Tim Dosen :
Dra. Sri Astuty, M.Sc.
Drs. Walim Lili, M.Si.
Dra. Titin Herawati, M.Si.
Mochamad Untung Kurnia Agung, S.Kel., M.Si.
Copy Right @
praktikumekotoksikologi2017
Self Publisher
KATA PENGANTAR
Salam akademia!
Hadir dengan semangat untuk selalu menyajikan paket praktikum yang menarik,
menyenangkan, dan aplikatif, sesuai dengan tagline : Enjoy and Fun to Get
Closer with Ecotoxicology, Be a Good Friend for Our Environment, Tim Praktikum
TA 2017/2018 mencoba hadir membawakan perbaharuan konsep dan strategi
pelaksanaan praktikum yang lebih dinamis, dekat, dan efisien. Sebuah portal
one stop information, all about practical class telah hadir di
http://ekotoksfpikunpad.wordpress.com/ yang dapat diakses 24 jam oleh
seluruh praktikan, menjadi media informasi dan komunikasi selama
pelaksanaan praktikum.
Juni 2017
Tim Penyusun
Highlight :
Kontrak Praktikum
Modul V : Bioremediasi
pelaksanaan praktikum;
PeraturanTeknis Praktikum
Nama : Anisa S
NPM : 230000011100
KELOMPOK 3
Bentuk Isi (Bagian Dalam) Buku Jurnal
Bahan:
Prosedur :
(dibuat dalam
bentuk diagram
alir)
Modul 1
Uji Toksisitas Akut
MODUL 1 Uji Toksisitas Akut
POKOK BAHASAN :
Pemaparan dan Pengamatan Uji Toksisitas Akut
TUJUAN PRAKTIKUM :
Memahami dan mampu melaksanakan persiapan, pemaparan, dan pengamatan Uji
Toksisitas Akut
TINJAUAN PUSTAKA :
Uji Toksisitas Akut merupakan bagian dari Uji Toksisitas Kuantitatif yang dilakukan
dalam jangka waktu yang singkat sebagai akibat dari pemaparan jangka pendek terhadap
suatu bahan toksik. Efek akut dapat terjadi dalam selang waktu beberapa jam, hari atau
minggu. Parameter yang dapat diamati dari Uji Toksisitas Akut pada umumnya adalah
Kematian (Mortality). Suatu bahan kimia dinyatakan berkemampuan toksik akut bila aksi
langsungnya mampu membunuh 50% atau lebih populasi uji dalam selang waktu yang
pendek, misal 24 jam, 48 jam s/d 14 hari.
b = XY 1/ n ( X Y) .. (1)
2 2
X 1/ n ( X)
a = 1/ n (Y b X) .(2)
Persamaan regresi = Y = a + bx
m= 5a .(3)
b
Keterangan :
Y : Nilai Probit Mortalitas
X : Logaritma konsentrasi bahan uji
n : banyaknya perlakuan
a : konstanta
b : slope/ kemiringan
m : nilai X pada Y = 5
LC50-24 jam : anti log m
FORMAT TABULASI DATA PENGAMATAN TOKSISITAS AKUT
2. Data Kelas
a. Format Tabulasi Data Persentase Mortalitas (p) Hewan Uji setelah pemaparan 24 jam
Jenis Hewan Uji :
Jenis Bahan Toksik :
Ulangan Konsentrasi
kontrol 25 ppm 50 ppm 100 ppm
(1)
(2)
(3)
Rata-rata
b. Format Tabulasi Data Analisis Probit LC50-24 jam
d N r p X Y XY
(Konsentrasi (jumlah (Mortalitas (%Mortalitas) (Log (Nilai Probit
hewan hewan uji) Konsentrasi) % Mortalitas)
Uji)
uji)
25 ppm 30
50 ppm 30
100 ppm 30
Jumlah ( ) X Y XY
b = .. Persamaan (1)
a = . Persamaan (2)
m = . Persamaan (3)
PERTANYAAN MODUL 1 :
*) tuliskan jawaban di Buku Jurnal masing-masing!
1. Sebutkan sifat dan karakteristik dari kelima bahan toksik yang digunakan dalam
pelaksanaan praktikum !
2. Hitunglah berapa volume Larutan bahan toksik yang harus diambil dari Larutan
Stock dengan Konsentrasi 2500 mg/L untuk mendapatkan Konsentrasi Akhir di
botol Vial (10 mL) sebesar 25 ; 50 ; dan 100 mg/L? (Gunakan Rumus Pengenceran!)
Pembagian Kelompok
Organisme Uji
Kelompok Toksikan Konsentrasi
Dhapnia Arthemia
1 Kontrol
2 25 ppm
Benzena
3 50 ppm
4 100 ppm
5 Kontrol
6 25 ppm
Fenol
7 50 ppm
8 100 ppm
9 Kontrol
10 25 ppm
Kloroform
11 50 ppm
12 100 ppm
13 Kontrol
14 25 ppm
Crude oil
15 50 ppm
16 100 ppm
17 Kontrol
18 25 ppm
Oli bekas
19 50 ppm
20 100 ppm
Modul 2
EPA Probit
MODUL 2 Analisis Data LC-50 dengan EPA Probit
POKOK BAHASAN :
Penggunaan Program EPA Probit untuk Analisis Data LC-50
TUJUAN PRAKTIKUM :
Memahami dan mampu menggunakan Program EPA Probit untuk mendapatkan nilai
LC-50 dari data mortalitas hewan uji pada Uji Toksisitas Akut
TINJAUAN PUSTAKA :
Nilai LC-50 (Lethal Concentration 50%) didefinisikan sebagai nilai konsentrasi bahan uji
pada batas yang mampu menyebabkan 50% hewan uji mengalami kematian (mortalitas)
pada Uji Toksisitas Akut. Nilai LC-50 menjadi dasar penentuan ambang batas konsentrasi
aman atau tidak amannya suatu bahan uji. Nilai inilah juga yang akan digunakan sebagai
dasar penentuan konsentrasi uji pada Uji Toksisitas Sub-Lethal.
EPA (European Protection Agency), sebuah badan perlindungan lingkungan, telah
memperkenalkan salah satu program (komputasi) yang mampu membantu para peneliti
untuk mengkalkulasi nilai LC-50 dengan input data berupa data pengamatan Uji
Toksisitas Akut maupun Sub-Lethal. Program EPA Probit pada dasarnya merupakan
program kalkulasi statistika yang secara efisien dirancang untuk memodulasi perhitungan
rataan pola mortalitas dan konsentrasi untuk mendapatkan nilai LC-50.
4. Dipilih D untuk Disk File agar data output tersimpan di harddisk laptop atau PC
kita, lalu tekan Enter dan akan keluar tampilan sebagai berikut :
5. Ketik Nama File untuk Output File yang akan tersimpan di Harddisk kita, Contoh :
LC50_24_Dhapnia_Fe_2013 , lalu tekan Enter dan akan keluar tampilan sebagai
berikut :
8. Ketik 0 apabila tidak ada hewan uji pada perlakuan Kontrol yang mengalami
kematian (mortalitas), Tekan Enter lalu akan keluar tampilan sebagai berikut :
9. Jumlah Konsentrasi Uji dimasukkan (di luar perlakuan Kontrol), Contoh : ketik 3
untuk 3 (tiga) konsentrasi perlakuan, Tekan Enter lalu akan keluar tampilan
sebagai berikut :
10. Konsentrasi Uji dimasukkan (diinput) mulai dari konsentrasi terendah hingga
konsentrasi tertinggi, termasuk jumlah hewan uji yang mati dan jumlah total hewan
yang diujikan per konsentrasi uji. Sebagai Contoh tersaji sebagai berikut :
11. Tekan Enter, lalu akan tampil rekap data sebagai berikut :
12. Ketik n (untuk no) apabila tidak ada data yang ingin diubah, dan ketik y
(untuk yes) apabila ada data yang ingin diubah, tekan Enter lalu akan keluar
tampilan sebagai berikut :
13. Ketik n (untuk no) apabila tidak ada data Kontrol yang ingin diubah, dan ketik
y (untuk yes) apabila ada data Kontrol yang ingin diubah, tekan Enter lalu
akan keluar tampilan sebagai berikut :
14. Ketik n (untuk no) apabila tidak ada data lain yang akan dianalisis, dan ketik y
(untuk yes) apabila ada data lain yang akan dianalisis. Data output sudah
tersimpan di folder tempat kita menyimpan Master Program
15. File Output dapat dibuka melalui Notepad
16. Contoh tampilan Output hasil analisis LC-50 dalam tampilan Notepad
17. Dari Contoh tersebut terlihat bahwa nilai LC-50 yang didapat adalah sebesar : 79,913
(satuan konsentrasi) dari range konsentrasi uji 50,100, dan 150.
Adapun Grafik Plot nilai LC-50 juga termuat dalam File Output tersebut, seperti
yang tersaji sebagai berikut :
PERTANYAAN MODUL 2 :
*) tuliskan jawaban di Buku Jurnal masing-masing!
Jika jumlah hewan uji yang mati pada perlakuan Kontrol adalah sebanyak 5 ekor,
hitunglah nilai LC-50 sesuai data yang ada pada contoh di atas! Apakah didapat nilainya?
Jelaskan mengapa demikian!
Modul 3
Uji Toksisitas Sub-Lethal
MODUL 3 Uji Toksisitas Sub-Lethal dan Penghitungan Hematokrit
POKOK BAHASAN :
1. Pemaparan dan pengamatan Uji Toksisitas Sub-Lethal
2. Penghitungan Nilai Hematokrit
TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Memahami dan mampu melaksanakan persiapan, pemaparan, dan pengamatan Uji
Toksisitas Sub-Lethal;
2. Memahami dan mampu melaksanakan penghitungan Nilai Hematokrit ikan uji sebagai
salah satu parameter Uji Toksisitas Sub-Lethal.
TINJAUAN PUSTAKA :
Uji toksisitas Sub-Lethal merupakan bagian dari uji toksisitas kuantitatif yang dilakukan
dengan pendedahan larutan bahan kimia atau polutan dalam jangka waktu relatif lebih
lama dibandingkan Uji toksisitas Akut (beberapa hari, minggu).
Parameter yang diamati dari uji toksisitas sub-lethal pada ikan umumnya gejala fisiologis
seperti aktivitas gerak (gerak aktif / pasif, gerak renang, gerak operculum/ mulut ikan
dalam aktivitas respirasi) dan gejala klinis (produksi lendir pada sisik, serta keadaan
insang pada ikan akibat dari larutan bahan toksik )
Parameter lain yang dapat diamati pada Uji Toksisitas Sub-Lethal yaitu pengamatan
terhadap kondisi hematologi ikan uji, yang pada umumnya direpresentasikan dengan
penghitungan nilai hematokrit.
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell Volume (PCV).
Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu sel darah
dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan keeping darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan bagian
cairan darah terdiri dari air, protein, garam anorganik dan substansi organik bukan
protein.
Penghitungan nilai hematokrit dibaca dalam Reading Chart Hematocrit dalam satuan
persen (%).
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM :
1. PEMAPARAN DAN PENGAMATAN UJI SUB-LETHAL
Alat : Bahan :
Stock Larutan
10 ekor ikan uji dalam 15 Liter air bahan uji
Gambar 3.1.
Ilustrasi Persiapan Uji
Toksisitas Sub-Lethal
Kelompok : ..
Jenis Bahan Toksik : ..
Konsentrasi Bahan Toksik : ..
Kelas Ukuran Ikan : ..
Waktu Gejala Fisiologis Gejala klinis Mortalitas Survival rate (%)
dedah Gerak Aktifitas
operculum gerak
(GO) (AG)
1 jam
1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
6 hari
7 hari
Rata-rata
Keterangan :
Jumlah gerak operculum merupakan hasil perhitungan dari sampel ikan yang diambil
secara acak sebanyak 3 (tiga) ekor dengan masing-masing gerak operculum dihitung
dalam waktu satu menit, kemudian jumlah gerak operculum dari ikan tersebut
dijumlahkan dan dirata-ratakan.
Memberi tanda (+) untuk gejala fisiologis dan gejala klinis dengan ketentuan sebagai
berikut :
(+) : Kurang aktif/sedikit lendir
(++) : aktif/cukup berlendir
(+++) : Sangat aktif/banyak lender
Gambar 3.2.
Daerah operculum dan
pengamatan lendir ikan uji
Crude Oil
Oli bekas
kontrol
15 ppm benzen
fenol
klorofom
Crude Oil
Oli bekas
kontrol
25 ppm benzen
fenol
klorofom
Crude Oil
Oli bekas
kontrol
2. PERHITUNGAN NILAI HEMATOKRIT *)
*) hanya dilakukan untuk ikan uji dengan Kelas Ukuran Besar
Alat : Bahan :
Prosedur Pengerjaan
Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam kegiatan penghitungan nilai hematokrit
ini adalah sebagai berikut :
1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium, ikan ditimbang lalu dicatat
bobotnya;
2. pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), tusuk
bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan, hingga
terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan
akan pingsan;
3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga
terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung
dengan sinus venosus yang terlihat pucat);
4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa
saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah;
5. Putuskan dengan menggunakan guntung, lalu siapkan dan dekatkan salah satu
ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-
hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai volumenya;
6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur
secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut
digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah
sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa
bergerak disepanjang kolom pipa kapiler;
7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada lapisan
malam lilin/wax yang telah disediakan;
8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-
masing pipa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang
bertutup);
9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm;
10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian
besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada Hematocrit Reading Chart
lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai
batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah
(dalam %);
11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah
terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada asisten agar bisa dibuang
pada tempat yang semestinya.
9
10
11
12
Rerata
15 (Kontrol)
2. Data per Angkatan
Format Rekap Data Penghitungan Nilai Hematokrit Ikan Uji per Angkatan
Rata-Rata
Rata-Rata
Jenis Bahan Uji Bobot Ikan Uji
Nilai Hematokrit (%)
(gram)
Benzena
Fenol
Kloroform
Crude Oil
Oli Bekas
PERTANYAAN MODUL 3 :
*) tuliskan jawaban di Buku Jurnal masing-masing!
1. Hitunglah berapa volume Benzena yang harus diambil dari Larutan Stock dengan
Konsentrasi 1000 mg/L untuk mendapatkan Konsentrasi Akhir di akuarium (15
Liter) sebesar 10 mg/L? (Gunakan Rumus Pengenceran!)
2. Terangkan secara singkat bagaimana alur mekanisme penurunan kondisi fisiologis
ikan uji akibat kontak dengan toksikan hidrokarbon!
Modul 4
Histopatologi
MODUL 4 Pengamatan Preparat Histopatologi
POKOK BAHASAN :
Pengamatan Preparat Histopatologi
TUJUAN PRAKTIKUM :
Memahami dan mampu menginterpretasi kerusakan jaringan/ organ ikan melalui
preparat histopatologi
TINJAUAN PRAKTIKUM :
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan
diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu.
Analisis kondisi histologi organ/ jaringan dengan pengamatan terhadap perubahan
morfologi, struktur dan indikasi kerusakan/infeksi/mutasi lainnya akibat pengaruh
penyakit, bahan toksik atau proses-proses mutagenisis lainnya.
Gambar 4.1.
Visualisasi kerusakan
Usus (Intestine) Hati (Hepar) jaringan/organ ikan akibat
pemaparan bahan toksik
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM :
Alat : Bahan :
Microscope Binokuler Preparat Histopatologi Ikan Mas
Minyak Imersi akibat pemaparan Pestisida
Atlas Fish Histopatology (Biologi FMIPA Unpad, 2009)
Prosedur :
1. Mengamati preparat histologi organ insang (gill), ginjal (kidney), hati (hepar), dan
usus (Intestine) ikan uji yang normal dan yang telah diberi pemaparan bahan toksik.
2. Membandingkan perbedaan diantara keduanya berdasarkan parameter warna,
ukuran, ada tidaknya neukrosis/tanda, dan karakter khusus lainnya.
3. Mendokumentasikan masing-masing preparat histologi organ hewan uji (kontrol
dan patogen).
4. Tugas: mencari prosedur pembuatan preparat pengamatan histologi hewan uji, di
tulis pada jurnal praktikum di kolom prosedur percobaan.
Ukuran
Karakter Khusus
PERTANYAAN MODUL 4 :
*) tuliskan jawaban di Buku Jurnal masing-masing!
Jelaskan definisi dari istilah-istilah histopatologi berikut : hypoplasia, hyperplasia, aplasia, dan
necrosis!
Modul 5
Bioremediasi Polutan Organik
MODUL 5 Bioremediasi Polutan Organik
POKOK BAHASAN :
Bioremediasi limbah cair organik dengan tanaman air dan bakteri
TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Memahami dan mampu merancang teknik remediasi limbah cair organik dengan
menggunakan tanaman air (fitoremediasi) dan bakteri, serta kombinasi di antara
keduanya;
2. Memahami dan mampu melaksanakan pengukuran parameter lingkungan selama
pelaksanaan kegiatan bioremediasi.
TINJAUAN PUSTAKA :
Bioremediasi merupakan upaya untuk meremediasi lingkungan tercemar dengan
memanfaatkan agen dan proses biologis. Secara khusus, fitoremediasi didefinisikan
sebagai upaya penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah
dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara ex-situ menggunakan kolam
buatan atau reaktor maupun in-situ (langsung di lapangan) pada daerah perairan yang
terkontaminasi limbah (Subroto, 1996). Fitoremediasi dapat diaplikasikan pada limbah
organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas (Salt et al., 1998). Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang dapat menyerap nutrient hara
dalam jumlah yang cukup signifikan. Zat hara yang terserap oleh akar tanaman akan
ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Secara khusus, Sheffield (1997) melaporkan
bahwa tanaman ini mampu menurunkan konsentrasi ammonia sebesar 81% dalam waktu
10 hari.
Gambar 5.1.
Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM :
Prosedur :
1. Tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes) dikoleksi dari alam (biasanya didapat
di danau/sungai/kolam yang kaya akan unsur hara);
2. Eceng gondok kemudian dibersihkan dari kotoran dan lumpur dengan cara dibilas
di bawah air mengalir;
3. Bak fiber dibersihkan dan dibilas dengan air bersih, lalu diisi dengan air bersih
(aquadest) dan diukur pH serta DO;
4. Eceng gondok yang sudah bersih kemudian diaklimatisasi di dalam bak fiber yang
sudah diisi air bersih (aquadest) selama minimal 3 (tiga) hari dengan penggantian
air medium setiap satu hari sekali.
Gambar 5.2.
Proses Pembersihan dan Aklimatisasi Eceng gondok (Eichhornia crassipes)
2. PERSIAPAN INOKULUM BAKTERI Pseudomonas Sp
Alat : Bahan :
Prosedur :
1. Isolat murni Pseudomonas Sp dipindahkan dari biakan tabung miring (NA padat) ke
dalam Cawan Petri (NA padat) dengan metode streak menggunakan jarum Ose,
kemudian diinkubasi selama 12 jam pada suhu 370C;
2. Dengan menggunakan jarum Ose, sebanyak 1 koloni tunggal Pseudomonas Sp yang
telah ditumbuh di medium Cawan Petri kemudian dipindahkan ke dalam 50 mL
medium NA Broth (di dalam Erlenmeyer berukuran 250 mL), kemudian diinkubasi
selama 12 jam pada pada suhu 370C dengan kecepatan shaker 250 rpm;
3. Inokulum yang telah tumbuh dalam medium NA Broth kemudian diukur
kepadatannya (Optical Density/ OD) dengan spektrofotometer hingga setara
dengan 1 x 107 cfu/mL;
4. Seluruh kegiatan di atas dilakukan secara aseptis.
Gambar 5.3.
Kultur Padat dan Kultur Cair Pseudomonas sp
3. PELAKSANAAN UJI BIOREMEDIASI
Alat : Bahan :
4. Untuk agen remediasi eceng gondok : diambil 2 (dua) ikat eceng gondok untuk
setiap akuarium perlakuan, pilih eceng gondok dengan perakaran yang baik;
5. Untuk agen remediasi bakteri Pseudomonas Sp : diambil 5 mL inokulum cair
Pseudomonas Sp yang telah setara dengan 1 x 107 cfu/mL untuk setiap akuarium
perlakuan;
6. Parameter lingkungan awal diukur, meliputi : DO, pH, Suhu, Konsentrasi NO2 dan
Konsentrasi NO3.
7. Pengukuran yang sama dilakukan untuk hari ke-5 dan ke-7 tanpa penggantian
medium reaktor;
8. Disusun grafik fluktuasi penurunan Konsentrasi NO2 dan Konsentrasi NO3 dalam
reaktor sebagai hasil kegiatan bioremediasi.
FORMAT TABULASI DATA PENGAMATAN UJI BIOREMEDIASI
Kelompok : ..
Jenis Polutan : ..
Konsentrasi Polutan : ..
Agen Remediasi : ..
1 (Awal)
7 (Akhir)
2. Data Kelas
Agen Remediasi : ..
1. Terangkan skema transformasi senyawa NH4OH menjadi NO2 dan NO3! (Siklus
Nitrogen di Perairan)
2. Terangkan Klasifikasi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)! Dan dari mana asal
tanaman air ini?
PANDUAN
PENYUSUNAN
LAPORAN AKHIR
Sifat Laporan
A. Laporan Akhir Praktikum Ekotoksikologi Perairan disusun per-kelompok dengan sifat data
kelas yakni merupakan kumpulan data dari beberapa kelompok dalam satu seri penelit ian yang
disusun/ dikompilasi bersamaan.
B. Laporan Akhir Praktikum Ekotoksikologi Perairan merupakan alat penilaian resmi utama
pelaksanaan praktikum Ekotoksikologi Perairan, selain Ujian Akhir Praktikum (UAP), Jurnal
Praktikum, Pre test dan Post Test.
1. Laporan setiap mata acara praktikum dikumpulkan paling lambat 2 minggu setelah praktikum
dilaksanakan dan sebelumnya dikonsultasikan dengan tim asisten atau tim dosen ekotoksikologi
perairan.
2. Laporan Akhir Praktikum Ekotoksikologi Perairan dijilid dalam bentuk soft cover dengan warna
sampul Biru sebanyak 2 (dua) eksemplar dan soft copy yang diburn dalam satu CD (diberi label
nama kelompok),
3. Isi laporan diketik dengan format : margin (Top 4 cm, Left 4 cm, Right 3 cm, Bottom 3 cm);
ukuran kertas A4; spasi 1,5; Font Times New Roman 12; dan nomor halaman diletakkan di
pojok kanan atas,
4. Di setiap akhir satu mata acara praktikum ditempatkan kertas pemisah berlambang logo Unpad
dengan warna kuning ( lihat Lampiran 4).
5. Setiap Laporan resmi yang siap dikumpulkan harus mendapatkan Acc dari dosen pembimbing
praktikum terlebih dahulu (pilihan dosen pembimbing lihat Lampiran 5).
Sistematika Laporan
Sistematika Laporan Akhir Praktikum disusun sebagai berikut :
Halaman Sampul (lihat Lampiran 1 dan 2)
Lembar Pengesahan (lihat Lampiran 3)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (bila ada)
Daftar Gambar (bila ada)
Daftar Lampiran (bila ada)
I. Mata Acara Praktikum : Uji Toksisitas Akut/ Lethal
Bab I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktikum
1.3. Manfaat Praktikum
Bab II : Tinjauan Pustaka
2.1. Tinjauan Umum Uji Toksisitas Akut/ Lethal
2.2. Tinjauan Umum Biota Uji
2.2.1. Artemia
2.2.2. Dhapnia
2.3. Tinjauan Umum Bahan Toksik
2.3.1.Bahan Uji 1
2.3.2.Bahan Uji 2
2.3.3.Bahan Uji 3
2.4. Tinjuan Umum LC50 (Lethal Concentration
50) Bab III : Metodologi Praktikum
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur Kerja
3.4. Analisis Data
Bab IV: Hasil dan Pembahasan
5.1. Hasil
5.2. Pembahasan
Bab V : Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka (minimal 5 sumber pustaka)
Sosialisasi Panduan
Penyusunan Laporan Akhir
Minggu I
Minggu II
Batas Akhir
Pengumpulan
Laporan Akhir
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
(M10A135)
Disusun oleh :
Kelompok ................
Kelas .........................
2017
Lampiran 2
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
(M10A135)
Disusun oleh :
Kelompok / Kelas
1. .(nama). .(NPM).
2. .(nama). .(NPM).
3. .(nama). .(NPM).
4. .(nama). .(NPM).
5. .(nama). .(NPM).
6. .(nama). .(NPM).
Dst
2017
Lampiran 3
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh,
Kelompok : .......
Kelas : ...........
Menyetujui,
Jatinangor,.. Desember 2017
Pembimbing
.........(nama dosen)...............................
.........(NIP dosen)..................................
Lampiran 4
Tim Dosen :
Tim Asisten :
Dokumentasi Kegiatan
Keterangan : ..........................................................................................................
.........................................................................................................
Keterangan : ..........................................................................................................
.........................................................................................................
praktikum
ekotoksikologi perairan 2017
now available at :
www.ekotoksfpikunpad.wordpress.com
Get it
Free!
praktikum
ekotoksikologi 2017
CopyRight@2017