Anda di halaman 1dari 34

04-06

INTERNETWORK
LAYER

Komunikasi
dan Jaringan Komputer

Prepared By : Afen Prana, ST


http://afenprana.wordpress.com
Transport & Network Layer
Transport layer bertanggung jawab atas
pengiriman pesan dari suatu jarigan ke jaringan
dan Segmentation dan reassembly
Transport layer membuat virtual circuits (bila
perlu)
Network layer bertanggung jawab terhadap
addressing dan routing dari message.
Network dan transport layers juga melakukan
encapsulation message segments dari application
layer, melewatkannya ke data link layer pada akhir
pengiriman dan melewatkan pesan ke application
layer pada akhir penerimaan.
Saatini, Protokol yang terbanyak digunakan adalah:
TCP/IP
IPX/SPX
X.25
SNA

2
Transmission Control Protocol / Internet
Protocol (TCP/IP)
TCP/IP dibuat pada tahun 1974 oleh Vint Cerf dan Bob Kahn sebagai
bagian dari proyek Arpanet
Sejak Arpanet berubah jadi Internet, membuat TCP/IP merupakan
protokol yang digunakan pada Internet.
Sekitar 70% dari ke seluruhan backbone, metropolitan, dan wide area
networks menggunakan TCP/IP.
Pada tahun 1998, TCP/IP menggantikan IPX/SPX sebagai protokol yang
banyak digunakan pada LAN
TCP segment terdiri dari 192 bit (24 byte) header.
Header fields terdiri dari: source dan destination port identifiers dan packet
sequence number digunakan dalam penyusunan message.

3
Internet Protokol(IP)
IP bertanggung jawab dalam addressing dan routing data packets.
IPv4 & IPv6 merupakan dua versi IP yang digunakan pada saat ini.
IPv4: menggunakan 160 bit (20 byte) header, dan 32 bit addresses.
IPv6 dibangun untuk meningkatkan IP address space dalam hal
pertumbuhan dalam pemakaian Internet sejak tahun 1990.
IPv6 menggunakan 320 bit (40 byte) header dan 128 bit addresses.
Header fields terdiri dari: source dan destination addresses, packet
length dan packet number.
Gambar di bawah memperlihatkan paket IPv4 dan IPv6

4
Internetwork Packet Exchange / Sequence
Pakect Exchange (IPX/SPX)
IPX/SPX dibuat oleh Xerox sejak tahun 1970, IPX/SPX pada saat
ini digunakan oleh Novell networks (Novell telah menggantikannya
dengan TCP/IP pada versi yang baru).
Sama dengan TCP/IP:
SPX performs transport layer functions: packetization, packet
numbering, ensuring reliable delivery and packet reassembly.
IPX performs network layer functions: addressing and routing.

5
X.25
X.25 di buat oleh ITU-T untuk dipakai pada wide area
networks.
Jarang dipakai pada North America, tapi telah dipakai
secara meluas terutama di Eropah.
X.25 transport layer protocol, disebut X.3, performs
packetization.
Packet Layer Protocol (PLP) adalah network layer protocol.
It performs routing and addressing.
LAP-B biasanya dipakai sebagai data link layer protocol.
ITU menyarakan ukuran packet 128 bytes tapi X.25 dapat
mendukung ukuran packet sampai1024 bytes.

6
Systems Network Architecture(SNA)
SNA dibuat oleh IBM in 1974 dan dipakai pada IBM dan
IBM-compatible mainframes (seperti Amdahl main frames).
Based on non-standard proprietary protocols, so it is difficult
to integrate with non-SNA networks.
Routing messages diantara SNA dan non-SNA networks
memerlukan special equipment (gateways).
IBM sekarang menawarkanTCP/IP pada jaringannya,
sehingga SNA akan sepertinya hilang terus menerus.

7
Addressing
Internet menggunakan tiga jenis
pengalamatan
; Application layer addresses
(domain names)
; Network layer addresses (IP
addresses)
; Data link layer addressesare
hardware addresses placed on
network interface cards by their
manufacturers
Servers Mempunyai alamat yang
permanen, clients biasanya tidak.
Untuk pesan yang di travel dari
sender ke receiver, alamat ini harus
ditranslate dari satu tipe ke yang
lainnya. Proses ini disebut address
resolution.
8
Internet Addresses
ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and
Numbers) manages the assignment of both IP and
application layer name space, both directly and through
authorized registrars around the world.
ICANN manages some domains directly (e.g., .com, .org,
.net) and authorizes private companies to become domain
name registrars in other countries (e.g., .ca, .uk, .hk)
Application layer and network layer addresses are assigned
at the same time and in groups.
For example, Indiana University uses application layer
addresses that end in .indiana.edu and iu.edu and uses IP
addresses in the 129.79.x.x range (where x is any number
between 0 and 255).

9
IPv4 Addresses
IPv4, menggunakan 4 byte (32
bit) alamat berupa 32 String
binary bits.
Supaya IP address lebih
mudah di baca, dotted
decimal notation di gunakan
untuk membagi address dalam
4 bytes terpisah dengan
format W.X.Y.Z
Contoh128.192.56.1
Dibagi atas dua bagian yaitu
Network ID dan Host ID.
Network ID menentukan
alamat jaringan, Host ID
menentukan alamat dari Host
Jaringan.

10
Peraturan-peraturan peraturan IP Address
Angka127 di oktet pertama digunakan untuk loop back.
Angka 127.0.0.1 dikenal sebagai local host
Network ID tidak boleh semuanya terdiri-dari angka 0 atau 1
Host ID tidak boleh semuanya terdiri-dari angka 0 atau1.
Bila semua Network ID atau Host ID semuanya berupa
angka biner 1, sehingga dapat ditulis menjadi
255.255.255.255, maka alamat ini di sebut flooded
broadcast.

11
Pembagian Kelas IP Address
Kelas D dan Kelas E tidak digunakan

12
Pembagian Kelas IP Address
Kelas A
Network ID = W, Host ID = X.Y.Z
Default Subnet Mask = 255.0.0.0
Range 1 S/d. 126
Jumlah Network = 126, Jumlah Host = 16777214
Oktet Pertama dimulai dengan angka biner 0

13
Pembagian Kelas IP Address
Kelas B
Network ID = W.X, Host ID = Y.Z
Default Subnet Mask = 255.255.0.0
Range 128 S/d. 191
Jumlah Network = 16384, Jumlah Host = 65534
Oktet pertama dimulai dengan angka biner 10

14
Pembagian Kelas IP Address
Kelas C
Network ID = W.X.Y, Host ID = Z
Default Subnet Mask = 255.255.255.0
Range 192 S/d. 223
Jumlah Network = 2097152
Jumlah Host = 254
Oktet pertama dimulai dengan angka biner 110

15
Pembagian Kelas IP Address
Kelas D
Khusus untuk tujuan Multicasting
Oktet pertama dimulai dengan angka biner 1110

Kelas E
Reserved dan tidak dipakai untuk umum
Oktet pertama dimulai dengan angka biner 1111

16
Subnetting

17
Subnetting Contd
Setiap IP Address yang
dipakai secara global harus
terdaftar di Internic
Untuk Mengatasi keterbatasan
dari IP Address yang semakin
sedikit.
Network ID dapat di perbanyak
cara dengan mengorbankan
sebagian Host ID disebut
Subnetting.

18
Cara memperbanyak memperbanyak IP
Address IP Address
Suatu IP Address 130.200.0.0
(10000010.11001000.00000000.00000000) dengan default
Subnet mask 255.255.0.0 akan di perbanyak supaya kita
dapat memiliki dua Network Id dari IP Address yang
telah kita miliki, maka dua bit teratas dari Host Id dapat
diselubungi sehingga terdapat empat kombinasi 00, 01,
10, dan 11.
Dari Hasil penyelubungan maka kita telah membuat 2
Network Id yang baru :
10000010.11001000.01000000.00000000,
10000010.11001000.10000000.00000000,
SubNet Mask baru sbb :
255.255.192.0

19
Cara memperbanyak memperbanyak IP
Address IP Address
Sedangkan Host Id yang bisa dipergunakan setelah
penyelubungan adalah sbb:
Kelompok 01
10000010.11001000.01000000.00000001 S/d.
10000010.11001000.01111111.11111110
Kelompok 10
10000010.11001000.10000000.00000001 S/d.
10000010.11001000.10111111.11111110

20
Contoh Subnetting IP address kelas C
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Berikut ini adalah tabel Subnet Mask yang bisa digunakan untuk
melakukan subnetting
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

21
Contoh Subnetting IP address kelas C
Bila IP address 192.16.10.0 dengan subnet mask 255.255.255.240
Tentukan :
a. Jumlah Subnet,
b. Jumlah Host per Subnet,
c. Blok Subnet, dan
d. Host Broadcast address

Jawab, gunakan rumus sbb:


a. Jumlah subnet = 2 n 2
Dimana n adalah jumlah bit yang diselubungi ( # of bit masked)
b. Jumlah host per Subnet = 2 N 2
Dimana N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
c. Blok subnet = 256 -

22
Contoh Subnetting IP address kelas B
Berikut ini adalah tabel
Subnet Mask yang bisa
digunakan untuk
melakukan subnetting
pada kelas B

23
Contoh Subnetting IP address kelas B
Bila IP address 175.10.64.15/19 Tentukan :
a. Jumlah Subnet,
b. Jumlah Host per Subnet,
c. Blok Subnet, dan
d. Host Broadcast address

Jawab, gunakan rumus sbb:


a. Jumlah subnet = 2 n 2
Dimana n adalah jumlah bit yang diselubungi ( # of bit masked)
b. Jumlah host per Subnet = 2 N 2
Dimana N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
c. Blok subnet = 256 -

24
Contoh Subnetting IP address kelas A
Berikut ini adalah tabel
Subnet Mask yang bisa
digunakan untuk melakukan
subnetting pada kelas A

25
Contoh Subnetting IP address kelas A
Bila IP address 10.0.0.0/16 Tentukan :
a. Jumlah Subnet,
b. Jumlah Host per Subnet,
c. Blok Subnet, dan
d. Host Broadcast address

Jawab, gunakan rumus sbb:


a. Jumlah subnet = 2 n 2
Dimana n adalah jumlah bit yang diselubungi ( # of bit masked)
b. Jumlah host per Subnet = 2 N 2
Dimana N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
c. Blok subnet = 256 -

26
IPv6 Address

27
Abbreviated address

28
Dynamic Addressing
Supaya pemakaian IP address space efisien, networks
menggunakan dynamic addressing, memberi IP addresses ke
clients bila login ke network dan mengambilnya kembali bila log
out.
Dengan Cara ini, ISP kecil menggunakan dynamic addressing
hanya memberikan 500 IP addresse pada satu saat, walaupun
Subscriber-nya ribuan secara keseluruhan jumlahnya.
Dua Program yang sering digunakan untuk DA ini adalah bootp
dan Dynamic Host Control Protocol (DHCP).
Tidak seperti static addressing, dimana IP address dimasukkan
dalam configuration file, dengan DHCP sebuah client broadcasts
sebuah message meminta IP address bila dapat terhubung ke
network.
IP addresses juga dapat diberikan berdasarkan time limit. Pada
kasus ini client harus mengirim request IP address baru bila time
limit expires.
29
Server Name Resolution
Sebelum sebuah pesan dapat di kirim dari sebuah client,
application layer address (atau domain name) dari
destination host pertama sekali di terjemahkan dulu menjadi
corresponding IP address (Misalkan www.yahoo.com ke
204.71.200.74). Proses ini disebut address resolution.
Jika desired IP address tidak terdapat pada clients address
table, Domain Name Service (DNS) digunakan untuk
resolve address.
DNS bekerja lewat sebuah group dari name servers yang
mana memelihara databases yang berisi directori dari
domain names dan corresponding IP addresses-nya.
Large organizations maintain their own name servers, but
smaller ones use name servers provided by their ISPs.

30
Domain Name Service
Ketika sebuah client tidak dapat
menerjemahkan nama domainnya
sendiri, dia mengirim DNS request ke
DNS server lokal, DNS menggunakan
connectionless routing (UDP).
Komputer tersebut merespon dengan
mengirim UDP packet kembali ke client
atau ke nama domain yang lebih tinggi
dari hirarkinya (DNS Server)
Jika server juga tidak mengetahui IP
addressnya, sebuah paket UDP yang
lain dikirim lagi ke server yang lainnya,
yang lebih rendah hirarkinya dari
Server
This is called recursive DNS
resolution.
31
Data Link Layer Address Resolution
Sebagai sebuah pesan yang berpindah melalui Internet, pesan
dikirim dari satu network segment ke yang lainnya. Pada setiap
segments ini, data link layer addresses digunakan untuk
mengirimnya dari source ke destination.
Ketika data link layer destination address tidak di ketahui,
address resolution protocol (ARP) digunakan untuk
mencarinya.
ARP bekerja dengan broadcasting message ke semua
computers pada local area network dengan menanyakan
komputer mana yang memiliki IP address tersebut. host dengan
address tersebut kemudian menjawab ke ARP broadcast
message, dengan mengirim kembali ke data link layer address.
Si Pengirim kemudian menyimpan data link layer address ini
pada address table dan mengirim pesan tsb ke destination
host.
32
Routing
Routing adalah process untuk
memutuskan path mana yang harus
diambil packet untuk melewati
network dari pengirim ke penerima
Lebih dari satu ruteyang mungkin,
sehingga computers dan devices
yang melakukan routing harus
menyimpan tables untuk membuat
keputusan mengenai path mana yang
digunakan untuk mencapai tujuan
yang diberikan
Keputusan Routing pada Internet
biasanya ditangani oleh alat yang
bernama router, yang memelihara
routing tables-nya sendiri.

33
Type Of Routing
Dengan centralized routing, keputusan
routing dibuat oleh satu central computer.
Centralized routing can be found on
small, mainframe-based networks.
Dengan decentralized routing (used on
the Internet) keputusan routing dibuat
secara independen pada setiap routing
node (although routers do exchange
information).
Decentralized routing has two types:
Static routing, biasanya digunakan
simple network, menggunakan fixed
routing tables yang dibuat oleh network
managers.
Dynamic routing, keputusan routing
dibuat secara dinamis, berdasarkan
routing condition information exchanged
diantara routing devices.
34

Anda mungkin juga menyukai