Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

DILEMA ETIK

DI SUSUN OLEH:

1.INTAN
2.LAILAANISAFITRI
3.JEPRIANSYAH RIDWAN
4.KUSWENDI KRISTAL
5.LINDA
6.MUHAMAD AGUNG
7.M FAKIH KAMAL
8.MARLEDIS
9.MAYA SURYATAMI
10.MERI SUADAH

PANCA BHAKTI BANDAR LAMPUNG


2012
Kata Pengantar

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan karuniaNYasehingga kami
dapat menyeklesaikan tugas kelompok mata kuliah Etik danHukum. Pada makalah ini kami
akan membahas kasus yang ditugaskan denganmasalah dilema etik.Pada makalah ini kami
akan membahas kasus tentang seorang pasien yangmenginginkan dilakukan tindakan
euthanasia pada dirinya. Pasien mengalamikebutaan akibat Diabetes yang kronis dan juga
menjalani dialisis. Keluarga jugamenginginkan hal yang sama terhadap pasien. Sementara itu
pihak Rumah Sakittidak dapat memenuhi keinginan pasien dan keluarga. Hal ini
menimbulkandilema etis dimana pasien tidak mendapatkan hak-nya, sementara Rumah
Sakitmenyatakan bahwa kehidupan harus dipertahankan.Kami menyadari masih terdapat
kekurangan pada makalah ini. Untuk itukami mengharapkan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaanmakalah
Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang
lain sehingga semua aspek keperawatan mempunyai komponenetika. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, maka permasalahan etika kesehatan menjadi
permasalahan etika keperawatan pula.
Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemmas) telahmenjadi
masalah utama disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakatmaupun pemberi
asuhan kesehatan. Masalah etika menjadi semakin komplekskarena adanya kemajuan ilmu
dan tehnologi yang secara dramatis dapatmempertahankan atau memperpanjang hidup
manusia. Pada saat yang bersamaan pembaharuan nilai sosial dan pengetahuan masyarakat
menyebabkan masyarakatsemakin memahami hak-hak individu, kebebasan dan
tanggungjawab dalammelindungi hak yag dimiliki. Adanya berbagai faktor tersebut sering
sekalimembuat tenaga kesehatan menghadapi berbagai dilema. Setiap dilemamembutuhkan
jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu baik dikerjakanuntuk pasien atau baik
untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik.
Berbagai permasalahan etik yang dihadapi oleh perawat telahmenimbulkan konflik
antara kebutuhan pasien (terpenuhi hak) dengan harapan perawat dan falsafah keperawatan.
Contoh nyata yang sering dijumpai dalam praktek keperawatan adalah euthanasia, penolakan
tindakan transfusi darah, dan penolakan transplantasi organ. Menghadapi dilema semacam ini
diperlukan penanganan yang melibatkan seluruh komponen yang berpengaruh dan
menjadisupport system bagi pasien.Makalah ini akan membahas secara khusus dilema etik
yang berkaitandengan kasus euthanasia dan penyelesaiannya dengan pendekatan
proseskeperawatan.

TujuanTujuan Umum:
Mampu menganalisa pemecahan masalah dilema etik kasus eutanasiaTujuan Khusus:

1.Dapat mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengan


kasus eutanasia
2.Dapat mengidentifikasi munculnya konflik akibat situasi pada kasus eutanasia
3.Dapat menentukan tindakan alternatif yang direncanakan dari
konsekuensitindakan eutanasia
4.Dapat menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat pada kasus eutanasia
5.Dapat menjelaskan kewajiban perawat menghadapi kasus eutanasia
6.Dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan kasus eutanasia

Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari Bab I Pendahuluan berisi latar belakang, tujuandan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori. Bab III Pembahasan Kasus. BabIV Penutup berisi kesimpulan dan saran
Bab II
Tinjauan Teori

Dilema Etik Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskandan tidak
memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat
keputusan yang etis seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan
emosional (Thomson & Thomson, 1985).Kerangka pemecahan dilema etik pada dasarnya
menggunakan kerangka proseskeperawatan/ pemecahan masalah secara
scientific.
Eutanasia
Eutanasia berasal dari bahasa Yunani, eu (mudah, bahagia, baik) danthanatos
(meninggal dunia) sehingga diartikan meninggal dunia dengan baik atau bahagia. Menurut
Oxfort English Dictionary eutanasia berarti tindakan untuk mempermudah mati dengan tenang
dan mudah.
Dilihat dari aspek bioetis, eutanasia terdiri atas eutanasia volunter,involunter, aktif
dan pasif. Pada kasus eutanasia volunter klien secara suka reladan bebas memilih untuk
meninggal dunia. Pada eutanasia involunter, tindakanyang menyebabkan kematian dilakukan
bukan atas dasar persetujuan dari kliendan sering kali melanggar keinginan klien. Eutanasia
aktif merupakan suatutindakan yang disengaja yang menyebabkan klien meninggal misalnya
pemberian injeksi obat letal. Eutanasia pasif dilakukan dengan menghentikan pengobatanatau
perawatan suportif yang mempertahankan hidup (misalnya antibiotika,nutrisi, cairan,
respirator yang tidak diperlukan lagi oleh klien. Eutanasia pasif sering disebut sebagai
eutanasia negatif dapat dikerjakan sesuai dengan keputusanIDI.
Di Indonesia tindakan eutanasia tidak dibenarkan menurut undang-undang,tujuan dari
eutanasia aktif adalah mempermudah kematian klien. Sedangkaneutanasia pasif bertujuan
untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan kliennamun membiarkannya dapat berdampak
pada kondisi klien yang lebih berat bahkan memiliki konsekuensi untuk mempercepat
kematian. Batas kedua haltersebut kabur bahkan sering kali merupakan hal yang
membingungkan bagi pengambil keputusan tindakan keperawatan (Priharjo, 1995).Eutanasia
aktif merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dinyatakan dalam KUHP pasal338,
339, 345 dan 359.

Hak Individu yang akan meninggal:


1.Hak diperlakukan sebagaimana manusia hidup sampai ajal tiba
2.Hak untuk mempertahankan harapananya, tidak peduli apapun perubahan yang
terjadi
3.Hak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan
dengankematian yang sedang dihadapinya sesuai dengan kepercayaannya.
4.Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan perawatannya
5.hak untuk memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan
secara berkesinambunagn walaupun tujuan penyembuhannya harus diubahmenjadi tujuan
memberikan rasa nyama.
6.Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian
7.Hal untuk bebas dari rasa sakit
8.Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur
9.Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang
ditinggal agar dapat menerima kematiannya
10.Hak untuk meninggal dalam keadaan damai dan bermartabat
11.Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambilkeputusan yang
bertentang dengan kepercayaan yang dianutnya
12.Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapunartinya bagi orang
lain
13.Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormatisetelah yang
bersangkutan meninggal
Bab III
Pembahasan

Kasus
KasusTn. C berusia 40 tahun. Seeorang yang menginginkan untuk dapatmengakhiri
hidupnya (Memilih untuk mati. Tn. C mengalami kebutaan,diabetesyang parah dan menjalani
dialisis). Ketika Tn. C mengalami henti jantung,dilakukan resusitasi untuk mempertahankan
hidupnya. Hal ini dilakukan oleh pihak rumah sakit karena sesuai dengan prosedur dan
kebijakan dalam penanganan pasien di rumah sakit tersebut.
Peraturan rumah sakit menyatakan bahwa kehidupan harus disokong. Namun keluarga
menuntut atas tindakan yang dilakukan oleh rumah sakit tersebutuntuk kepentingan hak
meninggal klien. Saat ini klien mengalami koma. Rumahsakit akhirnya menyerahkan kepada
pengadilan untuk kasus hak meninggal klientersebut.
Tiga orang perawat mendiskusikan kejadian tersebut denganmemperhatikan antara
keinginan/hak meninggal Tn. C dengan moral dan tugaslegal untuk mempertahankan
kehidupan setiap pasien yang diterapkan dirumahsakit.Perawat A mendukung dan
menghormati keputusan Tn.C yang memilihuntuk mati.
Perawat B menyatakan bahwa semua anggota/staf yang beradadirumah sakit tidak
mempunyai hak menjadi seorang pembunuh. Perawat Cmengatakan bahwa yang berhak
untuk memutuskan adalah dokter.Untuk kasus yang diatas perawat manakah yang benar dan
apa landasanmoralnya?

Pemecahan kasus dilema etis


Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar
Mengidentifikasi dan mengembangkan data dasar yang terkait dengankasus eutanasia
meliputi orang yang terlibat klien, keluarga klien, dokter, dan tigaorang perawat dengan
pendapat yang berbeda yaitu perawat A, B dan C. Tindakanyang diusulkan yaitu perawat A
mendukung keputusan tuan C memilih untuk matidengan maksud mengurangi penderitaan
tuan C, perawat B tidak menyetujuiuntuk melakukan eutanasia karena tidak sesui dengan
kebijakan rumah sakit. Dan perawat C mengatakan yang berhak memutuskan adalah dokter.
Mengidentifikasi munculnya konflik
Penderitaan tuan C dengan kebutaan akibat diabetik, menjalani dialisis dandalam
kondisi koma menyebabkan keluarga juga menyetujui permintaan tuan Cuntuk dilakukan
tindakan eutanasia. Konflik yang terjadi adalah pertama,eutanasia akan melanggar peraturan
rumah sakit yang menyatakan kehidupanharus disokong, kedua apabila tidak memenuhi
keinginan klien maka akanmelanggar hak-hak klien dalam menentukan kehidupannya, ketiga
adanya perbedaan pendapat antara perawat A, B dan C.
Menentukan tindakan alternatif yang direncanakanAdapun tindakan alternatif yang
direncanakan dari konsekuensi tindakaneutanasia adalah
1.Setuju dengan perawat A untuk mendukung hak otonomi tuan C tetapi hal inipun
harus dipertimbangkan secara cermat konsekuensinya, sebab dokter dan perawat tidak berhak
menjadi pembunuh meskipun klien memintanya.Konsekuensi dari tindakan ini: hak klien terpenuhi,
mempercepat kematianklien, keinginan keluarga terpenuhi dan berkurangnya beban
keluarga. Namun pihak rumah sakit menjadi tidak konsisten terhadap peraturan yangtelah dibuat

2.Setuju dengan perawat B karena sesuai d engan prinsip moral avoidingkilling.


Konsekuensi dari tindakan ini: klien tetap menderita dan kecewa,klien dan keluarga akan menuntut
rumah sakit, serta beban keluargaterutama biaya perawatan meningkat. Dengan demikian rumah
sakitkonsisten dengan peraturan yang telah dibua
3.Setuju dengan perawat C yang menyerahkan keputusannya pada tim medisatau
dokter. Namun konsekuensinya perawat tidak bertanggung jawab daritugasnya. Selain itu dokter
juga merupakan staf rumah sakit yang tidak berhak memutuskan kematian klien.

Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepatPada kasus tuan C, yang dapat membuat
keputusan adalah manajemenrumah sakit dan keluarga. Rumah sakit harus menjelaskan seluruh
konsekuensidari pilihan yang diambil keluarga untuk dapat dipertimbangkan oleh keluarga.Tugas
perawat adalah tetap memberikan asuhan keperawatan dalam rangkamemenuhi kebutuhan dasar
klien.

Menjelaskan kewajiban perawat

Kewajiban perawat seperti yang dialami oleh tuan C adalah tetapmenerapkan asuhan
keperawatan sebagai berikut: memenuhi kebutuhan dasar klien sesuai harkat dan martabatnya
sebagai manusia, mengupayakan suportsistem yang optimal bagi klien seperti keluarga,
teman terdekat, danpeer group.Selain itu perawat tetap harus menginformasikan setiap
perkembangan dantindakan yang dilakukan sesuai dengan kewenangan perawat. Perawat
tetapmengkomunikasikan kondisi klien dengan tim kesehatan yang terlibat dalam perawatan
klien Tuan C.

Mengambil keputusan yang tepat

Pengambilan keputusan pada kasus ini memiliki resiko dankonsekuensinya kepada


klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling tepat dan
menguntungkan untuk klien. Namun sebelumkeputusan tersebut diambil perlu diupayakan
alternatif tindakan yaitu merawatklien sesuai dengan kewenangan dan kewajiban perawat.
Jika tindakan alternatif ini tidak efektif maka melaksanakan keputusan yang telah diputuskan
oleh pihak manajemen rumah sakit bersama keluarga klien (informed consent )
Bab IV
Penutup
Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yangmelibatkan


interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan antara
mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam menentukankematian, upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasanmenentukan nasibnya, dan penerapan
terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi permasalah klien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntutdapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dantidak bertentang
dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusanyang tepat diharapkan tidak
ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasanyaman dan mutu asuhan keperawatan
dapat dipertahankan.

Saran
perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secaramandiri atau
secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuanuntuk menyelesaikan suatu
dilema etik.
Daftar Pustaka

Kozier, B., Erb G., Berman, A., & Snyder S. J. (2004).Fundamentalsof Nursing Concepts Process
and Practice (7thed). New Jerney: Pearson EducationLine.

Priharjo, R. (1995). Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.

Suhaemi, M.E. (2004).Etika Keperawatan: aplikasi pada praktik . Jakarta: EGC

Taylor C., & Lemone P. (1997). Fundamentals of Nursing . Philadelphia:Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai