Anda di halaman 1dari 12

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian diartikan sebagai suatu strategi untuk

melaksanakan penelitian. Kegiatan pokok dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui dinamika penggunaan lahan dan untuk mengevaluasi

kesesuaian lahan aktual berdasarkan RTRW Kabupaten Jeneponto. Dari

hasil tersebut digunakan sebagai acuan untuk merencanakan strategi

pengelolan lahan di Kecamatan Rumbia dan Kecamatan Kelara Kabupaten

Jeneponto. Pelaksanaan penelitian ini terbagi atas 4tahap, yaitu : (1) Tahap

persiapan dan pengumpulan data, (2) Tahap analisis citra, (3) Tahap

pengecekan lapang, (4) Tahap analisis data.

B. Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Rumbia dan Kecamatan

Kelara Kabupaten Jeneponto yang berlangsung dari bulan Maret sampai Juni

2014.
30

Gambar 3.1 Peta Admistrasi Penelitian

A. Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1. Alat yang digunakan dalam penelitian beserta fungsi;

Alat Fungsi
Komputer PC Pengetikan dan Olah data
GPS Menentukan posisi
Kamera Dokumentasi
31

Tabel 3.2 Bahan yang dipakai beserta fungsi/sumber dalam penelitian ini
adalah ;
Bahan Fungsi/Sumber

Peta Citra usgs


Peta Rupa Bumi Indonesia Bokosurtanal
1:50.000
Peta Penutupan Lahan BAPPEDA
1:100.000 Repprot
Peta Jenis Tanah 1:250.000 Hasil Deliniasi Peta Kontur RBI
Peta Lereng 1:50.000 1999

Peta Admistrasi Kab. BAPPEDA


Jeneponto
Peta RTRW Jeneponto Dinas Tata Ruang Jeneponto

E. Tahapan Penelitian

1. Penyiapan dan Pengumpulan Data

a. Data Primer yaitu data yang langsung dikumpulkan atau diperoleh dari

hasil pengukuran dilapangan yaitu citra landsat tahnun 2003 dan

2013dan titik koordinat.

b. data Sekunder yaitu data yang tidak secara langsung dikumpulkan,

namun diperoleh dari studi kepustakaan yaitu peta rupa bumi (RBI), peta

batas administrasi Kabupaten Jeneponto, peta RTRW Kabupaten

Jeneponto tahun 2010-2030, serta beberapa peta penunjang lainnya

yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


32

(BAPPEDA) Kabupaten Jeneponto dan Dinas Tata Ruang kabupaten

Jeneponto.

Data yang digunakan dalam penelitian dan sumbernya disajikan

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jenis Data Penelitian dan Sumbernya

No Data Sumber Data Keterangan

1. Peta RTRW Dinas Tata Ruang Untuk mengetahui alokasi ruang


2010 - 2030 Kabupaten Jeneponto menurut Rencana Tata Ruang.

2. Peta BAPPEDA Kabupaten Untuk mengetahui batas wilayah


Administrasi Jeneponto administrasi Kabupaten
Kabupaten Jeneponto (kecamatan).
Jeneponto

3. Citra Quickbird Google Earth Untuk membuat peta


Kabupaten penggunaan lahan berdasarkan
Jeneponto eksisting tahun 2003 dan 2013.
Tahun 2003 dan
2013

2. Analisis Data Peta dan Citra

Analisis citra dilakukan melalui interpretasi visual. Identifikasi obyek

merupakan bagian pokok dalam interpretasi citra yang mendasarkan pada

karakteristik citra. Karakteristik obyek yang tergambar pada citra digunakan

untuk mengenali obyek yang disebut interpretasi citra (Sutanto, 1994).

Terdapat delapan unsur interpretasi, yaitu :


33

1. Rona. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra.

Rona dapat pula diartikan sebagai tingkatan dari hitam ke putih atau

sebaliknya (Sutanto, 1994).

2. Bentuk. Bentuk adalah kofigurasi atau kerangka suatu obyek (Lillesand

dan Kiefer, 1997).

3. Ukuran. Ukuran suatu obyek meliputi dimensi jarak, luas, tinggi, dan

volume (Sutanto, 1994).

4. Tekstur. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi

(Lillesand dan Kiefer, 1979). Tekstur merupakan gabungan dari bentuk,

ukuran, pola, bayangan, dan ronanya.

5. Pola. Pola adalah hubungan spasial obyek (Lillesand dan Kiefer, 1979).

Pengulangan bentuk umum tertentu atau hubungan merupakan

karakteristik bagi banyak obyek alamiah dan akan memberikan suatu

pola yang dapat membantu interpreter untuk mengenali obyek tertentu.

6. Bayangan. Obyek yang tidak tertembus cahaya terpresentasikan sebagai

suatu daerah yang tidak terkena sinar secara langsung yang disebut

dengan bayangan. Bayangan bersifat menyembunyikan obyek yang

terdapat di daerah bayangan (Sutanto, 1994).

7. Situs. Situs adalah lokasi obyek dalam hubungannya dengan obyek lain,

yang dapat berguna untuk membantu pengenalan suatu obyek (Lillesand

dan Kiefer, 1997).


34

8. Asosiasi. Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek satu dengan obyek

yang lain (Sutanto, 1994) .

Perubahan penutupan lahan (Land Cover) yang akan di analisis pada

penelitian ini yaitu perubahan penggunaan/tutupan lahan pada tahun 2003

dan tahun 2013. Adapun tahapan pengerjaannya yaitu:

a. Penyusunan Citra Komposit

Komposit adalah proses penggabungan beberapa saluran yang

berbeda untuk mendapatkan visualisasi citra yang bagus sesuai dengan

tujuan yang diinginkan. Citra komposit warna merupakan paduan citra dari

tiga saluran berbeda. Citra komposit warna yang dibuat dalam penelitian ini

adalah citra komposit dengan kombinasi RGB 321 (merah, hijau, biru).

b. Pembatasan Wilayah Penelitian (Image Cropping)

Data Landsat yang diperoleh memiliki cakupan yang luas. Cakupan

yang luas ini lebih besar dibandingkan dengan luas daerah penelitian.

Dengan demikian maka untuk menghasilkan satu daerah tertentu harus

dilakukan pemotongan citra.

c. Koreksi Geometrik

Koreksi geometrik pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode Transformasi Koordinat Polinominal Orde satu. Penyesuaian proyeksi

dilakukan sesuai dengan sistem proyeksi Universal Transverse Mecator

(UTM).
35

Terdapat dua tahap pada koreksi geomterik yaitu: Transformasi

koordinat (transformasi geometrik) dan resampling. Transformasi koordinat

dilakukan dengan menggunakan bantuan Titik Control Tanah (Ground

Control Point). Ground Control Point atau GCP adalah suatu kenampakan

geografis yang unik dan stabil sifat geometrik dan radiometriknya serta

lokasinya dapat diketahui dengan tepat. Pada langkah pertama titik GCP

ditempatkan pada citra dan pada citra referensi dengan tingkat akurasi satu

piksel. Penempatan GCP yang benar akan menghasilkan matrik transformasi

hubungan titik-titik pada citra dan sistem proyeksi yang terpilih. GCP yang

digunakan untuk 1 scene minimal 30 titik, pemilihan titik kontrol yang baik

akan menambah tingkat ketelitian koreksi geometrik.

d. Koreksi Radiometrik

Koreksi radiometrik ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel supaya

sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan faktor

gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama. Efek atmosfer

menyebabkan nilai pantulan objek dipermukaan bumi terekam oleh sensor

menjadi bukan nilai aslinya, tetapi menjadi lebih besar oleh karena adanya

hamburan atau lebih kecil karena proses serapan. Teknik yang bisa

dilakukan adalah dengan peningkatan kontras warna dan cahaya dari suatu

citra sehingga memudahkan untuk interpretasi dan analisis citra.

Metode koreksi radiometrik yang digunakan adalah penyesuaian

histogram (histogramadjustment). Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa


36

data pada panjang gelombang lebih besar cenderung lebih kecil pengaruh

atmosfernya. Jika nilai minimum dari histogram seluruh piksel lebih besar dari

nol, maka nilai minimu pada histrogram dianggap sebagai pengaruh

atmosfer.

Pada metode ini ditetapkan bahwa respon spektral terendah pada

setiap kanal nilainya adalah nol. Oleh karena itu dilakukan pengurangan nilai

digital setiap piksel pada semua kanal sehingga nilai minimumnya sama,

yaitu nol.

e. Masking

Masking bertujuan untuk menghilangkan nilai spektral dari daratan dan

hanya menampilkan tutupan lahan saja, sehingga untuk interpretasi

selanjutnya nilai daratan tak dihitung lagi (diabaikan). Adapun dalam

penelitian ini masking dilakukan secara manual yakni dengan membatasi

wilayah yang ingin di masking dengan menggunakan file vektor. Hal ini

dilakukan karena wilayah kajian bisa saja memiliki nilai pantulan spektral

yang hampir sama dengan daerah yang ingin dimasking.

f. Analisis Akurasi dan Ground Truth

Analisis akurasi tematis akan dilakukan dengan menggunakan metode

lokasi spesifik (site specific method), yang menggunakan matriks eror (error

matrix) melalui stratified random sampling. Persamaan berikut ini akan

digunakan untuk menentukan jumlah titik sampling, N:

N = Z2pq/E2 .. (1)
37

dimana Z adalah skor standar untuk tingkat kepercayaan tertentu, p mewakili

persentasi akurasi yang diharapkan dari peta tematik yang dihasilkan, q

adalah persentasi kesalahan (1-p), dan E adalah interval kepercayaan.

Jumlah titik N ini kemudian dijadikan dasar dalam pelaksanaan survei intensif

(ground truth II) untuk menguji akurasi peta, dengan menggunakan matriks

eror. Disini akan dihasilkan tiga macam parameter akurasi peta: eror komisi

(error of commission), eror omisi (error of omission), dan akurasi keseluruhan

(overall accuracy). Yang pertama menunjukkan akurasi pengguna (users

accuracy), sedangkan yang kedua menyatakan akurasi produser (producers

accuracy).

3. Tahap Pengecekan Lapang

Pengecekan lapang dilakukan untuk memperkuat hasil analisis data

dan interpretasi terutama dalam kaitannya dengan pengkoreksian peta

penggunaan lahan sementara, sehingga hasil akhir data yang diperoleh

memiliki tingkat akurasi dan ketelitian yang dibutuhkan pada proses analisis

data penelitian. Alat yang digunakan adalah GPS (Global Positioning System)

untuk mengambil data-data penggunaan lahan aktual serta mengetahui

kesesuaian antara koordinat di peta dengan koordinat yang sebenarnya.


38

4. Tahap Analisis Kesesuaian (Matching)

Analisis kesesuaian penggunaan lahan aktual dengan RTRW

dilakukan melalui overlay peta penggunaan lahan Kabupaten Jeneponto

(Kecamatan Rumbia dan Kelara) tahun 2003 dan 2013 dengan peta RTRW

Kabupaten Jeneponto dan peta administrasi Kabupaten Jeneponto. Hasil

overlay tersebut adalah peta Kesesuaian tata ruang Kabupaten Jeneponto.


39

E. Diagram Alir Penelitian

PETA PETA
CITRA 2003 CITRA 2013

KOREKSI
KOREKSI
GEOMETRI
GEOMETRI

DIGITASI ON
DIGITASI ON THE SCREEN
THE SCREEN

Peta
PETA Penggunaan
PENGGUNAAN Thn 2013
THN 2003
Survey lapang

PETA ADMISTRASI overlay


overlay BATAS
KECAMATAN

overlay

PETA RTRW JENEPONTO


2010-2030

Peta Kesesuaian Lahan


Dgn RTRW

STRATEGI
PENGELOLAAN LAHAN

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian


40

Anda mungkin juga menyukai