Anda di halaman 1dari 7

POSTER KE II

METODE ANALISIS

PENGUMPULAN DATA

Primer -> wawancara

Sekunder -> survei instansional ke dinas-dinas terkait

METODE ANALISIS

ANALISIS KEBIJAKAN

1. Analisis Kebijakan
Metode deskriftif komparatif
- RTRW Provinsi Jatim
- RTRW Kabupaten Lamongan
2. Analisis Proyeksi Kependudukan

Metode Eksponensial

Hasil proyeksi Commented [AP1]: Ada di santika

Jumlah Penduduk
Kecamatan
2021 2026 2031 2036
Sukorame 96524 211097 461667 1009661
Bluluk 85644 170786 340571 679145
Ngimbang 145370 297920 480675 874057
Sambeng 189387 431040 745811 1480021
Mantup 116039 210624 313408 515067
Modo 88798 133318 174802 245254
1600000

1400000

1200000

1000000
2021
800000 2026
2031

600000 2036

400000

200000

0
Sukorame Bluluk Ngimbang Sambeng Mantup Modo

3. Analisis Tataguna Lahan

Analisis Kriteria Kesesuaian Lokasi Agroindustri


Penentuan alternatif lokasi agroindustri menggunakan kriteria-kriteria pada penelitian Drestalita, 2015
yang disesuaikan dengan kebutuhan pada wilayah studi. Alternatif lokasi agroindustri terdapat pada
wilayah yang memiliki tingkat kesesuaian paling tinggi. Kriteria tersebut mempertimbangkan ketentuan
berikut ini.
1. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 543/KPTS/M/2001 tentang
Kegiatan Operasi Jalan Tol
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi
Bencana
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis
Kawasan Budidaya
4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri
Berikut ini adalah kriteria yang digunakan dalam penentuan lokasi agroindustri di Kecamatan Ngimbang.
1. Jumlah penduduk usia produktif
Jumlah penduduk usia 15-64 tahun di tiap desa. Penentuan kelas dilakukan dengan perhitungan
rumus interval*.
Sesuai : 1540-2114
Cukup sesuai : 966-1539
Kurang sesuai : 390-965
2. Kedekatan dengan lokasi pasar
Adanya pasar berfungsi sebagai sarana pemasaran produk agroindustri.
Sesuai : 0-5 Km
Cukup sesuai : 5-8 Km
Kurang sesuai : >8 Km
3. Jarak dari pusat kecamatan
Lokasi agroindustri yang terlalu dekat dengan pusat kecamatan berpotensi mengganggu aktivitas
di wilayah tersebut, namun tidak terlalu jauh dengan sehingga akomodasi agroindustri tetap
dapat terpenuhi. Penentuan kelas dilakukan dengan perhitungan rumus interval*.
Sesuai : 4,65-7,10 Km
Cukup sesuai : 7,11-9,57 Km
Kurang sesuai : 2,21-4,66 Km
4. Jenis lahan
Jenis lahan dapat mempengaruhi kontruksi bangunan industri. Jenis lahan yang ada yaitu Alluvial
Kelabu Kekuningan, Grumusol Kelabu, Kompleks Grumusol Kelabu dan Litosol, dan Kompleks
Mediteran Merah dan Litosol.
Sesuai : Mediteran
Cukup sesuai : Grumosol
Kurang sesuai : Alluvial
5. Penggunaan lahan
Jenis penggunaan lahan telah mempertimbangkan badan air (sungai dan waduk) serta LP2B,
karena lahan tersebut tidak dapat dibangun atau dikonversikan.
Sesuai non- LP2B
Cukup sesuai LP2B
Tidak sesuai - perairan

4. Analisis Ekonomi
- Analisis SLQ
- Analisis DLQ
- Analisis Gabungan SLQ dan DLQ
Hasil analisi:

No Komoditas SLQ DLQ


Tanaman Pangan
1 Padi 0.72 0.98 Produk tertinggal
Jagung 1.01 0.70 Produk prospektif
Kedelai 0.76 1.18 Produk andalan
Kacang tanah 0.16 2.45 Produk andalan
Kacang hijau 0.16 1.35 Produk andalan
Ubi kayu 0.17 0.75 Produk tertinggal
Ubi jalar 0.61 1.01 Produk andalah
No Komoditas SLQ
Perkebunaan
1 Tebu 2.2 1.06 Produk unggulan
Kelapa 1.5 1.05 Produk unggulan
Siwalan 0.1 0.96 Produk tertinggal
Tembakau virginia 2.5 1.16 Produk unggulan
Tembakau jawa 3.2 1.00 Produk unggulan
Kapas 3.1 1.00 Produk unggulan
Cabe jamu 1.4 0.98 Produk prospektif

No Komoditas SLQ
Hortikutura
1 Bawang merah 2.69 0.96 Produk prospektif
Cabe rawit 1.28 0.71 Produk prospektif
Cabe besar 2.55 0.31 Produk prospektif
Tomat 2.81 0 Produk prospektif
Kacang panjang 0.00 0 Produk tertinggal
Terong 0.00 0 Produk tertinggal
Mentimun 0.00 0 Produk tertinggal
Mangga 0.52 0.46 Produk tertinggal
Jambu air 0.55 0.63 Produk tertinggal
Jambu biji 0.88 0.95 Produk tertinggal
Pepaya 1.21 1.00 Produk unggulan
Pisang 0.95 1.00 Produk andalan
Nangka 0.21 0.97 Produk tertinggal

5. Analisis Supply dan Demand Sarana dan Prasarana Commented [AP2]: Bisadilihat di laporan anfak

6. Analisis Transportasi Commented [AP3]: Sebagian sudah di laporan


sebelumnya. k

Anlisis irigasi

JUMLAH
NO KECAMATAN IRIGASI TADAH HUJAN TOTAL
1 SUKORAME 0 1928 1928
2 BLULUK 97 2271 2368
3 NGIMBANG 351 3550 3901
4 SAMBENG 299 3110 3409
5 MANTUP 189 4442 4631
6 MODO 1857 2279 4136
Total 2793 17580

PERSENTASE LAHAN
BERDASARKAN SISTEM
PENGAIRAN (HA)
Irigasi Tadah Hujan

14%

86%

Luas Lahan Pertanian berdasarkan Sistem


Pengairan Kecamatan Sukorame (Ha) Tahun 2015
0

1928

Irigasi Tadah Hujan


Luas Lahan Pertanian berdasarkan Sistem
Pengairan Kec. Bluluk (Ha) Tahun 2015
97

2271

Irigasi Tadah Hujan

Luas Lahan Pertanian berdasarkan Sistem Pengairan


Kec. Ngimbang Tahun 2015

Irigasi Tdah Hujan

Luas Lahan Pertanian berdasarkan sistem


Pengairan Kec. Sambeng Tahun 2015

Irigasi Tadah Hujan


Luas Lahan Pertanian berdasarkan Sistem Pengairan
Kec. Mantup Tahun 2015

Irigasi Tadah Hujan

Sales

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Anda mungkin juga menyukai