oleh :
SURYANI
00/ 137711/KU/09698
Kata kunci: Kegiatan lanjut usia, Panti Sosial Tresna Werdha, lanjut usia.
PENDAHULUAN
negara berkembang seperti Indonesia. Angka harapan hidup yang lebih baik
populasi usia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia mencapai 17,8 juta
atau 8 % dari jumlah penduduk Indonesia dan jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat menjadi 28,8 juta atau 1,5 kali pada tahun 2020.1
namun dalam keadaan tertentu dan karena sebab tertentu mereka tidak tinggal
lanjut usia yang dapat menangani permasalahan tersebut. Pola pembinaan ini yang
kemudian disebut sistem penyantunan lansia dalam Panti Sosial Tresna Werdha.2
Bagi Lanjut Usia, Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) mengemban fungsi
terlantar agar mereka dapat hidup secara wajar, sejahtera dan berguna serta
Sosial Tresna Werdha Jogyakarta unit Budi Luhur yang berlokasi di daerah
data jumlah lanjut usia yang tinggal dipanti sebanyak 80 orang, yang terbagi
menjadi dua kelompok yaitu lansia kelompok subsidi silang sebanyak 20 orang
dan lansia kelompok murni sebanyak 60 orang. Sedangkan untuk tempat tinggal
Sebagai salah satu wujud realisasi fungsi Panti Sosial Tresna Werdha
sebagai sebuah lembaga pelayanan lanjut usia, Panti Sosial Tresna Werdha
untuk lansia terdiri dari antara lain : kegiatan senam lansia yang dilaksanakan lima
kali dalam seminggu, kegiatan keterampilan pemanfaatan waktu luang satu kali
seminggu, kegiatan kesenian musik dua kali seminggu dan kegiatan keagamaan
Penerapan teori ini dalam memberikan pelayanan terhadap lansia sangat positif,
16 orang lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Jogyakarta unit Budi Luhur
yang memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu: dapat berkomunikasi dan tidak
bulan dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dipanti secara mandiri. Data
dalam penelitian ini dengan analisia isi (Content Analysis), kemudian hasil analisa
kelayan murni (100 %), terdiri dari 10 lanjut usia perempuan (62,5%) dan 6 lanjut
usia laki-laki (37,5%). Usia responden 60-74 tahun 8 orang (50 %), 75-90 tahun 7
orang ( 43,75%) dan lebih dari 90 tahun 1 orang (6,25%). Lama tinggal responden
antara 1-5 tahun 7 orang (43,75%), antara 6-10 tahun 7 orang (43,75%) dan lebih
fisik untuk para kelayan di Panti Sosial Tresna Werdha Jogjakarta Unit Budi
Luhur, dilaksanakan setiap pukul 07.30 08.00 sebanyak lima kali dalam
seminggu yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu. Mengingat tidak
adanya tempat khusus untuk kegiatan senam maka senam diadakan di halaman
panti. Pelaksanaan senam ini dipandu oleh beberapa petugas. Untuk abaaba
gerakan senam dan iringan musik diberikan melalui rekaman dari tape recorder.
Kegiatan senam lanjut usia ini bertujuan untuk menjaga kebugaran dan
kesehatan fisik para kelayan dan dari data wawancara menunjukan bahwa
kapasitas aerobik, dan terjadi peningkatan lemak tubuh. Bukti-bukti yang ada
menunjukkan bahwa latihan dan olah raga pada lanjut usia dapat mencegah atau
kemunduran kekuatan fisik maka kelayan pun juga merasakan keluhan ketika
mengikuti senam. Keluhan tersebut sebagian besar terkait dengan kondisi fisik,
tubuh merupakan salah satu dampak dari proses penuaan, disebabkan antara lain
oleh bentuk dan posisi badan sudah agak membungkuk, tulang-tulang menjadi
menyatakan bahwa waktu senam sudah sesuai untuk lanjut usia. Pernah diadakan
perubahan mengenai waktu senam, dahulu lebih dari satu jam dan ketika senam
ternyata para kelayan mengeluh terlalu lama dan merasa kepanasan karena sudah
agak siang, kemudian diadakan perubahan menjadi kurang lebih setengah sampai
satu jam saja, ketika ditanya lebih lanjut bagaimana kondisi setelah perubahan
terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjaga keselamatan lansia
yaitu, keadaan tanah rata, tidak berbatu dan tidak licin sehingga tidak
senam lansia lima kali dalam seminggu sudah sesuai. karena dengan tiap hari
berolah raga dapat membuat badan menjadi sehat selain itu para kelayan masih
Werdha Jogjakarta Unit Budi Luhur yaitu tipe A, B, C, D dan tipe senam dengan
fisiknya lemah misalkan kelayan yang memiliki kecacatan atau pasca sakit, dan
bertahap tingkat kebugaran kelayan lebih baik serta memiliki kemampuan fisik
yang bagus
selama ini mudah untuk diikuti dan sesuai dengan kemampuan kelayan, seperti
Latihan dan olahraga pada lanjut usia harus disesuaikan secara individual
dan seiring dengan peningkatan kebugaran lanjut usia, latihan dapat ditingkatkan
responden menilai baik untuk petugas yang memandu kegiatan senam, reponden
kelayan yang mengalami kesulitan atau jika ada yang melakukan kesalahan ,
Peran petugas disini sangat besar mengingat dengan kondisi dan segala
B. Kegiatan Ketrampilan
Luhur dilaksanakan satu kali dalam satu minggu yaitu setiap hari Rabu pukul
responden menilai waktu untuk kegiatan ketrampilan sudah sesuai dengan kondisi
lanjut usia, dari selesai kegiatan senam para kelayan masih memiliki waktu untuk
istirahat dan kegiatan ketrampilan selama satu setengah jam dinilai cukup oleh
responden seperti oleh R8 sudah cukup, karena kalau terlalu lama kasihan
perubahan ini.6
DKT menunjukan bahwa ruang ketrampilan bersih dan nyaman karena ketika ada
Terdapat tiga ruangan, dimana satu ruang sebagai tempat penyimpanan peralatan
dan bahan ketrampilan, satu ruang tempat menyimpan hasil ketrampilan yang
sudah jadi dan satu ruang utama sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
ketrampilannya.
dalam seminggu sudah sesuai karena hari yang lain sudah ditentukan untuk
kegiatan yang lain: pun, pun sedengan, mengkeh dinten liyane wonten kegiatane
sanese. Lain dengan yang dikatakan oleh R7 yang menganggap bahwa kegiatan
ketrampilan satu kali dalam seninggu masih kurang karena dengan kegiatan
ketrampilan para kelayan dapat berkreasi dan menghasilkan sesuatu yang bernilai.
Tujuan dari kegiatan ketrampilan di PSTW Jogyakarta unit Budi Luhur
adalah untuk memberikan kegiatan produktif mengisi waktu luang dan agar para
kelayan merasa puas meskipun sudah tua tetapi tetapi masih mampu berkarya
maka tetapi jika kegiatan terlalu banyak dan lama maka bisa saja malah terjadi
kemucing (sulak) dari tali rumpia, tasbih serta hiasan bunga-bungaan, sedangkan
untuk kelayan laki-laki membuat sapu dan keset dari sabut kelapa yang dianyam.
kelayan.
. . . mbah kakung niku ndamel sapu, mbah putri sing ndamel sulak, . .
sing mboten iso nggawe nggih nameng nyuwiri rafiane . . . . (R1)
menggunakan peniti atau jarum untuk memilah-milah rumpia yang akan dibuat
sulak, seperti dikatakan oleh R3 alate pun cemepak, alate niku nggih nameng
mesin jahit, peralatan untuk membuat keset yaitu mal, songket, dan gunting, sisir
suri untuk memilah rumpia tetapi sebagian besar kelayan menggunakan peniti
untuk memilah rumpia ini, kayu, bambu sebagai batang sapu dll. Beberapa prinsip
peralatan harus aman, mudah digunakan dan tidak membahayakan lanjut usia,
kelayan jika ada yang kurang mengerti diberitahu dan jika ada kelayan mengalami
Tetap aktif bekerja atau melakukan sesuatu yang berarti sangat bermanfaat
untuk menjaga fungsikerja otak dan syaraf, karena aktivitas yang dilakukan
bekerja sampai mencapai akhir masa hidupnya mempunyai fungsi otak yang lebih
baik dan dapat melakukan tes kecerdasan dengan lebih baik dibandingkan mereka
suasana gembira, santai dan sebagai tempat menyalurkan hobi dibidang kesenian
musik terutama menyanyi dan menari. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Aula
panti dua kali seminggu yaitu setiap hari Senin dan Kamis pukul 09.0010.30.
Bentuk dari kegiatan kesenian musik ini adalah bernyanyi dan berjoget dengan
selesai kegiatan sebelumnya para kelayan tetap memiliki waktu untuk istirahat
sebelum memasuki sesi kegiatan kesenian musik dan untuk lamanya kegiatan
dinilai sudah cukup, tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu singkat.
Penentuan waktu ini juga didasarkan pada kemampuan dan kondisi lanjut
usia, meskipun kegiatan ini bersifat menghibur tetapi karena lanjut usia memiliki
keterbatasan untuk duduk terlalu lama apalagi suara musik/kebisingan yang terus-
Karena tidak memiliki ruang khusus untuk kegiatan kesenian musik, maka
dijadikan satu dengan Ruang Aula Panti, hal ini selain ruang Aula cukup luas dan
bersih, ketika ada kegiatan kunjungan dari luar maka para pengunjung akan
ruangan ini juga disediakan berbagai macam peralatan musik dari sound system,
aneka macam gamelan sampai piano, tetapi yang sering digunakan untuk
sesuai dengan kondisi dan kemampuan lanjut usia. Seperti dijelaskan oleh R7
Jenis kegiatan musik yang diberikan, antara lain menyanyi dan ada
beberapa kelayan yang berjoget didepan. Jenis lagu yang diberikan menurut
responden sudah bervariasi sehingga tidak monoton pada satu jenis lagu, mulai
dari lagulagu Jawa jenis campur sari, keroncong, langgam, juga terdapat lagu
keseluruhan acara dan dua orang petugas memandu kelayan yang ingin menyanyi
didepan. Sikap petugas terlihat ramah, mampu membuat meriah suasana dan
membuat agar semua kelayan ikut aktif dalam kegiatan kesenian ini.
D. Kegiatan keagamaan
dan Sabtu pukul 09.0010.30 dalam bentuk kegiatan pengajian dan ceramah
beragama Islam, Kristen maupun Katholik menilai sudah sesuai untuk waktu yang
telah ditentukan tersebut. Seperti penuturan R1 pun sekeco, nek kesuwen mbahe
terlalu lama duduk para kelayan merasa tidak mampu . . . nek kedangon
memiliki masjid tetapi kegiatan Agama Islam dilaksanakan di Aula. Hal ini
karena para kelayan mengalami kesulitan jika harus duduk dibawah terlalu lama,
selain dikhawatirkan jika ada kelayan yang mengalami inkontinensia urin dapat
mengotori masjid.
saget menuhi menapa engkang dipun betahaken kaliyan para kelayan meniko. . .
Agama Muslim dan kegiatan ibadah untuk Agama Kristen dan Katholik setiap
hari Selasa dan Sabtu, tetapi disamping kegiatan tersebut, pelayanan kebutuhan
spiritual juga diberikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah harian sesuai agama
masing-masing.
Departemen Agama atau dari KUA, khusus untuk hari sabtu didatangkan ustadz
dari pondok pesantren Pleret, tetapi karena sekarang ustadz tersebut tidak bisa
lagi mengajar maka untuk yang hari sabtu digantikan oleh pegawai panti.
kualitas pelayanan yang diberikan, yang tujuan akhirnya adalah membentuk lansia
seseorang, empati yaitu ikut merasakan dan mengerti tentang situasi yang sedang
Kesimpulan
musik dan kegiatan keagamaan yang dilaksaanakan di Panti Sosial Tresna Werdha
Jogyakarta Unit Budi Luhur meliputi aspek waktu dan frekwensi sesuai dengan
kemampuan dan kondisi lanjut usia, tempat pelaksanaan bersih, nyaman, rapi dan
kegiatan.
Saran
1. Bapak Purwanta, S.Kp., M.Kes. dan Bapak Akhmadi, S.Kp. selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan dorongan
selama penelitian ini.
2. Bapak Dwi Harjanto, S.Kp. selaku Dosen Penguji atas segala saran, kritik
dan masukan dalam penelitian ini.
3. Pihak Panti Sosial Tresna Werdha Jogyakarta unit Budi Luhur yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
4. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
KEPUSTAKAAN
1. Handajani,Y.S. 2003. Tantangan bagi Indonesia Terhadap Peningkatan
Populasi Lanjut Usia pada Masa Mendatang dan Antisipasinya. Majalah
Kedokteran Atma Jaya. Vol.2. No.1
7. Anonim, http://www.indomedia.com/intisari1999/april/bugar.htm