9
Stratigrafi
1.1 Pendahuluan
Stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari perlapisan atau urut-urutan batuan berdasarkan
karakteristik batuan yang membedakan waktu pengendapan yang berbeda. Selain itu stratigrafi
terkait dengan hubungan antar perlapisan batuan, succession of beds, korelasi perlapisan suatu
daerah bahkan perlapisan dalam cakupan yang lebih luas seperti antar benua dan penyusunan
urutan lapisan-lapisan dalam kolom geologi.
Pengertian mengenai prinsip dan terminologi dalam stratigrafi sangatlah penting dalam studi
geologi secara keseluruhan, karena stratigrafi menyediakan kerangka yang sistematik dalam
pembelajaran geologi khususnya studi sedimentologi. Stratigrafi dapat menjadi alat bantu geologist
dalam merangkum komposisi sedimen, tekstur, struktur, dan kenampakan lainnya dalam suatu
pemahaman, untuk kemudian dapat diinterpretasikan kedalam aspek-aspek yang lebih luas. Seperti
studi sejarah bumi, pencarian minyak dan gas, mineral tambang dsb.
Selain itu stratigrafi penting dalam studi rekonstruksi lempeng (plate tectonics), dan
penjelasan tentang sejarah pergerakan kerak benua dan samudera, pergerakan batas garis pantai
(transgresi dan regresi).
Kemudian masih pada 1960an, pendekatan klasik terhadap stratigrafi diperbaharui oleh
Weller dengan bukunya Stratigraphic Principle and Practice. Prinsip-prinsip yang ia kembangkan
merupakan tulangpunggung dari stratigrafi sekarang ini, namun sekarang siswa harus mengerti
prinsip dasar dari stratigrafi. Kita harus mengerti hubungan antara stratigrafi dengan sistem
pengendapan serta hubungan antara aplikasi stratigrafi dengan prinsip sedimentologi untuk
menginterpretasikan lapisan dalam konteks lempeng tektonik global.
Pada 1970an, berkembang konsep urut-urutan pengendapan, yang membahas paket lapisan
yang dibatasi oleh ketidakselarasan, yang kemudian berkembang menjadi disiplin ilmu sekuen
stratigrafi.
Selain itu ada pula perkembangan dari stratigrafi yang memberikan kontribusi penting dalam
pembelajaran hubungan fisik stratigrafi, umur, dan lingkungan dari lapisan dibawah permukaan serta
sedimen di samudera, yaitu magnetostratigrafi, yang berhubungan dengan ciri fisik magnet dari
suatu batuan sedimen dan batuan vulkanik yang berlapis, dan seismik stratigrafi, yang merupakan
studi stratigrafi dan fasies pengendapan berdasarkan interpretasi data seismik.
Dalam subbab ini akan lebih banyak dibahas prinsip-prinsip dasar dari stratigrafi itu sendiri.
"...pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya pengendapan), semua masa yang
berada diatasnya adalah fluida, maka, pada saat suatu lapisan yang lebih dulu terbentuk, tidak
ada keterdapatan lapisan diatasnya." Steno, 1669.
"Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring terhadap horizon, pada awalnya pararel
terhadap horizon." Steno, 1669.
"Material yang membentuk suatu perlapisan terbentuk secara menerus pada permukaan bumi
walaupun beberapa material yang padat langsung berhenti pada saat mengalami transportasi."
Steno, 1669
"Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan, tubuh tersebut pasti terbentuk
setelah perlapisan tersebut terbentuk." Steno, 1669.
William Smith (1769-1839) seorang peneliti dari Inggris. Smith adalah insinyur yang bekerja
disebuah bendungan, ia mengemukakan Teori biostratigrafi dan korelasi stratigrafi. Smith
mengungkapkan dengan menganalisa keterdapatan fosil dalam suatu batuan, maka suatu lapisan
yang satu dapat dikorelasikan dengan lapisan yang lain, yang merupakan satu perlapisan. Dengan
korelasi stratigrafi maka dapat diketahui sejarah geologinya pula.
Dalam studi hubungan fosil antar perlapisan batuan, ia pun menyimpulkan suatu hukum yaitu
Law of Faunal Succession, pernyataan umum yang menerangkan bahwa fosil suatu organisme
terdapat dalam data rekaman stratigrafi dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui
76
sejarah geologi yang pernah dilauinya. Jasanya sebagai pencetus biostratigrafi membuat ia dikenal
dengan sebuatan Bapak Stratigrafi.
Ahli Stratigrafi lain seperti DOrbigny dan Albert Oppel juga berperan besar dalam
perkembangan ilmu stratigrafi. DOrbigny mengemukakan suatu perlapisan secara sistematis
mengikuti yang lainnya yang memiliki karakteristik fosil yang sama. Sedangkan Oppel berjasa dalam
mencetuskan konsep Biozone. Biozone adalah satu unit skala kecil yang mengandung semua
lapisan yang diendapkan selama eksistensi/keberadaan fosil organisme tertentu. Kedua orang inilah
yang juga mencetuskan pembuatan standar kolom stratigrafi.
9.4 Litostratigrafi
Litostratigrafi berhubungan dengan studi dan susunan lapisan berdasarkan karakteristik
litologi. Terminologi litologi digunakan oleh banyak geologist dengan dua macam cara, antara lain :
a) Litologi, merupakan pembelajaran dan deskripsi dari karakteristik fisik dari batuan khususnya
pada batuan sampel dan di singkapan (Bates dan Jackson, 1980).
b) Litologi, merupakan karakteristik fisik seperti : tipe batuan, warna, komposisi mineral, dan
ukuran butir.
Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan satuan litologi sebagai satuan batuan
yang didasarkan dengan karakteristik fisik sedangkan litostratigrafi berkaitan dengan studi mengenai
hubungan stratigrafi antara lapisan yang dapat diidentifikasi berdasarkan litologi.
a) Angular Unconformity
Merupakan suatu tipe ketidakselarasan dimana sedimen yang lebih muda terendapkan diatas
permukaan erosi dari batuan yang lebih tua dimana sebelumnya batuan tersebut mengalami
pengangkatan atau perlipatan, maka, batuan yang lebih tua tersebut memiliki dip yang berbeda,
umumnya lebih curam, membentuk sudut dengan batuan yang lebih muda.
b). Disconformity
Kenampakannya berupa suatu permukaan ketidakselarasan atas dan bawah dari bidang
perlapisan yang secara umum pararel dan kontak antara lapisan yang lebih tua dan mudanya
ditandai oleh permukaan erosional yang jelas, ireguler, atau tidak lazim.
c). Paraconformity
Merupakan ketidakselarasan yang tidak tampak dengan jelas, karena dicirikan oleh lapisan
atas dan bawah bidang ketidakselarasan yang pararel dan tidak terdapat permukaan erosional atau
bukti fisik lainnya dari suatu ketidakselarasan yang jelas. Paraconformity tidak dapat dengan mudah
dikenali dan harus diidentifikasi berdasarkan jeda antara rekaman batuan (disebabkan periode
nondeposisi atau erosi). Ditentukan dari bukti paleontologi seperti keterdapatan suatu zona fauna
atau perubahan fauna yang jelas tampak.
d). Nonconformity
Nonconformity terbentuk antara batuan sedimen dan batuan beku yang berumur lebih tua
atau batuan metamorf yang masif, yang telah terekspos, tererosi, sampai akhirnya tertimbun oleh
sedimen.
1. Pinch Out
Perubahan litologi secara lateral yang dicirikan oleh penipisan litologi tertentu secara progresif
sampai akhirnya hilang dan berganti menjadi litologi lainnya.
2. Intertonguing
Pemisahan lateral dari satuan litologi pada banyak satuan-satuan stratigrafi yang tipis dan
menjorok kedalam litologi lainnya secara tidak beraturan.
3. Gradasi Lateral Progresif
Sama dengan gradasi vertikal progresif pada kontak vertikal.
Kronostratigrafi
Merupakan suatu tubuh batuan yang batas atas dan bawahnya memiliki permukaan yang
isokron (memiliki kesamaan waktu). Suatu permukaan yang isokron terbentuk pada waktu yang sama
dimanapun.
Satuan kronostratigrafi dibedakan dengan menentukan umur-umur dari batuan-batuan yang
ada baik langsung melalui perhitungan isotop atau dengan kalibrasi informasi biostratigrafi. Satuan
kronostratigrafi merupakan kesatuan fisik bukanlah konsep abstrak, yang memiliki persamaan
langsung dengan satuan waktu geologi.
Pollen Tidal
Dating (Relative) Stratigraphy Typology
Stratigraphy
Rhythmites
Dating (Absolute) Radiocarbon TL/OSL Palaeomagnetics
Pollen Diatom
Past Environments Sedimentology Foraminifera
Analysis Analysis
Sub-Surface Investigations Geophysical Archaeological Coring & Boreholes