Persepsi mengenai iklim keselamatan dibedakan menjadi pengetahuan individu, motivasi, dan
perilaku yang dapat mempengearuhi keselamatan ditempat kerja. Perilaku pekerja yang
berkaitan dengan keselamatan kerja dapat dipahami dalam cara yang sama seperti kinerja
keselamatan. Model kinerja yang digunakan dalam penelitian ini membuat perbedaan antara
komponen kinerja, faktor penentu kinerja, dan anteseden kinerja (Campbell, Gasser, dan
Oswald, 1996).
Anteseden kinerja merupakan penyebab tidak langsung kinerja. Faktor ini mempengaruhi
kinerja melalui pengetahuan, ketrampilan, dan motivasi. Untuk kinerja secara umum,
anteseden diidentifikasi pada individu dan tingkat organisasi. Pada tingkat individu, penelitian
menunjukkan bahwa faktor- faktor seperti kemampuan dan pengalaman adalah anteseden
penting.
This process is thought to influence motivation and, subsequently, performance. Supporting
this proposition, S. P. Brown and Leigh (1996) found that motivation mediated the link
between organizationalclimate and task performance for sales people. It has also been proposed
that the relationship between climate and performance can be mediated by knowledge.
Organizational climate can influence knowledge by increasing participation in
activities such as training (Morrison, Upton, & Cordery, 1997). These findings suggest that
safety climate should be classified as an antecedent of safety performance and that the
relationship between safety climate and safety performance may be mediated by
determinants of safety performance, such as safety motivation and safety knowledge.
Proses ini diduga mempengaruhi motivasi dan, kemudian, kinerja. Mendukung proposisi ini, SP Brown
dan Leigh (1996) menemukan bahwa motivasi dimediasi hubungan antara iklim organisasi dan kinerja
tugas untuk penjualan orang. Hal ini juga telah diusulkan bahwa hubungan antara iklim dan kinerja
dapat dimediasi oleh pengetahuan. Iklim organisasi dapat mempengaruhi pengetahuan dengan
meningkatkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan seperti pelatihan (Morrison, Upton, & Cordery,
1997). Temuan ini menunjukkan bahwa iklim keselamatan harus diklasifikasikan sebagai anteseden
kinerja keselamatan dan bahwa hubungan antara iklim keselamatan dan kinerja keselamatan dapat
dimediasi oleh faktor-faktor penentu kinerja keselamatan, seperti motivasi keselamatan dan
pengetahuan keselamatan.
Figure 1 provides a schematic representation of the proposed link between safety climate and
safety performance based on previous research within the work performance literature. The
model shows that safety climate is a higher order factor comprised of more specific first-order
factors and that the influence of safety climate on safety performance is mediated by
knowledge, skill, and motivation.
Gambar 1 memberikan gambaran skematik dari link yang diusulkan antara iklim keselamatan dan
kinerja keselamatan berdasarkan penelitian sebelumnya dalam literatur kinerja. Model ini
menunjukkan bahwa iklim keselamatan merupakan faktor yang lebih tinggi terdiri dari faktor orde
pertama lebih spesifik dan bahwa pengaruh iklim keselamatan terhadap kinerja keselamatan
dimediasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan motivasi.