Anda di halaman 1dari 4

PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah selesai kegiatan praktikum peserta mampu melakukan pertolongan
persalinan normal dengan pantom
2. Tujuan khusus
Peserta mampu:
a. melakukan pemeriksaan untuk pemantauan perkembangan persalinan
b. memimpin meneran
c. melakukan bantuan pengeluaran janin
d. melakukan pengeluaran plasenta
e. mengobservasi kondisi setelah persalinan

B. Alat dan bahan


1. sarung tangan
2. duk bayi 1 buah
3. duk persalinan 2 buah
4. set partus (kateter urin, kocher, gunting episiotomi, klem arteri 2 buah,
gunting tali pusat)
5. penghisap lendir
6. pengikat tali pusat 1 buah
7. kassa
8. bethadin semprot
9. lidi kapas bila tidak ada betadin semprot
10. kapas sublimat/DTT
11. set hecting (nald puder, pinset cirurgis, jarum otot/kulit)
12. benang catgut
13. deppers besar 1 buah
14. gunting hecting 1 buah
15. lidocain
16. obat uterotonika (metergin, syntocinon)
17. spuit 2,5 cc, 5cc
18. kapas alkohol
19. bengkok 3 buah
20. pispot 1 buah
21. tempat plasenta 1 buah
22. celemek
23. sepatu boot
C. Prosedur
1. Pemantauan kala I
a. Observasi kontraksi uterus
Kontraksi uterus diukur dalam 10 menit terdiri dari frekuensi, lamanya dan
kekuatannya dengan menempelkan tangan pada fundus uteri merasakan
kencengnya uterus.
b. Pengukuran DJJ
DJJ diukur dengan laenex atau dopler dengan menempatkan alat pada puntum
maksimum selama 1 menit penuh. Apabila menggunakan laenex, lepaskan
tangan dari laenex, raba denyut radialis dan bandingkan denyut yang
terdengar dengan nadi ibu.
c. Pemeriksaan VT (vaginal toucher) tiap 4 jam atau bila ada indikasi
Lakukan terlebih dahulu vulva higiene dengan cara letakkan bengkok di depan
vulva; pasang sarung tangan steril, ambil kapas sublimat/DTT secukupnya;
bersihkan bagian kiri dan kanan labia mayora; bersihkan bagian kiri dan
kanan labia minora; terakhir bersihkan bagian tengah.
VT dilakukan dengan cara masukkan jari tengah diikuti jari telunjuk kedalam
vagina. Raba bagian portio, ukur pembukaan, ketuban utuh/pecah, presentasi
janin, penurunan bagian janin pada bidang panggul. Keluarkan tangan dari
vagina dan buka sarung tangan. Pada saat memasukkan jari minta klien untuk
nafas dalam.

2. Pertolongan persalinan
Pertolongan persalinan dilakukan bila klien menunjukkan tanda kala II (dorongan
anak, tekanan anus, perineum menonjol, pembukaan lengkap)
a. Lakukan pemecahan selaput ketuban bila ketuban belum pecah.
Setelah VT, tangan kanan tetap berada didalam vagina, ambil kocher
dengan tangan kiri; letakkan kocher diantara jari tengah dan jari telunjuk
tangan kanan dengan bagian tajam menghadap ke telapak tangan. Pada saat
kontraksi, balikkan kocher dan torehkan ke salaput ketuban, lindungi vulva
dengan tangan kiri agar air ketuban tidak memancar keluar. Ambil dan
keluarkan kocher seperti saat memasukkan; letakkan dalam bengkok.
Sambil mengeluarkan tangan kanan, buka selaput amnion dan bebaskan jalan
lahir.
b. Pasang duk dibawah bokong dan diatas perut
c. Lakukan episiotomi bila diperlukan.
Bersihkan perineum dengan desinfektan ; masukkan jari telunjuk dan tengah
tangan kiri ke vagina, gunting diantara kedua jari dengan bagian tumpul
dibagian dalam. Lakukan episiotomi saat his dan jarak kepala bayi dan
perineum minmal.
d. Pimpin persalinan
Gunakan duk yang berada dibawah bokong untuk menahan perineum
(staining) dengan tangan kanan
e. Bantu pengeluaran janin.
Ibu dipimpin meneran saat datangnya his; tangan kiri berada di vulva bagian
atas untuk menahan defleksi kepala bayi dan mencegah ruptur.
Tampak perineum meregang, berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
mulut, dagu dan seluruh kepala. Bersihkan muka bayi dengan kassa.
Biarkan kepala mengadakan paksi luar.
Dengan pegangan biparietal dan tarikan kebawah lahirkan bahu depan, tarikan
keatas lahirkan bahu belakang. Kemudian denggan kaitan pada ketiak lahirkan
trokhanter depan dan trokhanter belakang, lahirkan kaki.
f. Letakkan bayi diperut ibu, nilai kebugaran bayi; lakukan suction bila
diperlukan.
g. Pemotongan tali pusat dengan cara klem tali pusat; tunggu denyut tali pusat
berhenti, pasang klem I 5-10 cm dari perut bayi, urut tali pusat kearah plasenta
dan pasang klem II dengan jarak 2 cm dari klem I. Semprotkan betadin ke tali
pusat yang akan dipotong. Tangan kiri berada dibawah tali pusat untuk
melindungi bayi dari gunting, lakukan pengguntingan tali pusat.
h. Pengikatan tali pusat, ikat dengan kencang tali pusat dan balut dengan kassa
steril.
i. Keringkan bayi dan lakukan bonding
j. Letakkan pispot dibawah bokong untuk menampung darah
k. Observasi perdarahan, kontraksi uterus, robekan perineum, keadaan umum
dan tanda-tanda vital.

3. Pengeluaran plasenta
a. Lakukan pengosongan kandung kemih
b. Observasi tanda-tanda kala III (uterus membulat, lebih keras, keluar darah
tiba-tiba, tali pusat menjulur keluar vagina)
c. Tes pelepasan plasenta antara lain dengan perasat Kustner/ strasman/ klein.
Perasat kustner dengan tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri
menahan tepi symphisi. Bila tali pusat masuk kembali kedalam vagina berarti
plasenta belum lepas dari dinding plasenta. Bila tetap atau tidak masuk
kembali ke lubang vagina, berarti plasenta telah lepas dari diinding uterus.
d. Bila plasenta telah lepas, lipat plasenta dengan memutar tali plasenta. Bantu
dengan klem arteri untuk mengeluarkan plasenta, lahirkan plasenta dengan
gerakan memutar searah jarum jam.
e. Periksa plasenta pada bagian maternal (cek kelengkapan kotiledon dengan
menangkupkan plasenta, lihat adanya pengapuran, dan kondisi selaput) dan
bagian fetal (jumlah arteri dan vena, insersio; panjang tali pusat; laserasi)
f. Beri uterotonika

4. Observasi setelah persalinan


a. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan, kontraksi uterus.
b. Lakukan perineorafi bila terjadi ruptur atau dilakukan episiotomi

Anda mungkin juga menyukai