Anda di halaman 1dari 34

BUKU AJAR ANAMNESIS DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

I. ANAMNESIS OBSTETRI

Anamnesa adalah tanya jawab antara pasien dengan petugas kesehatan tentang suatu
yang diperlukan. Adapun tujuan dari anamnesa adalah

a. Untuk mengetahui bagaimana keadaan penderita


b. Untuk membantu menetapkan diagnosis
c. Agar dapat mengambil tindakan segera bila diperlukan

Anamnesa dilakukan pada :

a. Pemeriksaan pertama kali yang dilakukan dengan lengkap


b. Pemeriksaan ulang ditanyakan yang perlu-perlu aja.
c. Diadakan bila penderita hendak bersalin.

Macam-macam anamnesa adalah :

- Anamnesa umum
- Anamnesa keluarga
- Anamnesa medis
- Anamnesa kebidanan

A. Anamnesa umum meliputi


- Nama penderita dan suaminya
- Usia penderita - Pekerjaan
- Alamat - Perkawinan
- Agama

B. Anamnesa keluarga
- Penyakit dari keluarga itu
- Kehamilan kembar
C. Anamnesa medis
- Penyakit yang sedang/diderita ibu
- Penyakit yang pernah diderita ibu

D. Anamnesa kebidanan
- Pernah abortus
- Hamil ke berapa
- Persalinan yang lalu
- Nifas yang lalu.

1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama
alamat identitas/mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk
menentukan anjuran pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa
kehamilan setelah mengetahui umur pasien.
2. Keluhan-keluhan yang muncul pada pemeriksaan
3. Riwayat menstruasi
Menarche, teratur/tidak,lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- menilai faal
alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir penentuan taksiran partus dengan
hukum NAEGELE (tanggal + 7) (bulan -3) (tahun +1)
4. Riwayat perkawinan kawin/tidak berapa kali, berapa lama (anak mahalkan)
5. Riwayat kehamilan sebelumnya perdarahan+/-, hiperemisis gravidarum +/-
prognosa
6. Riwayat persalinan sebelumnya spontan/buatan aterm +/-, perdarahan +/- ,
siapa yang menolong prognosa
7. Riwayat nifas sebelumnya demam +/-, perdarahan +/- laktasi ? prognosa
8. Riwayat anak yang lahir jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir, bagaimana
keadaan sekarang (normal/cacat).
9. Riwayat kehamilan sekarang kapan merusakan gerakan anak, hamil muda
(mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/-) hamil tua (edema kaki/muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang)
10. Riwayat penyakit keluarga penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik),
riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC).
11. Riwayat kontrasepsi pakai +/- metodenya ? jenisnya, berapa lama efek
samping.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik umum

Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk menemukan apakah ada
kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat badan. Dan pemeriksaan tanda-tanda
kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genetallia eksterna dan interna serta
pemeriksaan panggul

Pemeriksaan fisik umum

Keadaan umum, gizi, bentuk tubuh, kesadaran


Tanda vital : tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas
Apakah ada anemia, sianosis, ikterus, dispnue
Keadaan jantung dan paru
Edema +/-
Refleks terutama refleks lutut
Berat badan perhatikan perubahan berat badan setiap pemeriksaan
Tinggi badan

Macam-macam pemeriksaan

A. Pemeriksaan head to Toe (Inspeksi)


Tujuannya adalah melihat keadaan umum penderita, melihat gejala-gejala
kehamilan dan melihat mungkin adanya kelainan-kelainan. Pemeriksaannya
meliputi :

1. Melihat bagian kepala dan muka penderita


Melihat pucat, apakah pada kulit muka timbul cloasma gravidarum, apakah
muka kelihatan bengkak, apakah kelihat biru

- Melihat keadaan mata penderita


Apakah sklera berwarna kuning, apakah kelopak mata terlihat pucat, apakah
oedema pada kelopak mata

- Melihat keadaan mulut


Apakah ada luka-luka pada bibir, lidah, atau selaput bagian dalam mulut,
apakah ada karang gigi atau karies.

2. Melihat keadaan leher penderita


Apakah kelenjar gondok membesar, apakah ada stroma, apakah ada kelenjar lain
dari leher yang membesar.

3. Melihat keadaan payudara


Apakah ada kelainan payudara

4. Melihat keadaan perut


Apakah perut membesar, bagaimanakah bentuk perut, apakah ada strie
gravidarum, apakah ada luka perut bekas operasi.

5. Melihat keadaan vulva


Apakah vulva kelihatan membengkak, apakah vulva kelihatan berwarna
kebiruan, apakah ada luka bekas dari vulva, bagaimana kebersihan vulva.

6. Melihat keadaan tungkai


Apakah ada varises, bagaimana keadaan kaki, apakah ada luka-luka pada
tungkai, apakah ada oedema.

B. Palpasi
Pemeriksaan abdomen

Uterus menentukan usia kehamilan dan letak anak

Cara leopold

Leopold I : pemeriksaan berdiri menghadap ke pasien, kemudian dengan kedua


tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian
apa dari anak yang terdapat dalam fundus (EX: teraba satu bagian besar bulat
tidak melenting=bokong).
Leopold II : posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping. Tentukan dimana
punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar kemudian
carilah bagian-bagian kecil yang terletak bertentangan.(ex: teraba bagian
memanjang di kiri = punggung kiri
Leopold III : memakai 1 tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan tentukan
apakah masih bisa digoyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah dan apakah sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.( teraba satu
bagian besar bulat melenting = kepala)
Leopold IV : posisi pemeriksaan menghadap kaki pasien, dan kedua TELAPAK
tangan tentukan apa yang menjadi bagian bawah dan apakah bagian ini sudah
masuk kedalam PAP dan berapa masuknya. ( bila kepala, telapak tangan
sejajar= sudah masuk PAP, divergen =sudah masuk jauh melewati PAP,
konvergen = belum masuk PAP).

Mamae tegang dan noduler, sensasi geli (+) colostrum (+)

Cara

Posisi berbaring dengan 1 tangan diangkat keatas dan punggung tangan


diletakkan di dahi kemudian diraba mulai dari axilia mengikuti arah panah
seperti pada gambar untuk memeriksa sisi lateral mammae
Posisi berbaring dengan 1 tangan diangkat keatas kemudian puting susu ditekan
colostrum +/-

III. Pemeriksaan Panggul


Pemeriksaan panggul secara klinis yang dinilai

Conjugata diagonalis karena diameter tranverse tidak dapat diukur langsung maka
dicari diameter anteroposterior/conjugata diagonalis. Cara dengan jari tengah coba
dicapai promontorium, kemudian tekan antara jari pemeriksaan dengan ib jari dan
tandai jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata
diagonalis.
Linea innominata teraba seluruhnya +/-
Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Dinding samping panggul lurus/konvergen
Spina ischiadica menonjol +/-
Ospubis : exostose +/-
Arcus pubis, menilai sudut Normal > 90
Os. Coxigeus : menilai pergerakan

Daerah-daerah yang diukur a/h :

a. Distansia spinarum (jarak antara spina iliaca anterior superior kanan kiri, ukuran
normal 23-26 cm).
b. Distansia kristaram (jarak antara krista iliaca kanan kiri, normalnya 26-29 cm)
c. Konjugata eksterna (jarak antara symphisis sampai dibawah spina dari vertebra
lumbalis yang kelima, ukuran normal 15-20 cm)
d. Distansia tuburum (ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara
tulang tuberosis ischii kanan & kiri, ukurannya 11-15 cm)
e. Singkar panggul (keliling dari atas symphisis ke pertengahan spina iliaka anterior
superior ke pertengahan trohanter mayor, ke belakang ke pertengahan thohanter
major dan spina iliaka anterior superior yang sebelah lagi, kemudian kembali diatas
symphisis, ukurannya 80-90 cm).

IV. Auskultasi
Yang dapat terdengar sewaktu mengadakan Auskultasi adalah :

a. Janin
DJJ, HITUNG 5 DETIK ke 1 3 5 dijumlahkan x 4, contoh= 12 -12 -12 = 36 x 4
= 144, (diatas bulan ke-5 frekuensi 120-160 x / menit

Bising tali pusat (suaranya seperti bunyi tiupan, cepatnya sama dengan DJJ karena
tali pusat tertekan oleh sesuatu.

b. Ibu
Bising rahim (sama detak nadi ibu) ,bunyi aorta (kekuatan & frekuensinya sama
dengan detik nasi ibu) gerak usus
V. Perkusi
- Refleks patella
- Repleks babinski
ANAMNESIS GINEKOLOGI

A. SKENARIO
Seorang pasien wanita berumur 48 tahun, datang ke praktek anda dengan cemas
dan terlihat pucat. wanita tersebut mengeluh keluar darah segar dari kemaluannya. Keluhan
tersebut mulai dirasakannya sejak 6 bulan yang lalu.

B. DASAR TEORI
Pembahasan isu-isu reproduksi dapat menjadi hal yang sulit bagi beberapa wanita.
Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mendapatkan suasana yang santai, nyaman dan
terjaga kerahasiaannya pada saat proses anamnesis. Pasien harus tetap berpakaian,
terutama jika dia bertemu dokter untuk pertama kalinya. Biasanya, pasien diwawancarai
seorang diri. Pengecualian dapat dilakukan untuk pasien anak-anak, remaja, dan wanita
cacat mental, atau jika pasien khusus meminta kehadiran seorang teman, pengasuh, atau
anggota keluarga. Walaupun begitu, adakalanya pasien membutuhkan waktu untuk
berbicara dengan dokter secara pribadi secara empat mata. Dalam keadaan tertentu,
perawat dapat dilibatkan dalam proses pengumpulan informasi, karena secara psikologis
perawat dianggap tidak mengancam dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien.Untuk
sebutan sapaan biasanya dilakukan dengan sapaan yang formal seperti nona, ibu, nyonya,
bahkan gelar akademik seperti Doktor, atau sesuai permintaan pasien.(Bowdler, N, Elson, M,
2008; Prawirohardjo 2008)

Dalam rangka meningkatkan tingkat kenyamanan pasien selama wawancara,


pertanyaan yang ditanyakan harus secara terbuka dan tidak menghakimi. Pada akhir
wawancara, tanyakan pada pasien apakah masih ada hal-hal yang masih ingin diutarakan
yang belum terdiskusikan sebelumnya.Terlepas dari tujuan pasien datang ke dokter untuk
pemeriksaan rutin ataupun berkonsultasi tentang gangguan di organ kewanitaannya,
anamnesis ginekologi harus mencakup evaluasi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Adapun prosedur anamnesis ginekologi sebagai berikut:


1. Identitas Pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Kesalahan
identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara medis, etika, maupun hukum. Unsur-
unsur yang terdapat pada identitas pasien adalah:
Nama
Umur
Alamat : ditulis secara lengkap
Pendidikan dan Pekerjaan
Agama dan suku bangsa

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.
Keluhan utama sangat dibutuhkan dalam mengumpulan informasi masalah.Bahkan untuk
pasien yang datang hanya untuk sekedar pemeriksaan rutin.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diminta untuk menceritakan gejala-gejala yang muncul dengan kata-katanya
sendiri.Informasi tambahan tentang keluhan pasien dapat diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan yang spesifik.Untuk itu kita perlu mengetahui :
a. Keadaan pasien pada saat keluhan terjadi, termasuk kegiatan pasien, gangguan
kesehatan yang dialami, dan setiap obat yang dia minum pada dan atau sekitar
saat itu.
b. Tanyakan apakah keluhan yang dialami pasien ini bersifat sementara, kronis,
berulang, atau terus-menerus.Tanyakan pula apakah keluhan tersebut terkait
dengan siklus menstruasi.
c. Galilah informasi, apakah keluhan ini pertama kali terjadi atau sudah pernah
dialami sebelumnya.
d. Tanyakan karakteristik masalah, dan gejala yang terkait. Untuk kasus nyeri, gali
informasi tentang lokasi, tingkat keparahan nyeri, dan sifatnya (misalnya, tajam,
tumpul, seperti keram), faktor yang memperburuk, faktor yang meringankan, dan
apakah rasa sakit menjalar ke lokasi lain. Untuk kasus perdarahan, gali informasi
mencakup frekuensi, intensitas, dan durasi aliran, dan apakah pasien mengalami
kelelahan atau perasaan kepala yang melayang
e. Tanyakan sampai sejauh mana keluhan tersebut mengganggu aktivitas keseharian
pasien.
f. Apakah pasien pernahmendapatkan pengobatan untuk keluhan seperti ini
sebelumnya? Jika pernah, tanyakan kepada pasien untuk meminta menceritakan
pengobatan sebelumnya atau rekam medisnya.
g. Tanyakan pada pasien mengapa pasien baru berkonsultasi tentang masalahnya
pada saat ini. Apakah keluhan yang dirasakan pasien berubah atau bertambah
parah.

4. Riwayat Menstruasi
a. Kapan haid pertama (menarche). Pubertas pada wanita merupakan tanda awal
matangnya organ reproduksi dan mencakup serangkaian peristiwa yang terjadi
selama 2-4 tahun termasuk peningkatan tinggi badan, perkembangan payudara,
tumbuhnya rambut kemaluan (pubarche atau adrenarche), dan onset menstruasi
pertama kali (menarche). Umur rata-rata menarche adalah 12-13 tahun, dengan
rentang 9-17 tahun. Awalnya, siklus menstruasi biasanya anovulasi dan menstruasi
terjadi pada interval yang tidak teratur.
b. Periode menstruasi terakhir atau HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
c. Pola menstruasi dan gejala-gejala yang terkait
i. Lama Siklus. Lama siklus dihitung sejak hari pertama dari satu periode menstruasi
sampai hari pertama periode menstruasi berikutnya. Panjang siklus rata-rata
adalah 28 hari.
ii. Durasi aliran menstruasi. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3-5 hari,
dengan kisaran 1-7 hari. Durasi aliran menstruasi yang dialami oleh wanita
pengguna kontrasepsi oral seringkali lebih pendek dari periode menstruasi
spontan.
iii. Jumlah darah yang keluar. Hilangnya darah rata-rata selama periode menstruasi
adalah 30 mL, dengan kisaran 10 sampai 80 mL.. Metode kontrasepsi dapat
mempengaruhi jumlah aliran. Jumlah darah yang keluar biasanya lebih sedikit
pada pasien pengguna kontrasepsi oral. Pasien yang menggunakan kontrasepsi
dalam Rahim, jumlah darah yang keluar biasanya lebih banyak.
iv. Munculnya gejala molimina (premenstrual). Gejala sering dilaporkan termasuk
nyeri payudara, distensi abdomen, berat badan, nafsu makan meningkat, lekas
marah, dan suasana hati yang labil.
v. Munculnya nyeri yang berhubungan dengan menstruasi. Sakit perut atau
punggung bawah pada saat menstruasi (dismenore) adalah umum. Rasa sakit
biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah onset menstruasi dan reda pada
hari kedua aliran.
vi. Pendarahan tambahan (Spotting/bercak).

5. Perimenopuse/menopause
a. Pola Menstruasi. Pada akhir siklus reproduksi wanita, interval intermenstrual
biasanya menjadi sulit diprediksi. Seringkali interval yang lebih pendek dan
kemudian menjadi lebih bervariasi. Menopause didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama 1 tahun. Pendarahan yang terjadi setelah fase ini
biasanya merupakan pendarahan yang abnormal. Usia rata-rata pada
penghentian menstruasi adalah 51 tahun, dengan kisaran dari 40 tahun ke 50-an.
b. Gejala yang berhubungan. Beberapa gejala yang muncul berhubungan dengan
perubahan hormonal yang terjadi sekitar waktu menopause. Gejala vasomotor,
termasuk hot flushes dan berkeringat di malam hari, sering dilaporkan. Ingatan
yang melemah, gangguan tidur, dan sakit di leher, bahu, dan punggung memiliki
prevalensi yang sama. Vagina yang kering dan kesulitan mendapatkan gairah
seksual.
c. Terapi penggantian hormon. Dalam rangka untuk mengevaluasi pola perdarahan
pasien perimenopause atau menopause dan gejala yang berhubungan, penting
bagi kita untuk mengetahui apakah pasienmenggunakan terapi penggantian
hormone dari regimen estrogen, atau estrogen dan progesterone. Selain itu,
penting untuk mengetahui sediaan pbat pengganti hormone tersebut, apakah
berbentuk herbal, tablet, atau bahan olahan kedelai.
6. Kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi saat ini. Jika pasien premenopause dan aktif secara seksual
dengan laki-laki, penting untuk bertanya tentang metode kontrasepsi saat ini,
apakah ia puas dengan metode ini atau ada keinginan untuk menggantinya
b. Metode kontrasepsi sebelumnya yang pernah digunakan. Sebuah daftar metode
kontrasepsi masa lalu harus diperoleh, termasuk kapan digunakannya, komplikasi
yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi tersebut, dan mengapa pasien
menghentikan penggunaannya.

7. Sitologi Cerviks dan vagina.


Tanggal dan hasil terbaru pemeriksaan Pap Smear harus ditanyakan. Penting untuk
ditanyakan pada pasien, apakah ia pernah mempunyai riwayat hasil smear yang abnormal,
jika iya, pengobatan apa yang dilakukan dan bagaimana caranya. Pertanyaan ini juga dapat
membantu kita untuk mengetahui sudah seberapa sering pasien melakukan pemeriksaan
sitology cerviks dan vagina.

8. Riwayat Infeksi
a. Tanyakan mengenai riwayat penyakit menular seksual dan cara
penanganannya.
b. Riwayat mengalami vulvo-vaginitis atau bacterial vaginosis
c. Riwayat salphingo-oophorotis (Pelvic Inflamatory Desease)

9. Riwayat Kesuburan
Penting untuk mengetahui riwayat kesuburan sebelumnya.Tanyakan apakah ada
gangguan fertilitas sebelumnya.Bila ada, tanyakan riwayat kesuburannya, sebelum dan
sesudah terapi.

10. Riwayat Aktivitas Seksual


Galilah informasi mengenai aktivitas seksual pasien dan berikan kesempatan pada
pasien untuk bertanya mengenai masalah ini, mulai dari libido sampai pengalaman nyeri
saat berhubungan. Hal lain yang perlu di gali adalah mengenai riwayat kekerasan dan
penyerangan seksual bila ada indikasi.
11. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien harus ditanyatentang semua kehamilan dan hasilnya masing-masing, dengan
memperhatikan apakah kehamilannya itu intrauterin atau ektopik.Jika kehamilan berakhir
dengan aborsi, penting untuk mengetahui apakah secara spontan atau diinduksi, dan
apakah dilatasi cerviks dan kuretase dilakukan.Penatalaksanaan terhadap kehamilan juga
mola harus ditanyakan. Untuk kehamilan yang berlangsung lebih dari 20 minggu, harus
ditanyakan usia kehamilan saat melahirkan, carapersalinan, jenis anestesi untuk persalinan,
berat janin saat melahirkan, komplikasi ibu, janin, atau neonatal, dan apakah anak tersebut
saat ini masih hidup. Tanyakan tentang riwayatinfeksi bakteri streptokokus grup B (GBS)
pada kehamilan sebelumnya atau pada anak yang dilahirkan.

12. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien diminta untuk menyebutkan penyaki-penyakit apa yang pernah ia derita, dan
penyakit-penyait yang masih ia alami hingga saat ini, baik yang berhubungan maupun yang
tidak berhubungan dengan masalah gineologi, serta riwayat opname sebelumnya.

13. Riwayat Pembedahan Sebelumnya


Pasien harus diminta untuk menyebutkan apa saja tindakan bedah yang pernah ia
alami sebelumnya baik dibidang ginekologi ataupun non-ginekologi, tanggal perlakuan dan
komplikasi-komplikasi apa saja yang pernah dirasakan paska pembedahan.

14. Tanyakan Riwayat Konsumsi Obat-Obatan Dan Alergi

15. Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit-penyait yang dialami oleh anggota keluarga harus ditanyakan, termasuk
kanker, diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, hiperlipidemia, osteoporosis, dan
gangguan herediter lainnya.

16. Aspek Sosial


Aspek relevan dari riwayat sosial pasien termasuk statusn perkawinan, tingkat
pendidikan, dan pekerjaannya.

17. Review Sistem Ginekologi


a. Abdomino-pelvic
i. Gejala Ginekologi
1. Pendarahan Uterus Abnormal. Tinjauan ginekologi termasuk menstruasi
sedikit (amenore), interval intermenstrual pendek atau panjang
(polymenorrhea atau oligomenore), berlebihan atau menstruasi
berkepanjangan (menoragia), dan pendarahan intermenstrual
(metrorrhagia). Pasien pascamenopause harus ditanya tentang adanya
pendarahan (pendarahan pascamenopause). Semua wanita harus ditanya
tentang perdarahan postcoital.
2. Nyeri Panggul. Tanyakan apakah nyeri panggul bersamaan dengan siklus
menstruasi atau tidak. Modus, onset, tingkat keparahan, karateristik, lokasi,
radiasi, durasi, factor yang memperburuk keadaan dan yang memperingan
keadaan. Tanyakan pula apakah ada nyeri saat berhubungan (dyspareunia).
Karena organ reproduksi dekat dengan saluran kemih dan pencernan maka
keluhan pada bagian tersebut dapat mirip ataupun berhubungan satu sama
lain.
3. Gejala prolaps rahim atau vagina. Pasien dengan prolaps saluran genital
(prolaps uteri, sistokel atau cystourethrocele, atau rectocele) mungkin
menyadari adanya jaringan yang menonjol di introitus. Pasien dengan sistokel
atau cystourethrocele dapat mengalami inkontinensia. Pasien dengan
rectocele dapat mengalami sembelit dan mungkin perlu menekan perineum
agar bisa buang air besar.
4. Vaginal Dicharge. Pasien harus ditanya tentang perubahan atau peningkatan
cairan vagina, dan jika ada, apakah disertai gatal di sekitar vulvo-vagina, rasa
terbakar dan bau tidak wajar.
5. Vagina kering. Kekeringan atau penurunan lubrikasi vagina dapat dikeluhkan
ketika tingkat estrogen rendah seperti pada saat postpartum danpada saat
menopause. Atau difiirkan adanya kemungkinan sindrom Sjgren.
6. Lesi vulva. Karakteristik lesi harus ditanyakan mulai dari perjalanan
pertumbuhan lesi, hingga besar dan dalam lesi. Dan apakah sudah menjadi
suatu lesi yang ulseratif.
7. Vulva terasa gatal atau terbakar. Pasien harus ditanya tentang gejala gatal di
vulva dan rasa terbakar, yang mungkin menjadi gejala vulvo-vaginitis,
dermatitis kontak, atau vestibulitis. Gejala ini juga dapat berhubungan
dengan kondisi seperti lichen simpleks, lichen sclerosus et atrophicus,
neoplasia intraepitel vulva, dan karsinoma vulva.
8. Disfungsi seksual. Gejala disfungsi seksual pada organ ginekologidapat dibagi
menjadi beberapa kategori seperti :kelainan gairah (libido menurun), nyeri
dengan hubungan seksual (dispareunia), dan ketidakmampuan untuk
mencapai orgasme (anorgasmia).

ii. Gejala-Gejala Saluran Kencing.


1. Gejala infeksi saluran kemih meliputi disuria, frekuensi kencing, urgensi
kemih, dan hematuria.
2. Gejala urolithiasis termasuk nyeri panggul dan hematuria.
3. Inkontinensia Urin. Inkontinensia urin dapat dialami dengan berbagai kondisi,
termasuk infeksi saluran kemih, kelainan kongenital, vesiko-atau fistula
uretero-vagina, sistokel atau cystourethrocele, ketidakstabilan detrusor, dan
berbagai kondisi neurologis. Penting diketahui kapan inkontinensia terjadi
(terus menerus, dengan kegiatan seperti batuk, bersin, atau berjalan, dalam
perjalanan ke kamar mandi, atau dengan rangsangan seperti menyalakan air
atau mendengar gemerincing kunci).
4. Retensi Urin. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan urin mungkin
disebabkan oleh kompresi uretra (misalnya, oleh leiomyoma atau edema
periurethral) atau terjadi setelah prosedur bedah panggul. Pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap juga dapat terjadi pada pasien dengan
sistokel.
iii. Gejala-Gejala Gastrointestinal
Pasien harus ditanya tentang gejala mual,muntah, konstipasi, diare berdarah,
dengan atau tanpa tinja, nyeri buang air besar dengan, dan inkontinensia tinja
atau flatus. Pasien dengan Irritable Bowel Syndromesering mengeluhkan
konstipasi atau bahkan diare yang berhubungan dengan kram
perut.Inkontinensia tinja atau flatus dapat dikeluhkan setelah luka pada sfingter
anal selama persalinan, atau pada fistula anal atau rektovaginal.

b. Payudara.
Pasien harus ditanya tentang adanyamassapada payudara, debit, nyeri, dan
riwayat biopsi payudara. Ketika diketahui terdapat massa, tanyakan sudah berapa
lama munculnya, dan apakah ukurannya berubah sesuai siklus menstruasi.
Discharge payudara harus ditanyakan apakah pada satu sisi atau dua sisi, dan juga
warna dischare payudaranya. Galaktorea (keluarnya airsusu) dapat unilateral atau
bilateral, dan kemungkinan terjadi pada hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, dan
dengan penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk kontrasepsi oral. Discharge
berdarah unilateral biasanya terjadi pada intraductal papilloma. Sebuah Discharge
kehijauan unilateral dapat terjadi pada ektasia duktal.Nyeri ringan pada saat
menstruasi adalah hal yang wajar, hal ini terkait dengan proses hormonal. Nyeri
lebih lama atau berat dapat dikaitkan dengan adanya perubahan fibrokistik pada
payudara.

18. Riwayat Pemeliharaan Kesehatan dan Kebiasaan Sehari-hari.


Sebuah riwayat kebiasaan kesehatan umum harus diperoleh, termasuk penilaian
dari penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, dan penggunaan narkoba. Penting
untuk ditanyakan padapasien tentang dietnya, termasuk asupan kalsium, asupan
asam folat, dan apakah iaolahraga secara teratur. Riwayat pemeliharaan kesehatan
juga mencakup riwayat imunisasi terhadap penyakit menular seperti rubella dan
varicella,high risk human papillomavirus (HPV,) hepatitis B, tetanus, difteri,
pertusis, pneumokokus, dan influenza.
PENENGAKKAN DIAGNOSIS

1. Dasar Diagnosis Kehamilan

Gambar 1. Algoritma Diagnosis Kehamilan1


Pada umumnya diagnosis kehamilan mudah sekali terutama umur kehamilan lanjut. Diagnosis
kehamilan muda didasarkan pada gejala-gejala dan tanda-tanda kehamilan, yaitu:

1. Diagnosis presumtif (presumptive manifestation), artinya masih dugaan awal dan masih
terbuka kemungkinan bahwa dugaan kehamilan tersebut salah.
2. Diagnosis kemungkinan (probable manifestation), artinya bahwa kemungkinan besar
pasien tersebut memang hamil, akan tetapi masih terbuka kemungkinan bahwa pasien
tersebut tidak hamil.
3. Diagnosis positif (positif manifestation), artinya diagnosis ini mampu dengan pasti
menentukan bahwa pasien tersebut memang benar-benar hamil.

Diagnosis Presumptif (Presumptive Manifestation)

A. Gejala-gejala presumit kehamilan (presumptif symptoms of pregnancy)

1. Amenorhea
Wanita tidak datang 2 bulan berturut-turut. Tidak datang menstruasi merupakan
pertanda umum telah terjadi konsepsi (pembuahan). Akan tetapi ada berbagai kondisi
lain selain kehamilan yang juga menyebabkan tidak datangnya menstruasi, misalnya
stress, penyakit kronik, penggunaan obat-obat tertentu. Pada wanita menyusui bayi
(laktasi) amenorhea tidak diartikan suatu kehamilan (bukan konsepsi) tapi karena
pengaruh hormon prolaktin.

2. Nausea dan muntah


Nausea dan muntah merupakan gejala awal adanya kehamilan. Derajat keluhan ini
bervariasi dari yang ringan sampai berat sehingga memerlukan tindakan medikasi.
diistilahkan morning sicknes. Akan tetapi gejala ini dapat berlangsung di luar waktu
pagihari. Tekanan psikis atau stress dapat memperberat manifestasi gejala ini. Pada
wanita hamil muda 6-8 mg terjadi mual, pusing, kembung. Gejala ini jarang terjadi
lebih dari 12 minggu. Apabila mual dan muntah lebih dari 10 kali pasien harus
dipondokkan di rumah sakit untuk rehidrasi. Dalam keadaan hamil muda umumnya
nafsu makanny berkurang, namun demikian harus diberi makanan yang dia sukai.

3. Mastodynia
Sensasi nyeri pada payudara (mostodynia) dapat berkisar hanya terasa gatal sampai
benar-benar terasa nyeri yang berat. Payudara dirasakan nyeri karena pengaruh
estrogen pada ductus mammaria dan progesterone pada alveoli. Sensasi tidak nyaman
ini dapat diterapi dengan menggunakan bra (BH) yang sesuai, terutama pada malam
hari.
4. Quickening
Perasaan gerakan janin pertama dirasakan ibu hamil pada minggu ke-18 atau minggu
ke-20. Pada multigravida gerakan janin dirasakan ibu pada umur kehamilan minggu
ke-14 atau 16, namun demikian sangat tergantung perasaan individu. Gerakan janin
pertama dirasakan ibu hamil bisa dipakai salah satu cara untuk menentukan umur
kehamilan.

5. Miksi
Wanita hamil muda sering kencing karena uterus yang gravid mendesak vesika
urinaria. Disamping itu juga karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

6. Konstipasi
Pada wanita hamil muda sering terjadi konstipasi dan ini dapat berlangsung selama
hamil. Hal ini karena pengaruh hormon progesterone (berefek relaksasi otot polos)
sehingga kerja otot polos menjadi lemah. Dalam hal ini tidak diberikan obat-obat
laxatia, cukup diberi makanan yang berkhasiat laxative dan peningkatan intake cairan.

7. Weight gain
Penambahan berat badan sangat erat dengan pola diet pasien. Pada keadaan stress
seringkali terjadi peningkatan intake makanan sehingga berat badan bertambah.
Pertambahan berat badan ibu hamil tidak selalu berbanding lurus dengan pertambahan
berat janin. Dalam obstetric pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur
kehamilan 20 minggu. Jadi pertambahan berat badan bukan semata-mata karena
adanya kehamilan. Pada umumnya pertambahan berat badan ibu hamil selama
kehamilan ialah 8-14 kg.

8. Fatigue
Perasaan lelah sulit diterangkan pada ibu hamil namun kerja berat jantung ibu hamil
ialah pada umur kehamilan 32 mg. Pada waktu ini kadang-kadang ibu hamil merasa
lelah dan berdebar-debar dan bila istirahat sebentar perasaan lelah dan berdebar
berkurang.

9. Nail sign
Pada umumnya kehamilan 6 minggu kadang-kadang wanita ibu hamil mengeluh
ujung kaki lunak dan lebih tipis. Dalam keadaan seperti ini sebaiknya wanita hamil
kuku jari tangan dan kaki dipotong

B. Tanda-tanda presumptif kehamilan (presumptive signs of pregnancy)


Tanda-tanda kehamilan lebih akurat untuk menentukan ada tidaknya kehamilan bila dibanding
hanya menggunakan gejala-gejala yang ada pada pasien. Tanda-tanda ini secara global muncul
sebagai akibat adanya perubahan hormonal si ibu.

1. Basal Body Temperature (BBT)


Pada wanita hamil muda terjadi elevasi BBT selama lebih 3 minggu.

2. Warna kulit berubah


Pada wanita hamil terjadi perubahan warna kulit yang tampak pada beberapa tempat
(Hiperpigmentasi) yaitu:
- Pada pipi : choasma gravidum

- Linea midiana : linea nigra

Pada umur kehamilan 8 bulan kadang-kadang tampak kulit bergaris-garis merah kebiruan
disebelah caudo lateral umbilicalis, begitu pula pada payudara dan pangkal paha depan dan
lateral. Kadang-kadang timbul acne dan hilang/sembuh setelah melahirkan. Begitu pula
kadang-kadang timbul bulu facial dan menghilang sendiri setelah partus.

3. Payudara
Selama hamil payudara terjadi perubahan yaitu
a. Ukuran lebih besar

b. Areola dan papilla mammae hiperpigmentasi

c. Kolostrum timbul setelah umur kehamilan 16 minggu.

4. Abdomen
Mulai umur kehamilan 14 minggu pembesaran abdomen mulai tampak (karena uterus
sudah keluar dari pelvis minor)

5. Epulis
Pada wanita hamil muda ginggiva hipertrofi dan mudah berdarah.

6. Hirsutism
Pada saat hamil seringkali terjadi peningkatan tumbuhnya bulu/rambut di wajah atau
seluruh tubuh. Keadaan ini akan hilang setelah melahirkan.

7. Organ di pelvis minor


Pada keadaan hamil, terjadi banyak perubahan pada organ-organ pelvis. Perubahan-
perubahan pada organ pelvis ini sangat reliable untuk diagnosa kehamilan, akan tetapi
belum bisa secara pasti untuk menentukan positifnya suatu kehamilan. Perubahan
pada organ pelvis selama kehamilan adalah sebagai berikut:

Tanda-tanda kehamilan pada organ pelvis :

a. Tanda Chadwicks (Chadwicks sign)


Mucosa vagina berwarna ungu kebiruan.
b. Timbulnya discharge vagina
Discharge lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen dan progesteron.
c. Tanda Goodell (goodell sign)
Cervics uteri akan teraba lebih lunak dan ini akan terjadi mulai usia kehamilan
empat minggu.
d. Tanda Ladin (ladins sign)
Teraba perlunakan pada dinding depan serviks pada linea mediana,
e. Tanda Hegar (Hegars sign)
Batas corpus dan serviks uteri teraba lunak (kehamilan 7-8 mg)
f. Tanda Mc Donald (Mc Donalds sign)
Pada umur kehamilan 7-8 minggu serviks uteri mudah di fleksi.
g. Tanda von Fernwald (Fernwalds sign)
Yaitu teraba perlunakan irregular pada dinding uterus tempat implantasi plasenta,
tanda ini sudah dapat ditemukan pada umur 4-5 minggu.
h. Tanda piskacek (Piskaceks sign)
Teraba pertumbuhan uterus ke arah satu bagian lateral tempat implantasi dan
biasanya bisa ditemukan pada umur kehamilan 10 mg.

Diagnosis kemungkinan (Probable Manifestation)

A. Gejala-gejala (probable sign of pregnancy)

Gejala-gejala (probable symptoms of pregnancy) sama dengan gejala-gejala pada presumtif


manifestation di atas. Gejala-gejala di sini tidak mutlak mampu menentukan dengan pasti bahwa
telah terjadi kehamilan, akan tetapi nilai signifikansinya lebih tinggi (kemungkinan kehamilan
lebih tinggi) bila telah ditemukan probable symptoms of pregnancy, disamping juga telah
ditemukan presumptif symptoms seperti tersebut di atas.

B. Tanda-tanda (probable sign of pregnancy)

Tanda-tanda yang didapatkan ialah:

a. Pembesaran abdomen,mulai tampak pada umur kehamilan 16 minggu


b. Braxton hicks ialah kontraksi uterus tidak dirasakan nyeri pasien. Kontraksi ini
tidakdirasakan bila pasien berjalan atau tbekerja
c. Ballotement : ditemukan pada umur kehamilan 16-20 minggu
d. Uterin souffle : sejak umur kehamilan 16 mg bila dilakukan auskultasi terdapat
suararushing yang frekuensinya sama dengan nadi pasien (bising plasenta)

Diagnosis Pasti Kehamilan (Positive Manifestation)

A. Gejala-gejala positif kehamilan(positif symptoms of pregnancy)

Si ibu biasanya akan merasakan gejala-gejala yang lebih kuat atau lebih reliableuntuk menentukan
adanya kehamilan, terutama pada multigravida. Namun demikian sebenarnya tidak ada gejala yang
sangat reliable untuk menentukan adanya kehamilan. Diagnosis positif kehamilan terutama
menggunakan tanda-tanda bukan mengandalkan hanya gejala-gejala yang ada.

B. Tanda-tanda positif kehamilan (positif sign of pregnancy)

Tanda-tanda positif adanya kehamilan antara lain sebagai berikut:

1. Denyut jantung janin (DJJ)


Pada umur kehamilan lebih 16 minggu sudah ditemukan denyut jantung janin(DJJ)
secara auskultasi. Umumnya stetoskop yang digunakan ialah mono aural, frekuensi
yang sehat adalah 120-160 per menit.

2. Palpasi
Palpasi pada umur kehamilan 22 minggu ditemukan bagian-bagian janin dan kadang-
kadang ditemukan gerakannya. Pemeriksaan penunjang Selain dari pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik kehamilan juga ditegakkan dengan pemeriksaan
penunjang yaitu:

3. Pemeriksaan laboratorium
a. HCG
Bahan yang diperiksa adalah urine wanita hamil.
Biologik : Gallimainini
Aschein-Zondok
Friendman-Haffman
b. Test immunologik
c. Urine wanita hamil diberi reagent ;
Dibawah mikroskop dilihat jendalam-jendalam kecil
Pack test
Kertas yang mengandung reagen dicelupkan kedalam urine wanita dan
segera tampak tanda positif (+) atau negatif (-) bila wanita tidak hamil.
Kedua cara ini dilakukan dengan cepat namun tidak bisa mengetahui buah
kehamilan sehat atau tidak; test ini dinilai akurat setelah menstruasi terlambat
5-7 hari. Sekarang telah tersedia paket test kehamilan yang dapat digunakan
oleh si pasien atau keluarganya tanpa bantuan dokter (home pregnancy
testing) berupa testing kit. Nilai keakuratan testing kit ini biasanya mencapai
97%. Test ini bekerja dengan mendeteksi HCG yang terdapat pada urine pagi
hari. Test positif ditandai dengan terbentuknya cincin gelap berbentuk donat
pada tepi tabung. Apabila test pertama negatif, sebaiknya test diulang lagi
setelah 2 minggu kemudian. Apabia pada test ke-2 juga negatif, maka
amenorhea mungkin diakibatkan oleh sebab lain non pregnancy.

4. USG
Dengan ultrasound dapat dilihat bahwa buah kehamilan intra uterine atau di luar
rahim dan ditemukan tanda kehidupan berupa DJJ atau gerakan embryo/janin.

5. Radioimmunoassay
Cara pemeriksaan ini akurat tapi mahal, sehingga jarang digunakan.

6. Progesteron withdrawall test


Pasien yang terlambat menstruasi (amenorhea) diberi hormon progesterone. Jika
wanita tersebut tidak hamil maka pada hari ke 7-10 kemudian pasien mengalami
withdrawal bleeding. Sebaiknya jika wanita tersebut hamil maka tidak terjadi
perdarahan. Akan tetapi sekarang test ini mulai ditinggalkan karena dikhawatirkan
akan mengubah atau mempengaruhi perkembangan embrio.

7. Elektrokardiografi
Setelah umur kehamilan 12 minggu, dapat direkan EKG janin.

8. Rontgenography
Pemeriksaan RO sebaiknya dihindarkan karena dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan perubahan genetic fetus.
2. Abnormal Uterine Bleeding

Gambar 2. Algoritma diagnosis AUB


Klasifikasi Perdarahan Uterus Abnormal

Gambar 3. Klasifikasi PUA menurut FIGO

a Polip (PUA-P)
Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda,
berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar,
stroma, dan pembuluh darah endometrium.
b Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus membesar, difus,
dan secara mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium,
dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
c Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium.13 Berdasarkan lokasinya,
leiomioma dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum
d Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar endometrium.
Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium simpleks
non atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium kompleks non atipik dan atipik
e Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi koagulopati digunakan untuk merujuk kelainan hemostasis sistemik yang mengakibatkan
PUA

f Ovulatory dysfunction (PUA-O)


Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang dapat
menyebabkan terjadinya pendarahan uterus abnormal
g Endometrial (PUA-E)
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teratur akibat gangguan
hemostasis lokal endometrium.
h Iatrogenik (PUA-I)
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan hormonal (estrogen,
progestin) ataupun non hormonal (obat-obat antikoagulan) atau AKDR.
i Not yet classified (PUA-N)
Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi (misalnya
adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-vena).

3. Ca Servix

Kanker serviks stadium awal seringkali tidak memperlihatkan gejala. Ketika kanker tersebut sudah
berkembang lebihbesar, gejalanya dapat berupa:

Perdarahan vaginal yang abnormal:


- Perdarahan yang muncul diantara dua siklus haid yang reguler
- Perdarahan setelah berhubungan seksual, douching, atau pemeriksaan pelvis
- Haid yang berlangsung lebih lama dan lebih banyak daripada yang biasa
- Perdarahan setelah menopause
Nyeri panggul
Nyeri selama berhubungan seks
Keputihan yang banyak

Faktor Resiko

Usia antara 30-39 tahun


Berhubungan seks diusia 15-19 tahun
Jumlah paritas yang banyak
Penggunaan kontrasepsi oral (>5 tahun)
Berganti-ganti pasangan
Merokok
Terdapat penyakit immunodefisiensi seperti HIV-AIDS

DIAGNOSIS BANDING
1. Adenokarsinoma Endometrial

2. Polip Endoservikal

3. Chlamydia trachomatis atau Infeksi menular seksual lainnya pada wanita dengan:

Keluhan perdarahan vagina, duh vagina serosanguinosa, nyeri pelvis

Serviks yang meradang dan rapuh (mudah berdarah, terutama setelah berhubungan seksual).

Klasifikasi Stadium Menurut FIGO


0 Karsinoma in situ (karsinoma preinvasif)
I Karsinoma serviks terbatas di uterus (ekstensi ke korpus uterus dapat
diabaikan)
IA Karsinoma invasif didiagnosis hanya dengan mikroskop. Semua lesi yang
terlihat secara makroskopik, meskipun invasi hanya superfisial,
dimasukkan ke dalam stadium IB
IA1 Invasi stroma tidak lebih dari 3,0 mm kedalamannya dan 7,0 mm atau
kurang pada ukuran secara horizontal
IA2 Invasi stroma lebih dari 3,0 mm dan tidak lebih dari 5,0mm dengan
penyebaran horizontal 7,0 mm atau kurang
IB Lesi terlihat secara klinik dan terbatas di serviks atau secara mikroskopik
lesi lebih besar dari IA2
IB1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau
kurang
IB2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari
4,0 cm II Invasi tumor keluar dari uterus tetapi tidak sampai ke dinding
panggul atau mencapai 1/3 bawah vagina
II Tanpa invasi ke parametrium
IIA1 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar 4,0 cm atau
kurang
IIA2 Lesi terlihat secara klinik berukuran dengan diameter terbesar lebih dari
4,0 cm
IIB Tumor dengan invasi ke parametrium
III III Tumor meluas ke dinding panggul/ atau mencapai 1/3 bawah vagina
dan/atau menimbulkan hidronefrosis atau afungsi ginjal
IIIA Tumor mengenai 1/3 bawah vagina tetapi tidak mencapai dinding panggul
IIIB IIIB Tumor meluas sampai ke dinding panggul dan / atau menimbulkan
hidronefrosis atau afungsi ginjal
IVA IVA Tumor menginvasi mukosa kandung kemih atau rektum dan/atau
meluas keluar panggul kecil (true pelvis)
IVB IVB Metastasis jauh (termasuk penyebaran pada peritoneal, keterlibatan
dari kelenjar getah bening supraklavikula, mediastinal, atau para aorta,
paru, hati, atau tulang)
Gambar 4. Stadium Ca Servix

Gambar 5. Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana (Program Skrining)
4. Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi
dalam 3 Grade:

1. Grade I:
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun,
turgor kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
2. Grade II:
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering
dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi
oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Grade III :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun hingga
mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopati werniche yang ditandai dengan
: nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan:
ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya gangguan hati.

5. Dismenore
Jenis Jenis Dismenore:

a. Dismenorea primer adalah dismenorea yang terjadi sejak usia pertama sekali datang haid
yang disebabkan oleh faktor intrinsic uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan
hormone steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organic dalam pelvis. Terjadi pada usia
remaja, dan dalam 2-5 tahun setelah pertama kali haid (menarchea). Nyeri sering timbul
segera setelah mulai haid teratur. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic dan
sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Untuk dismenore primer
dapat diberikan obat-obat penghambat sintesis prostaglandin seperti asam mefenamat,
asetaminofen, dan indometasin. Obat-obat jenis ini diberikan 1-2 hari menjelang haid dan
diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.( Dr.Hendra,2008)
b. Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi yang paling sering
muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal dengan siklus tanpa nyeri.
Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada Dismenore sekunder. Namun, penyakit
pelvis yang menyertai haruslah ada. Penyebab yang umum, diantaranya termasuk
endometriosis, adenomyosis, polip endometrium, chronic pelvic inflamatory disease, dan
penggunaan peralatan kontrasepsi atau IU(C)D (Intrauterine (Contraceptive) Device). Hampir
semua proses apapun yang mempengaruhi pelvic viscera dapat mengakibatkan nyeri pelvis
siklik (Anurogo & Wulandari, 2011).

1. Infeksi Menular Seksual


Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan memlalui hubungan seksual,
yang popular disebut penyakit kelamin. Semua tehnik hubungan seks lewat vagina, dubur
atau mulut bisa menjadi wahana penularan penyakit kelamin. Baik laki-laki maupun
perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar untuk
tertular karena bentuk alat reproduksi perempuan lebih rentan terhadap penularan IMS.
Sayangnya, 50% (separuh) dari perempuan yang tertular IMS tidak tahu bahwa sudah
tertular. Setiap orang yang sudah aktif seksual terpapar resiko IMS. Kebanyakan mengira
hanya bisa tertular jika berhubungan seks dengan pekerja seks. Di Indonesia ISR/IMS yang
paling sering trejadi adalah Gonore dan Sifilis. Beberapa jenis IMS termasuk infeksi HIV/AIDs
mungkin baru timbul gejalanya setelah melewati masa tunas beberapa bulan atau tahun.

IMS tidak dapat dicegah hanya dengan:


Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual
Minum jamu
Minum obat antibiotic sebelum dan sesudah berhubungan seksual

Beberapa IMS yang umum terdapat di Indonesia adalah:

Gonore
Sifilis
Klamidia
Herpes genital
Trikomoniasis
Ulkus Mole (Chancroid)
Kutil Kelamin
HIV/AIDS
Herpes genital (Herpes simplex)

Disebabkan oleh virus Herpes simplex. Gejala-gejala muncul antara 4-7 hari setelah terjadi
hubungan seksual.

Gejala-gejala yang mungkin muncul pada tahap awal:

Bintil-bintil berair pada alat kelamin berkelompok seperti anggur kecil dan nyeri
Bintil-bintil tersebut pecah meninggalkan luka kering yang bisa hilang sendiri
Gejala bisa kambuh lagi bisa ada factor pencetus (stress, haid, alcohol,
hubungan seks berlebihan, dll)

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Rasa nyeri berasal dari saraf


Dapat ditularkan ke mata bayi baru lahir dan berakibat kebutaan jika lentingan
masih aktif di
lokasi jalan lahir
Dapat menyebabkan infeksi berat yang menyebabkan kematian pada janin atau
aborsi
Meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS

Trikomoniasis

Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis

Gejala-gejala yang mungkin muncul:

Keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau busuk
(pada perempuan)
Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal, dan terasa tidak nyaman
Rasa nyeri pada saat hubungan seksual

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Lecet sekitar kemaluan


Bayi lahir premature dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Memudahkan penularan HIV

Ulkus Mole (Chancroid)

Disebabkan oleh bakteri Haemophilius ducreyi.

Gejala-gejala yang mungkin muncul:


Luka lebih dari satu buah, sangat nyeri, tanpak tanda radang jelas
Benjolan di lipat paha sangat sakit dan mudah pecah Komplikasi yang mungkin
terjadi:
Luka bisa terinfeksi dan tanpak kotor
Memudahkan penularan infeksi HIV

Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau Kondiloma akuminata disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Tanda:
tonjolan kulit seperti kutil besar sekitar alat kelamin (seperti jengger ayam)

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Kutil dapat membesar (tumbuh) seperti tumor


Bisa berubah menjadi kanker mulut Rahim
Meningkatkan resiko tertularHIV/AIDS

Gonore

Pada laki-laki mudah dikenal sebagai kencing nanah. Penyebabnya bakteri yang disebut Neisseria
Gonorrheae. Gejala-gejala muncul antara 2 hingga 10 hari setelah terjadi hubungan seksual.

Gejala-gejala:

Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari alat kelamin


Nyeri di perut bagian bawah (hanya pada perempuan)
Seringkali pada perempuan tanpa gejala

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Penyakit radang panggul pada perempuan


Kemungkinan terjadi kemandulan baik pada perempuan atau laki-laki
Infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kenutaan
Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
Memudahkan penularan infeksi HIV

Sifilis

Disebut juga raja singa. Disebabkan oleh bakteri treponema palidum sejenis bakteri spirochaeta.
Gejala-gejala muncul antara 2-6 minggu (kadangkadang 3 bulan) setelah terjadi hubungan seksual.

Munculnya gejala-gejala dibagi menjadi tiga tahap:


Primer: tanpak luka tunggal, menonjol dan tidak nyeri
Sekunder:
Bintil/bercak merah di tubuh yang hilang sendiri
Kelenjar limfa generalisata membesar tanpa tanda radang (limfadenopati)
Pada masa laten tanpa gejala
Tersier: kelainan jantung, kulit, pembuluh darah dan gangguan saraf

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Kerusakan pada otak dan jantung

Pada kehamilan dapat ditularkan pada bayi

Keguguran atau lahir cacat

Memudahkan penularan infeksi HIV

Klamidia

Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya krons, karena 70% perempuan
pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.

Gejala-gejala yang mungkin muncul:

Cairan vagina/penis encer berwarna putih -kekuningan


Nyeri di rongga panggul
Pendarahan setelah hubungan seksual (pada perempuan)

Komplikasi yang mungkin terjadi:

Biasanya menyertai Gonore


Penyakit radang panggul
Kemandulan akibat perlekatan pada saluran Falopian
Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
Infeksi mata dan radang paru-paru (pneumpnia) pada bayi baru lahir
Memudahkan penularan infeksi HIV
Algoritma pemeriksaan pada IMS
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM. Yogyakarta


Bowdler, N; Elson, M. 2008. The Gynecologic History and Examination.Glob. libr.
women's med.,(ISSN: 1756-2228) 2008; DOI 10.3843/GLOWM.1000.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta.
Manuaba IAC. 2008. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC.
Supriyatiningsih. 2014. Buku Bunga Rampai Pengetahuan Obstetri dan Ginekologi untuk
Pendidikan Profesi Dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: FKIK UMY.
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.
2011.

Anda mungkin juga menyukai