Anda di halaman 1dari 7

Di Ekuador, ada tradisi kuat dalam penggunaan tanaman-tanaman obat.

Pada penelitian ini,


terdapat tiga belas tanaman obat yang dikumpulkan di Provinsi Guayas dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi fitokimianya.

1. Bahan dan Metode


1.1 Bahan Tanaman
Daun yang dipilih adalah daun segar dari tiga belas spesies tanaman yang berbeda
yang dikumpulkan dari Provinsi Guayas di Ekuador.
1.2. Ekstraksi
Bahan tanaman kering diekstraksi secara terpisah dengan etanol menggunakan
soxhlet. Campuran disaring dan dipekatkan di bawah tekanan tereduksi pada suhu
40C. Ekstrak yang diperoleh disimpan di kulkas pada suhu 4C hingga waktu
analisis.
1.3. Skrining Fitokimia
Ekstrak mentah dievaluasi secara fitokimia untuk mengetahui adanya alkaloid,
flavonoid, fenol, saponin, terpenoid, steroid, tanin, antrakuinon sesuai dengan
metode standar. Setiap perubahan warna atau pembentukan endapan digunakan
sebagai indikasi hasil positif terhadap tes ini.
1.3.1. Tes Alkaloid
Masing-masing ekstrak (10 mg) dilarutkan dalam asam hidroklorat 5%
setelah dicampur dan disaring, tiga alikuot diambil. Reagen Wagner, Mayer,
Bouchardat dan Dragendorff ditambahkan pada masing-masing ekstrak.
Timbulnya endapan merah-coklat (Wagner), endapan putih kekuningan
(Mayer), endapan coklat (Bouchardat) dan endapan merah-oranye
(Dragendorff) menunjukkan adanya metabolit metabolit-metabolit tersebut.
1.3.2. Tes Flavonoid
1.3.2.1. Tes Shinoda
1 ml etanol absolut dan 3 tetes asam hidroklorat pekat ditambahkan
pada 0,5 ml ekstrak y dalam isopropil alkohol. Pembentukan warna
merah menunjukkan adanya auron dan kalkon. Dalam kasus di mana
tidak ada perubahan warna yang diamati, potongan magnesium
metalik ditambahkan. Pembentukan warna oranye, merah atau
magenta menunjukkan adanya flavon dan flavonol.
1.3.2.2.Tes NaOH 10%
3 tetes NaOH 10% ditambahkan dalam 1ml ekstrak yang dilarutkan
dalam isopropil alkohol. Pembentukan warna kuning-merah, coklat-
oranye, ungu-biru mengindikasikan adanya xanthon dan/atau
piperin, flavonol, kalkon, dan antosianin.
1.3.3. Tes Saponin
1.3.3.1. Tes Tinggi Buih
1ml air suling ditambahkan ke 10 tetes ekstrak yang dilarutkan
dalam ispropil alkohol (20mg/ml) pada tes tabung, dikocok sangat
kuat sampai terbentuk buih dan dibiarkan berdiri sampai 10 menit.
Keberadaan saponin diukur berdasarkan: tidak ada buih (tidak ada),
tinggi buih kurang dari 3 mm (sedikit), tinggi buih 6 mm (sedang),
dan tinggi buih lebih dari 8 mm (banyak).
1.3.4. Tes Quinon dn Antraquinon
1.3.4.1. Tes Borntrager

3 mL masing-masing ekstrak dicampur dengan 3 mL kloroform


dan lapisan kloroform dipisahkan. Ditambahkan larutan kalium
hidroksida 5%. Terjadinya warna merah pada fase basa
menunjukkan adanya quinones. Sampel tersebut menunjukkan
warna kuning dengan fluoresensi hijau yang diberi dengan satu
tetes 6% hidrogen peroksida, pembentukan warna merah dianggap
positif untuk turunan anthron.

1.3.4.2. Tes Amonium Hidroksida


Satu tetes ammomiun hidroksida pekat ditambahkan ke 10 mg
masing-masing ekstrak, yang sebelumnya dilarutkan dalam
isopropil alkohol. Setelah 2 menit, pembentukan warna merah
menunjukkan adanya antraquinon.
1.3.4.3.Tes Asam Sulfur
Satu tetes asam sulfur pekat ditambahkan ke dalam 10 mg masing-
masing ekstrak yang telah dilarutkan dalam isopropil alkohol.
Pembentukan warna merah menunjukkan adanya antraquinon.
1.3.5. Tes Steroid dan/atau Triterpenoid
1.3.5.1.Tes Salkwoski
2 ml kloroform dan 1 ml asam sulfur pekat ditambahkan ke dalam
10 tetes ekstrak yang dilarutkan dalam isopropil alkohol, lakukan
secara perlahan hingga terbentuk dua fase. Adanya warna coklat
pekat pada lapisan tengah mengindikasikan cincin steroid.
1.3.5.2.Tes Lieberman Bouchard
1 ml asam asetat anhidrat dan 3 tetes asam sulfur pekat ditambahkan
dalam 2 ml ekstrak yang dilarutkan dalam isopropil alkohol. Setelah
5 menit lapisan tengah berwarna biru-hijau, yang mengindikasikan
adanya sterol. Tetapi warna merah muda, warna magenta atau violet
menunjukkan adanya terpenoid.
1.3.6. Tes Tanin
1o mg ekstrak dilarutkan dalam 1 ml etanol, lalu 2 ml air suling
ditambahkan dengan diikuti 4 tetes larutn berair feri klorida 10% b/v.
Pembentukan warna hijau taau biru menunjukkan adanya fenol.
2. Hasil
Sampel UW UM UD UB US NaOH FeCl3 Buih-1 L-BR US* UB* NH4OH 10% H2SO4
10%
Acnistus arborescens + - +++ ++ - - ++ - - ++ - - +
Albizia multiflora - - +++ + + - ++ - ++ ++ - - -
Capparidastrum
- - ++ ++ - + ++ - + + - - -
petiolare
Colicodendron
+++ +++ +++ ++ - - - - - - + - -
scabridum
Gronovia scandens + + +++ ++ - - ++ - + +++ - - -
Gustavia angustifolia ++ ++ +++ ++ + ++ ++ - - - - - +
Piscidia carthagenensis - - +++ - - ++ +++ +++ ++ + - - -
Psidium guayaquilense - - +++ + - +++ +++ - - +++ +++ +++ +++
Psidium rostratum ++
- - +++ ++ ++ +++ +++ ++ - - ++ +++
+
Psidium cf. rostratum - - +++ + - +++ +++ - - +++ + + -
Ruellia floribunda + + ++ - ++ +++ ++ +++ +++ +++ + +++ +++
Salicornia fruticosa - - +++ + - +++ +++ + ++ - +++ +++ +++
Simira ecuadorensis - - +++ - - + ++ ++ + + - ++ ++
(-) tidak ada, (+) sedikit, (++) sedang, (+++) banyak. UW: Uji Wagner; UM: Uji Mayer; UD: Uji Dragendorff; UB: Uji Bouchardat;
US: Uji Shinnoda; US*: Uji Salkowski; Buih-1: Buih (diluar Na Bikarbonat); L-BR: Lebermann-Burchard; UB*: Uji Borntrager
Semua ekstrak menunjukkan hasil positif terhadap tes dragendorf yang menunjukkan endapan
oranye. Colicodendron scabridum, Gronovia scandens, Gustavia angustifolia, dan Ruellia
floribunda menunjukkan mengandung alkaloid pada semua tes alkaloid yang digunakan.
Senyawa fenol juga cukup banyak, utamanya dalam bentuk tanin yang menunjukkan endapan
gelap ketika diberi larutan FeCl3 . Triterpen dan steroid sering terdapat dalam ekstrak etanol,
sedangkan saponin, quinon, dan natraquinon berada pada jumlah yang tidak melimpah.

Alkaloid, tanin, steroid, triterpen, saponin, dan antraquinon diketahui memiliki aktivitas
biologi yang ada dalam senyawa kelas tersebut. Sebagian besar ekstrak yang dianalisis
menunjukkan adanya golongan senyawa tersebut dalam jumlah banyak sampai sedikit atau
tidak ada.

Bagian batang Acnitus arborescens(Solanacaea) menunjukkan jumlah tanin dan alkaloid yang
paling banyak, sedangkan sterol berada dalam jumlah yang sedikit. Beberapa spesies
Solanaceae diketahu memiliki jenis biosintesis alkaloid yang berbeda yang memiliki efek
farmakologi yang sangat penting. Ekstrak etanol daun Capparidastrum petiolare
(Capparaceae) menunjukkan jumlah alkaloid dari sedang hingga banyak. Ekstrak bagian
batang Gronovi scandens kaya akan alkaloid dan terpenoid.

Psidium rostratun, P. Guayaquilense dan P. Cf. Rostratun (Myrtaceaee) menunjukkan jumlah


tanin yang banyak dengan tes FeCl3. Spesies Psidium yang digunakan pada penelitian ini
memiliki jumlah yang banyak pada alkaloid, senyawa steroid dan quinon.

Konsttituen dari bagian batang Piscidia carthagenensis (Fabaceae) utamanya mengandung


alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, dan terpenoid.

Salicornia fruticosa menunjukkan alkaloid, flavonoid, tanin, antraquinon, quinon, dan sedikit
jumlah triterpen dan saponin. Ekstrak alkohol S. ecuadorensis menunjukkan jumlah yang
banyak pada alkaloid yang sesuai dengan famili Rubiaceae, sedangkan tanin, flavonoid,
quinon, antraquinon, terpen, dan saponin berada dalam jumlah yang sedikit.
TUGAS FITOKIMIA

Preliminary phytochemical screening, total phenolic content and


antibacterial activity of thirteen native species from Guayas province
Ecuador

Disusun oleh:

Ganevi Resta Savitri

152210101134

Dosen Pengampu:

Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm., Apt.

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2017

Anda mungkin juga menyukai