JUDUL PERCOBAAN :
PENGARUH pH DAN KONSENTRASI ENZIM MEMPENGARUHI
AKTIVITAS ENZIM
II. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 2 Oktober 2017
PUKUL : 07.00 - Selesai
III. TUJUAN PERCOBAAN :
Membuktikan bahwa pH dan Konsentrasi Enzim Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
IV. DASAR TEORI
Organisme hidup mampu mendapatkan dan menggunakan energi dengan
cepat karena adanya katalis disebut enzim. Sebagaimana katalis anorganik,
enzim mengubah kecepatan suatu reaksi kimia, tetapi tidak mempengaruhi
kesetimbangan akhir reaksi. Enzim dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
perubahan besar pada molekul substrat. Meskipun demikian, tidak seperti pada
katalis anorganik enzim memiliki suatu spesifikasi yang terbatas
(Bintang,2010).
Enzim dapat di klasifikasikan sebagai berikut (Bintang,2010):
1. Oksidoreduktase: mengkatalis berbagai macam reaksi oksidasi-reduksi
serta sering mempergunakan koenzim seperti NAD+, FAD, atau lipoat
sebagai akseptorhidrogen. Akseptor lain termasuk koenzim Q atau molekul
oksigen. Nama umum lainnya adalah dehydrogenase, oksidase,
peroksidase, dan reduktase.
2. Transferase: mengkatalis berbagai jenis transfer kelompok dalam
metabolisme banyak langkah-langkah penting yang memerlukan transfer
dari satu molekul lain dari kelompok amino, karboksil, metil, asil, glikosil,
atau fosforil. Nama yang sering digunakan adalah aminotransferase
(transaminase), kamitin asil transferase, dan transkarboksilase.
3. Hidrolase: mengkatalis pembelahan ikatan antara karbon dan beberapa
atom lainnya dengan adanya penambahan air. Nama umum yang sering
dijumpai termasuk esterase, peptidase, amilase, fosfatase, urease, pepsin,
tripsin, dan kemotripsin.
4. Liase: mengkatalis pemecahan ikatan karbon-karbon, karbon-sulfur,
karbon nitrogen tertentu (tidak termasuk peptida). Nama umumnya
dekarboksilase, aldolase, sitrat liase, dan dehidratase.
5. Isomerase: mengkatalis rasemase isomer optik, geometrik, dan reaksi
oksidasi-reduksi intramolekular tertentu. Nama umumnya antara lain
epimerase, rasemase, dan mutase.
Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya
(Bintang,2010):
1. Apoenzim: bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan
berfungsi menentukan kekhususan dari enzim
2. Kofaktor: senyawa kimia non-protein yang diperlukan untuk aktivitas
biologis protein
3. Gugus prostetik: senyawa organik yang berikatan kuat dengan apoenzim
dan sulit terurai
4. Koenzim: senyawa organik yang berikatan lemah (sesaat dan tidak
permanen) dengan apoenzim
5. Substrat: zat yang akan dijadikan suatu produk
Pada setiap enzim memiliki pH dan suhu yang berbeda-beda untuk dapat
bekerja secara optimal. Karena apabila suhu dan keasaman tidak sesuai dengan
sifat suatu enzim maka enzim tersebut tidak dapat bekerja secara optimal, tidak
aktif, bahkan mengalami kerusakan yang dalam istilah biologi disebut
denaturasi. Enzim dalam proses metabolisme berperan sebagai biokatalis dalam
setiap reaksi metabolisme yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Dalam
aktivitas enzim ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsentrasi, suhu,
maupun pH. Pada kondisi yang sesuai enzim ini dapat bekerja secara optimal
dalam reaksi katabolisme maupun anabolisme. Enzim dalam aktivitasnya
bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan dikatalisisnya, dengan
begitu kita akan mengetahui berapa besar aktivitas yang dilakukan. Seperti
contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegradasi amilum adalah amilase.
Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama
akan terasa manis, karena senyawa polisakarida akan terurai menjadi
monosakarida. Suasana yang terlalu asam atau alkalis menyebabkan denaturasi
protein dan hilangnya secara total aktivitas enzim. Pada sel hidup, perubahan
pH sangat kecil. Enzim hanya aktif pada kisaran pH yang sempit. Oleh karena
itu media harus benarbenar dipelihara dengan menggunakan buffer (larutan
penyangga). Jika enzim memiliki lebih dari satu substrat, maka pH optimumnya
akan berbeda pada suatu substrat. Tiap enzim memiliki karakteristik pH optimal
dan aktif dalam range pH yang relatif kecil, dalam banyak kasus, bentuk kurva
menandakan dari keaktifan enzim berbanding pH yang terkandung di dalamnya
(Lehninger,1992).
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim (Poedjiaji, 1994):
Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
Konsentrasi Substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang
tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan
reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah diterangkan
oleh MichaelisMenten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks
enzim substrat.
Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim
adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan
terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang
dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum terjadinya
proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi.
Pengaruh pH
Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda
(zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh
terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim
substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau
pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan
mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim.
Pengaruh Inhibitor
Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak
reversibel. Hambatan tidak reversibel pada umumnya disebabkan oleh terjadinya
proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat
pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau
hambatan tidak bersaing.
Amilase adalah enzim pencernaan yang diklasifikasikan sebagai
saccharidase (enzim yang memecah polisakarida). Amilase memecah rantai
karbohidrat yang panjang (seperti zat tepung/amilum) menjadi unit-unit yang
lebih kecil. Enzim amilase bekerja maksimum pada pH optimum antara 5,6-7,3
(poedjiadi,1994).Amilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim,
yaitu:
1. -amilase
Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilun dan disebut
endoamilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul
amilum. -amilase murni dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya malt,
ludah manusia dan pankreas. Cara kerja -amilase melalui 2 tahap:
- Degradasi amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secara
acak.
- Pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir.
2. -amilase
Enzim ini berfungsi menghidrolisis unit-unit gula dari ujung molekul pati,
maka disebut sebagai eksoamilase. -amilase terdapat pada berbagai hasil
tanaman, tetapi tidak terdapat pada mamalia dan mikroba. Enzim -amilase ini
memecah ikatan glukosida -1,4 pada pati dan glikogen dengan membalikkan
konfigurasi karbon anomeri glukosa dari menjadi . Karena perubahan
konfigurasi dari ke inilah maka enzim tersebut dinamakan -amilase.
Cara hidrolisis ikatan -1,4 oleh -amilase terjadi secara bertahap, dari arah
luar atau ujung rantai gula yang bukan pereduksi. Hidrolisis terjadi dengan
memotong 2 unit glukosa. Enzim -amilase aktif pada pH 5,0 - 6,0.
1. -amilase
-amilase diketahui terdapat dalam hati, enzim ini dapat memecah ikatan 1-1 dan
1-6 pada glikogen dan menghasilkan glukosa.
Pati mengandung dua jenis polimer glukosa, amilosa, dan amilopektin.
Amilosa terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang dan tidak
bercabang, digabungkan oleh ikatan (1-4). Rantai ini beragam dalam berat
molekulnya, dari beberapa ribu sampai 500.000. Amilopektin juga memiliki
berat molekul yang tinggi, tetapi strukturnya bercabang tinggi. Ikatan glikosidik
yang menggabungkan residu glukosa yang berdekatan di dalam rantai
amilopektin adalah ikatan (1-4), tetapi titik percabangan amilopektin merupakan
ikatan.
Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes
iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati digunakan sebagai bahan yang
digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam
industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil,
dan pada industri kosmetika.
5 mL air liur
Nilai absorbansi
VII. HASIL PENGAMATAN
No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimulan
1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim Sebelum : Enzim amilase memecah - Dalam percobaan ini
5 mL air liur -Air liur : larutan tidak berwarna pati glikogen menjadi dapat disimpulkan
-Pati 1% : larutan tidak berwarna maltosa bahwa enzim amylase
- Dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL
-Aquades : cairan tidak berwarna Air liur mengandung pada air liur bekerja
- Diencerkan 10 kali dengan aquades
-Iodium : larutan berwarna jingga enzim amilase secara optimal pada
Larutan air liur (larutan enzim) Sesudah : Reaksi : pH 7 dengan nilai
Tabung B - - Amilum + H2O (l) absorbansi
-Air liur + aquades : larutan tidak terendah
berwarna glukosa yaitu 0,008
1 mL larutan pati
-Larutan pati didiamkan 2 menit : - 2(C6H10O5)n + nH2O - Hal ini sesuai dengan
- Dimasukkan dalam tabung reaksi larutan tidak berwarna nC12H22O11 teori yang
- Didiamkan 2 menit -Larutan pati + 0,5 mLaquades : - Pati amilase glukosa menunjukkan bahwa
- Ditambah 0,5 mL aquades
larutan tidak berwarna enzim amilase bekerja
- Didiamkan 5 menit pada suhu 37C di
water bat -Didiamkan 5 menit pada suhu maksimum pada pH
- Ditambahkan 2 tetes iodium 37C diwaterbath : larutan tidak optimum antara 5,6-
- Ditambah 6 mL aquades
berwarna 7,3 (pedjiadi,1994)
- Dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 680 nm -+ 2 tetes iodium : larutan
berwarna biru
Nilai absorbansi
-+ 6 mL aquades : larutan
berwarna biru
-Nilai Absorbansi larutan blanko
: 0,087
0.08
0.07
R = 0.7833 Absorbansi
0.05
0.04 Linear
(absorbansi)
0.03
0.02
0.01
0 2 10
pH
CH2O CH2O
O H O H
H H
- H H
OH H OH H + nI2
O O O
H OH H OH
n
CH2O CH2O
H O H I H O H
H H amilase
OH H OH H
O O O
H OH H OH
I n
biru
CH2O
H O H
H + nI2
OH H
OH OH
H OH
bening
0.07
0.06
Absorbansi
Absorbansi
-0.02
Pengenceran
Dari grafik yang dihasilkan, didapatkan persamaan linear y = -0,0019x +
0,0826, dengan R = 0,7812. Secara teori, semakin kecil konsentrasi enzim,
maka kadar amilum yang terkandung semakin meningkat. Namun pada
percobaan kami yang telah dilakukan tidak sesuai dengan teori. Dari grafik
yang dihasilkan, pada konsentrasi (pengenceran) 20x, 30x, dan 40x mengalami
penurunan yang seharusnya meningkat hal ini menunjukkan hasil yang tidak
sesuai dengan teori. Hal ini dikarenakan kurang teliti saat pengenceran air liur,
sebagai larutan enzim. Sehingga kadar amilum kecil yang seharusnya dimiliki
oleh enzim yang berkonsentrasi tinggi, tetapi tidak terbentuk. Karena proses
pengenceran air liur sangat berperan penting dalam penentuan konsentrasi
larutan enzim yang terbentuk.
IX. KESIMPULAN
Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Enzim amilase bekerja optimum pada pH 7, hal ini karena enzim amilase
memecah pati glikogen menjadi maltosa.
2. Semakin tinggi konsentrasi enzim, maka semakin maksimum aktivitas
enzim sehingga absorbansinya semakin kecil.
3. Absorbansi bernilai kecil menunjukkan bahwa amilum telah dipecah
menjadi glukosa oleh enzim amilase.
4. Pada pengenceran 10x didapatkan aktivitas enzim yang paling maksimum
dengan absorbansi 0,015.
JAWABAN PERTANYAAN
0.08
0.07
Absorbansi
0.04 Linear
(absorbnnsi)
0.03
0.02
0.01
0 2 10
pH
2. Buatlah kurva antara konsentrasi/pengenceran enzim dengan kecepatan
reaksi enzimatik (A/menit)
Jawab :
0.07
0.06
Absorbansi
0.05
Absorbansi
Linear (Absorbansi)
0.02
y = -0.0019x + 0.0826
R = 0.7812
0.01
0 10 20 30 40 50 60
-0.02
Pengenceran
DAFTAR PUSTAKA
Foto Keterangan
Pengaruh pH
Larutan pti berbagai pH dan
larutan pati untuk larutan blanko
dipanaskan