I. ANAMNESIS OBSTETRI
Anamnesa adalah tanya jawab antara pasien dengan petugas kesehatan tentang suatu
yang diperlukan. Adapun tujuan dari anamnesa adalah
- Anamnesa umum
- Anamnesa keluarga
- Anamnesa medis
- Anamnesa kebidanan
B. Anamnesa keluarga
- Penyakit dari keluarga itu
- Kehamilan kembar
C. Anamnesa medis
- Penyakit yang sedang/diderita ibu
- Penyakit yang pernah diderita ibu
D. Anamnesa kebidanan
- Pernah abortus
- Hamil ke berapa
- Persalinan yang lalu
- Nifas yang lalu.
1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama
alamat identitas/mengenal pasien dan mengetahui status sosial ekonomi untuk
menentukan anjuran pengobatan yang akan diberikan serta penentuan prognosa
kehamilan setelah mengetahui umur pasien.
2. Keluhan-keluhan yang muncul pada pemeriksaan
3. Riwayat menstruasi
Menarche, teratur/tidak,lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- menilai faal
alat kandungan
HPHT / hari pertama haid terakhir penentuan taksiran partus dengan
hukum NAEGELE (tanggal + 7) (bulan -3) (tahun +1)
4. Riwayat perkawinan kawin/tidak berapa kali, berapa lama (anak mahalkan)
5. Riwayat kehamilan sebelumnya perdarahan+/-, hiperemisis gravidarum +/-
prognosa
6. Riwayat persalinan sebelumnya spontan/buatan aterm +/-, perdarahan +/- ,
siapa yang menolong prognosa
7. Riwayat nifas sebelumnya demam +/-, perdarahan +/- laktasi ? prognosa
8. Riwayat anak yang lahir jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir, bagaimana
keadaan sekarang (normal/cacat).
9. Riwayat kehamilan sekarang kapan merusakan gerakan anak, hamil muda
(mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/-) hamil tua (edema kaki/muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang)
10. Riwayat penyakit keluarga penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik),
riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC).
11. Riwayat kontrasepsi pakai +/- metodenya ? jenisnya, berapa lama efek
samping.
Meliputi pemeriksaan tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
Pemeriksaan fisik lengkap dari kepala sampai ujung kaki untuk menemukan apakah ada
kelainan, termasuk status gizi, tinggi dan berat badan. Dan pemeriksaan tanda-tanda
kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genetallia eksterna dan interna serta
pemeriksaan panggul
Macam-macam pemeriksaan
B. Palpasi
Pemeriksaan abdomen
Cara leopold
Cara
Conjugata diagonalis karena diameter tranverse tidak dapat diukur langsung maka
dicari diameter anteroposterior/conjugata diagonalis. Cara dengan jari tengah coba
dicapai promontorium, kemudian tekan antara jari pemeriksaan dengan ib jari dan
tandai jarak antara ujung jari yang masuk dengan tanda tadi itulah conjugata
diagonalis.
Linea innominata teraba seluruhnya +/-
Sacrum konkaf dari arah atas bawah dan dari kiri ke kanan
Dinding samping panggul lurus/konvergen
Spina ischiadica menonjol +/-
Ospubis : exostose +/-
Arcus pubis, menilai sudut Normal > 90
Os. Coxigeus : menilai pergerakan
a. Distansia spinarum (jarak antara spina iliaca anterior superior kanan kiri, ukuran
normal 23-26 cm).
b. Distansia kristaram (jarak antara krista iliaca kanan kiri, normalnya 26-29 cm)
c. Konjugata eksterna (jarak antara symphisis sampai dibawah spina dari vertebra
lumbalis yang kelima, ukuran normal 15-20 cm)
d. Distansia tuburum (ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara
tulang tuberosis ischii kanan & kiri, ukurannya 11-15 cm)
e. Singkar panggul (keliling dari atas symphisis ke pertengahan spina iliaka anterior
superior ke pertengahan trohanter mayor, ke belakang ke pertengahan thohanter
major dan spina iliaka anterior superior yang sebelah lagi, kemudian kembali diatas
symphisis, ukurannya 80-90 cm).
IV. Auskultasi
Yang dapat terdengar sewaktu mengadakan Auskultasi adalah :
a. Janin
DJJ, HITUNG 5 DETIK ke 1 3 5 dijumlahkan x 4, contoh= 12 -12 -12 = 36 x 4
= 144, (diatas bulan ke-5 frekuensi 120-160 x / menit
Bising tali pusat (suaranya seperti bunyi tiupan, cepatnya sama dengan DJJ karena
tali pusat tertekan oleh sesuatu.
b. Ibu
Bising rahim (sama detak nadi ibu) ,bunyi aorta (kekuatan & frekuensinya sama
dengan detik nasi ibu) gerak usus
V. Perkusi
- Refleks patella
- Repleks babinski
ANAMNESIS GINEKOLOGI
A. SKENARIO
Seorang pasien wanita berumur 48 tahun, datang ke praktek anda dengan cemas
dan terlihat pucat. wanita tersebut mengeluh keluar darah segar dari kemaluannya. Keluhan
tersebut mulai dirasakannya sejak 6 bulan yang lalu.
B. DASAR TEORI
Pembahasan isu-isu reproduksi dapat menjadi hal yang sulit bagi beberapa wanita.
Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk mendapatkan suasana yang santai, nyaman dan
terjaga kerahasiaannya pada saat proses anamnesis. Pasien harus tetap berpakaian,
terutama jika dia bertemu dokter untuk pertama kalinya. Biasanya, pasien diwawancarai
seorang diri. Pengecualian dapat dilakukan untuk pasien anak-anak, remaja, dan wanita
cacat mental, atau jika pasien khusus meminta kehadiran seorang teman, pengasuh, atau
anggota keluarga. Walaupun begitu, adakalanya pasien membutuhkan waktu untuk
berbicara dengan dokter secara pribadi secara empat mata. Dalam keadaan tertentu,
perawat dapat dilibatkan dalam proses pengumpulan informasi, karena secara psikologis
perawat dianggap tidak mengancam dan dapat meningkatkan kenyamanan pasien.Untuk
sebutan sapaan biasanya dilakukan dengan sapaan yang formal seperti nona, ibu, nyonya,
bahkan gelar akademik seperti Doktor, atau sesuai permintaan pasien.(Bowdler, N, Elson, M,
2008; Prawirohardjo 2008)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.
Keluhan utama sangat dibutuhkan dalam mengumpulan informasi masalah.Bahkan untuk
pasien yang datang hanya untuk sekedar pemeriksaan rutin.
4. Riwayat Menstruasi
a. Kapan haid pertama (menarche). Pubertas pada wanita merupakan tanda awal
matangnya organ reproduksi dan mencakup serangkaian peristiwa yang terjadi
selama 2-4 tahun termasuk peningkatan tinggi badan, perkembangan payudara,
tumbuhnya rambut kemaluan (pubarche atau adrenarche), dan onset menstruasi
pertama kali (menarche). Umur rata-rata menarche adalah 12-13 tahun, dengan
rentang 9-17 tahun. Awalnya, siklus menstruasi biasanya anovulasi dan menstruasi
terjadi pada interval yang tidak teratur.
b. Periode menstruasi terakhir atau HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
c. Pola menstruasi dan gejala-gejala yang terkait
i. Lama Siklus. Lama siklus dihitung sejak hari pertama dari satu periode menstruasi
sampai hari pertama periode menstruasi berikutnya. Panjang siklus rata-rata
adalah 28 hari.
ii. Durasi aliran menstruasi. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3-5 hari,
dengan kisaran 1-7 hari. Durasi aliran menstruasi yang dialami oleh wanita
pengguna kontrasepsi oral seringkali lebih pendek dari periode menstruasi
spontan.
iii. Jumlah darah yang keluar. Hilangnya darah rata-rata selama periode menstruasi
adalah 30 mL, dengan kisaran 10 sampai 80 mL.. Metode kontrasepsi dapat
mempengaruhi jumlah aliran. Jumlah darah yang keluar biasanya lebih sedikit
pada pasien pengguna kontrasepsi oral. Pasien yang menggunakan kontrasepsi
dalam Rahim, jumlah darah yang keluar biasanya lebih banyak.
iv. Munculnya gejala molimina (premenstrual). Gejala sering dilaporkan termasuk
nyeri payudara, distensi abdomen, berat badan, nafsu makan meningkat, lekas
marah, dan suasana hati yang labil.
v. Munculnya nyeri yang berhubungan dengan menstruasi. Sakit perut atau
punggung bawah pada saat menstruasi (dismenore) adalah umum. Rasa sakit
biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah onset menstruasi dan reda pada
hari kedua aliran.
vi. Pendarahan tambahan (Spotting/bercak).
5. Perimenopuse/menopause
a. Pola Menstruasi. Pada akhir siklus reproduksi wanita, interval intermenstrual
biasanya menjadi sulit diprediksi. Seringkali interval yang lebih pendek dan
kemudian menjadi lebih bervariasi. Menopause didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama 1 tahun. Pendarahan yang terjadi setelah fase ini
biasanya merupakan pendarahan yang abnormal. Usia rata-rata pada
penghentian menstruasi adalah 51 tahun, dengan kisaran dari 40 tahun ke 50-an.
b. Gejala yang berhubungan. Beberapa gejala yang muncul berhubungan dengan
perubahan hormonal yang terjadi sekitar waktu menopause. Gejala vasomotor,
termasuk hot flushes dan berkeringat di malam hari, sering dilaporkan. Ingatan
yang melemah, gangguan tidur, dan sakit di leher, bahu, dan punggung memiliki
prevalensi yang sama. Vagina yang kering dan kesulitan mendapatkan gairah
seksual.
c. Terapi penggantian hormon. Dalam rangka untuk mengevaluasi pola perdarahan
pasien perimenopause atau menopause dan gejala yang berhubungan, penting
bagi kita untuk mengetahui apakah pasienmenggunakan terapi penggantian
hormone dari regimen estrogen, atau estrogen dan progesterone. Selain itu,
penting untuk mengetahui sediaan pbat pengganti hormone tersebut, apakah
berbentuk herbal, tablet, atau bahan olahan kedelai.
6. Kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi saat ini. Jika pasien premenopause dan aktif secara seksual
dengan laki-laki, penting untuk bertanya tentang metode kontrasepsi saat ini,
apakah ia puas dengan metode ini atau ada keinginan untuk menggantinya
b. Metode kontrasepsi sebelumnya yang pernah digunakan. Sebuah daftar metode
kontrasepsi masa lalu harus diperoleh, termasuk kapan digunakannya, komplikasi
yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi tersebut, dan mengapa pasien
menghentikan penggunaannya.
8. Riwayat Infeksi
a. Tanyakan mengenai riwayat penyakit menular seksual dan cara
penanganannya.
b. Riwayat mengalami vulvo-vaginitis atau bacterial vaginosis
c. Riwayat salphingo-oophorotis (Pelvic Inflamatory Desease)
9. Riwayat Kesuburan
Penting untuk mengetahui riwayat kesuburan sebelumnya.Tanyakan apakah ada
gangguan fertilitas sebelumnya.Bila ada, tanyakan riwayat kesuburannya, sebelum dan
sesudah terapi.
b. Payudara.
Pasien harus ditanya tentang adanyamassapada payudara, debit, nyeri, dan
riwayat biopsi payudara. Ketika diketahui terdapat massa, tanyakan sudah berapa
lama munculnya, dan apakah ukurannya berubah sesuai siklus menstruasi.
Discharge payudara harus ditanyakan apakah pada satu sisi atau dua sisi, dan juga
warna dischare payudaranya. Galaktorea (keluarnya airsusu) dapat unilateral atau
bilateral, dan kemungkinan terjadi pada hiperprolaktinemia, hipotiroidisme, dan
dengan penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk kontrasepsi oral. Discharge
berdarah unilateral biasanya terjadi pada intraductal papilloma. Sebuah Discharge
kehijauan unilateral dapat terjadi pada ektasia duktal.Nyeri ringan pada saat
menstruasi adalah hal yang wajar, hal ini terkait dengan proses hormonal. Nyeri
lebih lama atau berat dapat dikaitkan dengan adanya perubahan fibrokistik pada
payudara.
1. Diagnosis presumtif (presumptive manifestation), artinya masih dugaan awal dan masih
terbuka kemungkinan bahwa dugaan kehamilan tersebut salah.
2. Diagnosis kemungkinan (probable manifestation), artinya bahwa kemungkinan besar
pasien tersebut memang hamil, akan tetapi masih terbuka kemungkinan bahwa pasien
tersebut tidak hamil.
3. Diagnosis positif (positif manifestation), artinya diagnosis ini mampu dengan pasti
menentukan bahwa pasien tersebut memang benar-benar hamil.
1. Amenorhea
Wanita tidak datang 2 bulan berturut-turut. Tidak datang menstruasi merupakan
pertanda umum telah terjadi konsepsi (pembuahan). Akan tetapi ada berbagai kondisi
lain selain kehamilan yang juga menyebabkan tidak datangnya menstruasi, misalnya
stress, penyakit kronik, penggunaan obat-obat tertentu. Pada wanita menyusui bayi
(laktasi) amenorhea tidak diartikan suatu kehamilan (bukan konsepsi) tapi karena
pengaruh hormon prolaktin.
3. Mastodynia
Sensasi nyeri pada payudara (mostodynia) dapat berkisar hanya terasa gatal sampai
benar-benar terasa nyeri yang berat. Payudara dirasakan nyeri karena pengaruh
estrogen pada ductus mammaria dan progesterone pada alveoli. Sensasi tidak nyaman
ini dapat diterapi dengan menggunakan bra (BH) yang sesuai, terutama pada malam
hari.
4. Quickening
Perasaan gerakan janin pertama dirasakan ibu hamil pada minggu ke-18 atau minggu
ke-20. Pada multigravida gerakan janin dirasakan ibu pada umur kehamilan minggu
ke-14 atau 16, namun demikian sangat tergantung perasaan individu. Gerakan janin
pertama dirasakan ibu hamil bisa dipakai salah satu cara untuk menentukan umur
kehamilan.
5. Miksi
Wanita hamil muda sering kencing karena uterus yang gravid mendesak vesika
urinaria. Disamping itu juga karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
6. Konstipasi
Pada wanita hamil muda sering terjadi konstipasi dan ini dapat berlangsung selama
hamil. Hal ini karena pengaruh hormon progesterone (berefek relaksasi otot polos)
sehingga kerja otot polos menjadi lemah. Dalam hal ini tidak diberikan obat-obat
laxatia, cukup diberi makanan yang berkhasiat laxative dan peningkatan intake cairan.
7. Weight gain
Penambahan berat badan sangat erat dengan pola diet pasien. Pada keadaan stress
seringkali terjadi peningkatan intake makanan sehingga berat badan bertambah.
Pertambahan berat badan ibu hamil tidak selalu berbanding lurus dengan pertambahan
berat janin. Dalam obstetric pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur
kehamilan 20 minggu. Jadi pertambahan berat badan bukan semata-mata karena
adanya kehamilan. Pada umumnya pertambahan berat badan ibu hamil selama
kehamilan ialah 8-14 kg.
8. Fatigue
Perasaan lelah sulit diterangkan pada ibu hamil namun kerja berat jantung ibu hamil
ialah pada umur kehamilan 32 mg. Pada waktu ini kadang-kadang ibu hamil merasa
lelah dan berdebar-debar dan bila istirahat sebentar perasaan lelah dan berdebar
berkurang.
9. Nail sign
Pada umumnya kehamilan 6 minggu kadang-kadang wanita ibu hamil mengeluh
ujung kaki lunak dan lebih tipis. Dalam keadaan seperti ini sebaiknya wanita hamil
kuku jari tangan dan kaki dipotong
Pada umur kehamilan 8 bulan kadang-kadang tampak kulit bergaris-garis merah kebiruan
disebelah caudo lateral umbilicalis, begitu pula pada payudara dan pangkal paha depan dan
lateral. Kadang-kadang timbul acne dan hilang/sembuh setelah melahirkan. Begitu pula
kadang-kadang timbul bulu facial dan menghilang sendiri setelah partus.
3. Payudara
Selama hamil payudara terjadi perubahan yaitu
a. Ukuran lebih besar
4. Abdomen
Mulai umur kehamilan 14 minggu pembesaran abdomen mulai tampak (karena uterus
sudah keluar dari pelvis minor)
5. Epulis
Pada wanita hamil muda ginggiva hipertrofi dan mudah berdarah.
6. Hirsutism
Pada saat hamil seringkali terjadi peningkatan tumbuhnya bulu/rambut di wajah atau
seluruh tubuh. Keadaan ini akan hilang setelah melahirkan.
Si ibu biasanya akan merasakan gejala-gejala yang lebih kuat atau lebih reliableuntuk menentukan
adanya kehamilan, terutama pada multigravida. Namun demikian sebenarnya tidak ada gejala yang
sangat reliable untuk menentukan adanya kehamilan. Diagnosis positif kehamilan terutama
menggunakan tanda-tanda bukan mengandalkan hanya gejala-gejala yang ada.
2. Palpasi
Palpasi pada umur kehamilan 22 minggu ditemukan bagian-bagian janin dan kadang-
kadang ditemukan gerakannya. Pemeriksaan penunjang Selain dari pemeriksaan
anamnesis dan pemeriksaan fisik kehamilan juga ditegakkan dengan pemeriksaan
penunjang yaitu:
3. Pemeriksaan laboratorium
a. HCG
Bahan yang diperiksa adalah urine wanita hamil.
Biologik : Gallimainini
Aschein-Zondok
Friendman-Haffman
b. Test immunologik
c. Urine wanita hamil diberi reagent ;
Dibawah mikroskop dilihat jendalam-jendalam kecil
Pack test
Kertas yang mengandung reagen dicelupkan kedalam urine wanita dan
segera tampak tanda positif (+) atau negatif (-) bila wanita tidak hamil.
Kedua cara ini dilakukan dengan cepat namun tidak bisa mengetahui buah
kehamilan sehat atau tidak; test ini dinilai akurat setelah menstruasi terlambat
5-7 hari. Sekarang telah tersedia paket test kehamilan yang dapat digunakan
oleh si pasien atau keluarganya tanpa bantuan dokter (home pregnancy
testing) berupa testing kit. Nilai keakuratan testing kit ini biasanya mencapai
97%. Test ini bekerja dengan mendeteksi HCG yang terdapat pada urine pagi
hari. Test positif ditandai dengan terbentuknya cincin gelap berbentuk donat
pada tepi tabung. Apabila test pertama negatif, sebaiknya test diulang lagi
setelah 2 minggu kemudian. Apabia pada test ke-2 juga negatif, maka
amenorhea mungkin diakibatkan oleh sebab lain non pregnancy.
4. USG
Dengan ultrasound dapat dilihat bahwa buah kehamilan intra uterine atau di luar
rahim dan ditemukan tanda kehidupan berupa DJJ atau gerakan embryo/janin.
5. Radioimmunoassay
Cara pemeriksaan ini akurat tapi mahal, sehingga jarang digunakan.
7. Elektrokardiografi
Setelah umur kehamilan 12 minggu, dapat direkan EKG janin.
8. Rontgenography
Pemeriksaan RO sebaiknya dihindarkan karena dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan perubahan genetic fetus.
2. Abnormal Uterine Bleeding
a Polip (PUA-P)
Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda,
berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari kelenjar,
stroma, dan pembuluh darah endometrium.
b Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus membesar, difus,
dan secara mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar endometrium,
dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi dan hiperplasia.
c Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium.13 Berdasarkan lokasinya,
leiomioma dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum
d Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar endometrium.
Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat dikategorikan sebagai: hiperplasi endometrium simpleks
non atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium kompleks non atipik dan atipik
e Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi koagulopati digunakan untuk merujuk kelainan hemostasis sistemik yang mengakibatkan
PUA
3. Ca Servix
Kanker serviks stadium awal seringkali tidak memperlihatkan gejala. Ketika kanker tersebut sudah
berkembang lebihbesar, gejalanya dapat berupa:
Faktor Resiko
DIAGNOSIS BANDING
1. Adenokarsinoma Endometrial
2. Polip Endoservikal
3. Chlamydia trachomatis atau Infeksi menular seksual lainnya pada wanita dengan:
Serviks yang meradang dan rapuh (mudah berdarah, terutama setelah berhubungan seksual).
Gambar 5. Algoritma Diagnosis Deteksi Dini dan Tata Laksana (Program Skrining)
4. Hiperemesis Gravidarum (HEG)
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum
tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi
dalam 3 Grade:
1. Grade I:
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun,
turgor kulit mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
2. Grade II:
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering
dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit
ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi
oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena
pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Grade III :
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun hingga
mencapai somnollen atau koma, terdapat ensefalopati werniche yang ditandai dengan
: nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan:
ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang
makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya gangguan hati.
5. Dismenore
Jenis Jenis Dismenore:
a. Dismenorea primer adalah dismenorea yang terjadi sejak usia pertama sekali datang haid
yang disebabkan oleh faktor intrinsic uterus, berhubungan erat dengan ketidakseimbangan
hormone steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organic dalam pelvis. Terjadi pada usia
remaja, dan dalam 2-5 tahun setelah pertama kali haid (menarchea). Nyeri sering timbul
segera setelah mulai haid teratur. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic dan
sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Untuk dismenore primer
dapat diberikan obat-obat penghambat sintesis prostaglandin seperti asam mefenamat,
asetaminofen, dan indometasin. Obat-obat jenis ini diberikan 1-2 hari menjelang haid dan
diteruskan sampai hari kedua atau ketiga siklus haid.( Dr.Hendra,2008)
b. Dismenore sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid pertama, tetapi yang paling sering
muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal dengan siklus tanpa nyeri.
Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada Dismenore sekunder. Namun, penyakit
pelvis yang menyertai haruslah ada. Penyebab yang umum, diantaranya termasuk
endometriosis, adenomyosis, polip endometrium, chronic pelvic inflamatory disease, dan
penggunaan peralatan kontrasepsi atau IU(C)D (Intrauterine (Contraceptive) Device). Hampir
semua proses apapun yang mempengaruhi pelvic viscera dapat mengakibatkan nyeri pelvis
siklik (Anurogo & Wulandari, 2011).
Gonore
Sifilis
Klamidia
Herpes genital
Trikomoniasis
Ulkus Mole (Chancroid)
Kutil Kelamin
HIV/AIDS
Herpes genital (Herpes simplex)
Disebabkan oleh virus Herpes simplex. Gejala-gejala muncul antara 4-7 hari setelah terjadi
hubungan seksual.
Bintil-bintil berair pada alat kelamin berkelompok seperti anggur kecil dan nyeri
Bintil-bintil tersebut pecah meninggalkan luka kering yang bisa hilang sendiri
Gejala bisa kambuh lagi bisa ada factor pencetus (stress, haid, alcohol,
hubungan seks berlebihan, dll)
Trikomoniasis
Keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau busuk
(pada perempuan)
Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal, dan terasa tidak nyaman
Rasa nyeri pada saat hubungan seksual
Kutil Kelamin
Kutil kelamin atau Kondiloma akuminata disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Tanda:
tonjolan kulit seperti kutil besar sekitar alat kelamin (seperti jengger ayam)
Gonore
Pada laki-laki mudah dikenal sebagai kencing nanah. Penyebabnya bakteri yang disebut Neisseria
Gonorrheae. Gejala-gejala muncul antara 2 hingga 10 hari setelah terjadi hubungan seksual.
Gejala-gejala:
Sifilis
Disebut juga raja singa. Disebabkan oleh bakteri treponema palidum sejenis bakteri spirochaeta.
Gejala-gejala muncul antara 2-6 minggu (kadangkadang 3 bulan) setelah terjadi hubungan seksual.
Klamidia
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya krons, karena 70% perempuan
pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.