Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN

PERNAFASAN : PPOM (PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN)

Pembimbing : Arif Andre, S.Kep.Ns


Disusun oleh :
Kelompok 1/Kelas C/Semester 5
1. ARMILA YUSTIKAWATI (201501096)
2. FAJRUS SHODIQ (201501123)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan Tugas Komunitas 2 yang berjudul Asuhan Keperawatan Lansia
Dengan Gangguan Pernafasan : PPOM (Penyakit Paru Obstruksi Menahun)
dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Andre, S.Kep.Ns
selaku dosen mata kuliah Komunitas 2 yang telah membimbing penulis sehingga
tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Mojokerto, 1 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3

2.1. Definisi .....................................................................................................3

2.2. Etiologi .....................................................................................................3

2.3. Manifestasi Klinis .....................................................................................4

2.4. Komplikasi ................................................................................................4

BAB III TINJAUAN KASUS ...............................................................................6

3.1. Kasus .........................................................................................................6

3.2. Pengkajian Keperawatan ..........................................................................6

3.2.1. Identitas ..................................................................................................6

3.2.2. Riwayat Kesehatan ................................................................................7

3.2.3. Status Fisiologis .....................................................................................8

3.2.4. Pengkajian Psikososial ........................................................................11

3.2.5. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan ...........................................18

3.2.6. Indeks KATZ .......................................................................................21

3.2.7. Pengkajian Keseimbangan ...................................................................22

3.2.8. Pengkajian Lingkungan .......................................................................24

3.3. Analisa Data ............................................................................................28

iii
3.4. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................29

3.5. Perencanaan Keperawatan ......................................................................30

BAB IV PENUTUP ..............................................................................................37

4.1. Simpulan .................................................................................................37

4.2. Saran .......................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................39

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taraf hidup masyarakat semakin meningkat ditambah dengan


berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, dapat
memberikan dampak yang sangat luas bagi masyarakat. Dampak yang timbul
antara lain angka kejangkitan dan kematian penyakit-penyakit infeksi
menurun, sedangkan insidensi penyakit lain (misalnya kardiovaskuler)
meningkat. Dampak lainnya ialah usia harapan hidup menjadi lebih meninggi
dan jumlah anggota masyarakat yang berusia lanjut lebih banyak.

Dengan pertambahan umur ditambah dengan adanya faktor-faktor


lingkungan yang lain, terjadilah perubahan anatomi dan fisiologi pada tubuh.
Pada tingkat awal perubahan mungkin merupakan homeostasis martial,
kemudian bisa timbul homeostasis abnormal atau reaksi adaptasi dan paling
akhir adalah terjadinya kematian sel.

Salah satu organ tubuh yang mengalami perubahan anatomi dan


fisiologi akibat bertambahnya usia seseorang adalah sistem pernafasan.
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita.

Pada usia lanjut, selain terjadi perubahan anatomi dan fisiologi juga
dapat timbul penyakit-penyakit pada sistem pernafasan. Umumnya, penyakit-
penyakit yang diderita kelompok usia lanjut merupakan kelanjutan penyakit
yang diderita sejak umur muda, akibat dari gejala sisa penyakit yang pernah
diderita sebelumnya. Penyakit akibat kebiasaan-kebiasaan tertentu di masa

1
lalu (misalnya kebiasaan merokok, minum alkohol, dsb) dan penyakit-
penyakit yang mudah terjadi akibat usia lanjut. Penyakit paru yang diderita
kelompok usia lanjut juga mengikuti pola penyebab atau kejadian tersebut.

Bekerja di lingkungan yang tercemar oleh asap kimia atau debu yang
berbahaya, bisa meningkatkan resiko terjadinya penyakit pernafasan. Tetapi
kebiasaan merokok pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan
seseorang, dimana sekitar 10-15% perokok menderita penyakit pernafasan
(PPOM). Angka kematian karena emfisema dan bronkitis kronis pada
perokok sigaret lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian karena
PPOM pada bukan perokok. Sejalan dengan pertambahan usia, perokok
sigaret akan mengalami penurunan fungsi paru-paru yang lebih cepat
daripada bukan perokok. Semakin banyak sigaret yang dihisap, semakin
besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi paru-paru.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah definisi PPOM?

1.2.2 Apakah etiologi PPOM?

1.2.3 Apakah manifestasi klinis PPOM?

1.2.4 Apakah komplikasi PPOM?

1.2.5 Bagaimanakah penyelesaian kasus pada PPOM?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk memahami konsep teori PPOM

1.3.2 Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien


dengan PPOM

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Menahun atau PPOM (Chronic Obstructive


Pulmonary Disease/COPD) adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. PPOM
lebih sering menyerang laki-laki dan sering berakibat fatal. PPOM juga lebih
sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang
diturunkan.

Penyakit Paru Obstruktif Menahun atau PPOM merupakan suatu


istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.

2.2 Etiologi

Faktor risiko yang menyebabkan PPOM, yaitu :

a. Perokok (Asap rokok)

b. Polusi udara (Bahan kimia, zat iritan, gas beracun)

c. Pemajanan ditempat kerja (Batu bara, arang, kayu bakar, kapas, padi)

d. Polusi di luar ruangan (Gas kendaraan bermotor, debu jalanan)

e. Infeksi saluran nafas berulang

f. Status sosio-ekonomi yang rendah

g. Status nutrisi rendah

h. Usia yang semakin tua

3
2.3 Manifestasi Klinis

Gejala-gejala awal dari PPOM, yang bisa muncul setelah 5-10 tahun
merokok, adalah batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering
disalah-artikan sebagai batuk normal perokok, walaupun sebetulnya tidak
normal. Sering terjadi nyeri kepala dan flu. Selama flu, dahak menjadi kuning
atau hijau karena adanya nanah. Lama-lama gejala tersebut akan semakin
sering dirasakan. Bisa juga disertai mengi atau bengek.

Pada umur sekitar 60 tahun, sering timbul sesak nafas waktu bekerja
dan bertambah parah secara perlahan. Akhirnya sesak nafas akan dirasakan
pada saat melakukan kegiatan rutin sehari-hari, seperti di kamar mandi,
mencuci baju, berpakaian dan menyiapkan makanan.

Sepertiga penderita mengalami penurunan berat badan, karena setelah


selesai makan mereka sering mengalami sesak yang berat sehingga penderita
menjadi malas makan. Pembengkakan pada kaki sering terjadi karena adanya
gagal jantung.

Pada stadium akhir dari penyakit, sesak nafas yang berat timbul
bahkan pada saat istirahat, yang merupakan petunjuk adanya kegagalan
pernafasan akut.

2.4 Komplikasi

a. Pneumotorax

Penumpukan dari udara yang bebas didalam dada diluar paru yang
menyebabkan paru mengempis.

b. Hipoksemia

Penurunan nilai PO2 < 55 mmHg dengan nilai saturasi O2 < 85%. Pasien
akan mengalami penurunan kesadaran, penurunan konsentrasi, pelupa dan
pada tahap selanjutnya akan timbul sianosis.

4
c. Gagal Jantung

Terutama cor pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru-paru)


terutama pada pasien dispnea, sering kali berhubungan dengan bronchitis
kronis namun juga dapat ditemukan pada pasien emfisema berat.

d. Asidosis Respiratori

Timbul akibat dari peningkatan nilai PCO2 (Hiperkapnia). Tanda yang


muncul antara lain nyeri kepala, fatigue, letargi, dizziness, dan takipnea.

e. Infeksi Saluran Pernapasan

Disebabkan karena peningkatan produksi mucus, peningkatan rangsang


otot polos bronchial, dan edema mukosa. Terhambatnya aliran udara akan
meningkatkan kerja napas dan menimbulkan dispnea.

5
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Tn. P berusia 65 tahun, bertempat tinggal di Pasinan Mojokerto datang ke


UGD RSUD Mojokerto dengan keluhan pusing, sesak napas, batuk terus
menerus disertai dahak yang kental, mual dan muntah. Pasien mengatakan terus
menerus batuk sejak 3 bulan yang lalu. Selama 1,5 bulan belakangan batuk
disertai dengan sesak napas yang berat, timbul saat pasien menaiki tangga,
berbaring, duduk, berjalan maupun melakukan aktivitas yang lainnya. Berat
badan pasien turun drastis karena penurunan nafsu makan sejak 2 bulan terkahir.
Tindakan penanganan pasien hanya dibelikan obat di warung sekitar rumahnya.
Pasien bekerja sebagai supir truk tetapi sudah berhenti sejak penyakitnya mulai
parah. Pasien juga merupakan perokok aktif sejak usia 20 tahun. Pasien memiliki
riwayat Asma sejak kecil.

3.2 Pengkajian Keperawatan

3.2.1 Identitas
a. Nama : Tn. P

b. Alamat : Pasinan Mojokerto

c. Jenis kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan

d. Umur : (1) Middle Age (2) Elderly (3) Old

(4) Very old

e. Status : (1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda

(4) Duda

f. Agama : (1) Islam (2) Protestan (3) Hindu (4) Katolik

(5) Budha

g. Suku : (1) Jawa (2) Madura (3) Lain-lain,

sebutkan

6
h. Tingkat pendidikan :

(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU

(5) PT (6) Buta huruf

i. Lama tinggal di panti :

(1) < 1 tahun (2) 1 3 tahun (3) > 3 tahun

j. Sumber pendapatan :

Ada, jelaskan : Diberi uang setiap bulan oleh anaknya

Tidak, jelaskan ..

k. Keluarga yang dapat dihubungi :

Ada : Anak pertama pasien

Tidak ..

l. Riwayat Pekerjaan : Supir Truk

3.2.2 Riwayat Kesehatan


a. Keluhan yang dirasakan saat ini :

(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk

(4) Panas (5) Sesak (6) Gatal

(7) Diare (8) Jantung berdebar

(9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur

b. Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :

(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk

(4) Panas (5) Sesak (6) Gatal

(7) Diare (8) Jantung berdebar

(9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur

c. Penyakit saat ini :

(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik

7
(3) Diare (4) Penyakit kulit (5) Jantung

(6) Mata (7) DM (8) Hipertensi

d. Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :

(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik

(3) Diare (4) Penyakit kulit (5) Jantung

(6) Mata (7) DM (8) Hipertensi

3.2.3 Status Fisiologis


a. Bagaimana postur tulang belakang lansia :

(1) Tegap (2) Kifosis (3) Skoliosis (4) Lordosis

b. Tanda-tanda vital dan status gizi :

(1) Suhu : 38oC

(2) Tekanan darah : 130/90 mmHg

(3) Nadi : 95x/menit

(4) Respirasi : 30x/menit

(5) Berat badan : 45 kg

(6) Tinggi badan : 165 cm

c. Pengkajian Head To Toe

a. Kepala :

Kebersihan : kotor/bersih

Kerontokan rambut : ya/tidak

Keluhan : ya/tidak

Jika ya, jelaskan : ..

b. Mata

Konjungtiva : anemis/tidak

Sklera : ikterik/tidak

8
Strabismus: ya/tidak

Penglihatan : Kabur/tidak

Peradangan : Ya/tidak

Riwayat katarak : ya/tidak

Keluhan : ya/tidak

Jika ya, Jelaskan :

Penggunaan kacamata : ya/tidak

c. Hidung

Bentuk : simetris/tidak

Peradangan : ya/tidak

Penciuman : terganggu/tidak

Jika ya, jelaskan : .

d. Mulut dan tenggorokan

Kebersihan : baik/tidak

Mukosa : kering/lembab

Peradangan/stomatitis : ya/tidak

Gigi geligi : karies/tidak, ompong/tidak

Radang gusi : ya/tidak

Kesulitan mengunyah : ya/tidak

Kesulitan menelan: ya/tidak

e. Telinga

Kebersihan : bersih/tidak

Peradangan : ya/tidak

Pendengaran : terganggu/tidak

Jika terganggu, jelaskan : Penurunan pendengaran

9
Keluhan lain : ya/tidak

Jika ya, jelaskan :

f. Leher

Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak

JVD : ya/tidak

Kaku kuduk : ya/tidak

g. Dada

Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon


chest/lainnya

Retraksi : ya/tidak

Wheezing : ya/tidak

Ronchi : ya/tidak

Suara jantung tambahan : ada/tidak

Ictus cordis : ICS 5 Linea Medioclavikularis

h. Abdomen

Bentuk : distend/flat/lainnya

Nyeri tekan : ya/tidak

Kembung : ya/tidak

Supel : ya/tidak

Bising usus : ada/tidak, frekwensi : 15 kali/menit

Massa : ya/tidak, regio

i. Genetalia

Kebersihan : baik/tidak

Haemoroid : ya/tidak

Hernia : ya/tidak

10
j. Ekstremitas

Kekuatan otot : 3 (skala 1 5 )

0 : lumpuh

1: ada kontraksi

2: Melawan grafitasi dengan sokongan

3: Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan

4: Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit

5: Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh

k. Integumen

Kebersihan : baik/tidak

Warna : pucat/tidak

Kelembaban : Kering/lembab

Gangguan pada kulit : ya/tidak, jelaskan

d. Postur tubuh : kifosis/skoliosis/lordosis/tegap (normal)

e. Rentang gerak : maksimal/terbatas

f. Deformitas : ya/tidak, jelaskan

g. Tremor : ya/tidak

h. Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak

i. Penggunaan alat bantu : ya/tidak, jenis :

3.2.4 Pengkajian Psikososial


a. Motivasi penghuni panti

(1) Kemampuan sendiri


(2) Terpaksa
b. Frekwensi kunjungan keluarga

(1) 1 kali/bulan
(2) 2 kali/bulan
(3) Tidak pernah

11
c. Hubungan dengan orang lain dalam wisma :

(1) Tidak dikenal


(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
d. Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti

(1) Tidak dikenal


(2) Sebatas kenal
(3) Mampu berinteraksi
(4) Mampu kejasama
e. Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti

(1) Selalu
(2) Sering
(3) Jarang
(4) Tidak pernah
f. Stabilitas emosi

(1) Labil
(2) Stabil
(3) Iritabel
(4) Datar
Jelaskan : Dalam berkomunikasi, emosi pasien stabil
g. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1

(1) Apakah klien mengalami susah tidur


(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban
ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2

(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali
dalam satu bulan
(2) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain

12
(3) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(4) Cenderung mengurung diri
Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban
ya, maka masalah emosional ada atau ada
gangguan emosional

Gangguan emosional

Penilaian Depresi Menurut Beck and Beck

1. Kesedian
0. Saya tidak merasa sedih
1. Saya merasa sedih
2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
3. Saya sangat sedih/tak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2. Pesimisme
0. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
1. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
2. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan
3. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
membaik
3. Rasa kegagalan
0. Saya tidak merasa gagal
1. Bila merasa telah gagal melebihi pada umumnya
2. Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
3. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)
4. Ketidakpuasan
0. Saya tidak merasa tidak puas
1. Saya tidak mempunyai cara yang saya gunakan
2. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
3. Saya tidak puas dengan segalanya
5. Rasa bersalah
0. Saya tidak kecewa dengan diri sendiri
1. Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
2. Saya merasa sangat bersalah
3. Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

13
6. Tidak menyukai diri sendiri
0. Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
1. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
2. Saya muak dengan diri saya sendiri
3. Saya benci diri saya sendiri
7. Membahayakan diri sendiri
0. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
1. Saya merasa lebih baik mati
2. Saya mempunyai rencana pasti tentang rencana bunuh diri
3. Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
8. Menarik diri dari sosial
0. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
1. Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
2. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
3. saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
9. Keragu-raguan
0. Saya membuat keputusan yang baik
1. Saya berusaha mengambil keputusan
2. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
3. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
10. Perubahan Gambaran Diri
0. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumya
1. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
2. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik
3. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan
11. Kesulitan Kerja
0. Saya tidak bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
1. Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
2. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan sesuatu
3. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
12. Keletihan
0. Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya
1. Saya merasa lelah dari yang biasanya

14
2. Saya merasa lebih untuk melakukan sesuatu
3. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
13. Anoreksia
0. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
1. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
2. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
3. Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya

0-4 : Depresi tidak ada atau minimal

4 7 : Depresi ringan

8 15 : Depresi sedang

16 ke atas : Depresi berat

h. Tingkat kerusakan intelektual

Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status


quesioner). Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan

1 Tanggal berapa hari ini ?

2 Hari apa sekarang ?

3 Apa nama tempat ini ?

4 Dimana alamat anda ?

5 Berapa umur anda ?

6 Kapan anda lahir ?

7 Siapa presiden Indonesia ?

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

9 Siapa nama ibu anda ?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari


setiap angka baru, secara menurun

Jumlah

15
Interpretasi :

Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Identifikasi Aspek Kognitif

Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

Aspek Nilai Nilai


No Kriteria
Kognitif maksimal Klien

1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :

Musim :

Tahun :

Bulan :

Tanggal :

Hari :

2 Orientasi 5 0 Dimana sekarang kita berada ?

Negara

Propinsi

Kabupaten/kota

Panti

Wisma

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : meja,


kursi, sepatu), kemudian ditanyakan kepada
klien, menjawab :

1. Meja
2. Kursi
3. Sepatu
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi
Jawaban :

16
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 5 Menanyakan pada klien tentang benda


(sambil menunjukan benda tersebut). (poin
2: tiap poin nilai 1)

1.

Minta klien untuk mengulangi kata berkut :

tidak ada, dan, jika, atau tetapi ) ( poin


nilai 1)

Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah. ((3 poin: tiap
poin nilai 1)

Ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan


taruh dilantai.

1.

2.

3.

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.

tutup mata anda

Perintahkan kepada klien untuk menulis


kalimat ( poin nilai 1) dan menyalin gambar
(poin nilai 1)

Total Nilai 30 16

Interpretasi hasil :

24 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

17
3.2.5 Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
a. Kebiasaan merokok

(1) > 3 batang sehari


(2) < 3 batang sehari
(3) Tidak merokok
b. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

Frekwensi makan :

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan
(1) 1 porsi dihabis
(2) porsi yang dihabiskan
(3) < porsi yang dihabiskan
(4) Lain-lain
Makanan tambahan
(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan
Pola pemenuhan cairan
Frekwensi minum

(1) < 3 gelas sehari


(2) > 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
(1) Takut kencing malang hari
(2) Tidak haus
(3) Persediaan air minum terbatas
(4) Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman
(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) susu (5) lainnya............

18
Pola kebiasaan tidur

Jumlah waktu tidur

(1) < 4 jam (2) 4 6 jam (3) > 6 jam

Gangguan tidur berupa

(1) Insomnia (2) sering terbangun (3) Sulit mengawali

(4) tidak ada gangguan

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur

(1) santai (2) diam saja (3) ketrampilan

(4) Kegiatan keagamaan

Pola eliminasi BAB

Frekwensi BAB

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
Konsisitensi

(1) Encer (2) Keras (3) Lembek

Gangguan BAB

(1) Inkontinensia alvi


(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK
(1) 1 3 kali sehari
(2) 4 6 kali sehari
(3) > 6 kali sehari
Warna urine

(1) Kuning jernih

(2) Putih jernih

(3) Kuning keruh

19
Gangguan BAK

(1) Inkontinensia urine


(2) Retensi urine
Pola aktifitas
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) 3 kali sehari
(4) < 1 kali sehari
Memakai sabun
(1) ya (2) tidak

Sikat gigi

(1) 1 kali sehari


(2) 2 kali sehari
(3) Tidak pernah
Kebiasaan berganti pakaian bersih
(1) 1 kali sehari
(2) > 1 kali sehari
(3) Tidak ganti
c. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari:
Indeks Barthel
No Aktivitas Nilai

Bantuan Mandiri

1. Makan 5 10

2. Berpindah dari kursi roda ke 5 15


tempat tidur dan sebaliknya,
termasuk duduk di tempat tidur

3. Kebersian diri, mencuci muka, 0 5


menyisir, mencukur dan
mengosok gigi

4. Aktivitas toilet 5 10

20
5. Mandi 0 5

6. Berjalan di jalan yang datar ( 10 15


jika tidak mampu berjalan
lakukan dengan kursi roda )

7. Naik turun tangga 5 10

8. Berpakaian termasuk 5 10
mengenakan sepatu

9. Mengontrol defekasi 5 10

10. Mengontrol berkemih 5 10

JUMLAH 100

Penilaian :

02 : Ketergantungan

21 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung

62 90 : Ketergantungan berat

91 99 : Ketergantungan ringan

100 : Mandiri

3.2.6 Indeks KATZ


Termasuk/katagori mana klien ?

a. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan


pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.

b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.

c. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.

d. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.

e. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang


lain.

f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu


fungsi yang lain.

21
Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari


orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.

3.2.7 Pengkajian Keseimbangan


a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
1) Bangun dari kursi ( dimasukan dalam analisis )*
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi
mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke
bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali.
2) Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis )*

Menjatuhkan diri di kursi, tidak duduk di tengah kursi

Keterangan ( )* : kursi yang keras dan tanpa lengan

3) Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum


perlahan-lahan sebanyak 3 kali)

Menggerakan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki


tidak menyentuh sisi-sisinya

4) Mata Tertutup

Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input


penglihatan untuk keseimbangannya)

5) Perputaran leher

Menggerakan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki


tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau
keadaan tidak stabil.

6) Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi


sepenuhnya sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki,
tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan

7) Membungkuk

22
Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-
obyek kecil (misal : pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek
untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple untuk
bangun.

b. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu,


tersandung, memegang obyek untuk dukungan.

1) Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)

Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau


menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi ( > 2 inchi ).

2) Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping


pasien)

Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai


mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai.

3) Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)

Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya


memiliki langkah yang lebih panjang : masalah dapat terdapat
pada pinggul, lutut, pergelangan kaki atau otot sekitarnya).

4) Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari


belakang klien)

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dri sisi ke sisi.

5) Berbalik

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang


obyek untuk dukungan.

23
3.2.8 Pengkajian Lingkungan
a. Pemukiman

Luas bangunan :

Bentuk bangunan :

(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun

Jenis bangunan :

(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen

Atap rumah

(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes

Dinding

(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya, .........

Lantai

(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah

(5) lainnya,

Ventilasi

(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai

Pencahayaan

(1) Baik (2) kurang Jelaskan,

Pengaturan penataan perabot

(1) baik (2) kurang

Kelengkapan alat rumah tangga

(1) lengkap (2) tidak lengkap Jelaskan,

b. Sanitasi

Kebersihan lingkungan

(1) baik (2) kurang

24
Penyediaan air bersih (MCK) :

(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) sungai

(5) lainnya, .

Penyediaan air minum

(1) air rebus sendiri (2) Beli (aqua)

(3) air biasa tanpa rebus

Pengelolaan jamban

(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4)lainnya,

Jenis jamban :

(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka

(3) Cemplung tertutup (4) Lainnya

Jarak dengan sumber air

(1) < 10 meter (2) > 10 meter

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :

(1) Lancar (2) Tidak lancar

Petugas sampah

(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang

(4)dibuang sembarang tempat

(5) dikelola dinas

Polusi udara

(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri

(4) Lainnya,

Pengelolaan binatang pengerat

(1) tidak (2) ya, (*) dengan racun

(*) dengan alat (*) lainnya, .

25
c. Fasilitas

Peternakan

(1) ada (2) tidak Jenis,

Perikanan

(1) ada (2) tidak Jenis, ..

Sarana olah raga

(1) ada (2)tidak Jenis,

Taman

( 1) ada (2) tidak Luasnya,

Ruang pertemuan

(1) ada (2) tidak Luasnya,

Sarana hiburan

(1) ada (2) tidak Jenis,

Sarana ibadah

(1) ada (2) tidak Jenis,.

d. Keamanan dan Transportasi

Keamanan

Sistem keamanan lingkungan

Penanggulangan kebakaran (1) ada (2) tidak

Penanggulangan bencana (1) ada (2) tidak

Transportasi

Kondisi jalan masuk panti

(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin

Jenis transportasi yang dimiliki

26
(1) Mobil (2) sepeda motor (3) lainnya,
Jumlah : .

Komunikasi

Sarana komunikasi

(1) ada (2) tidak ada

Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti :

(1) telphon (2) kotak surat (3) fax (4)lainnya,

Cara penyebaran informasi :

(1) Langsung (2) tidak langsung (3)Lainnya,

27
3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1. DS : Pasien mengatakan Faktor pencetus Ketidakefektifan bersihan


terus menerus batuk jalan napas
Peningkatan produksi
disertai dahak.
sekret dan obstruksi
DO :
bersihan jalan nafas
K/u lemah
Gangguan pergerakan
Bunyi nafas : Ronki,
wheezing, redup. udara dari dan keluar

paru
Perkusi hypersonor pada
area paru.
Penurunan kemampuan
Batuk menetap dengan
batuk efektif
produksi sputum (+)
Sputum kental berwarna Ketidak efektifan
kekuningan
bersihan jalan nafas
RR : 28x/menit
Nadi : 90x/menit
2. DS : Pasien mengatakan Faktor pencetus Gangguan pertukaran gas
merasakan sesak napas.
Jalan napas bronchial
Dada terasa tertekan.
menyempit dan
DO : membatasi jumlah
udara yang mengalir ke
RR : 32 x /menit.
dalam paru-paru
Nafas pendek dan cepat
Pengguanaan otot bantu Gangguan pergerakan
pernafasan udara dari dan keluar
paru

28
Peningkatan usaha dan
frekuensi permapasan
penggunaan otot bantu
pernafasan

Peningkatan kerja
pernapasan, hipoksemia
secara reversibel

Gangguan Pertukaran
gas

3. DS : Pasien mengatakan Hipoksia jaringan Perubahan nutrisi kurang


tidak nafsu makan. Satu dari kebutuhan
Menurunnya suplai O2
hari hanya menghabiskan
ke gastrointestinal
porsi.
tractus
DO :
Menurunnya mortilitas
Pasien tampak lemah
Anoreksia
BB sebelum sakit 55 kg
Perubahan nutrisi
BB saat sakit 45 kg

Bising usus hiperaktif

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d peningkatan produksi mukus

2. Gangguan pertukaran gas b/d penurunan rasio volume tidal dan aliran
darah kapiler pulmonal

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Dispnea,


anoreksia, pembentukan sputum, efek samping medikasi

29
3.5 Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas NOC : NIC :

Definisi : Ketidakmampuan memberikan a. Respiratory status : Ventilation Airway Suction


sekresi atau obstruksi dari saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan b. Respiratory status : Airway patency a. Pastikan kebutuhan oral
napas. Kriteria Hasil : b. Auskultasi suara nafas sebelum dan
Batasan Karakteristik : sesudah suctioning
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan
a. Batuk yang tidak efektif suara nafas yang bersih, tidak ada c. Informasikan pada klien dan keluarga
sianosis dan dyspnea (mampu tentang suctioning.
b. Dispnea mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah) d. Minta klien nafas dalam sebelum
c. Gelisah suctioning dilakukan.
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
d. Kesulitan verbalisasi (klien tidak merasa tercekik, irama e. Berikan O2 dengan menggunakan
nafas, frekuensi nafas dalam rentang nasal untuk memfasilitasi suksion
e. Mata terbuka lebar nasotrakeal.
normal, tidak ada suara nafas abnormal).
f. Ortopnea
c. Mampu mengidentifikasi dan mencegah f. Gunakan alat yang steril setiap
g. Penurunan bunyi napas faktor yang dapat menghambat jalan melakukan tindakan.
nafas g. Anjurkan pasien untuk istirahatdan
h. Perubahan frekuensi napas
napas dalam setelah kateter

30
i. Perubahan pola napas dikeluarkan dari nasotrakeal.

j. Sianosis h. Monitor status oksigen pasien

k. Sputum dalam jumlah yang i. Ajarkan keluarga bagaimana cara


berlebihan melakukan suksion

l. Suara napas tambahan j. Hentikan suksion dan berikan oksigen


apabila pasien menunjukkan
m. Tidak ada batuk bradikardi, peningkatan saturasi O2
Faktor yang Berhubungan : Airway Management
Lingkungan a. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
a. Perokok lift atau jaw thrust bila perlu

b. Perokok pasif b. Posisikan pasien untuk


memaksimalkan ventilasi
c. Terpajan asap
c. Identifikasi pasien perlunya
Obstruksi Jalan Napas pemasangan alat jalan nafas buatan

a. Adanya jalan napas buatan d. Pasang mayo bila perlu

b. Benda asing dalam jalan napas e. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

c. Eksudat dalam alveoli f. Keluarkan sekret dengan batuk atau


suction

31
d. Hiperplasia pada dinding bronkus g. Auskultasi suara napas, catat adanya
suara tambahan.
e. Mukus berlebihan
h. Berikan bronkodilator bila perlu
f. Penyakit paru obstruksi kronis
i. Berikan pelembab udara
g. Sekresi yang tertahan
j. Atur intake untuk cairan
h. Spasme jalan napas mengoptimalkan keseimbangan.
Fisiologis k. Monitor respirasi
a. Asma

b. Disfungsi neuromuskular

c. Infeksi

d. Jalan napas alergik

2. Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :

Definisi : Kelebihan atau defisit a. Respiratory status : Gas exchange Airway Management
oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolar- b. Respiratory status : Ventilation a. Buka jalan napas, gunakan teknik
kapiler. chin lift atau jaw thrust bila perlu
c. Vital Sign Status
Batasan Karakteristik : b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi

32
a. Diaforesis Kriteria Hasil : c. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
b. Dispnea a. Mendemonstrasikan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat d. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
c. Gangguan penglihatan
b. Memelihara kebersihan paru-paru dan e. Keluarkan sekret dengan batuk atau
d. Gas darah arteri abnormal bebas dari tanda distress pernafasan suction
e. Gelisah c. Mendemonstrasikan batuk efektif dan f. Auskultasi suara napas, catat adanya
f. Hiperkapnia suara napas yang bersih, tidak ada suara tambahan.
sianosis dan dypsnea (mampu
g. Hipoksemia mengeluarkan sputum, mampu bernafas g. Berikan bronkodilator bila perlu
dengan mudah) h. Berikan pelembab udara
h. Hipoksia
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal i. Atur intake untuk cairan
i. Iritabilitas
1. Tekanan darah (120-80 mmHg) mengoptimalkan keseimbangan.
j. Konfusi
2. Nadi (60-100x/menit) j. Monitor respirasi
k. Napas cuping hidung
3. Pernafasan (16-20x/menit) Respiratory Monitoring
l. Penurunan karbondioksida
a. Monitor rata-rata, kedalaman, irama
m. pH arteri abnormal dan usaha respirasi

n. pola pernapasan abnormal b. Catat pergerakan dada, amati


kesimetrisan, penggunaan otot
o. sakit kepala saat bangun
tambahan, retraksi otot

33
p. sianosis supraclavicular dan intercosta

q. somnolen c. Monitor suara nafas, seperti dengkur

r. Takikardia d. Monitor pola nafas : bradipnea,


takipnea, kusmaul, hiperventilasi,
s. warna kulit abnormal (Pucat, cheyne stokes, biot
kehitaman)
e. Catat lokasi trakea
Faktor yang Berhubungan :
f. Monitor kelelahan otot diafragma
a. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
g. Auskultasi suara nafas, catat area
b. Perubahan membran alveolar-kapiler penurunan

h. Tentukan kebutuhan suction

i. Auskultasi suara paru

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC


kebutuhan tubuh
a. Nutritional Status : Nutrition Management
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik Food and fluid intake a. Pantau adanya alergi makanan

Batasan Karakteristik : b. Nutritional Status b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan nutrisi
a. Berat badan 20% atau lebih dibawah Nutrient intake yang dibutuhkan pasien

34
rentang berat badan. c. Weight control c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
b. Bising usus hiperaktif Kriteria Hasil :
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
c. Cepat kenyang setelah makan a. Adanya peningkatan berat badan sesuai protein dan vitamin C
dengan tujuan
d. Diare e. Berikan substansi gula
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi
e. Gangguan sensasi rasa badan f. Yakinkan diet yang dimakan
f. Kehilangan rambut berlebihan mengandung tinggi serat untuk
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan mencegah konstipasi
g. Kelemahan otot pengunyah nutrisi
g. Berikan makanan yang terpilih
h. Kelemahan otot untuk menelan d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
h. Ajarkan pasien bagaimana cara
i. Kerapuhan kapiler e. Menunjukkan peningkatan fungsi membuat catatan makanan harian
pengecapan dari menelan
j. Kesalahan informasi i. Monitor jumlah nutrisi dan
f. Tidak terjadi penurunan berat badan kandungan kalori
k. Kesalahan persepsi yang berarti
j. Berikan informasi tentang kebutuhan
l. Ketidakmampuan memakan makanan
nutrisi
m. Kram abdomen
Nutrition Monitoring
n. Kurang informasi
a. BB pasien dalam batas normal
o. Kurang minat pada makanan
b. Monitor adanya penurunan berat

35
p. Membran mukosa pucat badan

q. Nyeri abdomen c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas


yang biasa dilakukan
r. Penurunan berat badan dengan
asupan makan adekuat d. Monitor lingkungan selama makan

s. Sariawan rongga mulut e. Monitor kulit kering dan perubahan


pigmentasi
t. Tonus otot menurun
f. Monitor turgor kulit
Faktor yang Berhubungan :

a. Faktor biologis

b. Faktor ekonomi

c. Gangguan psikososial

d. Ketidakmampuan makan

e. Ketidakmampuan mencerna makanan

f. Ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien

g. Kurang asupan makanan

36
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi


paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya
penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam
masa observasi beberapa waktu.PPOM terdiri dari kumpulan tiga penyakit
yaitu Bronkitis kronik, Emfisema paru dan Asma.

Faktor resiko dari PPOM adalah : merokok sigaret yang berlangsung


lama, Polusi udara, Infeksi paru berulang, Umur, Jenis kelamin, Ras,
Defisiensi alfa-1 antitripsin, Defisiensi anti oksidan

Penatalaksanaan pada penderita PPOM : Meniadakan faktor etiologi


dan presipitasi, Membersihkan sekresi Sputum, Memberantas infeksi,
Mengatasi Bronkospasme, Pengobatan Simtomatik, Penanganan terhadap
komplikasi yang timbul, Pengobatan oksigen, Tindakan Rehabilitasi.

4.2 Saran

1. Untuk Penderita

Menghindari faktor resiko :

a. Anjurkan penderita untuk tidak merokok

b. Anjurkan penderita untuk cukup istirahat

c. Anjurkan penderita untuk menghindari alergen

d. Anjurkan penderita untuk mengurangi aktifitas

e. Anjurkan penderita untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup

37
2. Untuk keluarga

Memberikan dukungan :

a. Anjurkan keluarga untuk memberi perhatian pada penderita

b. Anjurkan keluarga untuk memantau kondisi penderita

c. Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif

38
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.

Herdman, T. H. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi Edisi 10.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

39

Anda mungkin juga menyukai