Anda di halaman 1dari 42

BUKU PANDUAN TUTORIAL

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


DENGAN
METODE PROBLEM-BASED LEARNING

BLOK 14
SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN
IMUNOLOGI KLINIS

BUKU MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
SEMESTER V GASAL 2017/2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH

BUKU MAHASISWA

BLOK 14
SISTEM INDERA, HEMATOLOGI
DAN IMUNOLOGI KLINIS

2017, MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Darussalam-Banda Aceh 23111
Telepon/ Fax: (0651) 7551843
Home Page: www.fk.unsyiah.ac.id
Email: unitmeufkunsyiah@yahoo.com

i
Blok 14

SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS

BUKU MAHASISWA
Edisi Ketiga

Copyright 2017 oleh Medical Education Unit


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Dicetak di darussalam
Cetakan Ketiga : Oktober 2017

Desain Sampul oleh:


dr. Nur Wahyuniati, M.Imun

Editing oleh: Tim Blok 14 dan Tim MEU

Diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Semua hak cipta terpelihara

Penerbitan ini dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta dan harus ada izin
oleh penerbit sebelum memperbanyak, disimpan atau disebar dalam bentuk
elektronik, mekanik, foto kopi dan rekaman atau bentuk lainnya.

ii
TIM KOORDINATOR BLOK 14

KETUA

dr. T. Husni T.R, Sp. THT-KL


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

SEKRETARIS

dr. Nur Wahyuniati, M.Imun


Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ANGGOTA

dr. Sitti Hajar, Sp.KK, FINSDV


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Saiful Basri, Sp.M


Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. T. Mamfaluti, Sp.PD


Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

Dr. dr. Mulya Safri, M.Kes, SpA (K)


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

iii
PENYUSUN BUKU
dr. T. Husni T.R, Sp. THT-KL
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Sitti Hajar, Sp.KK, FINSDV


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Fitria, M.Sc, Sp.KK


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Saiful Basri, Sp.M


Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Firdalena Meutia, dr, Sp.M


Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. T. Mamfaluti, Sp.PD


Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA.

dr. Nur Wahyuniati, M.Imun


Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Dr. dr. Mulya Safri, M.Kes, SpA (K)


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan nak
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUDZA

dr. Alma Aletta, MPH


Bagian Family Medicine/ Tim Medical Education Unit (MEU)
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

dr.Wilda Mahdani, M.Si, M.Ked Klin, Sp.MK


Bagian Mikrobiologi/ Tim Manajemen PBL
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

iv
KATA PENGANTAR

Pendidikan metode Problem Based Learning (PBL) dilaksanakan


dengan pendekatan utama berpusat pada aktivitas belajar secara mandiri oleh
mahasiswa, terstruktur dengan baik, berdasarkan masalah nyata, terintegrasi,
berbasis masyarakat dan pendekatan klinis yang terintegrasi sejak awal.
Di Indonesia pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan
menggunakan metode PBLberpedoman pada SK Menteri Kesehatan No.
1457/MOH/SK/X/2003 dan SK Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tentang
Standar Kompetensi Dokter yang diterbitkan pada April 2006. Pelaksanaan
metode PBL diharapkan dapat menghasilkan dokter layanan primer/ keluarga
yang profesional, serta mampu mengembangkan, menerapkan serta mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran mutakhir.
Penerapan KBK menggunakan metode PBL untuk pendidikan kedokteran
dasardi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala telah dilaksanakan sejak
tahun akademik 2006/2007. Diharapkan metode ini akan menghasilkan
kemampuan komunikasi dan keterampilan belajar yang optimal, sejak pendidikan
hingga dalam profesi memberi pelayanan sebagai dokter dikemudian hari. Untuk
mencapai hal tersebut telah dibuat pemetaan kurikulum yang berkesinambungan
dimulai dengan Blok Komunikasi dan keterampilan belajar, berikutnya beberapa
blok dasar, dilanjutkan dengan blok sistem organ, blok kesehatan masyarakat,
serta blok riset dan penulisan ilmiah.
Untuk kisi materi setiap blok, dibuat buku panduan untuk mahasiswa dan
tutor. Dengan adanya buku panduan blok, diharapkandapat menuntun mahasiswa
dan tutor dalam mencari referensi lebih lanjut, untuk pencapaian tujuan belajar
yang maksimal.

Banda Aceh, Oktober 2017


Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala

Dr. dr. Maimun Syukri, SpPD-KGH, FINASIM


NIP. 19611225 19902 1001

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i


Halaman Keterangan Cetak ii
Koordinator Blok iii
Penyusun Buku iv
Kata Pengantar .............................................................................................. v
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
Gambaran Umum Blok 14 ......................................................................... 1
Area Kompetensi Yang Akan Dicapai Oleh Mahasiswa Menurut SKDI
2012 .............................................................................................................. 2
Daftar Masalah .............................................................................................. 5
Daftar Penyakit ............................................................................................. 6
Modul dan Topik .......................................................................................... 11
Topic Tree ..................................................................................................... 12
Format Aktivitas Belajar ................................................................................ 13
Penilaian ......................................................................................................... 19
20
Sumber Belajar ..............................................................................................
23
Skenario 1 (Tidak tidur karena rasa gatal) .....
32
Skenario 2 (Kulit sering gatal dan merah) ......
Skenario 3 (Telinga bu yanti berair) ............... 50
61
Skenario 4 (Mataku merah dan belekan)....................
69
Skenario 5 (Tidak Sadar)....................................................
77
The Seven Jumps..........................................................................................
78
Jadwal Kegiatan Blok 14 ..............................................................................

vi
GAMBARAN UMUM BLOK 14
Blok Sistem Indera, Hematologi dan Imunologi Klinis merupakan blok ke
empat belas dari kurikulum berbasis kompetensi dengan metoda Problem- Based
Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Kegiatan blok ini
membutuhkan waktu 5 (lima) minggu ditambah 1 (satu) minggu untuk
evaluasi, dengan muatan 5 SKS dengan rincian tutorial 10 kali pertemuan, pleno
tutorial 5 kali pertemuan, kuliah pakar 21 kali pertemuan.
Tema di semester 5 ini adalah masalah dan penyakit klinis pada tubuh
manusia. Blok ini akan memperdalam mengenai Sistem Indera, Hematologi dan
Imunologi Klinis sebagai salah satu komponen terpenting dalam tubuh manusia.
Dengan bermodalkan materi dari blok ini, maka diharapkan mahasiswa akan
lebih mudah memahami dan menjelaskan masalah dan penyakit yang muncul
pada sistem indera, hematologi dan imunologi serta dapat menjelaskan penyakit
dan menentukan diagnosis hingga penatalaksanannya sesuai dengan kompetensi
yang telah ditentukan pada SKDI 2012.

URGENSI BLOK SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI


KLINIS
Berdasarkan SKDI 2012, salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
dokter adalah mampu menentukan penyakit berdasarkan masalah yang muncul,
dan mampu mengajukan pemeriksaan klinis dan laboratorium yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasi penyebab penyakit.
Blok Sistem Indera, Hematologi dan Imunologi Klinis ini penting dalam
proses pembelajaran untuk menjadi dokter yang berkompeten. Karena dengan
mempelajari blok ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan masalah dan
patofisiologi, prinsip diagnosis dan penatalaksanaan sesuai dengan kelainan/
penyakit berhubungan dengan sistem indera, hematologi dan imunologi.

HUBUNGAN DENGAN BLOK SEBELUMNYA


Blok 5 Neuromuskuloskeletal dan Indera Dasar telah memperkenalkan
pengetahuan dasar sistem indera melalui modul sistem saraf, indera dan
keseimbangan dasar, dengan sasaran pembelajaran mencakup anatomi, fisiologi,
histologi, biokimia dan patologi dasar yang berhubungan dengan sistem ini.
Blok 6 Hematologi, Imunologi dan Proses Infeksi & Inflamasi juga telah
memperkenalkan tentang dasar-dasar hematologi dan imunologi, alergi melalui
modul Hematologi, Imunologi dan Alergi.
Pengetahuan yang didapatkan dari blok 5 dan 6 akan menjadi dasar bagi
mahasiswa dalam memahami dan menganalisa masalah dan penyakit yang
muncul pada Sistem Indera, Hematologi dan Imunologi.

1
HUBUNGAN DENGAN BLOK BERIKUTNYA
Pada Blok 18 Masalah Kesehatan Spesifik dan Riset Terapan akan dibahas
kembali mengenai sistem imunologi yang terkait dengan modul penyakit infeksi
tropis. Sedangkan pada Blok 20 Masalah Kesehatan Spesifik dan Pre-clerkship
Clinical akan dibahas mengenai penyakit menular seksual dan infeksi parasit
kulit.

TUJUAN UMUM
Pada akhir blok ini, mahasiswa diharapkan akan dapat mengenali,
memahami, menjelaskan dan menganalisis masalah dan penyakit yang berkaitan
dengan sistem indera, hematologi dan imunologi mulai dari diagnosis hingga
penatalaksanaan sesuai SKDI 2012. Mahasiswa juga diharapkan mampu
menerapkan aspek etika dan humaniora pada setiap masalah dan penyakit yang
ada pada blok ini.

TUJUAN KHUSUS
1. Mampu menjelaskan masalah yang berkaitan dengan penyakit pada mata:
kelainan refraksi dan akomodasi, infeksi mata, trauma dan emergency dan
penyakit mata lainnya.
2. Mampu menjelaskan masalah yang berkaitan dengan penyakit pada telinga,
penyakit pada hidung, penyakit pada tenggorok, penyakit pada kepala leher
dan emergency di bidang THT-KL.
3. Mampu menjelaskan masalah yang berkaitan dengan penyakit kulit dan
kelamin, yaitu penyakit infeksi kulit, penyakit alergi, autoimun dan
vesibulosa, kelainan kelenjar sebasea dan ekrin, farmakologi obat kulit, serta
kelainan pigmentasi dan neoplasia kulit.
4. Mampu menjelaskan masalah yang berkaitan dengan hematologi dan
imunologi lanjutan, penyakit infeksi darah dan sistem imun, serta penyakit
autoimun.
5. Mampu menentukan dan menjelaskan integrasi penyakit sistem indera,
hematologi dan imunologi.

AREA KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI OLEH MAHASISWA:


1. Profesionalitas yang Luhur
1.1. Kompetensi Inti
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan
nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum,
dan sosial budaya.

1.2. Lulusan Dokter Mampu


1. Berke-Tuhan-an (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa) Bersikap dan
berperilaku yang berke-Tuhan-an dalam praktik kedokteran

2
2. Bermoral, beretika dan berdisiplin
a. Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode
etik kedokteran Indonesia
b. Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi
pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
3. Berwawasan sosial budaya
a. Mengenali sosial-budaya-ekonomi masyarakat yang dilayani
b. Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama,
usia, gender, etnis, difabilitas dan sosial-budaya-ekonomi dalam
menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat
4. Berperilaku profesional
a. Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional
b. Bersikap dan berbudaya menolong
c. Mengutamakan keselamatan pasien
d. Mampu bekerja sama intra dan interprofesional dalam tim
pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien
e. Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam kerangka
sistem kesehatan nasional dan global

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri


2.1. Kompetensi Inti
Mampu melakukan praktikkedokteran dengan menyadari keterbatasan,
mengatasi masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran
dan peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta
mengembangkan pengetahuan demi keselamatan pasien.
2.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Menerapkan mawas diri
a. Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis,
sosial dan budaya diri sendiri
b. Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang
lebih Mampu

3. Komunikasi Efektif
3.1. Kompetensi Inti
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain.
3.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
a. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal
b. Berempati secara verbal dan nonverbal

3
c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan
dapat dimengerti
d. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan
kesehatan secara holistik dan komprehensif
e. Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk
berita buruk, informed consent) dan melakukan konseling
dengan cara yang santun, baik dan benar
f. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural
dan spiritual pasien dan keluarga

4. Pengelolaan Informasi
4.1. Kompetensi Inti
Mampu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
kesehatan dalam praktik kedokteran.
4.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
a. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi
b. kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
c. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi kesehatan
untuk dapat belajar sepanjang hayat
2. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara efektif
kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat dan pihak
terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
3. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk diseminasi
informasi dalam bidang kesehatan.

5. Pengelolaan Masalah Kesehatan


5.1. Kompetensi Inti
Mampu mengelola masalah kesehatan individu, keluarga maupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5.2. Lulusan Dokter Mampu
1. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat
a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi
diagnosis
b. Memilih dan menerapkan strategi penatalaksanaan yang paling
tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, biaya dan berbasis bukti
c. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung
jawab (lihat Daftar Pokok Bahasan dan Daftar Penyakit)
dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien

4
d. Mengkonsultasikan dan/ atau merujuk sesuai dengan standar
pelayanan medis yang berlaku (lihat Daftar Penyakit).

DAFTAR MASALAH
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter berangkat dari keluhan
atau masalah pasien/ klien. Melalui penelusuran riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan tambahan/ penunjang, serta karakteristik pasien, keluarga dan
lingkungannya, dokter melakukan analisis terhadap masalah kesehatan tersebut
untuk kemudian melakukan tindakan dalam rangka penyelesaian masalah
tersebut.
Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang banyak dijumpai
pada tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan alasan yang membawa
pasien/ klien mendatangi dokter atau pelayanan kesehatan. Selama pendidikan
dokter, mahasiswa perlu dihadapkan pada berbagai masalah, keluhan atau gejala
yang terkait, serta perlu dilatih bagaimana menyelesaikan masalah tersebut,
sehingga diharapkan lulusan dokter FK Unsyiah berkompeten dalam menghadapi
berbagai masalah kesehatan serta mampu menyelesaikan berbagai masalah
tersebut dengan baik.
Daftar masalah individu perlu dikuasai oleh lulusan dokter, karena
merupakan masalah dan keluhan yang paling sering dijumpai pada tingkat
pelayanan kesehatan primer atau dengan kata lain masalah tersebut merupakan
keluhan yang membuat individu mendatangi dokter maupun institusi pelayanan
kesehatan. Daftar ini tidak menunjukkan urutan prioritas masalah kesehatan.

Masalah individu terkait sistem Sistem Indera, Hematologi dan Imunologi


Klinis yang sering dijumpai:
Sistem Indera
Masalah akibat penggunaan lensa
1. Mata merah 15.
kontak
2. Mata gatal 16. Mata juling
Mata terlihat seperti mata kucing/
3. Mata berair 17.
orang-orangan mata terlihat putih
4. Mata kering 18. Telinga nyeri/ sakit
5. Mata nyeri 19. Keluar cairan dari liang telinga
6. Mata lelah 20. Telinga gatal
7. Kotoran mata 21. Telinga berdenging
8. Penglihatan kabur 22. Telinga terasa penuh
Tuli(gangguan fungsi
9. Penglihatan ganda 23.
pendengaran)
10. Penglihatan silau 24. Benjolan di telinga
11. Gangguan lapangan pandang 25. Daun telinga merah
12. Buta 26 Benda asing di dalam liang telinga
13. Bintil di kelopak mata 27. Telinga gatal
Kelilipan (benda asing asing di
14. 28 Gangguan penciuman
mata)

5
Sistem Hematologi dan imunologi
1. Perdarahan spontan Gatal-gatal (alergi makanan, alergi
4.
2. Pucat kontak, dan lain-lain
3. Bengkak/edema 5. Bercak merah di kulit
Sistem Integumen
1. Kulit gatal 11. Luka bakar
2. Kulit nyeri 12. Kulit berminyak
3. Kulit mati rasa 13. Kulit melepuh
Kulit berubah warna (menjadi 14. Benjolan kulit
4.
putih, hitam, merah atau kuning) 15. Kuku nyeri
5. Kulit kering 16. Kuku berubah warna atau bentuk
6. Kulit menebal 17. Ketombe
7. Kulit menipis 18. Rambut rontok
8. Kulit bersisik 19. Kebotakan
9. Kulit lecet, luka, tukak 20. Ruam kulit
10. Kulit bernanah 21. Luka gores, tusuk, sayat

DAFTAR PENYAKIT
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut beban
penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan, data kematian serta
case fatality rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan
problem yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan
masyarakat. Lulusan dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus
mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu merujuk, membuat
diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau penanganan tuntas.
Ada 4 kelompok penyakit yang harus dikuasai pada Blok 14 ini sesuai
dengan 4 tingkat kemampuan seorang dokter layanan primer:
A. SISTEM INDERA
No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan
MATA
Konjungtiva
1 Benda asing di konjungtiva 4A
2 Konjungtivitis 4A
3 Pterigium 3A
4 Perdarahan subkonjugctiva 4A
5 Mata kering 4A
Kelopak Mata
6 Blefaritis 4A
7 Hordeolum 4A
8 Chalazion 3A
9 Laserasi kelopak mata 3B
10 Entropion 2
11 Trikiasis 4A
12 Lagoftalmus 2
13 Epikantus 2
14 Ptosis 2
15 Retraksi kelopak mata 2
16 Xanthelasma 2

6
Aparatus Lakrimalis
17 Dakrioadenitis 3A
18 Dakriosistitis 3A
19 Dakriostenosis 2
20 Laserasi duktus lakrimal 2
Sklera
21 Skleritis 3A
22 Episkleritis 4A
Kornea
23 Erosi 2
24 Benda asing di kornea 2
25 Luka bakar kornea 2
26 Keratitis 3A
27 Kerato-konjunctivitis sicca 2
28 Edema kornea 2
29 Keratokonus 2
30 Xerophtalmia 3A
Bola Mata
31 Endoftalmitis 2
32 Mikroftalmus 2
Anteior Chamber
33 Hifema 3A
34 Hipopion 3A
Cairan Vitreous
35 Perdarahan vitreous 1
Iris dan Badan Silier
36 Iridosiklitis, iritis 3A
37 Tumor iris 2
Lensa
38 Katarak 2
39 Afakia congenital 2
40 Dislokasi lensa 2
Akomodasi dan Refraksi
41 Hipermetropia ringan 4A
42 Miopia ringan 4A
43 Astigmatism ringan 4A
44 Presbiopia 4A
45 Anisometropia pada dewasa 3A
46 Anisometropia pada anak 2
47 Ambliopia 2
48 Diplopia binokuler 2
49 Buta senja 4A
50 Skotoma 2
51 Hemianopia, bitemporal, and homonymous 2
52 Gangguan lapang pandang 2
Retina
53 Ablasio retina 2
54 Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina 2
55 Degenerasi makula karena usia 2
56 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 2
57 Korioretinitis 1

7
Diskus Optik dan Saraf Mata
58 Optic disc cupping 2
59 Edema papil 2
60 Atrofi optic 2
61 Neuropati optic 2
62 Neuritis optic 2
Glaukoma
63 Glaukoma akut 3B
64 Glaukoma lainnya 3A
TELINGA
Telinga, Pendengaran dan Keseimbangan
65 Tuli (kongenital, perspektif, konduktif) 2
66 Inflamasi pada auricular 3A
67 Herpes zooster pada telinga 3A
68 Fistula pre-aurikular 3A
69 Labirintitis 2
70 Otitis eksterna 4A
71 Otitis media akut 4A
72 Otitis media serosa 3A
73 Otitis media kronik 3A
74 Mastoiditis 3A
75 Miringitis bullosa 3A
76 Benda asing 3A
77 Perforasi membran timpani 3A
78 Otosklerosis 3A
79 Timpanosklerosis 2
80 Kolesteatoma 1
81 Presbiakusis 3A
82 Serumen prop 4A
83 Mabuk perjalanan 4A
84 Trauma akustik akut 3A
85 Trauma auricular 3B
HIDUNG
Hidung dan Sinus Hidung
86 Deviasi septum hidung 2
87 Furunkel pada hidung 4A
88 Rinitis akut 4A
89 Rinitis vasomotor 4A
90 Rinitis alergi 4A
91 Rinitis kronik 3A
92 Rinitis medikamentosa 3A
93 Sinusitis 3A
94 Sinusitis frontal akut 2
95 Sinusitis maksilaris akut 2
96 Sinusitis kronik 3A
97 Benda asing 4A
98 Epistaksis 4A
99 Etmoiditis akut
100 Polip 2
Kepala dan Leher
101 Fistula dan kista brankial lateral dan medial 2

8
102 Higroma kistik 2
103 Tortikolis 3A
104 Abses Bezold 3A
Laring, Faring dan Trakea
105 Faringitis 4A
105 Tonsilitis 4A
106 Laringitis 4A
107 Hipertrofi adenoid 2
108 Abses peritonsil 3A
109 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A
110 Difteria (THT) 3B
111 Karsinoma laring 2
112 Karsinoma nasofaring 2
113 Trakeitis 2
114 Aspirasi 3B
115 Benda asing 2

B. SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI


No Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan
Penyakit Darah, Timoma dan Kelenjar Limfe
1 Anemia Defisiensi Besi 4A
2 Limfadenitis 4
3 Anemia Hemolitik 3A
4 Anemia Makrositik 3A
5 Limfadenopati 3
6 Anemia Aplastik 2
7 Anemia Megaloblastik 2
8 Hemoglobinopati 2
9 Polisitemia 2
10 Timoma 1
11 Limfoma Non Hodgkins, Hodgkins 1
12 Multipel Mieloma 1
13 Gangguan Pembekuan Darah (Trombositopenia,
2
Hemofilia, Von Willebrands Disease)
14 DIC 2
15 Agranulositosis 2
16 Inkompatibilitas Golongan Darah 2
17 LeukemiaAkut, Kronik 2
Infeksi
18 Demam Dengue, DHF 4A
19 Malaria 4A
20 Leptospirosis (tanpa komplikasi) 4A
21 Bakteriemia 3B
22 Dengue Syok Syndrome 3B
23 Toksoplasmosis 3A
24 Sepsis 3B
25 Leishmaniasis dan Tripanosomiasis 2
Penyakit Autoimun
26 Reaksi anafilaktik 4A
27 Lupus Eritematosus Sistemik 3A

9
28 Polimialgia reumatik 3A
29 Demam Reumatik 3A
30 Artritis Reumatoid 3
31 Juvenile Chronic Arthritis 2
32 Henoch-Schoenlein Purpura 2
33 Eritema Multiformis 2
34 Imunodefisiensi 2
35 Poliarteritis Nodosa 1

*Tingkat kemampuan di bagi menjadi 4 tingkatan:


Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik
penyakitdan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi
lebihlanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan
yangpaling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjutisesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakittersebut
dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penangananpasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudahkembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,


dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan
terapipendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan
doktermampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasienselanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
darirujukan.
3B. Gawat Darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikanterapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkannyawa atau
mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien.Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagipenanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjutisesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara


mandiri dan tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
melakukanpenatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

10
4B.Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/ atau
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB).
MODUL DAN TOPIK
Blok ini terdiri dari 4 (empat) modul beserta topik-topik di dalamnya.
No. Modul Kuliah Tutorial

1. Penyakit pada Mata

2. Penyakit pada sistem THT

3. Penyakit Kulit dan kelamin

4. Hematologi dan Imunologi Lanjutan

5 Integrasi

11
TOPIC TREE

12
FORMAT AKTIVITAS BELAJAR
Aktifitas belajar dirancang dalam bentuk PBL (Problem Based Learning)
dengan beberapa aktivitas belajar dipersiapkan untuk mencapai kompetensi pada
blok ini berupa:
1. Diskusi tutorial
2. Belajar mandiri
3. Kuliah pakar
4. Konsultasi pakar
5. Diskusi pleno

Ad. 1. Diskusi tutorial


Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang semua mahasiswa agar antusias
dalam mencari dan menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi.
Jawaban terhadap masalah yang didapatkan melalui proses diskusi dan
belajar mandiri.
Diskusi bersama tutor sebanyak 2 x 2 jam tiap minggu dengan menjalankan
prinsip 7 langkah/ the seven jumps
Diskusi tutorial pertama dalam tiap skenario hanya menjalankan langkah 1
5, selanjutnya pada diskusi tutorial kedua akan menyelesaikan langkah 6
dan 7.
Diskusi membahas tentang skenario yang telah ditetapkan.

Ad.2. Belajar mandiri


Pada format belajar mandiri ini diharapkan mahasiswa mampu untuk
mencari, memahami, mensintesis serta merekonstruksi pengetahuan yang baru
diperoleh dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Belajar mandiri
terdiri dari 50% dari total waktu belajar, yaitu 20-25 jam dalam seminggu (waktu
belajar seminggu 45 jam). Belajar mandiri merupakan format utama dalam
PBL.Topik-topik yang perlu dipelajari secara mandiri dapat dilihat pada topic
tree.

Ad.3. Kuliah pakar


Kuliah pakar diberikan oleh seorang yang dianggap memiliki kompetensi
akademik dalam bidang yang menjadi topik masalah yang dibahas dalam diskusi
dan tutorial. Kuliah pakar seminggu dapat berlangsung 23 kali, di ruang kuliah.
Kuliah pakar ini dikemas dalam bentuk komunikasi dua arah. Kuliah pakar ini
akan membantu mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan yang didapatnya
melalui proses belajar mandiri, praktikum maupun diskusi.

13
Adapun kuliah-kuliah dalam blok ini adalah sebagai berikut:
Pemberi
No Judul Kuliah Bagian
Kuliah
Kelainan refraksi dan akomodasi
Ilmu
- Hipermetropia ringan (4A) dr. Saiful
1. Kesehatan
- Miopia ringan (4A) Basri, Sp. M
Mata
- Astigmatisma ringan (4A)
Infeksi pada mata
- Blefaritis (4A)
- Konjungtivitis (4A)
- Keratitis (3A)
- Skleritis (3A) Ilmu
dr. Lia
2. - Episkleritis (4A) Kesehatan
Meutia, Sp. M
- Dakriosistitits (4A) Mata
- Dakrioadenitis (4A)
- Iridoskilitis, iritis (3A)
- Hordeolum (4A)
- Kalazion (3A)
Trauma pada mata
Ilmu
- Hifema (3A) dr. Firdalena
3. Kesehatan
- Benda asing konjungtiva (4A) Meutia, Sp. M
Mata
- Perdarahan subkonjungtiva (4A)
Kegawatdaruratan pada mata
Ilmu
- Glukoma akut (3B), glukoma lainnya dr. Firdalena
4. Kesehatan
(3A) Meutia, Sp. M
Mata
- Laserasi Kelopak Mata (3B)
Penyakit mata lainnya
dr. Saiful
- Mata kering (4A) Ilmu
Basri,Sp. M
5. - Trikiasis (4A) Kesehatan
- Pterigium (4A) Mata
- Xeroftalmia (3A), buta senja (4A)
Penyakit pada telinga luar &telinga
tengah
- Serumen prop (4A)
- Otitis eksterna (4A) Ilmu Dr. dr. Azwar,
6. - Otitis media akut (4A) Kesehatan Sp. MK., Sp.
- Abses bezold (3A) THT-KL THT-KL
- Fistula preaurikular (3A)
- Miringitis bulosa (3A)
- Perforasi membran timpani (3A)

14
Penyakit pada telinga dalam
- Mabuk Perjalanan (4A)
- Herpes zooster (3A)
- Mastoiditis (3A) Ilmu Dr. dr. Azwar,
7. - Otosklerosis (3A) Kesehatan Sp. MK., Sp.
- Trauma akustik akut (3A) THT-KL THT-KL
- Presbiakusis (3A)
- Labirintitis (2)
- Timpanosklerosis (2) Kolesteatom (1)
Penyakit pada hidung
- Furunkel pada hidung (4A)
- Rinitis akut (4A)
- Rinitis vasomotor (4A)
Ilmu dr. T. Husni
- Rinitis alergi (4A)
8. Kesehatan T.R, M.Kes,
- Rinitis (3A)
THT-KL Sp. THT- KL
- Rinitis medikamentosa (3A)
- Sinusitis (3A)
- Polip nasi (2)
- Deviasi septum (2)
Penyakit pada tenggorok, kepala dan leher
- Faringitis (4A)
- Tonsilitis (4A)
- Laringitis (4A)
- Abses peritonsil (3A)
- Tortikolis (3A) dr. Novina
Ilmu
- Trakeitis (2) Rahmawati,
9. Kesehatan
- Ca Laring (2) M.Ked, Sp.
THT-KL
- Hipertrofi adenoid (2) THT-KL
- Higroma kistik (2)
- Fistula dan kista bronkial lateral dan
medial (2)
- Ca laring (2)
- KNF (2)
Kegawatdaruratan pada THT
- OMA stadium supurasi (4A)
- Epistaksis (4A)
- Benda asing hidung (4A)
- Epiglotitis pseudo croup akut (3A)
Ilmu dr. Fadhlia,
- Perikondritis dan inflamasi pada
10. Kesehatan M.Ked
aurikular (3A)
THT-KL (ORL-
- Benda asing telinga (3A)
HNS), Sp.
- Trauma aurikular (3B)
THT-KL
- Difteri THT (3B)
- Apirasi (3B)
- Benda asing trakea (2)
Penyakit Infeksi Jamur pada kulit Ilmu dr. Sitti Hajar,
11. - Tinea kapitis (4A) Kesehatan Sp. KK,
- Tinea barbae (4A) Kulit dan FINSDV

15
- Tinea fasialis (4A) Kelamin
- Tinea korporis (4A)
- Tinea kruris (4A)
- Tinea manus (4A)
- Tinea pedis (4A)
- Tinea unguium (4A)
- Ptiriasis vesikolor (4A)
- Kandidiasis muko-kutan ringan (4A)
Penyakit Infeksi Bakteri pada kulit
- Impetigo (4A)
- Impetigo ulseratif (4A)
- Folikulitis superfisial (4A)
Ilmu
- Furunkel, karbunkel (4A) dr. Wahyu
Kesehatan
12. - Eritrasma (4A) Lestari,
Kulit dan
- Erisipelas (4A) Sp. KK
Kelamin
- Skrofuloderma (4A)
- Lepra (4A)
- Sifilis stadium 1&2 (4A)
- Reaksi lepra (3A)
Penyakit Infestasi Parasit, virus dan
gigitan serangga
- Kutaneus larva migren (4A)
- Filariasis (4A)
- Pedikulosis kapitis (4A)
- Pedikulosis pubis (4A)
Ilmu
- Skabies (4A) dr. Sitti Hajar,
Kesehatan
13. - Reaksi gigitan serangga (4A) Sp. KK,
Kulit dan
- Veruka vulgaris (4A) FINSDV
Kelamin
- Morbili tanpa komplikasi (4A)
- Herpes zooster tanpa komplikasi (4A)
- Varisela tanpa komplikasi (4A)
- Herpes simplek tanpa komplikasi (4A)
- Moluskum kontagiosum (4A)
- Kondiloma akuminata (4A)
Penyakit Alergi, autoimun dan
vesikobulosa
Toksik epidermal nekrolisis (3B) Ilmu
14. Kesehatan dr. Fitria,
Sindroma Steven Johnson (3B)
Kulit dan M.Sc,
Urtikaria akut (4A)
Kelamin Sp.KK
Urtikaria kronis (3A)
Angioedema (3B)
Kelainan kelenjar sebasea dan ekrin
- Akne vulgaris ringan (4A)
Ilmu
- Akne vulgaris sedang berat (3A)
Kesehatan dr. Wahyu
15. - Hidradenitis supuratif (4A)
Kulit dan Lestari,
- Dermatitis perioral (4A)
Kelamin Sp. KK
- Miliaria (4A)
- Dermatitis kontak iritan (4A)

16
- Dermatitis atopik (4A)
- Dermatitis numularis (4A)
- Dermatitis kontak alergika (3A)
- Napkin eczema (4A)
- Liken simpleks kronik (3A)
- Psoriasis vulgaris (3A)
- Dermatitis seboroik (4A)
- Ptiriasis rosea (4A)
- Alopesia (2)
Kelainan pigmentasi dan neoplasia kulit
- Vitiligo (3A)
- Melasma (3A)
- Hiperpigmentasi pasca inflamasi (3A)
- Hipopigmentasi pasca inflamasi (3A)
- Albino (2A)
Ilmu
- Kista epitel (3A) dr. Fitria,
Kesehatan
16. - Keratosis seboroik (2A) M.Sc,
Kulit dan
- KSS (2) Sp.KK
Kelamin
- Karsinoma sel basal (2)
- Xanthoma (2)
- Hemangioma (2)
- Lentigo (2)
- Nevus pigmentosus (2)
- Melanoma maligna (1)
Imunohematologi I
- Anemia defisiensi besi (4A)
Patologi
- Anemia hemolitik (3A)
Klinik/ Ilmu dr. Bukhari,
17. - Anemia makrisitik (3A)
Penyakit Sp. PK
- Polisitemia (2)
Dalam
- Anemia Aplastik (2)
- Hemoglobinopati (2)
Imunohematologi II
- Limfadenitis (4A)
- Limfadenopati (3A) Patologi
dr. Cut
- Gangguan pembekuan darah (2) Klinik/ Ilmu
18. Murzalina,
- DIC (2) Penyakit
Sp.PK
- Agranulositosis (2) Dalam
- Inkompatibilitas gol darah (2)
- Keganasan (1)
Penyakit Infeksi darah dan sistem imun
- Leptospirosis tanpa komplikasi (4A) Patologi dr. M. Fuad,
- Malaria (4A) Klinik/ Ilmu Sp.PD
19.
- Dengue (4A) Penyakit
- Bakteremia (3B) Dalam
- Sepsis (3B)
Penyakit autoimun dr. T.
Ilmu Penyakit
20. - Reaksi anafilaktik (4A) Mamfaluti,
Dalam
- SLE (3A) Sp.PD

17
- Polimialgia rematik (3A) dr. M.Fuad,
- Demam Rematik (3A) Sp.PD
- Arthritis Rheumatoid (3A)
dr. Yulia
Patologi
21. Trombosis dan hemostasis lanjutan Ramdhani,
Klinik
Sp.PK

Ad. 4 Konsultasi Pakar.


Konsultasi Pakar adalah kegiatan mahasiswa untuk mencari jawaban
terhadap hal-hal yang ingin diketahui (yang muncul dalam diskusi) dan
bertujuan untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan
dalam memahami materi yang ada maupun tidak terdapat dalam materi kuliah.
Konsultasi dapat dilakukan dengan menghubungi dan bertanya langsung
pada pakar di bidang terkait sesuai dengan jadwal yang disepakati
terlebih dahulu (melalui administrasi PBL).
Konsultasi pakar dibagi dalam kelompok, bisa berasal dari kelompok
tutorial dan setiap kelompok menghubungi pakar untuk dibuat perjanjian
waktu konsultasi. Perjanjian ini harus diketahui pihak manajemen PBL.
Konsultasi pakar juga dapat dilakukan dalam bentuk forum bersama
dalam ruang kuliah yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa dan narasumber
dari keahlian klinis tertentu.
Setiap mahasiswa harus melakukan konsultasi pakar minimal 1 kali
dengan mengikuti petunjuk konsultasi pakar dari manajemen PBL, dibuktikan
dengan tanda tangan di kartu absensi.

Tim Pakar dalam blok ini adalah:


No Nama Bagian No Hp

1 dr. Sitti Hajar, Sp. KK Ilmu Penyakit 0811 68 9398


Kulit Kelamin
2 dr. Fitria, Sp. KK Ilmu Penyakit 0812 691 1570
Kulit Kelamin
3 Ilmu Penyakit
dr. Firdalena Meutia, Sp. M 0812 2013 9170
Mata
4 dr. Siti Hajar, Sp. M Ilmu Penyakit 0812 698 5060
Mata
5 dr. Saiful Basri, Sp. M Ilmu Penyakit 0812 1012 9688
Mata
6 dr. Lia Meutia, Sp. M Ilmu Penyakit 0812 1835 6310
Mata
7 dr. Bukhari, Sp. PK Patologi Klinik 0813 7514 8405
8 dr. Yulia Ramdhani, Sp.PK Patologi Klinik 0852 7533 0139
9 dr. Vivi Keumala, Sp. PK Patologi Klinik 0813 603 41989

10 dr. Cut Murzalina, Sp.PK Patologi Klinik 0812 6084 0019

18
11 Ilmu Kesehatan
dr. T. Husni TR, Sp. THT-KL 0811 682 2766
THT-KL
12 dr. Azwar, Sp. MK, Sp. THT- Ilmu Kesehatan
0852 3000 8035
KL THT-KL
13 dr. Fadhlia, M.Ked (ORL- Ilmu Kesehatan 0813 6008 0058
HNS), Sp. THT-KL THT-KL
14 dr. Novina Rahmawati, Ilmu Kesehatan
M.Ked, Sp. THT-KL THT-KL
15 dr. T. Mamfaluti, Sp.PD Ilmu Penyakit 0815 501 2564
Dalam
16 dr. M. Fuad, Sp.PD Ilmu Penyakit 0812 694 4458
Dalam

Ad.5 Diskusi Pleno


Format belajar ini diadakan dengan mengumpulkan sepuluh kelas tutorial
dalam satu diskusi besar. Manajemen PBL melalui penanggung jawab (PJ) pleno
menunjuk satu kelas tutorial untuk mempresentasikan hasil diskusi di kelas
tutorialnya dalam bentuk power point dihadapan narasumber dan kelas lainnya.
Kelompok presentan wajib mengirimkan file elektroniknya kepada PJ Pleno
dan Narasumber sehari sebelum diskusi pleno dan juga mengirimkannya ke
email MEU dengan alamat unitmeufkunsyiah@yahoo.com.
Presentasi juga di print out dan diberikan pada narasumber pada hari
presentasi. Mahasiswa lain diberi kesempatan untuk bertanya dan
kelompok presentan diberi kesempatan untuk menjawab semampu
mereka. Narasumber memberi komentar setelah kelompok presentan menjawab
pertanyaan.

PENILAIAN
Nilai akhir terdiri atas:
1. Nilai proses (40%)
2. Nilai ujian akhir blok (60%)

19
SUMBER BELAJAR

Adams GL, Boies LR, Higler PH. Boies: Buku ajar penyakit THT
(Fundamentals of otolaryngology). Alih bahasa Wijaya C. Effendi H, editor. Edisi
keenam. Jakarta, EGC. 1997.
Agak GW, Qin M, Nobe J. Propionibacterium Acnes Induces an
Interleukin-17 Response in Acne Vulgaris that is Regulated by Vitamin A and
Vitamin D. Journal Invest Dermatology. 2014 Februari; 134.
Amadi, A., et al., 2009. Common Ocular Problems in Aba metropolis of
Albia State, Eastern Nigeria. Federal Medical Center Owerri.
http://docsdrive.com/pdfs/medwelljou rnals/pjssci/2009/32-35.pdf. Akses 11
Februari 2012.
American Academy of Opthalmology. External Disease and Cornea.
Section11. SanFransisco: MD Association, 2005-2006
Ballenger JJ. Disease of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck. Staf ahli
bagian THT RSCM-FKUI, editor. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggrok, Kepala
dan Leher. Edisi ketigabelas. Jakarta Barat, Binarupa Aksara. 1994.
Borovaya A, Dombrowski Y, Zwicker S, Olisova O, Ruzicka T, Wolf R.
Isotretinoin Therapy Changes The Expression of Antimicrobial Peptides in Acne
Vulgaris. Arch Dermatology Res. 2014 Juni 11.p. 2.
Bull TR. Color Atlas of ENT Diagnosis. 4th ed. New York, Thieme. 2003.
Departemen Kesehatan, 2003. Pedoman Tatalaksana Kasus dan
Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit, Leptospira. Hlm. 8-15.
Bagian Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan : Jakarta
Dit Jen PPM & PL RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso. (2003). Pedoman
Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Djafaar ZA, Restuti RD. Kelainan Telinga Tengah. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi 6. Jakarta: Balai
penerbit FKUI. 2007; Hal 64-77.
Gasem MH, Redhono D, Suharti C. Anicteric leptospirosis can be
misdiagnosed as dengue infection. Buku Abstrak Konas VIII PETRI, Malang,
2002
Grattan CEH dan Black AK. Urticaria and Mastocytosis. Dalam: Burns T,
Breahnasc S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology. Edisi ke-8.
Wiley-Blackwell. 2010; 22: 1-35.
Ilyas, S. 2005. Ilmu Penyakit Mata. 3rd (ed). FKUI. Jakarta
Iskandar Z; Nelwan RHH; Suhendro, dkk. Leptospirosis Gambaran Klinis
di RSUPNCM, 2002.
James WD, Berger TG, Elston. Urticaria. Dalam: Andrews Diseases of the
Skin Clinical Dermatology. Edisi ke-11. Saunder-Elsevier Inc. 2011: 147-154.
James, Brus, dkk. 2005. Lecture Notes Oftalmologi. Jakatra : Erlangga
Jatla, K.K., 2009. Neonatal Conjungtivitis. University of Colorado Denver Health
Science Center.

20
Kanski,JJ, Conjungtiva. In: Clinical Ophthalmology. 5th ed. Butterworth
Heinemann. Philadelphia; 2003, 6667
Kaplan AP. Urticaria and Angioedema. Dalam : Goldsmith LA, Katz SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K. Fitzpatricks Dermatology In
Genereal Medicine. Edisi ke-8. New York : McGraw-Hill Inc. 2012: 414-430.
Lalwani AK. Current diagnosis & treatment, otolaryngology head and neck
surgery. 2nd ed. New York, Lange. 2008.
Larson SK, Dawson AL, Dunnick CA, Dellavalle RP. Acne Vulgaris :
Pathogenesis, Treatment, and Needs Assessment. Dermatology Clinic. 2012; 30.
Lawley LP, Parker SRS. Perioral Dermatitis. In Goldsmith LA. Fitzpatrick's
Dermatology in General Medicine. New York: Mc Graw Hill; 2012. p. 925-6.
Layton AM. Disorders of Sebaceous Glands. In Burns T, Breathnach S, Cox
N, Griffiths C. Rook's Textbook of Dermatology. New York: Wiley-Blackwell;
2010. p. 42.17-42.35.
Lee KJ. Essential otolaryngology, head and neck surgery. 9th ed. New York,
Medical. 2008.
Lestariningsih. 2002. Gagal Ginjal Akut Pada Leptospirosis Kumpulan
Makalah Simposium Leptospirosis. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang.
Marlin, D.S. 2009. Bacterial Conjungtivitis. Penn State College of Medicine
[http://emedicine.medscape.com/article/1191370]
Menner. A Pocket Guide to the Ear. New York, Thieme. 2003.
Navarini AA, Simpson MA, Weale M, Knight J, Carlavan I, Reiniche P, et
al. Genome-wide Associaton Study Identifies Three Novel Susceptibility Loci for
Severe Acne Vulgaris. Nature Communications. 2014 Juni; 5(4020).
Rapuano, C.J., et al., 2008. Conjungtivitis. American Academy of
Ophthalmology
Silverman, N. 2007. Conjunctivitis. http://www.merck.com
Soepardi EA. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok kepala dan leher.
Dalam Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta,
FKUI. 2007:p 1-9.
Speelman, Peter. (2005). Leptospirosis, Harrisons Principles of Internal
Medicine, 16th ed, vol I. McGraw Hill : USA. Pg.988-991.
Steven KW Chow. Management of chronic urticarial in Asia: 2010 AADV
consensus guidelines. Asia Pac Allergy. 2012; 2(2): 149-160.
Tasoula E, Chalikias J, Danopoulou I, Rigopoulos D, Gregoriou S, Lazarou
D, et al. The Impact of Acne Vulgaris on Quality of Life and Psychic health in
Young Adolescents in Greece. Result of a Population Survey. Anais Brasileiros
Dermatology. 2012 Februari; 87(6).
Thiboutot D, Rosso JQ. Acne Vulgaris and the Epidermal Barrier : Is Acne
Vulgaris Associated with Inherent Epidermal Abnormalities that Cause
Impairment of Barrier Functions? Do Any Topical Acne Therapies Alter the
Structural and/or Functional Integrity of the Epidermal Barrier. Journal of Clinical

21
and Aesthetic Dermatology. 2013 February; 6.
Vaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum, 14nd (ed), Widya Medika,
Jakarta. 2000: 99128
Visscher, K.L., et al., 2009. Evidencebased Treatment of Acute
Conjungtivitis. Canadian Family Physician.
Widjayanto B 1999. Nilai Diagnostik Leptodipstik pada Leptospirosis,
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Wijana, N. 1993. Konjungtivitis, dalam Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Jakarta
: 46-69
Williams HC, Dellavalle RP, Garner S. Acne Vulgaris. The Lancet. 2012
Januari; 379: p. 361-372.
World Health Organization/ International Leptospirosis Society. Human
Leptospirosis guidance for diagnosis, surveillance and control. Geneva :
WHO.2003.109
Yadav S, Kanwar AJ, Parsad D, Minz RW. Chronic idiopathic urticarial and
thyroid autoimmunity: perplexing association. Indian J Dermatol. 2013; 58 (4):
325-330.
Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM. Acne Vulgaris and Acneiform
Eruptions. In Goldsmith LA, Stephen KI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ,
Klaus W. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. New York: Mc Graw
Hill; 2012. p. 897-917.
Zein Umar. (2006). Leptospirosis, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
III, edisi 4. FKUI : Jakarta. Hal.1845 - 1848.
Zouboulis CC, Kligman AM, Katsambas AD. Pathogenesis And Treatment
of Acne and Rosacea London: Springer; 2014.p. 605-9.

22
Skenario 1

"Tidur terganggu karena rasa gatal


Dokter Adi terlihat begitu serius memperhatikan terowongan-terowongan kecil
bernanah pada sela-sela jari Agam. Ia adalah sepupunya yang datang dari kampung
dan tidur di kamarnya sejak 4 hari yang lalu. Pada sekitar pusar dan ujung
kelaminnya, juga ditemukan hal yang sama. Dokter Adi sangat penasaran karena
kulitnya dan juga ayahnya ikut menderita rasa gatal (nocturnal pruritus) dan timbul
lesi yang sama yaitu pustula yang sebahagian sudah pecah, berkeropeng dan burrow.
Teman dr.Adi yang bekerja di puskesmas yang sama, menganjurkan untuk
memastikan keadaan tersebut dengan menggunakan mikroskop.
1. Apakah yang sedang terjadi pada sepupu dr.Adi dan ayahnya?
2. Bagaimanakah mekanisme terjadinya kelainan tersebut sehingga timbul rasa
gatal?

23
Skenario 2

Level Kompetensi 4A Kulit sering gatal dan merah


Learning Objectives:
Setelah membahas skenario ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
Adam, berusia 10 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
1. Definisi, klasifikasi dan epidemiologi urtikaria dan angioedema.
gatal pada badan serta kedua tungkai atas dan bawah sejak tiga minggu yang
2. Faktor risiko dan imunopatogenesis urtikaria dan angioedema.
lalu. Pada daerah tersebut dijumpai bercak dan bintil-bintil merah disertai
3. Tanda dan gejala klinis urtikaria dan angioedema.
sisikserta kulitnya terlihat sangat kering. Gatal memberat jika ia berkeringat dan
4. Diagnosis banding dan menegakkan diagnosis klinis termasuk degan
sedikit membaik setelah mandi. Keluhan ini bersifat kambuh-kambuhan sejak
pemeriksaan penunjang yang tepat.
usia 1,5 tahun. Adam sering menggaruk untuk menghilangkan rasa gatalnya
5. Merencanakan dan menjelaskan penatalaksanaan secara paripurna,
sehingga beberapa tempat tampak
dan efekekskoriasi
samping dan likenifikasi.
prognosisIbunya memilikiyang
kontra indikasi terapi, serta edukasi
riwayat sering bersin pagi hari atau jika cuaca dingin.
tepat.

Bagaimanakah hal ini dapat terjadi pada Adam?

24
Skenario 3

Telinga Bu Yanti berair

Bu Yanti (30 tahun) datang ke Poli THT dengan keluhan telinga sebelah kiri
keluar cairan sejak dua tahun yang lalu. Cairan yang keluar berwarna kekuningan
kadang berbau. Dalam dua bulan terakhir Bu Yanti mengeluh cairan yang keluar
terus menerus dan agak banyak. Bu Yanti juga mengeluh pendengaran pada
telinga kirinya agak berkurang sejak enam bulan yang lalu.

Dari hasil pemeriksaan fisik dengan menggunakan otoskop, terlihat Canalis


Acusticus Externus sinistra tampak lapang. Sekret mukopurulen, berbau, membran
timpani perforasi sentral, tidak ditemukan jaringan kolesteatoma dan granulasi.
Daerah retroaurikular kiri dan kanan tampak tenang, tidak ada jaringan sikatrik
dan fistel. Pada pemeriksaan hidung dan orofaring dalam batas normal. Tidak
ditemukan paresis Nervus VII dan gambaran nystagmus.

Pemeriksaan penunjang tes garpu tala ditemukan gambaran Conductive Hearing


Loss auris sinistra.

Bagaimana mekanisme terjadinya otore dan gangguan pendengaran pada


telinga Bu Yanti?

25
Skenario 4

Mataku merah dan belekan!


Umar, berusia 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kedua mata nya
merah sejak 3 hari yang lalu. Kelopak matanya belekan dan lengket pada pagi hari
sehingga sulit dibuka, dan kadang-kadang seperti ada sesuatu yang mengganjal. Dari
hasil pemeriksaan fisik kedua mata, ditemukan visus 6/6, sekret mukopurulen, injeksi
konjungtiva, kornea jernih. Bilik mata depan, pupil, iris dan lensa dalam batas
normal. Menurutnya 1 minggu yang lalu, teman kostnya juga menderita hal yang
sama dan saat ini sudah mulai sembuh.
Bagaimana mekanisme dan penanganan belekan pada Umar?

26
Skenario 5

TIDAK SADAR
Tn A, berusia 55 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD RSUZA, dalam
keadaan tidak sadar. Tn A berobat ke dokter praktek swasta karena luka sayat pada
tangannya, setelah mendapat jahitan beberapa kali, dokter memberikan obat makan
yaitu Amoxycillin, Asam mefenamat dan Vitamin C. Beberapa menit setelah minum
obat Tn A mengeluh gatal gatal dan kemerahan seluruh tubuh disertai bentol bentol
pada kulit. Selanjutnya Tn A merasa pusing dan sesak nafas dan tiba tiba tidak
sadarkan diri. Keluhan seperti ini pernah terjadi sebelumnya setelah makan obat sakit
kepala yang dibeli di depot dekat rumahnya. Demikian keluarganya menceriterakan
kepada dokter jaga UGD RSUDZA.
Hasil pemeriksaan dijumpai pasen tidak sadar, nadi halus dan lemah,
pernafasan takipnoe. Tekanan darahtidak terukur. Wajah pucat, tampak bibir dan
mata angioedema, urtikaria dan bentol bentol seluruh badan dan anggota gerak. Jari
jari tampak sianosis dan acral dingin.

Apa penyebab pasen tidak sadarkan diri?


Bagaimana penatalaksanaan kasus darurat diatas?

27
THE SEVEN JUMPS

No Langkah Uraian
1 Identifikasi Agar dapat memahami, mahasiswa perlu berusaha
istilah/ konsep mencari istilah dan konsep yang belum jelas atau
asing, dari skenario, kemudian menjelaskannya
untuk menyamakan persepsi.
2. Identifikasi Mahasiswa berusaha mencari masalah inti dan
masalah masalah tambahan dalam skenario.
3. Analisa Brainstorming / curah pendapat dengan menggali
masalah masalah dan berusaha menjelaskan konsep dengan
menggunakan pengetahuan yang mereka kuasai
sebelumnya ( walaupun konsep dan penjelasannya
masih salah, tutor tidak perlu segera berkomentar.)
4. Strukturisasi Berdasarkan langkah 2 dan 3, mahasiswa
mengelompokkan masalah dan konsep lalu
membentuk pola/ skema yang sistematis dan
terangkai secara logis.
5. Identifikasi Merumuskan hal hal yang perlu dipelajari lebih
tujuan belajar lanjut secara mandiri
MASA BELAJAR MANDIRI: perpustakaan,
diskusi kelompok kecil, kuliah, internet, konsultasi
pakar, dsb.
6. Presentasi hasil Melaporkan hasil belajar mandiri/ temuan informasi
belajar mandiri terkait dengan tujuan belajar yang dirumuskan
bersama langkah ke 5
7. Sintesis Menyimpulkan pengetahuan yang telah diperoleh

77
99
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS
Minggu I, 16-20 Oktober 2017
Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
16 Okt 17 Okt 18 Okt 19 Okt 20 Okt

Tutorial Tutorial
Skenario 1 : Skabies Skenario 1 : Skabies
08.00 - (Pertemuan 1) (Pertemuan 2)
10.00 Kelas A Kelas A
Gedung F Lt.1 Gedung F Lt.1

Kuliah Penyakit Infeksi Parasit, Virus Kuliah Introduksi dan


dan Gigitan Serangga Penyakit Infeksi Jamur Pada Kulit
10.00 - dr. Sitti Hajar, SpKK,FINSDV
12.00
dr. Sitti Hajar, Sp. KK, FINSDV
Kelas A dan B Kelas A dan B
R. F1 R. F1 Skill
Gedung F Lt III Skill Gedung F Lt III Lab
KEGIATAN AKMK
Lab
12.00 -
Istirahat Istirahat
14.00

Kuliah Penyakit Infeksi Bakteri Pada Kuliah Kelenjar Sebasea dan Ekrin
Kulit
dr. Wahyu Lestari, SpKK
14.00 -
dr. Wahyu Lestari, SpKK Kelas A dan B
16.00
Kelas A dan B R. F1
R. F1 Gedung F Lt III
Gedung F Lt III

16.00 -
18.00
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS

Minggu II, 23 27 Oktober 2017

Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
23 Okt 24 Okt 25 Okt 26 Okt 27 Okt

Tutorial Tutorial
08.00 Skenario 2 : Dermatitis Atopi Skenario 2 : Dermatitis Atopi
09.40 (Pertemuan 1) (Pertemuan 2)
Kelas A Kelas A
Gedung F Lt.1 Gedung F Lt.1

Kuliah Penyakit Alergi Autoimun dan Kuliah Penyakit Infeksi Darah dan Sistem
Vesikobulosa Imun

10.00 dr. Fitria, M.Sc, SpKK dr. M. Fuad, SpPD


11.40 Kelas A dan B Kelas A dan B
R. F1 R. F1
Gedung F Lt III Skill Gedung F Lt III Skill
Lab Lab
12.00
Istirahat Istirahat Istirahat
14.00

Kuliah Kelainan Pigmentasi dan Neoplasia PlenoSkenario 1 PlenoSkenario 2


Kulit
dr. Sitti Hajar, SpKK,FINSDV dr. T. Husni T.R, SpTHT-KL
14.00
dr. Fitria, M.Sc, SpKK Kelas A dan B Kelas A dan B
15.40
Kelas A dan B Gdg F1 Lt.III R. F1
R. F1 Gedung F Lt III
Gedung F Lt III

16.00
17.40
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS

Minggu III, 30 Oktober 3 Nopember 2017

Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
30 Okt 31 Okt 1 Nop 2 Nop 3 Nop

Tutorial Tutorial
Skenario 3 : OMSK Skenario 3 : OMSK
08.00 (Pertemuan 1) (Pertemuan 2)
09.40 Kelas A Kelas A
Gedung F Lt.1 Gedung F Lt.1

Kuliah Penyakit Pada Telinga Luar dan Kuliah Penyakit Pada Telinga Dalam
Telinga Tengah
dr. Azwar, SpTHT-KL
10.00 dr. Azwar, SpTHT-KL Kelas A dan B
11.40 Kelas A dan B R. F1
R. F1 Gedung F Lt III
Gedung F Lt III Skill
LIBUR
Lab

12.00
Istirahat Istirahat Istirahat
14.00

Kuliah Penyakit Hidung Kuliah Penyakit Tenggorok, Kepala dan Kuliah Kegawat Daruratan Pada THT
Leher
dr. T. Husni T.R, SpTHT-KL dr. Fadhlia, M.Ked (ORL-
Kelas A dan B dr. Novina Rahmawati, SpTHT-KL HNS), Sp. THT-KL
14.00 R. F1 Kelas A dan B
15.40 Gedung F Lt III R. F1 Kelas A dan B
Gedung F Lt III R. F1
Gedung F Lt III

16.00
17.40
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS
Minggu IV, 6 10 Nopember 2016
Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
6 Nop 7 Nop 8 Nop 9 Nop 10 Nop

Kuliah Penyakit Mata Lain


Tutorial Tutorial
Skenario 4 : Konjungtivitis Skenario 4 : Konjungtivitis dr. Saiful Basri, Sp. M
08.00 (Pertemuan 1) (Pertemuan 2) Kelas A dan B
09.40 Kelas A Kelas A R. F1
Gedung F Lt.1 Gedung F Lt.1 Gedung F Lt III

Kuliah Infeksi Mata Kuliah Kelainan Refraksi dan Akomodasi PlenoSkenario 3

dr. Lia Mutia, SpM dr. Saiful Basri, Sp. M dr. T. Husni T.R, SpTHT-KL
10.00
Kelas A dan B Kelas A dan B Kelas A dan B
11.40 Skill Skill
R. F1 R. F1 Gdg F1 Lt.III
Gedung F Lt III Lab Gedung F Lt III Lab

12.00
Istirahat Istirahat Istirahat
14.00

Kuliah Kegawat Daruratan Pada Mata Kuliah Trauma Mata PlenoSkenario 4

dr. Firdalena Meutia, SpM dr. Firdalena Meutia, M.Kes, SpM dr. Saiful Basri, Sp. M
14.00
Kelas A dan B Kelas A dan B Kelas A dan B
15.40
R. F1 R. F1 R. F1
Gedung F Lt III Gedung F Lt III Gedung F Lt III

16.00
17.40
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS

Minggu V, 13 17 Nopember 2017

Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
13 Nop 14 Nop 15 Nop 16 Nop 17 Nop

PlenoSkenario 5
Tutorial Tutorial
08.00 Skenario 5 : Anafilaksis Skenario 5 : Anafilaksis Kelas A dan B
09.40 (Pertemuan 1) (Pertemuan 2) R. F1
Kelas A Kelas A Gedung F Lt III
Gedung F Lt.1 Gedung F Lt.1

Kuliah Imunohematologi I Kuliah Imunohematologi II

dr. Bukhari, SpPK dr. Cut Murzalina, SpPK


10.00 PENGUMPULAN KARTU
Kelas A dan B Kelas A dan B
11.40 BLOK
R. F1 R. F1
Gedung F Lt III Skill Gedung F Lt III Skill
Lab Lab

12.00 Istirahat
Istirahat Istirahat
14.00

Kuliah Penyakit Autoimun Kuliah Trombosis dan Hemostasis Lanjutan

dr. T. Mamfaluti, SpPD dr. Yulia Ramdhani, SpPK


14.00
Kelas A dan B Kelas A dan B
15.40
R. F1 R. F1
Gedung F Lt III Gedung F Lt III

16.00
17.40
BLOK 14 SISTEM INDERA, HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI KLINIS

Minggu VI, 20 24 Nopember 2016

Kegiatan
Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
20 Nop 21 Nop 22 Nop 23 Nop 24 Nop
08.00
09.40
10.00
11.40 UJIAN BLOK 14
12.00 Skill Skill
14.00 Lab Lab
14.00
15.40
16.00
17.40

Anda mungkin juga menyukai