Anda di halaman 1dari 4

Akhirnya Messi yang

mengantar Argentina ke
Rusia
Oleh : Hedi Novianto @hedi
| 13:20 WIB - Rabu, 11 Oktober 2017
318SEBARAN
UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL

Kapten Lionel Messi (mengangkat tangan) merayakan keberhasilan Argentina lolos


ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia, Rabu (11/10/2017) pagi WIB. Jose
Jacome /EPA/EFE
Klub Barcelona identik dengan Lionel Messi meski para pemain bintang
mondar-mandir di tim representasi Catalunya itu. Bagi tim nasional (timnas)
Argentina, Messi juga menjadi megabintang sekaligus andalan dan kapten
tim.

Dan Messi pun membuktikan tuahnya (lagi) pada Rabu (11/10/2017) pagi
WIB. Tiga golnya ke gawang tuan rumah Ekuador demi kemenangan 3-1
membuat Argentina lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

Padahal pertandingan begitu berat. Pertama, Argentina harus menang bila


ingin memastikan diri ke Rusia. Kedua, kota Quito yang menjadi panggung
punya ketinggian 2.850 mdpl --lebih rendah sedikit dibanding Gunung Gede di
Bogor, Jawa Barat.

Dan ketiga, ini yang paling berat, Argentina tak pernah menang di sana sejak
2001. Tiga kunjungan terdahulu, misalnya, hanya berujung dua kekalahan
dan sekali imbang.

Gelagat bencana pun hadir ketika Ekuador justru mencuri gol saat laga baru
berlangsung satu menit. Romario Ibarra menundukkan kiper Sergio Romero.
Namun kali ini para pemain Argentina yang sebagian besar adalah pemain
utama di klub-klub elite Eropa menunjukkan kekuatan mental serta fisik
mereka. Messi membuka proses hattrick pada menit 11.

Tujuh menit kemudian, Messi kembali mencetak gol dan membuat


kepercayaan diri Argentina meningkat drastis. Adapun dua gol Messi
dibantu assist Angel Di Maria.

Sementara Ekuador yang sudah tersisih apapun hasil pertandingan tak kuasa
memberi perlawanan berarti. Alhasil Messi mencetak gol ketiganya pada
menit 62 sekaligus "membunuh" pertandingan.

Bagi Messi, hattrick tadi membuat koleksi golnya untuk Argentina menjadi 61
dalam 122 pertandingan. Argentina pun selamat dan tak pernah gagal lolos
ke putaran final Piala Dunia sejak 1970.

"Kacau sekali bila Argentina tidak bermain di Piala Dunia. Setelah ini kami
akan berubah, akan tumbuh, dan akan lebih kuat," ujar pemain 30 ini
dilansir AP (h/t USA Today).

Entah apakah komentar Messi artinya ada pemain lain Argentina yang bisa
memberi pembeda, bukan hanya dirinya. Messi dalam laga tadi sempat
memberi operan kunci kepada Di Maria, tapi pemain Paris Saint Germain ini
gagal menundukkan kiper Ekuador Maximo Banguera.

Demikian pula Mauro Icardi, penyerang Inter Milan yang ditampilkan


menggantikan Dario Benedetto mulai menit 76. Menerima operan matang dan
tinggal berhadapan dengan Banguera, bola sepakan Icardi berhasil ditepis.

Hattrick Messi tadi juga sebuah ironi. Sekali lagi Messi membuktikan bahwa
untuk mencetak gol, seorang pemain "boleh saja" tidak menggiring (dribbling)
bola sekalipun. Messi menunjukkan bagaimana bermain efektif sekaligus
efisien.

Pelatih Argentina, Jorge Sampaoli, pun menunjukkan betapa hebatnya Messi


bagi sepak bola dunia. "Messi tidak berhutang Piala Dunia kepada Argentina.
Sepak bola yang berhutang Piala Dunia kepada Messi. Dia pemain terbaik
sepanjang sejarah," katanya.

Itu sebabnya, dikutip ESPN FC, Sampaoli menegaskan bahwa Argentina


beruntung memiliki pemain terbaik seperti Messi. Dan bekas pelatih Sevilla itu
berjanji untuk membantu Argentina juara dunia agar Messi punya gelar
kampiun yang lengkap.

"Kami punya peluang untuk membantu lagi juara Piala Dunia...saya senang
sekali bisa berada dalam satu tim dengannya," imbuhnya.

Argentina yang sebelum pertandingan melawan Ekuador berada di posisi


enam, akhirnya menutup klasemen kualifikasi zona Amerika Selatan di posisi
tiga di bawah Brasil dan Uruguay. Sementara Kolombia mengamankan tiket
terakhir zona itu untuk langsung ke Rusia dan Peru harus berebut satu tiket
tersisa lewat play-off dengan Selandia Baru.

Mereka gagal lolos

Adapun Cile yang pada awalnya duduk di posisi empat justru harus melorot
ke posisi enam dan dipastikan tersisih. Kekalahan 0-2 di kandang Brasil
membuat Alexis Sanchez dkk. kalah selisih gol dari Peru meski nilai 26 sama-
sama mereka kantongi.

Kegagalan Cile pun mengejutkan karena mereka melakoni masa kualifikasi


Piala Dunia 2018 dengan status dua kali beruntun juara Copa America.
Namun Cile tidak sendirian.

Belanda, salah satu tim yang disegani di dunia, pun gagal ke Rusia. Demikian
pula Amerika Serikat, serta tiga tim elite Afrika; Aljazair, Kamerun, dan
Ghana.

Nasib tragis juga dialami Suriah. Hanya selangkah lagi, Suriah menyerah 2-3
secara agregat kepada Australia sehingga harus menutup mimpi putaran final
Piala Dunia.
Sejauh ini, 23 tim sudah memastikan lolos ke Rusia. Eropa, Amerika Selatan,
dan Asia dari kualifikasi reguler, serta Rusia sebagai tuan rumah.

Dari Afrika, Mesir dan Nigeria sudah memastikan lolos. Masih ada tiga tim lagi
yang bakal memastikan nasib ke Rusia pada November nanti.

Adapun enam tiket lagi bakal tersedia untuk empat partai play-off Eropa, satu
partai play-off lintas Amerika Selatan dan Oceania, serta satu laga play-
off lintas Amerika Utara-Tengah dan Asia.

Yang pasti, seluruh 32 kontestan akan bisa diketahui pada pertengahan


November nanti.

Anda mungkin juga menyukai