Anda di halaman 1dari 2

Penyepuhan Logam

Proses penyepuhan adalah proses produksi benda-benda yang terbuat dari logam yang
dilapisi (disalut) dengan suatu lapisan tipis logam lain. Pada umumnya proses penyepuhan
dilakukan untuk melindungi logam itu terhadap korosi dan membuat penampilan benda itu
lebih menarik. Proses ini merupakan proses perubahan Energi listrik menjadi Energi kimia.
Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yang dihubungkan dengan sumber listrik) dan
Elektrolit (cairan tempat logam-logam tadi dicelupkan). Penyepuhan berguna untuk melapisi
logam perhiasan, atau juga untuk pencegahan karat/korosi, seperti pada pipa atau besi, yang
dilapisi oleh campuran besi(Fe) dan Seng (Zn), yang disebut proses galvanisasi.

Salah satu cara dalam proses penyepuhan adalah dengan elekrolisis. Benda logam
yang akan disepuh dijadikan katode dan potongan tebal logam penyepuh dijadikan anode.
Kedua elektrode itu dibenamkan dalam suatu larutan garam dari logam penyepuh yang
dihubungkan dengan sumber arus searah (arus DC). Logam besi/baja mudah terkena
korosi/karat. Untuk melindungi besi/baja dari korosi, maka besi/baja dilapisi suatu logam
yang sukar teroksidasi, seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak (Ag), atau emas (Au).
Adapun prinsip kerja penyepuhan/pelapisan logam adalah sel elektrolisis larutan dengan
menggunakan elektrode yang bereaksi.

Sebagai syarat berlangsungnya elektrolisis adalah ion harus dapat bermigrasi ke


elektroda. Salah satu cara yang paling jelas agar ion mempunyai mobilitas adalah dengan
menggunakan larutan dalam air. Namun, dalam kasus elektrolisis Aluminium, larutan dalam
air jelas tidak tepat sebab air lebih mudah direduksi daripada ion alumunium sabagaimana di
tunjukkan:

Al3+ + 3e Al potensial elektroda normal = 1,662 V

2H2O + 2e H2 + 2OH- potensial elektroda normal = 0.828 V

Penggunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurnian logam. Proses


pemurnian logam biasanya menghasilkan logam tembaga yang kurang murni untuk
penggunaan secara lazim. Misalnya, adanya arsenik dapat menurunkan konduktivitas listrik
dari tembaga, sehingga hasilnya kurang cocok untuk dibuat kawat dan konduktor listrik yang
lain. Sebongkah besar tembaga yang tidak murni sebagai anode dan sebuah lempeng dari
tembaga murni sebagai katode. Selama elektrolisis, tembaga dipindah secara terus-menerus
melalui larutan (sebagai CO2+) dari anode ke katode. Emas dan perak biasanya ditemukan
sebagai pengoksidator dalam tembaga. Logam-logam ini kurang aktif dibanding tembaga,
karena agak sukar teroksidasi. Logam-logam tersebut tidak masuk ke dalam reaksi anoda,
tapi mengendap pada dasar tangki elektrolisis dalam suatu lumpur yang dinamakan lumpur
anode. Nilai ekonomis dari lumpur anode kerap cukup untuk menutup biaya pemurnian
tembaga secara elektrolisis. Dalam proses penyepuhan, logam yang lebih mahal dilapiskan
(diendapkan sebagai lapisan tipis) pada permukaan logam yang lebih murah dengan cara
elektrolisis. Baterai umumnya digunakan sebagai sumber listrik selama proses penyepuhan
berlangsung. Logam yang ingin disepuh berfungsi sebagai katoda dan lempeng perak (logam
pelapis) yang merupakan logam penyepuh berfungsi sebagai anoda. Larutan elektrolit yang
digunakan harus mengandung spesi ion logam yang sama dengan logam penyepuh (dalam hal
ini, ion perak). Pada proses elektrolisis, lempeng perak di anoda akan teroksidasi dan larut
menjadi ion perak. Ion perak tersebut kemudian akan diendapkan sebagai lapisan tipis pada
permukaan katoda. Metode ini relatif mudah dan tanpa biaya yang mahal, sehingga banyak
digunakan pada industri perabot rumah tangga dan peralatan dapur.

Anda mungkin juga menyukai