BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Susunan saraf terdiri dari susunan saraf pusat yang terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang (medulla spinalis) serta susunan saraf perifer.
B. Meningen
Duramater terdiri dari dua lapisan jaringan ikat padat. Lapisan yang lebih
luar berfungsi sebagai periosteum dan secara kuat melekat pada tulang.
Lapisan yang lebih dalam adalah selaput otak yang sebenarnya dan
4
Arakhnoid
Piamater
Rongga subarachnoid
Kedua sistim vena ini mengalirkan darah kedalam sinus venosus. Anastomose
banyak terjadi antara dua kelompok ini melalui anyaman pembuluh didalam
substansi otak. Dari sinus venosus melalui vena emisries darah balik ini
diteruskan ke vena ekstrakranial.
B. Tekanan intrakranial
Bila terjadi kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini
tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial. Sebab volume
yang meninggi ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan
serebrospinalis dari ronga tengkorak ke kanalis spinalis dan disamping itu
8
2.4 PATOFISIOLOGI
A. Udema Serebral
3. Udem interstisial
B. Hidrocephalus
Tumor serebri
Infark yang luas
Trauma
Perdarahan
Abses
Hematoma ekstraserebral
Acute brain swelling
3. Obstruksi pada aliran dan pada absorpsi dari cairan serebrospinalis, maka
dapat terjadi hidrosefalus.5
A. Nyeri Kepala
Nyeri kepala pada tumor otak terutama ditemukan pada orang dewasa dan
kurang sering pada anak-anak. Nyeri kepala terutama terjadi pada waktu
bangun tidur, karena selama tidur PCO2 arteril serebral meningkat sehingga
mengakibatkan peningkatan dari serebral blood flow dan dengan demikian
mempertinggi lagi tekanan intrakranium. Juga lonjakan tekanan intrakranium
sejenak karena batuk, mengejan atau berbangkis akan memperberat nyeri
kepala. Pada anak kurang dari 10-12 tahun, nyeri kepala dapat hilang
sementara dan biasanya nyeri kepala terasa didaerah bifrontal serta jarang
didaerah yang sesuai dengan lokasi tumor. Pada tumor didaerah fossa
posterior, nyeri kepala terasa dibagian belakang dan leher.
B. Muntah
Muntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya
disertai dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa
posterior. Muntah tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak
disertai dengan perasaan mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.
C. Kejang
Kejang umum/fokal dapat terjadi pada 20-50% kasus tumor otak, dan
merupakan gejala permulaan pada lesi supratentorial pada anak sebanyak 15%.
12
D. Papil Edem
Papil edem juga merupakan salah satu gejala dari tekanan tinggi intrakranial.
Karena tekanan tinggi intrakranial akan menyebabkan oklusi vena sentralis
retina, sehingga terjadilah edem papil. Barley dan kawan- kawan,
mengemukakan bahwa papil edem ditemukan pada 80% anak dengan tumor
otak.
Tetapi lebih sering ditemukan adalah gabungan dari kedua tipe tersebut. Bila
masa tumor menekan jaras motorik maka akan menyebabkan hemiplegi
kontralateral. Tumor pada lobus yang dominan akan menyebabkan afasia
motorik dan disartri.
13
2.7 TATALAKSANA
A. Cairan Hipertonis
B. Terapi Hipotermi
C. Tindakan Bedah
1. Epidural (EDP)
2. Subdural
3. Intraventrikuler.
A. Pengukuran Epidural (EDP) Penanaman sensor tekanan atau penempatan
transduser langsung di atas permukaan dura.
B. Pemantauan tekanan subdural Memasang stopcock yang diisi saline pada
rongga subdural melalui lubang pada kranium. Stopcock ini dihubungkan
dengan tranduser melalui pipa intravena berisis saline.
16
Jika ventrikulus lateralis menyempit dan tidak terlihat dengan CT Scan teknik
subdural lebih praktis. Ventrikulus yang dipilih untuk pemasangan kateterisasi
pada sisi kontralateral hemisfer yang terlihat. Kateterisasi ventrikulus
memungkinkan untuk :
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Lee KR, Hooff JT. Intracranial pressure. In: Youmans JR, editor. Neurological surgery.
4th ed. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996 (vol.1). p. 491-514
2. Ward JD, Mopulton RJ, Muizelaar JP, Marmaraou A. Cerebral homeostasis and
protection. In: Wirth FP, Ratcheson RA, editors. Neurological critical care. 7thed.
Baltimore: Williams and Wilkins; 1991 (vol.1). p. 187-206
3. Lindsay KW, Bone I, Callander R. Neurology and neurosurgery illustrated. 3rded. New
York: Churchill Livingstone; 1997: 72-80
4. Victor M, Ropper AH. Adam and Victors principles of neurology. 7thed. New York:
Mc Graw Hill Medical Publisihing Division; 2001. p. 655-74
5. Adams RD, Victor M. Principles of neurology. 4th ed. New York: McGraw Hill,1989:
501-508
6. Ganong WF. Review of medical physiology. 9th ed. Lange Medical, 1977:591-596