Konsentrasi Enzim Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
IV. DASAR TEORI
Organisme hidup mampu mendapatkan dan menggunakan energi dengan
cepat karena adanya katalis disebut enzim. Sebagaimana katalis anorganik,
enzim mengubah kecepatan suatu reaksi kimia, tetapi tidak mempengaruhi
kesetimbangan akhir reaksi. Enzim dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
perubahan besar pada molekul substrat. Meskipun demikian, tidak seperti pada
katalis anorganik enzim memiliki suatu spesifikasi yang terbatas
(Bintang,2010).
Enzim dapat di klasifikasikan sebagai berikut (Bintang,2010):
1. Oksidoreduktase: mengkatalis berbagai macam reaksi oksidasi-reduksi
serta sering mempergunakan koenzim seperti NAD+, FAD, atau lipoat
sebagai akseptorhidrogen. Akseptor lain termasuk koenzim Q atau molekul
oksigen. Nama umum lainnya adalah dehydrogenase, oksidase,
peroksidase, dan reduktase.
2. Transferase: mengkatalis berbagai jenis transfer kelompok dalam
metabolisme banyak langkah-langkah penting yang memerlukan transfer
dari satu molekul lain dari kelompok amino, karboksil, metil, asil, glikosil,
atau fosforil. Nama yang sering digunakan adalah aminotransferase
(transaminase), kamitin asil transferase, dan transkarboksilase.
3. Hidrolase: mengkatalis pembelahan ikatan antara karbon dan beberapa
atom lainnya dengan adanya penambahan air. Nama umum yang sering
dijumpai termasuk esterase, peptidase, amilase, fosfatase, urease, pepsin,
tripsin, dan kemotripsin.
4. Liase: mengkatalis pemecahan ikatan karbon-karbon, karbon-sulfur,
karbon nitrogen tertentu (tidak termasuk peptida). Nama umumnya
dekarboksilase, aldolase, sitrat liase, dan dehidratase.
5. Isomerase: mengkatalis rasemase isomer optik, geometrik, dan reaksi
oksidasi-reduksi intramolekular tertentu. Nama umumnya antara lain
epimerase, rasemase, dan mutase.
Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya
(Bintang,2010):
1. Apoenzim: bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan
berfungsi menentukan kekhususan dari enzim
2. Kofaktor: senyawa kimia non-protein yang diperlukan untuk aktivitas
biologis protein
3. Gugus prostetik: senyawa organik yang berikatan kuat dengan apoenzim
dan sulit terurai
4. Koenzim: senyawa organik yang berikatan lemah (sesaat dan tidak
permanen) dengan apoenzim
5. Substrat: zat yang akan dijadikan suatu produk
Pada setiap enzim memiliki pH dan suhu yang berbeda-beda untuk dapat
bekerja secara optimal. Karena apabila suhu dan keasaman tidak sesuai dengan
sifat suatu enzim maka enzim tersebut tidak dapat bekerja secara optimal, tidak
aktif, bahkan mengalami kerusakan yang dalam istilah biologi disebut
denaturasi. Enzim dalam proses metabolisme berperan sebagai biokatalis dalam
setiap reaksi metabolisme yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Dalam
aktivitas enzim ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsentrasi, suhu,
maupun pH. Pada kondisi yang sesuai enzim ini dapat bekerja secara optimal
dalam reaksi katabolisme maupun anabolisme. Enzim dalam aktivitasnya
bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan dikatalisisnya, dengan
begitu kita akan mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti
contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegradasi amilum adalah amilase.
Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama
akan terasa manis, karena senyawa polisakarida akan terurai menjadi
monosakarida. Suasana yang terlalu asam atau alkalis menyebabkan denaturasi
protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Pada sel hidup, perubahan
pH sangat kecil. Enzim hanya aktif pada kisaran pH yang sempit. Oleh karena
itu media harus benarbenar dipelihara dengan menggunakan buffer (larutan
penyangga). Jika enzim memiliki lebih dari satu substrat, maka pH optimumnya
akan berbeda pada suatu substrat. Tiap enzim memiliki karakteristik pH optimal
dan aktif dalam range pH yang relatif kecil, dalam banyak kasus, bentuk kurva
menandakan dari keaktifan enzim berbanding pH yang terkandung di dalamnya
(Lehninger,1992).
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim (Poedjiaji, 1994):
Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang
tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan
reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah diterangkan
oleh MichaelisMenten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks
enzim substrat.
Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim
adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan
terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang
dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya
proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi.
Pengaruh pH
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda
(zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh
terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim
substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau
pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan
mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim.
Pengaruh Inhibitor
Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak
reversibel. Hambatan tidak reversibel pada umumnya disebabkan oleh terjadinya
proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat
pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau
hambatan tidak bersaing.
Amilase adalah enzim pencernaan yang diklasifikasikan sebagai
saccharidase (enzim yang memecah polisakarida). Amilase memecah rantai
karbohidrat yang panjang (seperti zat tepung/amilum) menjadi unit-unit yang
lebih kecil. Enzim amilase bekerja maksimum pada pH optimum antara 5,6-7,3
(poedjiadi,1994).Amilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim,
yaitu:
1. -amilase
Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilun dan disebut
endoamilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul
amilum. -amilase murni dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya malt,
ludah manusia dan pankreas. Cara kerja -amilase melalui 2 tahap:
- Degradasi amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara
acak.
- Pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
2. -amilase
Enzim ini berfungsi menghidrolisis unit-unit gula dari ujung molekul pati,
maka disebut sebagai eksoamilase. -amilase terdapat pada berbagai hasil
tanaman, tetapi tidak terdapat pada mamalia dan mikroba. Enzim -amilase ini
memecah ikatan glukosida -1,4 pada pati dan glikogen dengan membalikkan
konfigurasi karbon anomeri glukosa dari menjadi . Karena perubahan
konfigurasi dari ke inilah maka enzim tersebut dinamakan -amilase.
Cara hidrolisis ikatan -1,4 oleh -amilase terjadi secara bertahap, dari arah
luar atau ujung rantai gula yang bukan pereduksi. Hidrolisis terjadi dengan
memotong 2 unit glukosa. Enzim -amilase aktif pada pH 5,0 - 6,0.
1. -amilase
-amilase diketahui terdapat dalam hati, enzim ini dapat memecah ikatan 1-1 dan
1-6 pada glikogen dan menghasilkan glukosa.
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, amilosa, dan amilopektin.
Amilosa terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang dan tidak
bercabang, digabungkan oleh ikatan (1-4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya, dari beberapa ribu sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki
berat molekul yang tinggi, tetapi strukturnya bercabang tinggi. Ikatan glikosidik
yang menggabungkan residu glukosa yang berdekatan di dalam rantai
amilopektin adalah ikatan (1-4), tetapi titik percabangan amilopektin merupakan
ikatan.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes
iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati digunakan sebagai bahan yang
digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam
industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil,
dan pada industri kosmetika.

Gambar 4. Amilosa Gambar 5. Amilopektin


V. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
2. Tabung reaksi 12 buah
3. Gelas kimia 2 buah
4. Gelas ukur 2 buah
5. Pembakar spirtus 1 buah
6. Pipet tetes 5 buah
7. Labu ukur 50 mL 1 buah
8. Rak tabung 1 buah
9. Alat spektofotometer UV-VIS 1 buah
2. Bahan
1. Air liur sebagai sumber amilase
2. Larutan pati 1%
3. Larutan pati 1% dilarutkan dalam berbagai pH (1,3,5,7,9)
4. Larutan iodine

VI. ALUR PERCOBAAN


1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
Persiapan enzim (1 jam sebelumnya)

5 mL air liur

- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL


- Diencerkan 10 kali dengan aquades

Larutan air liur (larutan enzim)


Tabung B Tabung U

1 mL larutan pati 1 mL larutan pati


dalam berbagai pH
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Didiamkan 2 menit - Dimasukkan dalam 5 tabung reaksi
- Ditambah 0,5 mL aquades berbeda
- Didiamkan 5 menit pada suhu 37C di - Didiamkan 2 menit
water bat - Ditambahkan 0,5 mL larutan enzim
- Ditambahkan 2 tetes iodium - Dikocok hingga homogen selama 3
- Ditambah 6 mL aquades menit
- Dibaca absorbansinya pada panjang - Ditambah 10 tetes iodium
gelombang 680 nm - Ditambah 6 mL aquades
- Dibaca absorbansinya
Nilai absorbansi
Nilai absorbansi

2. Pengaruh konsentrasi enzim terhadao aktivitas enzim

1 mL air liur 1 mL larutan enzim 10x pengenceran

- Dimasukkan labu ukur 10 mL - Dimasukkan tabung reaksi


- Ditambah aquades hingga batas 10 mL - Ditambah aquades 9 mL

Larutan enzim 10x pengenceran Larutan enzim 20x pengenceran

1 mL larutan enzim 20x pengenceran 1 mL larutan enzim 30x pengenceran

- Dimasukkan tabung reaksi - Dimasukkan tabung reaksi


- Ditambah aquades 9 mL - Ditambah aquades 9 mL

Larutan enzim 30x Larutan enzim 40x pengenceran


pengenceran

1 mL larutan enzim 40x pengenceran

- Dimasukkan tabung reaksi


- Ditambah aquades 9 mL

Larutan enzim 50x pengenceran


Tabung B Tabung U

1 mL larutan pati 0,4mg/mL


1 mL larutan pati

- Dimasukkan dalam tabung reaksi - Dimasukkan dalam 5 tabung reaksi


- Ditambah 1 mL larutan enzim pH berbeda
optimum - Ditambahkan 1 mL larutan pati pH
- Ditambahkan 0,5 mL aquades optimum
- Didiamkan 5 menit pada suhu >60C di - Ditambah 10 tetes enzim berbagai
waterbath konsentrasi
- Ditambahkan 2 tetes iodium - Didiamkan 5 menit pada suhu 37C di
- Ditambah 6 mL aquades waterbath
- Dibaca absorbansinya pada panjang - Ditambahkan 2 tetes iodium
Nilai absorbansi - Ditambah 6 mL aquades
- Dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 680 nm

Nilai absorbansi
VII. HASIL PENGAMATAN
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimulan
1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Sebelum : Enzim amilase memecah - Dalam percobaan ini

5 mL air liur -Air liur : larutan tidak berwarna pati glikogen menjadi dapat disimpulkan
-Pati 1% : larutan tidak berwarna maltosa bahwa enzim amylase
- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL
-Aquades : cairan tidak berwarna Air liur mengandung pada air liur bekerja
- Diencerkan 10 kali dengan aquades
-Iodium : larutan berwarna jingga enzim amilase secara optimal pada
Larutan air liur (larutan enzim) Sesudah : Reaksi : pH 7 dengan nilai
Tabung B - - Amilum + H2O (l) absorbansi
-Air liur + aquades : larutan tidak terendah
berwarna glukosa yaitu 0,008
1 mL larutan pati
-Larutan pati didiamkan 2 menit : - 2(C6H10O5)n + nH2O - Hal ini sesuai dengan
- Dimasukkan dalam tabung reaksi larutan tidak berwarna nC12H22O11 teori yang
- Didiamkan 2 menit -Larutan pati + 0,5 mLaquades : - Pati amilase glukosa menunjukkan bahwa
- Ditambah 0,5 mL aquades
larutan tidak berwarna enzim amilase bekerja
- Didiamkan 5 menit pada suhu 37C di
water bat -Didiamkan 5 menit pada suhu maksimum pada pH
- Ditambahkan 2 tetes iodium 37C diwaterbath : larutan tidak optimum antara 5,6-
- Ditambah 6 mL aquades
berwarna 7,3 (pedjiadi,1994)
- Dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 680 nm -+ 2 tetes iodium : larutan
berwarna biru
Nilai absorbansi
-+ 6 mL aquades : larutan
berwarna biru
-Nilai Absorbansi larutan blanko
: 0,087

Tabung U pati 0,4 mg/mL Sebelum :


-Larutan pati 0,4mg/mL : larutan
1 mL larutan pati
tidak berwarna (pH 1,3,5,7,9)
dalam berbagai pH
-Larutan enzim : larutan tidak
- Dimasukkan dalam 5 tabung reaksi berwarna
berbeda -Iodium : larutan berwarna jingga
- Didiamkan 2 menit
-aquades tidak berwarna
- Ditambahkan 0,5 mL larutan enzim
- Dikocok hingga homogen selama 3 Sesudah :
menit -Larutan pati didiamkan 2 menit :
- Ditambah 2 tetes iodium
- 1 mL larutan pati pH 3 : larutan
- Ditambah 6 mL aquades
- Dibaca absorbansinya pada panjang tidak berwarna
gelombang 680 nm - 1 mL larutan pati pH 5 : larutan
-
tidak berwarna
Nilai absorbansi
- 1 mL larutan pati pH 7 : larutan
tidak berwarna
- 1 mL larutan pati pH 9 : larutan
tidak berwarna
- + 05 mL enzim :
-pH 1 : larutan tidak berwarna
-pH 3 : larutan tidak berwarna
-pH 5 : larutan tidak berwarna
-pH 7 : larutan tidak berwarna
-pH 9 : larutan tidak bewarna
-Didiamkan 5 menit pada suhu
37C :
-pH 1 : larutan tidak berwarna
-pH 3 : larutan tidak berwarna
-pH 5 : larutan tidak berwarna
-pH 7 : larutan tidak berwarna
-pH 9 : larutan tidak bewarna
- 1 mL larutan Pati + 0,5 mL
larutan enzim + 2 tetes iodium :
Pada pH 1 : larutan
berwarna biru keunguan
(++)
Pada pH 3 : larutan
berwarna biru keunguan
(+)
Pada pH 5 : larutan
berwarna kuning pudar
(+)
Pada pH 7 : tidak
berwarna
Pada pH 9 : larutan
berwarna kuning jernih
(++)
- Nilai Absorbansi :
Pada pH 1 : 0,062
Pada pH 3 : 0,053
Pada pH 5 : 0,014
Pada pH 7 : 0,005
Pada pH 9 : 0,013
2. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas Sebelum : -Semakin tinggi konsentrasi Pada pengenceran 10x
enzim -Pati 0,04mg/mL :larutan tidak enzim maka aktivitas enzim didapatkan aktivitas
berwarna akan semakin maksimum, enzim yang paling
1 mL air liur
-Aquades :larutan tidak berwarna sehingga absorbansinya maksimal. Dengan
- Dimasukkan labu ukur 10 mL -Iodium : larutan berwarna jingga semakin kecil. absorbansi 0,015.
- Ditambah aquades hingga batas 10 mL -Larutan enzim :larutan tidak -Absorbansi bernilai kecil
Larutan enzim 10x berwarna menunjukkan bahwa amilum
pengenceran Sesudah : telah dipecah menjadi
-Larutan enzim 10x pengenceran glukosa oleh enzim amilase
1 mL larutan enzim 20x
pengenceran : larutan tidak berwarna
-Larutan enzim 20x pengenceran
- Dimasukkan tabung reaksi
: larutan tidak berwarna
- Ditambah aquades 9 mL
- Larutan enzim 30x
Larutan enzim 30x
pengenceran : larutan tidak
pengenceran
berwarna
- Larutan enzim 40x
pengenceran : larutan tidak
berwarna
- Larutan enzim 50x
pengenceran : larutan tidak
berwarna
1 mL larutan enzim 30x
pengenceran

- Dimasukkan tabung reaksi


- Ditambah aquades 9 mL

Larutan enzim 40x


pengenceran

1 mL larutan enzim 40x


pengenceran

- Dimasukkan tabung reaksi


- Ditambah aquades 9 mL

Larutan enzim 50x


pengenceran
Tabung B Sebelum
- Larutan pati : larutan tidak
1 mL larutan pati
berwarna
- Dimasukkan dalam tabung reaksi - Larutan iodium : berwarana
- Ditambah 1 mL larutan enzim pH jingga
optimum
- Aquades : larutan tidak
- Ditambahkan 0,5 mL aquades
- Didiamkan 5 menit pada suhu >60C di berwarna
waterbath Sesudah
- Ditambahkan 2 tetes iodium - Larutan pati + aquades : larutan
- Ditambah 6 mL aquades
- Dibaca absorbansinya pada panjang tidak berwarna
gelombang 680 nm - Didiamkan 5 menit pada suhu
Nilai absorbansi >60C : larutan tidak berwarna
- + 2 tetes iodium : larutan
berwarna biru
- + Aquades : larutan tidak
berwarna
- Nilai absorbansi larutan blanko
: 0,089
Tabung U Sebelum
- Larutan pati : larutan tidak
1 mL larutan pati 0,4mg/mL
berwarna
- Enzim pengenceran
- Dimasukkan dalam 5 tabung reaksi
berbeda - 10x : larutan tidak berwarna
- Ditambahkan 1 mL larutan pati pH - 20x : larutan tidak berwarna
optimum
- 30x : larutan tidak bewarna
- Ditambah 10 tetes enzim berbagai
konsentrasi - 40x :larutan tidak berwarna
- Didiamkan 5 menit pada suhu 37C di - 50x : larutan tidak berwarna
waterbath Sesudah
- Ditambahkan 2 tetes iodium
- Larutan pati +didiamkan 5
- Ditambah 6 mL aquades
- Dibaca absorbansinya pada panjang menit : larutan tidak berwarna
gelombang 680 nm - Ditambahkan enzim dengan
pengenceran:
Nilai absorbansi
- 10x : larutan tidak berwarna
- 20x : larutan tidak berwarna
- 30x : larutan tidak bewarna
- 40x :larutan tidak berwarna
- 50x : larutan tidak berwarna
- Ditambahkan 2 tetes iodium
- 10x : larutan berwarna biru (+)
- 20x : larutan berwarna biru
(++)
- 30x : larutan berwarna biru
(++)
- 40 x : larutan berwarna biru
(+++)
- 50x : larutan berwarna biru
(++++)
- ditambahkan aquades:
- 10x : larutan tidak berwarna
20x : larutan berwarna biru (+)
- 30x : larutan berwarna biru
(++)
- 40 x : larutan berwarna biru
(+++)
- 50x : larutan berwarna biru
(++)
- Nilai Absorbansi :
Pada pengenceran 10x :
0,015
Pada pengenceran 20x :
0,040
Pada pengenceran 30x :
0,087
Pada pengenceran 40x :
0,090
Pada pengenceran 50x :
0,085
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan pengaruh pH dan konsentrasi enzim mempengaruhi
aktivitas enzim ini bertujuan membuktikan bahwa pH dan Konsentrasi Enzim
Mempengaruhi Aktivitas Enzim. Dalam percobaan ini digunakan bahan pati
sebagai substrat. Sedangkan air liur digunakan untuk mengetahui reaksi
enzimatik dari enzim amilase di dalamnya. Larutan Iodium digunakan sebagai
indikator perubahan warna dari larutan uji.
1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
Pada percobaan petama pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
bertujuan untuk membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim ,
khususnya pada enzim amilase yang terdapat di air liur. Tujuan dari enzim
amilase adalah untuk mendegradasi karbohidrat polisakarida menjadi
karbohidrat monoksida, yaitu dari amilum menjadi glukosa. Secara teori,
enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan menunjukkan kerja maksimum
pada pH optimum. Diluar pH optimum aktivitas enzim akan terganggu.
Pada prcobaan awal dilakukan preparasi larutan enzim, yaitu 1 mL air
liur dimasukkan dalam labu ukur 10 mL, kemudian diencerkan 10 kali
dengan aquades berupa larutan tidak berwarna sampai tanda meniscus
menghasilkan larutan enzim yang siap digunakan untuk percobaan.
Larutan Blanko
Pada tahap selanjutnya membuat larutan Blanko dengan 1 mL larutan
pati 0,4 mg/mL berupa larutan tidak berwarna dimasukkan dalam tabung
reaksi didiamkan 2 menit. Tujuan didiamkan agar larutan pati terdegradasi
secara sempurna. Kemudian ditambah 0,5 mL aquades, didiamkan 5 menit
pada suhu 37C di waterbath. Tujuan didiamkan di waterbath untuk
menstabilkan. Selanjutnya ditambah 2 tetes iodium berupa warna jingga
menghasilkan larutan berwarna biru. Penambahan iodium ini berfungsi
sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum. Kemudian ditambah 6
mL aquades larutan tetap berwarna biru. Penambahan aquades ini bertujuan
untuk mempermudah dalam membaca absorbansi karena konsentrasi
larutan diperkecil dan tanda sebagai pengenceran. Kemudian diuji dengan
spektrofotometer UV dengan panjang 680 nm sehingga di dapat nilai
absorbansi larutan blanko adalah 0,087.
Larutan uji
Pada percobaan ini menggunakan 5 variasi pada substrat diantaranya,
yaitu pH 1, pH 3, pH 5, pH 7, pH 9. Substrat yang digunakan pada percobaan
ini adalah larutan pati yang merupakan larutan tidak berwarna. Langkah
pertama 1 mL larutan pati 0,4 mg/mL berbagai pH (1,3,5,7,9) dimasukkan
dalam tabung reaksi, selanjutnya didiamkan selama 2 menit. Hal ini
bertujuan agar larutan pati terdegradasi secara sempurna. Kemudian
ditambah 0,5 mL larutan enzim yang merupakan larutan tidak berwarna.
Penambahan larutan enzim tidak menghasilkan perubahan yang signifikan,
yaitu larutan tidak berwarna. Sambil dikocok, selanjutnya didiamkan dalam
waterbath selama 5 menit pada suhu 37C. Tujuan didiamkan di waterbath
untuk menstabilkan. Setelah itu ditambah 2 tetes iodium yang merupakan
larutan berwarna jingga menghasilkan perubahan warna yang signifikan
pada masing-masing tabung, yaitu:
Tabung pH 1: larutan berwarna biru keunguan (++)
Tabung pH 3 : larutan berwarna biru keunguan (+)
Tabung pH 5 : larutan berwarna kuning pudar (+)
Tabung pH 7 : tidak berwarna
Tabung pH 9 : larutan berwarna kuning jernih (++)
Penambahan larutan iodium pada larutan pati menghasilkan larutan
kompleks berwarna biru keunguan, dan penambahan iodium juga berfungsi
sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum. Secara kasat mata
menunjukkan bahwa kadar amilum yang terdapat pada masing-masing
tabung berbeda. Namun, pengamatan secara kasat mata ini akan dibuktikan
dengan menggunakan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 680
nm sebagai perhitungan kadar amilum yang terkandung di dalam masing-
masing larutan uji. Warna larutan pada masing masing tabung uji yang
terbentuk belum bisa dienjekkan ke spektrofotometer karena larutan masih
pekat sehingga tidak bisa membaca absorbansi yang diinginkan. Maka dari
itu ditambahkan lagi 6 mL aquades yang merupakan larutan tidak berwarna
menghasilkan perubahan warna sebagai berikut:
Pada pH 1 : larutan berwarna biru keunguan (++)
Pada pH 3 : larutan berwarna biru keunguan (+)
Pada pH 5 : larutan berwarna kuning pudar (+)
Pada pH 7 : tidak berwarna
Pada pH 9 : larutan berwarna kuning jernih (++)
Penambahan aquades ini bertujuan untuk mempermudah dalam
membaca absorbansi karena konsentrasi larutan diperkecil dan tanda
sebagai pengenceran. Didapatkan nilai absorbansi sebagai berikut:
Pada pH 1 : 0,062
Pada pH 3 : 0,053
Pada pH 5 : 0,014
Pada pH 7 : 0,005
Pada pH 9 : 0,013
Dari nilai absorbansi yang sudah didapatkan, selanjutnya dibuat kurva
antara nilai absorbansi dengan pH substrat yang digunakan adalah sebagai
berikut:

N Sampel Absorbansi Absorbansi


o. ID
1. pH 1 0.062 0.025
2. pH 3 0.053 0.034
3. pH 5 0.014 0.073
4. pH 7 0.005 0.082
5. pH 9 0.013 0.074
Kurva Hubungan antara pH dengan
Absorbansi
0.1
0.09

0.08

0.07

0.06 y = 0.0073x + 0.0211


Absorbansi

R = 0.7833 Absorbansi
0.05

0.04 Linear
(absorbansi)
0.03

0.02

0.01
0 2 10
pH

Dari kurva yang dihasilkan pH optimum ditunjukkan pada pH 7 yang


menunjukkan bahwa kadar amilum yang terkandung sangat sedikit. Hal ini
sudah sesuai dengan teori yang menunjukkan enzim amilase bekerja
maksimum pada pH optimum antara 5,6-7,3 (pedjiadi,1994).
Secara teori jenis hubungan antara kecepatan reaksi dan pH ditunjukkan
dengan kurva berbentuk lonceng.
Adapun reaksi yang terjadi pada percobaan ini:

CH2O CH2O
O H O H
H H
- H H
OH H OH H + nI2
O O O

H OH H OH
n

CH2O CH2O

H O H I H O H
H H amilase
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
biru

CH2O

H O H
H + nI2
OH H
OH OH

H OH
bening

- Amilum + H2O glukosa

- (C6H12O6)n + nH2O nC12H22O11

- Pati enzim amilase glukosa

2. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim


Pada percobaan kedua pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas
enzim bertujuan untuk membuktikan pengaruh konsentrasi terhadap
aktivitas kerja enzim. Khususnya pada enzim amilase pada air liur. Tujuan
enzim amilase adalah untuk mendegredasi karbohidrat polisakarida menjadi
karbohidrat monoksida, yaitu dari amilum menjadi glukosa. Secara teori,
pada konsentrasi substrat tertentu penambahan enzim dengan konsentrasi
bertingkat akan meningkatkan jumlah kompleks ES sehingga jumlah
produk yang terbentuk juga meningkat. Pada percobaan ini dilakukan
variasi konsentrasi dengan cara pengenceran, yaitu 10x, 20x, 30x, 40x, 50x.
Substrat yang dipakai pada percobaan ini adalah pati.
Pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah preparasi larutan
enzim, yaitu 1 mL air liur dimasukkan labu ukur 10 mL, kemudian
ditambahkan aquades sampai tanda meniscus. Pada pengenceran enzim 10
kali diambil 1 mL lagi dan diencerkan kembali pada labu ukur hingga tanda
batas sehingga didapatkan pengenceran enzim 20 kali. Begitu langkah
selanjutnya hingga didapat pengenceran enzim 50 kali. Hasil pengenceran
yang dilakukan menghasilkan larutan tidak berwarna.
Pada percobaan ini digunakan 6 tabung reaksi, 1 tabung untuk larutan
blanko dan 5 tabung untuk larutan enzim.
Larutan blanko
Untuk membuat larutan blanko yang pertama 1 mL larutan pati
dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 mL aquades.
Kemudian dipanaskan selama 5 menit pada suhu >60C. Tujuan didiamkan
agar pati dapat terdegredasi secara sempurna. Selanjutnya ditambahkan 2
tetes larutan iodium menghasilkan warna biru. Fungsi penambahan iodium
sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum. Setelah itu
ditambahkan lagi aquades sebanyak 6 mL, dimana aquades ini berfungsi
agar larutan tidak terlalu pekat dan dapat diukur aborbansinya pada
Spektrofotometer UV - Vis, karena pada Spektrofotometer UV - Vis jika
larutan terlalu pekat maka tidak dapat terbaca absorbansi pada larutan. Pada
penambahan aquades ini menghasilkan warna tetap, yaitu berwarna biru.
Kemudian diuji dengan spektrometer UV untuk diketahui nilai
absorbansinya. Nilai absorbansi yang didapatkan pada larutan blanko adalah
0,089.
Larutan uji
1 mL larutan pati 0,4 mg/mL larutan tidak berwarna dimasukkan
dalam tabung reaksi. Kemudian ditambah 1 mL pati pH optimum,
didiamkan 5 menit pada suhu >60C. Tujuan didiamkan agar larutan pati
dapat terdegredasi secara sempurna. Kemudian ditambahkan 10 tetes enam
berbagai konsentrasi. Penambahan enzim dengan berbagai konsentrasi pada
masing-masing tabung tidak menghasilkan warna yang signifikan, yaitu
tetap berupa larutan tidak berwarna. Setelah itu ditambah 2 tetes iodium
yang merupakan larutan berwarna jingga menghasilkan perubahan warna
yang signifikan pada masing-masing tabung, yaitu:
Tabung 10x pengenceran: larutan berwarna biru (+)
Tabung 20x pengenceran: larutan berwarna biru (++)
Tabung 30x pengenceran: larutan berwarna biru (++)
Tabung 40x pengenceran: larutan berwarna biru (+++)
Tabung 50x pengenceran: larutan berwarna biru (++++)
Penambahan larutan iodium pada larutan pati menghasilkan larutan
kompleks berwarna biru keunguan, dan penambahan iodium juga berfungsi
sebagai indikator untuk menentukan adanya amilum. Secara kasat mata
menunjukkan bahwa kadar amilum yang terdapat pada masing-masing
tabung berbeda. Namun, pengamatan secara kasat mata ini akan dibuktikan
dengan menggunakan spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 680
nm sebagai perhitungan kadar amilum yang terkandung di dalam masing-
masing larutan uji. Berbeda dengan proses pembuatan larutan uji pada
percobaan, dimana pada percobaan 2 dilakukan pemanasan sampai
mencapai suhu >60C. Hal ini dikarenakan larutan pati semakin terdegradasi
sempurna. Warna larutan pada masing masing tabung uji yang terbentuk
belum bisa dienjekkan ke spektrofotometer karena larutan masih pekat
sehingga tidak bisa membaca absorbansi yang diinginkan. Maka dari itu
ditambahkan lagi 6 mL aquades yang merupakan larutan tidak berwarna
menghasilkan perubahan warna sebagai berikut:
Tabung 10x pengenceran : tidak berwarna
Tabung 20x pengenceran : larutan berwarna biru (+)
Tabung 30x pengenceran : larutan berwarna biru keunguan (++)
Tabung 40x pengenceran : larutan berwarna biru (+++)
Tabung 50x pengenceran: larutan berwarna biru(++)
Penambahan aquades ini bertujuan untuk mempermudah dalam
membaca absorbansi karena konsentrasi larutan diperkecil dan tanda
sebagai pengenceran. Didapatkan nilai absorbansi sebagai berikut:
Pada pengenceran 10x : 0,015
Pada pengenceran 20x : 0,040
Pada pengenceran 30x : 0,087
Pada pengenceran 40x : 0,090
Pada pengenceran 50x : 0,085
Dari nilai absorbansi yang sudah didapatkan, selanjutnya dibuat kurva
antara nilai absorbansi dengan konsentrasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:

No. Sampel Absorba Absorbansi


ID nsi
1. 10x 0.015 0.074
2. 20x 0.040 0.049
3. 30x 0.087 0.002
4. 40x 0.090 -0.001
5. 50x 0.085 0.004

Grafik Hubungan Konsentrasi dengan


Absorbansi
0.08

0.07

0.06
Absorbansi

Absorbansi

0.02 Linear (Absorbansi)


y = -0.0019x + 0.0826
R = 0.7812
0.01

-0.02
Pengenceran
Dari grafik yang dihasilkan, didapatkan persamaan linear y = -0,0019x +
0,0826, dengan R = 0,7812. Secara teori, semakin kecil konsentrasi enzim,
maka kadar amilum yang terkandung semakin meningkat. Namun pada
percobaan kami yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori. Dari grafik
yang dihasilkan, pada konsentrasi (pengenceran) 20x, 30x, dan 40x mengalami
penurunan yang seharusnya meningkat hal ini menunjukkan hasil yang tidak
sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan kurang teliti saat pengenceran air liur,
sebagai larutan enzim. Sehingga kadar amilum kecil yang seharusnya dimiliki
oleh enzim yang berkonsentrasi tinggi, tetapi tidak terbentuk. Karena proses
pengenceran air liur sangat berperan penting dalam penentuan konsentrasi
larutan enzim yang terbentuk.

IX. KESIMPULAN
Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Enzim amilase bekerja optimum pada pH 7, hal ini karena enzim amilase
memecah pati glikogen menjadi maltosa.
2. Semakin tinggi konsentrasi enzim, maka semakin maksimum aktivitas
enzim sehingga absorbansinya semakin kecil.
3. Absorbansi bernilai kecil menunjukkan bahwa amilum telah dipecah
menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Pada pengenceran 10x didapatkan aktivitas enzim yang paling maksimum
dengan absorbansi 0,015.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan antara kecepatan reaksi


enzimatik (V= A/ menit) dengan pH
Jawab:

Kurva Hubungan antara pH dengan


Absorbansi
0.1
0.09

0.08

0.07
Absorbansi

0.06 y = 0.0073x + 0.0211

0.05 R = 0.7833 Absorbansi

0.04 Linear
(absorbnnsi)
0.03

0.02

0.01
0 2 10
pH
2. Buatlah kurva antara konsentrasi/pengenceran enzim dengan kecepatan
reaksi enzimatik (A/menit)
Jawab :

Grafik Hubungan Konsentrasi dengan


Absorbansi
0.08

0.07

0.06
Absorbansi

0.05
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.02
y = -0.0019x + 0.0826
R = 0.7812
0.01

0 10 20 30 40 50 60

-0.02
Pengenceran
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.

Lehninger, A. (1992). Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Poedjaji, A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Tim Biokimia. (2017). Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya: FMIPA UNESA.


LAMPIRAN FOTO

Foto Keterangan
Pengaruh pH
Larutan pti berbagai pH dan
larutan pati untuk larutan blanko

Air liur yang diencerkan 10 kali

Lar. pati dengan berbagai pH


ditambah 4 tetes larutan enzim ,
tetapi pada lar. blanko tidak
ditambahkan

Lar. pati + 4 tetes lar. enzim + 1


mL I2 Lar. blanko + 1 mL I2
Semua

Saat penambahan 6 mL aquades

Konsentrasi Lar. pati 1% dimasukkan ke


dalam tabung reaksi yang telah
diberi label

Larutan pati + enzim


pengenceran yang berbeda (10x,
20x, 30x, 40x,50x), penambahan
dilakukan sesuai dengan label
yang telah dipasang, Lar. blanko
tidak ditambahkan
Lar. pati + 0.2 tetes lar. enzim +
1 mL I2 Lar. blanko + 1 mL I2

dipanaskan

Dirambahkan aquades lagi


aquades 6 mL
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Menghitung A pada berbagai pH
Diketahui:
Absorbansi blanko = 0,087
Absorbansi pH 1 = 0,062
Absorbansi pH 3 = 0,053
Absorbansi pH 5 = 0,014
Absorbansi pH 7 = 0,005
Absorbansi pH 9 = 0,013
Ditanya: A pada berbagai pH?
Jawab:
A pH 1 = absorbansi larutan blanko-absorbansi pH 1
= 0,087 0,062
= 0,025
A pH 3 = absorbansi larutan blanko-absorbansi pH 3
= 0,087 0,053
= 0,034
A pH 5 = absorbansi larutan blanko-absorbansi pH 5
= 0,087 0,014
= 0,073
A pH 7 = absorbansi larutan blanko-absorbansi pH 7
= 0,087 0,005
= 0,082
A pH 9 = absorbansi larutan blanko-absorbansi pH 9
= 0,087 0,013
= 0,074
2. Menghitung A pada berbagai konsentrasi
Diketahui:
Absorbansi blanko = 0,089
Absorbansi 10x = 0,015
Absorbansi 20x = 0,040
Absorbansi 30x = 0,087
Absorbansi 40x = 0,090
Absorbansi 50x = 0,085
Ditanya: A pada berbagai konsentrasi?
Jawab:
A 10x = absorbansi larutan blanko-absorbansi 10x
= 0,087 0,053
= 0,034
A 20x = absorbansi larutan blanko-absorbansi 20x
= 0,087 0,040
= 0,002
A 30x = absorbansi larutan blanko-absorbansi 30x
= 0,089 0,087
= 0,002
A 50x = absorbansi larutan blanko-absorbansi 50x
= 0,087 0,085
= 0,004

Anda mungkin juga menyukai

  • AGAMA ISLAM Punya Kharima
    AGAMA ISLAM Punya Kharima
    Dokumen3 halaman
    AGAMA ISLAM Punya Kharima
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Perangkat Pembelajaran Spu
    Perangkat Pembelajaran Spu
    Dokumen21 halaman
    Perangkat Pembelajaran Spu
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lapres Katalis
    Lapres Katalis
    Dokumen14 halaman
    Lapres Katalis
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lapres Saponifikasi
    Lapres Saponifikasi
    Dokumen39 halaman
    Lapres Saponifikasi
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Foto
    Lampiran Foto
    Dokumen3 halaman
    Lampiran Foto
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • PKMK
    PKMK
    Dokumen17 halaman
    PKMK
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • RPP Fix
    RPP Fix
    Dokumen12 halaman
    RPP Fix
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • PKMK
    PKMK
    Dokumen17 halaman
    PKMK
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Proposal Progam Kreativitas Mahasiswa
    Proposal Progam Kreativitas Mahasiswa
    Dokumen5 halaman
    Proposal Progam Kreativitas Mahasiswa
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lks
    Lks
    Dokumen9 halaman
    Lks
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • RPP Fix
    RPP Fix
    Dokumen12 halaman
    RPP Fix
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Untitled 1
    Untitled 1
    Dokumen28 halaman
    Untitled 1
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Resume Karbohidrat
    Resume Karbohidrat
    Dokumen3 halaman
    Resume Karbohidrat
    Lulu Ciprutz Ajjah
    100% (1)
  • Kunci Jawaban Lks Fix
    Kunci Jawaban Lks Fix
    Dokumen5 halaman
    Kunci Jawaban Lks Fix
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Ring Kasan
    Ring Kasan
    Dokumen1 halaman
    Ring Kasan
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lapres Lipida
    Lapres Lipida
    Dokumen26 halaman
    Lapres Lipida
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Media Pendukung
    Media Pendukung
    Dokumen4 halaman
    Media Pendukung
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Mutarotasi
    Mutarotasi
    Dokumen3 halaman
    Mutarotasi
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Perhitungan
    Lampiran Perhitungan
    Dokumen3 halaman
    Lampiran Perhitungan
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Daster
    Daster
    Dokumen9 halaman
    Daster
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Manual Angka
    Manual Angka
    Dokumen2 halaman
    Manual Angka
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Word Angka
    Word Angka
    Dokumen2 halaman
    Word Angka
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Translate Buku Huhey Page 562-564 - Firda Haqiqi
    Translate Buku Huhey Page 562-564 - Firda Haqiqi
    Dokumen5 halaman
    Translate Buku Huhey Page 562-564 - Firda Haqiqi
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Judul Percobaan
    Judul Percobaan
    Dokumen12 halaman
    Judul Percobaan
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Unit 5 Identifikasi Asesmen Kirim
    Unit 5 Identifikasi Asesmen Kirim
    Dokumen40 halaman
    Unit 5 Identifikasi Asesmen Kirim
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Pelanggan Setia Gazebo Cao Pucino
    Pelanggan Setia Gazebo Cao Pucino
    Dokumen1 halaman
    Pelanggan Setia Gazebo Cao Pucino
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • Kelas 2 Semester 1
    Kelas 2 Semester 1
    Dokumen24 halaman
    Kelas 2 Semester 1
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen1 halaman
    SAMPUL
    Lulu Ciprutz Ajjah
    Belum ada peringkat