Anda di halaman 1dari 8

74

9
Stratigrafi
1.1 Pendahuluan
Stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari perlapisan atau urut-urutan batuan berdasarkan
karakteristik batuan yang membedakan waktu pengendapan yang berbeda. Selain itu stratigrafi
terkait dengan hubungan antar perlapisan batuan, succession of beds, korelasi perlapisan suatu
daerah bahkan perlapisan dalam cakupan yang lebih luas seperti antar benua dan penyusunan
urutan lapisan-lapisan dalam kolom geologi.
Pengertian mengenai prinsip dan terminologi dalam stratigrafi sangatlah penting dalam studi
geologi secara keseluruhan, karena stratigrafi menyediakan kerangka yang sistematik dalam
pembelajaran geologi khususnya studi sedimentologi. Stratigrafi dapat menjadi alat bantu geologist
dalam merangkum komposisi sedimen, tekstur, struktur, dan kenampakan lainnya dalam suatu
pemahaman, untuk kemudian dapat diinterpretasikan kedalam aspek-aspek yang lebih luas. Seperti
studi sejarah bumi, pencarian minyak dan gas, mineral tambang dsb.
Selain itu stratigrafi penting dalam studi rekonstruksi lempeng (plate tectonics), dan
penjelasan tentang sejarah pergerakan kerak benua dan samudera, pergerakan batas garis pantai
(transgresi dan regresi).

9.2 Sejarah Perkembangan Stratigrafi


Pada tahun 1960an, disiplin ilmu stratigrafi masih banyak membahas tentang penamaan
stratigrafi itu sendiri; konsep yang masih klasik adalah penamaan hubungan litostratigrafi,
kronostratigrafi dan biostratigrafi pada suatu wilayah; serta korelasinya antar satu wilayah dengan
yang lainnya.
a) Litostratigrafi
Berhubungan dengan litologi atau ciri fisik dari suatu lapisan dan hubungan satuan-satuan
stratigrafinya berdasarkan karakteristik litologi.
b) Kronostratigrafi
Berhubungan dengan umur lapisan batuan dan hubungan waktunya.
c) Biostratigrafi
Merupakan studi tentang batuan berdasarkan kandungan fosilnya.

Kemudian masih pada 1960an, pendekatan klasik terhadap stratigrafi diperbaharui oleh
Weller dengan bukunya Stratigraphic Principle and Practice. Prinsip-prinsip yang ia kembangkan
merupakan tulangpunggung dari stratigrafi sekarang ini, namun sekarang siswa harus mengerti
prinsip dasar dari stratigrafi. Kita harus mengerti hubungan antara stratigrafi dengan sistem
pengendapan serta hubungan antara aplikasi stratigrafi dengan prinsip sedimentologi untuk
menginterpretasikan lapisan dalam konteks lempeng tektonik global.
Pada 1970an, berkembang konsep urut-urutan pengendapan, yang membahas paket lapisan
yang dibatasi oleh ketidakselarasan, yang kemudian berkembang menjadi disiplin ilmu sekuen
stratigrafi.
Selain itu ada pula perkembangan dari stratigrafi yang memberikan kontribusi penting dalam
pembelajaran hubungan fisik stratigrafi, umur, dan lingkungan dari lapisan dibawah permukaan serta
sedimen di samudera, yaitu magnetostratigrafi, yang berhubungan dengan ciri fisik magnet dari
suatu batuan sedimen dan batuan vulkanik yang berlapis, dan seismik stratigrafi, yang merupakan
studi stratigrafi dan fasies pengendapan berdasarkan interpretasi data seismik.
Dalam subbab ini akan lebih banyak dibahas prinsip-prinsip dasar dari stratigrafi itu sendiri.

9.3 Prinsip-prinsip Dasar Stratigrafi


Dalam pembelajaran stratigrafi permulaannya adalah pada prinsip-prinsip dasar yang sangat
penting aplikasinya sekarang ini.
Sebagai dasar dari studi ini Nicolas Steno membuat empat prinsip tentang konsep dasar
perlapisan dikenal sekarang dengan Stenos Law
Empat prinsip Steno tersebut adalah :
75

9.3.1 The Principles of Superposition (Prinsip Superposisi)


Dalam suatu urutan perlapisan, lapisan yang lebih muda berada diatas lapisan yang lebih tua.

"...pada waktu suatu lapisan terbentuk (saat terjadinya pengendapan), semua masa yang
berada diatasnya adalah fluida, maka, pada saat suatu lapisan yang lebih dulu terbentuk, tidak
ada keterdapatan lapisan diatasnya." Steno, 1669.

Gambar 9.1 Kolom Stratigrafi

9.3.2 Principle of Initial Horizontality


Lapisan terendapkan secara horizontal dan kemudian terdeformasi menjadi beragam posisi.

"Lapisan baik yang berposisi tegak lurus maupun miring terhadap horizon, pada awalnya pararel
terhadap horizon." Steno, 1669.

9.3.3 Lateral Continuity


Suatu lapisan dapat diasumsikan terendapkan secara lateral dan berkelanjutan jauh sebelum
akhirnya terbentuk sekarang.

"Material yang membentuk suatu perlapisan terbentuk secara menerus pada permukaan bumi
walaupun beberapa material yang padat langsung berhenti pada saat mengalami transportasi."
Steno, 1669

9.3.4 Principle of Cross Cutting Relationship


Suatu hal (sesar atau tubuh intrusi) yang memotong perlapisan selalu berumur lebih muda dari
batuan yang diterobosnya

"Jika suatu tubuh atau diskontinuitas memotong perlapisan, tubuh tersebut pasti terbentuk
setelah perlapisan tersebut terbentuk." Steno, 1669.

William Smith (1769-1839) seorang peneliti dari Inggris. Smith adalah insinyur yang bekerja
disebuah bendungan, ia mengemukakan Teori biostratigrafi dan korelasi stratigrafi. Smith
mengungkapkan dengan menganalisa keterdapatan fosil dalam suatu batuan, maka suatu lapisan
yang satu dapat dikorelasikan dengan lapisan yang lain, yang merupakan satu perlapisan. Dengan
korelasi stratigrafi maka dapat diketahui sejarah geologinya pula.
Dalam studi hubungan fosil antar perlapisan batuan, ia pun menyimpulkan suatu hukum yaitu
Law of Faunal Succession, pernyataan umum yang menerangkan bahwa fosil suatu organisme
terdapat dalam data rekaman stratigrafi dan dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui
76
sejarah geologi yang pernah dilauinya. Jasanya sebagai pencetus biostratigrafi membuat ia dikenal
dengan sebuatan Bapak Stratigrafi.
Ahli Stratigrafi lain seperti DOrbigny dan Albert Oppel juga berperan besar dalam
perkembangan ilmu stratigrafi. DOrbigny mengemukakan suatu perlapisan secara sistematis
mengikuti yang lainnya yang memiliki karakteristik fosil yang sama. Sedangkan Oppel berjasa dalam
mencetuskan konsep Biozone. Biozone adalah satu unit skala kecil yang mengandung semua
lapisan yang diendapkan selama eksistensi/keberadaan fosil organisme tertentu. Kedua orang inilah
yang juga mencetuskan pembuatan standar kolom stratigrafi.

9.4 Litostratigrafi
Litostratigrafi berhubungan dengan studi dan susunan lapisan berdasarkan karakteristik
litologi. Terminologi litologi digunakan oleh banyak geologist dengan dua macam cara, antara lain :
a) Litologi, merupakan pembelajaran dan deskripsi dari karakteristik fisik dari batuan khususnya
pada batuan sampel dan di singkapan (Bates dan Jackson, 1980).
b) Litologi, merupakan karakteristik fisik seperti : tipe batuan, warna, komposisi mineral, dan
ukuran butir.
Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan satuan litologi sebagai satuan batuan
yang didasarkan dengan karakteristik fisik sedangkan litostratigrafi berkaitan dengan studi mengenai
hubungan stratigrafi antara lapisan yang dapat diidentifikasi berdasarkan litologi.

9.4.1 Tipe Satuan litostratigrafi


Satuan litostratigrafi merupakan tubuh batuan sedimen, beku, metasedimen atau metamorf
yang dibedakan berdasarkan karakteristik litologi.
Satuan litostratigrafi ini dapat dikenali berdasarkan karakteristik batuan yang dapat diteliti.
Batas antara setiap satuan yang berbeda dapat diidentifikasi secara jelas dengan adanya kontak
atau dapat dideskripsikan secara arbitrer karena bersifat gradasional.
Pembedaan satuan stratigrafi ini didasarkan oleh stratotipe (tipe satuan yang ditentukan),
dapat terdiri dari batuan yang ada, lokasi ditemukan; singkapan, penggalian, daerah tambang atau
lubang bor, yang kesemuanya mengacu pada kriteria batuan.
Di lapangan satuan stratigrafi yang terdiri dari hanya satu litologi saja jarang ditemukan.
Umumnya satuan-satuan tersebut terdiri dari beberapa litologi yang saling berhubungan dan
berbatasan.Hal yang penting adalah membedakan dan memahami kontak antara litologi tersebut
secara vertikal dan lateral.
Satuan litostratigrafi yang paling mendasar antara lain :
a) Formasi, merupakan satuan stratigrafi yang secara litologi dapat dibedakan dengan jelas dan
dengan skala yang cukup luas cakupannya untuk dipetakan di permukaan atau ditelusuri
dibawah permukaan. Formasi dapat terdiri dari satu litologi atau beberapa litologi yang
berbeda.
b) Anggota, merupakan bagian dari formasi (formasi dapat terbagi menjadi beberapa satuan
stratigrafi yang lebih kecil yang disebut anggota).
c) Perlapisan, merupakan bagian dari anggota (anggota dapat terbagi menjadi beberapa satuan
stratigrafi yang lebih kecil yang disebut perlapisan).
d) Kelompok/Grup, kombinasi dari beberapa formasi.
e) Supergrup, kombinasi dari beberapa kelompok.
Pengelompokan satuan stratigrafi menjadi satuan litostratigrafi yang lebih spesifik cakupannya dapat
berguna untuk menelusuri dan mengkorelasikan lapisan baik pada singkapan dan di bawah
permukaan.

9.5 Kontak Stratigrafi


Satuan-satuan litologi yang berbeda terpisahkan satu sama lainnya oleh kontak, yang
permukaannya dapat berupa bidang datar atau tidak beraturan (ireguler) diantara tipe batuan yang
berbeda.
Lapisan yang berurutan secara vertikal dapat dikatakan selaras atau tidak selaras
tergantung dari kemenerusan pengendapan.
Lapisan yang memiliki kontak selaras dicirikan dengan susunan pengendapan yang tidak
rusak (menerus), umumnya terendapkan secara pararel.
77
Permukaan yang memisahkan lapisan yang selaras ini disebut keselarasan (conformity),
yang merupakan suatu permukaan yang memisahkan lapisan yang lebih muda dengan lapisan
batuan yang lebih tua namun disepanjang bidangnya tidak terdapat bukti dari periode non deposisi.
Karena kontak yang selaras mengindikasikan tidak ada jeda pengendapan yang signifikan atau
hiatus.
Hiatus merupakan jeda atau pemotongan kontinuitas dari pengendapan pada suatu rekaman
waktu geologi. Hiatus mewakili periode waktu geologi dimana tidak terdapat sedimen atau lapisan
yang terbentuk.
Sementara kontak antara lapisan yang tidak menerus dengan lapisan dibawahnya pada
rentang waktu tertentu, atau tidak sesuai kemenerusannya sebagai satu bagian, disebut
tidakselaras. Suatu ketidakselarasan meripakan permukaan yang terbentuk sebagai hasil erosi
atau nondeposisi, yang memisahkan lapisan yang lebih muda dengan lapisan yang lebih tua, yang
mewakili adanya hiatus. Ketidakselarasan menunjukkan sedikitnya kontinuitas dari pengendapan dan
berkaitan dengan periode nondeposisi, pelapukan atau erosi, baik secara subaerial maupun
subakueous.
Selain terdapat secara vertikal, kontak juga terdapat secara lateral pada satuan litostratigrafi
yang saling berbatasan. Kontak ini terbentuk antara satuan batuan dari umur yang sama dan terdiri
dari litologi yang berbeda serta menunjukkan kondisi lingkungan pengendapan yang berbeda. Selain
itu ada pula kontak secara lateral yang disebabkan oleh patahan setelah terjadinya pengendapan.
Kontak antara tubuh yang berbatasan secara lateral dapat bergradasi, melidah (intertonguing) ;
pinching atau wedging.

9.5.1 Kontak Selaras


Kontak antara lapisan yang selaras dapat berupa :
a) Kontak Tegas, merupakan hasil dari perubahan yang jelas dan tiba-tiba dari litologi yang
berbeda. Umumnya terjadi pada pengendapan bidang perlapisan primer yang terbentuk
sebagai hasil dari perubahan kondisi pengendapan lokal. Kontak tegas juga dapat disebabkan
oleh alterasi kimia setelah pengendapan yang mengakibatkan perubahan warna dikarenakan
proses oksidasi dan reduksi dari mineral yang mengandung besi, serta perubahan ukuran
butir disebabkan oleh rekristalisasi atau dolomitisasi atau perubahan yang diakibatkan
sementasi oleh mineral silika atau karbonat.
b) Kontak Gradasional, disebut kontak gradasional jika perubahan dari satu litologi ke yang lain
memiliki tanda yang kurang jelas dibanding kontak tegas. Kontak gradasional dapat terbagi
lagi menjadi beberapa tipe :
1. Kontak Progresif, terjadi ketika satu litologi bergradasi dengan litologi lainnya
secara progresif, kurang lebihnya bergradasi secara seragam pada ukuran butir,
komposisi mineral, atau karakteristik fisika. Contohnya : Batupasir secara progresif
bergradasi menjadi batulempung kearah atas atau batupasir kuarsa berubah menjadi
batupasir arenit secara progresif kearah atas.
2. Kontak Interkalatif, merupakan kontak gradasional yang terjadi karena
bertambahnya perselingan antara beberapa litologi.

9.5.2 Kontak Tidak Selaras


Terdapat empat tipe dari kontak tidak selaras yang dapat dikenali, antara lain :
a) Angular Unconformity
b) Disconformity
c) Paraconformity
d) Nonconformity
78

Gambar.9.2. Unconformity (Ketidakselarasan)

Ketidakselarasan dikenali berdasarkan keterdapatan suatu hubungan yang menyudut antara


lapisan yang tidak selaras, keterdapatan permukaan erosional yang memisahkan lapisan, dan
keaslian batuan dibawah permukaan ketidakselarasan. Berikut akan dibahas satu persatu tipe
ketidakselarasan, 3 tipe pertama terjadi antara tubuh batuan sedimen dan tipe terakhir
(nonconformity) terjadi antara batuan sedimen dan metamorf atau batuan beku.

a) Angular Unconformity
Merupakan suatu tipe ketidakselarasan dimana sedimen yang lebih muda terendapkan diatas
permukaan erosi dari batuan yang lebih tua dimana sebelumnya batuan tersebut mengalami
pengangkatan atau perlipatan, maka, batuan yang lebih tua tersebut memiliki dip yang berbeda,
umumnya lebih curam, membentuk sudut dengan batuan yang lebih muda.

b). Disconformity
Kenampakannya berupa suatu permukaan ketidakselarasan atas dan bawah dari bidang
perlapisan yang secara umum pararel dan kontak antara lapisan yang lebih tua dan mudanya
ditandai oleh permukaan erosional yang jelas, ireguler, atau tidak lazim.

Gambar.9.3. Pembentukan Disconformity


79

c). Paraconformity
Merupakan ketidakselarasan yang tidak tampak dengan jelas, karena dicirikan oleh lapisan
atas dan bawah bidang ketidakselarasan yang pararel dan tidak terdapat permukaan erosional atau
bukti fisik lainnya dari suatu ketidakselarasan yang jelas. Paraconformity tidak dapat dengan mudah
dikenali dan harus diidentifikasi berdasarkan jeda antara rekaman batuan (disebabkan periode
nondeposisi atau erosi). Ditentukan dari bukti paleontologi seperti keterdapatan suatu zona fauna
atau perubahan fauna yang jelas tampak.

d). Nonconformity
Nonconformity terbentuk antara batuan sedimen dan batuan beku yang berumur lebih tua
atau batuan metamorf yang masif, yang telah terekspos, tererosi, sampai akhirnya tertimbun oleh
sedimen.

Gambar.9.4. Pembentukan Nonconformity

9.5.3 Kontak Lateral


Satuan stratigrafi juga memiliki batas lateral yang jelas. Batasan tersebut tidaklah selalu
terbentang secara lateral dan planar tapi dapat pula berterminasi (menunjukkan pola-pola tertentu),
baik secara jelas sebagai hasil dari erosi atau bergradasi oleh perubahan litologi yang berbeda.
Macam-macam kontak lateral antara lain :

1. Pinch Out
Perubahan litologi secara lateral yang dicirikan oleh penipisan litologi tertentu secara progresif
sampai akhirnya hilang dan berganti menjadi litologi lainnya.
2. Intertonguing
Pemisahan lateral dari satuan litologi pada banyak satuan-satuan stratigrafi yang tipis dan
menjorok kedalam litologi lainnya secara tidak beraturan.
3. Gradasi Lateral Progresif
Sama dengan gradasi vertikal progresif pada kontak vertikal.

9.6 Hubungan Stratigrafi dan Waktu Geologi


Terdapat dua penjelasan yang berbeda tentang stratigrafi, antara lain :
1. Waktu Geologi, yang meliputi jutaan tahun yang lampau sejak keterbentukan bumi.
2. Bukti Material Batuan, Mineral dan Fosil, untuk kejadian-kejadian dalam sejarah bumi.
Kejadian-kejadian tersebut digambarkan dalam terminologi waktu dan penentuan waktu yang
berjalan pada setiap material geologi, sehingga kedua penjelasan diatas saling berhubungan. Namun
dari pandangan keilmuan yang objektif kedua konsep tersebut tetap terpisah dan sangat penting
keberadaannya.
80
9.6.1 Waktu Geologi
Alur waktu sejak terbentuknya bumi terbagi menjadi satuan-satuan geokronologi, yang
merupakan pembagian waktu dalam tahun atau dalam penamaan tertentu yang merepresentasikan
waktu tertentu.
Hirarki dari waktu geologi telah ditetapkan, berikut dari periode terpanjang sampai terpendek :
Eon
Merupakan periode waktu terpanjang, terbagi menjadi 3 eon : Arkeozoikum, Proterozoikum
dan Fanerozoikum
Era
Eon terbagi lagi menjadi beberapa era, Fanerozoikum terbagi menjadi Paleozoikum,
Mesozoikum, dan Kenozoikum
Period
Merupakan bagian dari era, contohnya Mesozoikum terbagi menjadi Triasik, Jura, Kapur
Epoch
Pembagian selanjutnya dari periode contohnya ; Awal Kapur, Pertengahan Kapur dan Akhir
Kapur
Age
Merupakan pembagian akhir yang hanya terdiri dari rentang beberapa juta tahun.

9.6.2 Material Satuan Stratigrafi


Kontras dengan waktu geologi, satuan stratigrafi didasarkan pada kesatuan materialnya. Ada
lima tipe dasar dari material stratigrafi yang dapat dikenali, antara lain :
Litostratigrafi
Melengkapi pembahasan tentang litostratigrafi sebelumnya, bahwa satuan litostratigrafi dapat
didefinisikan sebagai suatu tubuh batuan yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik litologi dan
posisi stratigrafi relatif terhadap tubuh batuan lainnya.

Kronostratigrafi
Merupakan suatu tubuh batuan yang batas atas dan bawahnya memiliki permukaan yang
isokron (memiliki kesamaan waktu). Suatu permukaan yang isokron terbentuk pada waktu yang sama
dimanapun.
Satuan kronostratigrafi dibedakan dengan menentukan umur-umur dari batuan-batuan yang
ada baik langsung melalui perhitungan isotop atau dengan kalibrasi informasi biostratigrafi. Satuan
kronostratigrafi merupakan kesatuan fisik bukanlah konsep abstrak, yang memiliki persamaan
langsung dengan satuan waktu geologi.

9.7 Aplikasi Kronostratigrafi


Salah satu tujuan dari analisis sedimentologi dan stratigrafi suatu batuan adalah untuk
melakukan rekonstruksi lingkungan purba. Untuk dapat merekonstruksi lingkunganpurba pada waktu
lampau sangatlah penting untuk mengetahui lingkungan pengendapan yang terdapat pada waktu
tersebut. Hal ini memerlukan pengetahuan kronostratigrafi. Untuk membandingkan batuan yang
terbentuk pada lingkungan yang berbeda pada waktu yang sama dalam suatu urutan batuan di suatu
cekungan pengendapan. Lingkungan pengendapan ditentukan melalui fasies sedimen yang ada pada
waktu tertentu dan digunakan untuk merekonstruksikan paleogeografi. Dengan runtutan permukaan
kronostratigrafi pada suatu tubuh batuan adalah mungkin untuk membuat suatu seri rekonstruksi dan
untuk membentuk suatu model dari evolusi lingkunganpurba.
Biostratigrafi
Satuan biostratigrafi merupakan suatu tubuh batuan yang dibedakan dan dicirikan dengan
kandungan fosilnya atau kandungan organisme. Kandungan fosil digunakan untuk menentukan posisi
batuan pada suatu urut-urutan perlapisan relatif terhadap batuan lainnya.
Alostratigrafi
Satuan alostratigrafi merupakan suatu tubuh batuan yang dibedakan berdasarkan posisinya
relatif terhadap ketidakselarasan atau permukaan lainnya yang merefleksikan perubahan dasar
selama pengendapan. Sekuen Stratigrafi merupakan pendekatan pendekatan alostratigrafi dalam
membedakan material satuan stratigrafi.
Magnetostratigrafi
81
Merupakan suatu tubuh batuan yang menunjukkan karakteristik magnetik yang berbeda antar
tubuh batuan yang saling berbatasan pada suatu urutan stratigrafi.

Tabel.9.1. Perbandingan kronostratigrafi

Pollen Tidal
Dating (Relative) Stratigraphy Typology
Stratigraphy
Rhythmites
Dating (Absolute) Radiocarbon TL/OSL Palaeomagnetics
Pollen Diatom
Past Environments Sedimentology Foraminifera
Analysis Analysis
Sub-Surface Investigations Geophysical Archaeological Coring & Boreholes

Anda mungkin juga menyukai