Anda di halaman 1dari 4

Materi Khutbah Jum’at

Oleh: Ustadz. Mahfudin Hidayat, S.Pd.I


Jum’at, 26 Rajab 1444 H

Khutbah Pertama: BAHAGIA DENGAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH

‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬


ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫الـح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬
َ ‫إن‬ َّ
ً ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ك لَهُ َو ْشهَ ُد َّن ُم‬
ُ‫ـح َّمدا َع ْب ُده‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ َو ْشهَ ُد ن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ُم‬
‫َو َرسُولُه‬

َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬

َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬


‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء‬ َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬
ِ ‫س َو‬ٍ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
‫َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬

‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬

ِ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا ع‬
‫َظي ًما‬

‫ُأل‬
ِ ‫ َو َش َّر ا ُم‬، ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
، ‫ور ُمحْ َدثَاتُهَا‬ ُ ‫ي هَ ْد‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ َوَأحْ َسنَ ْالهَ ْد‬، ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬َ ‫ص َد‬ َ ‫َو ِإ َّن َأ‬
ِ َّ‫ضاللَ ٍة فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضاللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬، ٌ‫َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬

:‫َأ َّما بَ ْع ُد‬

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada RasulNya segala


macam kebaikan. Tidak ada satupun kebaikan kecuali telah dijelaskan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan tidak ada satupun keburukan yang menjerumuskan ke
dalam api neraka kecuali telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mungkin menyembunyikan satupun wahyu
dari Allah. Sebab kalaulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyembunyikannya,
tentu beliau disifati dengan khianat, bukan lagi dengan amanah.

Maka kewajiban kita adalah untuk senantiasa mencukupkan diri dengan Al-Qur’an dan
hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kita berusaha untuk memahaminya
sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih. Karena mereka adalah sebaik-baik orang yang
memahami Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ketika seseorang tidak merasa cukup dengan Al-Qur’an dan hadits sehingga ia
membutuhkan ucapan-ucapan manusia dan pendapat-pendapatnya, ia pasti akan tersesat
jalan. Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mencukupkan,
beliau bersabda:
‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
َ ‫ ِكت‬: ‫ضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫تَ َر ْك‬
“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, selama kalian berpegang kepada dua perkara ini
kalian tidak akan tersesat selama-lamanya; Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Malik, Al-Hakim
dan yang lainnya)

Saudaraku, cukupkan diri kita dengan terus mempelajari Al-Qur’an, terus kita mengkaji
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah telah memudahkan Al-Qur’an untuk
dipelajari. Allah berfirman:

‫َولَقَ ْد يَسَّرْ نَا ْالقُرْ آنَ لِل ِّذ ْك ِر فَهَلْ ِمن ُّم َّد ِك ٍر‬
“Sungguh Kami telah mudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari/diingat, maka adakah orang
yang mau mengingatnya?” (QS. Al-Qamar[54]: 22)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang-orang yang tidak mau mentadabburi Al-
Qur’an, bahwa hatinya tertutup mati. Allah berfirman:

‫ب َأ ْقفَالُهَا‬
ٍ ‫َأفَاَل يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ آنَ َأ ْم َعلَ ٰى قُلُو‬
“Tidakkah mereka mentadabburi Al-Qur’an, ataukah hati mereka telah ada gembok-
gemboknya?” (QS. Muhammad[47]: 24)
Saudaraku, Al-Qur’an jangan sampai menyeret kita ke dalam api neraka. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ‫ك َأوْ َعلَ ْي‬


‫ك‬ َ َ‫ْالقُرْ آنُ ُح َّجةٌ ل‬
“Al-Qur’an akan menjadi hujjah yang akan membela kamu atau Al-Qur’an akan menjadi
hujjah yang akan menyeret kamu ke dalam api neraka.” (HR. Muslim)

Subhanallah.. Sesungguhnya Al-Qur’anul Karim Allah turunkan untuk menjadi hidayah untuk
kita. Allah berfirman:

َ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِين‬


ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُكم َّموْ ِعظَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِّ َما فِي الصُّ د‬
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian peringatan dari Rabb kalian dan penyembuh
bagi apa yang ada di dalam hati kalian dan sebagai rahmat serta hidayah untuk orang-
orang yang beriman.” (QS. Yunus[10]: 57)

Di sini Allah mensifati Al-Qur’an dengan beberapa sifat yang luar biasa.
Yang pertama, sebagai peringatan bagi orang-orang yang mau takut kepada Allah,
peringatan bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan akhirat, peringatan bagi kaum
mukminin. Karena tidak setiap manusia menjadikan Al-Qur’an.
Berapa banyak orang yang menghafal Al-Qur’an, tapi hatinya tidak takut kepada Allah?
Berapa banyak orang yang hafal Al-Qur’an, tapi tidak peduli dengan hukum-hukum Allah
dan syariatNya? Berapa banyak orang yang menghafal Al-Qur’an tapi hanya sebatas hiasan
di lisan saja, hanya ingin disebut bahwa dirinya seorang penghafal Al-Qur’an. Sementara Al-
Qur’an tidak sesuai dengan tingkah lakunya, tidak sesuai dengan akhlaknya, tidak sesuai
dengan sisi kehidupannya, sungguh Al-Qur’an hanya akan menyeret ia ke dalam api neraka.

Maka kewajiban kita, saudaraku.. Jadikan Al-Qur’an sebagai peringatan untuk hidup kita.
Senantiasa hati kita mengambil peringatan-peringatan Allah dalam Al-Qur’an. Sungguh
peringatan Allah kepada hamba-hambaNya karena Allah sayang kepada hambaNya. Allah
tidak ingin kita semua masuk ke dalam api neraka. Maka Al-Qur’an Allah turunkan sebagai
peringatan untuk kita semuanya.

Yang kedua, sebagai obat terhadap apa yang ada dalam dada. Al-Qur’an adalah obat hati
kita. Siapapun yang mentadabburi Al-Qur’an, siapapun yang membaca Al-Qur’an, siapapun
yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hiasan hatinya, maka hatinya akan terobati, akan
hilanglah cinta dunia di hatinya yang berlebihan, akan menjadi orang-orang yang senantiasa
mengharapkan ridha Ar-Rahman, senantiasa menjadi orang-orang yang taat dan tunduk dan
patuh kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Maka saudaraku, penyakit-penyakit hati itulah yang sangat berbahaya. Adapun penyakit
badan, itu semua menggugurkan dosa. Tapi ketika seseorang ditimpa kesombongan dan
ujub, ditimpa oleh hasad dan dengki, ditimpa oleh cinta dunia yang berlebihan, itu semua
hanya akan mendatangkan adzab dikuburnya dan dalam api neraka. Na’udzubillah. Karena
Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwasanya keselamatan kita di hari kiamat itu
tergantung kepada keselamatan hati kita. Allah berfirman:

ٍ ‫﴾ ِإاَّل َم ْن َأتَى اللَّـهَ بِقَ ْل‬٨٨﴿ َ‫يَوْ َم اَل يَنفَ ُع َما ٌل َواَل بَنُون‬
﴾٨٩﴿ ‫ب َسلِ ٍيم‬
“Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah
membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 88-89)
Selamat dari kesyirikan, selamat dari menjadi selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
sebagai suri tauladan, selamat dari penyakit syahwat dan syubhat. Merekalah yang akan
selamat nanti pada hari kiamat.

Yang ketiga, Al-Qur’an sebagai hidayah. Hidayah yang membimbing kita dalam kehidupan
dunia. Namun hanya orang-orang bertakwa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai hidayah
untuk hidupnya. Allah berfirman:

﴾٢﴿ َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِّ ْل ُمتَّقِين‬ َ ِ‫﴾ ٰ َذل‬١﴿ ‫الم‬


َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
“Alif laam miim. Itulah Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya sebagai hidayah untuk
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 1-2)
Karena orang yang tidak bertakwa tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai hidayah. Dia
lebih senang menjadikan selain Al-Qur’an sebagai hidayah. Karena di hatinya penuh dengan
penyakit. Na’udzubillah.
KHUTBAH KEDUA: BAHAGIA DENGAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH

Lalu Allah menyebutkan tentang sifat yang terakhir dari Al-Qur’an.

Yang keempat, rahmat untuk orang-orang yang beriman. Adakah yang lebih besar dari
rahmat Allah dari Al-Qur’an? Yang seharusnya kita bergembira dengan rahmat Allah yang
agung ini. Allah berfirman:

َ ِ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ ٰ َذل‬


َ‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا هُ َو َخ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُون‬
“Katakan: ‘Dengan karunia Allah dan RahmatNya-lah hendaklah mereka bergembira, itu
lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.'” (QS. Yunus[10]: 58)
Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari menafsirkan: “Katakan: ‘Dengan karunia Allah (yaitu Islam)
dan rahmat Allah (yaitu Al-Qur’an) hendaklah mereka bergembira. Bergembira dengan
mengamalkan Islam, gembira dengan Al-Qur’an, yaitu dengan membacanya,
mempelajarinya dan mengamalkannya. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan
dari kehidupan dunia.”

Dunia hanyalah sesuatu yang menipu, saudaraku. Sedangkan Al-Qur’an adalah bimbingan
untuk hidup kita. Maka jadikan Al-Qur’an sebagai hiasan hati, bukan sebatas hiasan dinding.
Jadikan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang menghiasi lisan-lisan kita, menghiasi telinga-telinga
kita. Sehingga kita lebih menyukai mendengarkan Al-Qur’an daripada mendengarkan
nyanyian dan musik, kita lebih menyukai mendengarkan dan membaca ayat-ayat Allah ‘Azza
wa Jalla daripada membaca tulisan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah ‘Azza wa
Jalla.

﴿‫صلَّى‬ َ ‫ص ُّلونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬
َ ‫ َوقَا َل‬،]56 :‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما﴾ [األحزاب‬ َ ُ‫ِإ َّن هللاَ َو َمالِئ َكتَهُ ي‬
]‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه بِهَا َع ْشرًا» [ َر َواهُ ُم ْسلِم‬
َ ً‫اح َدة‬ ِ ‫صالةً َو‬ َ ‫صلَّى َعلَ َّي‬ َ ‫ « َم ْن‬:‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬.

‫ار ْك َعلَى‬ َ َّ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإن‬


ِ َ‫ َوب‬، ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫صلَيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫اَللَّهُ َّم‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى‬
َ َّ‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإن‬ ِ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬

Anda mungkin juga menyukai