Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR KANKER SERVIKS


2.1.1 Pengertian
Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam
leher rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina).
(Azis, 2012)
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada Cervix Uteri, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).
(Sarwono, 2010)
Kanker serviks atau cervikal cancer adalah kanker primer dari serviks (kanalis
servicalis dan atau portio).
2.1.2 Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker serviks belum diketahui, namun hasil
penelitian studi menyatakan dengan jelas bahwa sebagian besar dari timbulnya kanker
dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Kanker serviks terjadi jika sel-sel
serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Jika sel serviks terus
membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang
bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaan ini disebut kanker
serviks. Penyebab terjadinya kelainan sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,
Namun terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks.
a. HPV (Human Papiloma Virus)
HPV adalah virus penyebab kondiloma akuminata yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16,18,45 dan
56.
b. Merokok
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus,
hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
c. Hubungan seksual pertama dilakukan usia dini
semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat
kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
d. Berganti-ganti pasangan seksual
e. Infeksi herpes genital atau infeksi klamidia menahun
f. Faktor-faktor atau zat-zat yang dapat menyebabkan kanker disebut Karsinogen
(Markus, 2012)
2.1.3 Tanda dan Gejala
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan
perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita menjalani pemeriksaan panggul dan
Pap Smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah
menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul
gejala sebagai berikut:
- Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi setelah
melakukan coitus dan setelah menopause
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
- Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut:
- Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
(Markus. 2012)
2.1.4 Patofisiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang
melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks
biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika
wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
(Azis, 2012)
2.1.5 Klasifikasi Klinis
Tingkat Kriteria
SO Karsinoma in situ (KIS) karsinoma nitra epitel (membran bersalis
masih utuh)
SI Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
S.Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel
tumor sudah memasuki stroma (tidak > 1mm) sel tumor tidak terdapat
pada pembuluh limfe atau pembuluh darah.
S.Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
menunjukkan invasi stroma serviks uteri.
S.II Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke dua
pertiga bagian atas vagina dan / ke parametrium, tetapi tidak sampai
dinding panggul.
S.IIa Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat
tumor
S.IIb Penyebaran ke parametrium, uni/bilateral tetapi belum sampai dinding
panggul
S.III Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina atau ke
parametrium sampai dinding panggul.
S.IIIa Penyebaran sampai pada 1/3 bagian distal vagina, sedang ke
parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul.
S.IIIb Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah ada gangguan ginjal
S.IV Proses kegananasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan / atau kandung kemih
IVa. Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah mengilfiltrasi
mukosa rectum dan atau kandung kemih.
IVb. Telah terjadi penyebaran jauh
2.1.6 Diagnosis Kanker Serviks
a. Subjektif :
- Perdarahan pervaginam yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi
setelah melakukan coitus dan setelah menopause
- Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
- Keputihan yang menetap dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
- Nafsu makan berkurang, penurunan BB, kelelahan
- Nyeri panggul, punggung atau tungkai
- Dari vagina keluar air kemih atau tinja
b. Objektif
- Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
- Inspeculo
- Pemeriksaan penunjang :
X-ray dada : X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker
telah menyebar ke paru-paru.
CT Scan : Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer
mengambil suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-
organ Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat.
Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat
terlihat pada CT Scan.
MRI : Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer
digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis dan
perut Px. MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar.
USG : Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan ke
dalam vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah kanker
telah menyebar
(Manuaba, 2010)
2.1.7 Pencegahan
Untuk mencegah kanker serviks banyak hal yang bisa dilakukan yaitu antara
lain, menghindari beberapa penyebab dari kanker serviks seperti merokok, berganti-
ganti pasangan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual di usia muda, dan ibu
dengan paritas lebih dari 5. Selain menghindari factor resiko, pada masa sekarang ini
telah ada vaksin yang bisa mencegah tumbuhnya sel HPV berlebihan melalui
imunisasi HPV. Selain dengan Imunisasi HPV dan menghindari factor resiko ada
beberapa screening yang bisa dilakukan secara teratur dan kontinyu agar kanker
serviks bisa dideteksi saat stadium awal sehingga dapat segera di obati, beberapa
screening yang bisa dilakukan yaitu dengan test IVA dan Pap Smear.
(Robbins, 2013)
2.1.8 Penanganan
Pada stadium O dan Ia dilakukan biopsi kerucut dan histerektomi transvaginal.
Pada stadium Ib dan IIa penanganan yang dillakukan yaitu histerektomi radikal.
sedangkan pada stadium IIb, III, dan IV dilakukan histrektomi transvaginal. Dan pada
stadium IVa dan IVb penanganan yang diberikan yaitu radioterapi, radiasi paliatif,
dan kemoterapi.
(Robbins, 2013)
2.1.9 Pengobatan
Menurut Markus (2011) Pada pengobatan lesi prekanker pada serviks
tergantung pada beberapa sistem berikut:
a. Tingkat lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
b. Rencana penderita untuk hamil lagi
c. Usia dan keadaan umum penderita
Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama
jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan
ystem. Tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan Pap Smear dan pemeriksaan
panggul secara rutin.
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
a. Kriosurgery (pembekuan)
b. Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
c. Pembedahan besar, untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai
jaringan yang sehat disekitarnya
d. LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau konisasi
Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau
nyeri lainnya. Perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina. Pada beberapa
kasus mungkin perlu dilakukan histerektomi, terutama jika sel-sel abnormal
ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak
memiliki rencana untuk hamil lagi.
Pengobatan untuk kanker serviks
a. Pengobatan pada Ca Cervix tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, stadium
penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk tidak hamil
lagi.
b. Pembedahan
Pada Karsinoma Institu, seluruh kanker sering kali dapat diangkat dengan bantuan
pisau bedah atau melalui LEEP. Dengan pengobatan ini penderita masih bisa
mempunyai anak, karena kanker bisa kembali kambuh maka dianjurkan untuk
menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun
pertama dan selanjutnya tiap 6 bulan. Jika pasien tidak memiliki rencana untuk
hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker ysteme,
dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur disekitarnya (histerektomi
radikal) serta kelenjar getah bening.Pada wanita muda, ovarium yang normal dan
berfungsi tidak diangkat.
c. Terapi Penyinaran (radioterapi) : efektif untuk mengobati kanker ysteme yang
masih terbatas pada daerah panggul. Pada radio terapi digunakan sinar berenergi
tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Ada 2 macam radioterapi, yaitu:

Radiasi Eksternal : Sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu
dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu
selama 5-6 minggu.
Radiasi Internal : Zat radio aktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan
langsung ke dalam seviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu
penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali
selama 1-2 minggu.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah:
- Iritasi rectum pada vagina
- Kerusakan kandung kemih dan rectum
- Ovarium berhenti berfungsi
- Kelelahan
- Sakit maag
- Sering ke belakang (diare)
- Mual
- Muntah
- Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
- Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama
menyakitkan
- Menopause dini
- Masalah dengan buang air kecil
- Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
- Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
- Rendahnya jumlah sel darah putih
- Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

d. Kemoterapi
Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo
berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan
kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin. Pada kemoterapi
digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti kanker bisa
diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam
suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan,
lalu dilakukan pengobatan, diselingi dengan pemulihan, begitu seterusnya.

Beberapa jenis kemoterapi yang biasanya digunakan pada pengobatan kanker serviks
adalah:

Carboplatin
Cisplatin
Paclitaxel
Fluorouracil (5FU)
Cyclophosphamide
Docetaxel
Ifosfamide
Gemcitabine
Obat Kemoterapi
Contoh Bagaimana Obat Bekerja Efek samping
Senyawa Alkil
Menekan sumsum tulang
Luka sepanjang perut
Cyclophosphamide Menyebabkan rambut rontok
Dari kimia berikatan dengan DNA, Dapat mengurangi
Chlorambucil menyebabkan perpecahha DNA dan kesuburan
kesalahan daam replikasi dari DNA Menekan system kekebalan
Melphalan tubuh
Dapat menyebabkan
leukemia
Antimetabolit
Methotrexate
Cytarabine Sama seperti senyawa alkil
Fludarabine Menghalangi sintesa DNA Tidak meningkatkan resiko
6-Mercaptopurine leukemia
5-Fluorouracil
Antimitotik
Vincristine
Sama seperti senyawa
Paclitaxel
alkylating
Vinorelbine Menghalangi pembelahan sel kanker
Juga dapat merusak saraf
Docetal
Tidak menyebabkan anemia
Abraxane
Penghambat Topoisomerase
Sama seperti senyawa
Mencegah sintesis DNA dan perbaikan alkylating
Doxorubicin
melalui penghalangan anzim yang Doxorubicin dapat
Irinotecan
diamakan topoisomerases menyebabkan kerusakan
jantung
Derivatif Platinum
Sama seperti senyawa alkil
Cisplatin
Membentuk ikatan dengan DNA Juga dapat menyebabkan
Carboplatin
menyebabkan kehancuran kerusakan saraf, dan ginjal,
Oxaliplatin
kerontokan rambut
Terapi hormonal
Dapat menyebabkan kanker
Menghalangi aksi estrogen (pada kanker
Tamoxifen endometrial, pembekuan
payudara)
darah, muka merah
Penghambat Aromatase
Dapat menyebabkan
Menghalangi aksi androgen (pada kanker
Bicalutamid disfungsi ereksi (impotensi)
prostate)
dan diare
Anastrozole Dapat menyebabkan keropos
Examestane Menghalangi pembentukan estrogen tulang (osteoporosis) dan
Letrozole gejala menopause
Penghambat sinyal
Dapat menyebabkan fungsi
Menghalangi sinyal untuk pembelahan sel
Imatinib hati abnormal dan retensi
pada myelocytic leukemia kronis
cairan
Gefitinib Menghalangai pertumbuhan epidermis Dapat menyebabkan rash
Erlotinib faktor reseptor dan diare
Antibodi Monoklonal
Menginduksi kematian sel dengan
Dapat menyebabkan reaksi
Rituximab berikatan dengan permukaan reseptor sel
alergi
pada tumor turunan limfosit
Menghalangi reseptor factor pertumbuhan Dapat menyebabkan gagal
Trastuzumab
pada sel kanker payudara jantung
Dapat menyebabkan
Berisi antibodi khusus berikatan dengan
penekanan platelet yang
Gemtuzumab reseptor yang terdapat di sel leukemia
diperpanjang, dimana
Ozogamicin kemudian mengirimkan dosis racun
meningkatklan resiko
kemoterapinya
pendarahan
Modifikasi respon biologi
Dapat menyebabkan demam,
dingin, tekanan pada
Interferon-alpha Tidak ketahui
sumsum tulang, kekurangan
tiroid, hepatitis
Senyawa diferensiasi
Dapat menyebabkan
Menginduksi diferensiasi dan kematian
Tretinoin kesulitan bernafas yang
sel leukemia
parah
Menginduksi diferensiasi dan kematian Menyebabkan irama jantung
Arsenic trioxide
sel leukemia abnormal dan ruam
Senyawa yang menghalangi pembentukan saluran darah (senyawa antiangiogenik)
Dapat menyebabkan tekanan
Menghalangi factor pertumbuhan darah tinggi, kehilangan
Bevicizumab vascular endothelial (vascular endothelial protein di urin, perdarahan,
growth factor =VEGF) penggunpalan darah,
perforasi usus
Menghalangi factor pertumbuhan Dapat menyebabkan tekanan
Serafinib
vascular endothelial (vascular endothelial darah tinggi dan kehilangan
Sunitinib
growth factor =VEGF) protein di urin

Syarat pengobatan kemoterapi


1. Hb > 10gr%
2. Fungsi lever dan ginjal dalam batas normal
3. Trombosit dalam batas normal
4. Waktu perdarahan dan pembekuan dalam batas normal
e. Terapi Biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki system kekebalan
tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah
menyebar ke bagian tubuh lainnya yang paling sering digunakan ialah
interferon.Yang bisa dikombinasikan dengan kemoterapi.

2.1.10 Kemoterapi untuk Kanker Serviks


Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut.
Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh.Kadang-
kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan
tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa
lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
a. Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)
b. Kehilangan nafsu makan
c. Kerontokan rambut jangka pendek
d. Sariawan
e. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)
f. Perdarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)
g. Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
h. Kelelahan
i. Menopause dini
j. Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)
( Sudibyo, 2016)
2.1.11 Prosedur Kemoterapi
a. Persiapan alat dan obat
- Sebelum diberikan kemoterapi, maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas
badan, DL, fungsi ginjal, lever, gula darah, UL, EKG, foto thorax AP/ lateral,
ekokardiografi, BMP.
- Periksa protocol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat
sebelumnya.
- Siapkan paket obat kemoterapi dari depo farmasi
- Siapkan infus set dan DC
- Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat
- Periksa adanya informed consent baik dari penderita maupun keluarga
- Siapkan alat pelindfung diri ( scoret, hanscoen, masker )
- Catatan khusus
b. Persipan pasien
- Keadaan umum harus cukup baik
- Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
- Jenis kanker diketahui sensitive terhadap kemoterapi
- Hemoglobin > 10 g %
- Leukosit > 5000/ ml
- Trombosit > 100.000/ ml
(Markus. 2012)
II. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA CA SERVIKS
I. PENGKAJIAN DATA
No. Register : .................
Tanggal Pengkajian : .................
Jam Pengkajian : .................
Tempat Pengkajian : .................
Oleh : .................
a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Nama klien dan suami ditanyakan untuk mengenal dan memanggil
penderita dan agar tidak keliru dengan penderita lain
Umur : usia yang rentan terjadinya kanker adalah diatas 40 tahun.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan mengetahui kebiasaan klien, maka
akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi pengetahuan sesuai dengan
tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan
perilaku kesehatan seseorang.
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita agar nasehat yang diberikan sesuai.
Alamat : Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan bila dalam keadaan
mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, bidan mengetahui tempat
tinggal pasien dan linkungannya.
(Azis, 2012)
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan.
(Azis, 2012)
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluhkan mengeluarkan darah saat atau setelah berhubungan seksual, keluar
cairan berbau dari kemaluan, lebih lama dan lebih banyak, keputihan yang menetap
dengan cairan yang encer, berwarna hijau, coklat, mengandung darah serta berbau
busuk dan nyeri perut bagian bawah.
(Manuaba, 2010)
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala:
sering minum, sering makan, sering kencing), asma, jantung, tekanan darah tinggi,
menular seksual seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu
makan berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin
berwarna hijau, berbau), sifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan
mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan
dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
(Manuaba, 2010)
5. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit kencing manis (gejala:
sering minum, sering makan, sering kencing), asma, jantung, tekanan darah tinggi
(menular seksual seperti HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu
makan berkurang, tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin
berwarna hijau, berbau), syifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan
mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan
dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
(Manuaba, 2010)
6. Riwayat Pernikahan
Usia pertama menikah (menikah usia muda atau hubungan seksual yang terlalu dini
memicu terjadinya kanker). Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
(Azis, 2012)
7. Riwayat haid
Ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid, banyaknya , keluhan selama
haid, apakah ada keputihan yang abnormal. Berapa lama ibu mengalami perdarahan.
(Manuaba, 2010)
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric buruk dan untuk membantu
menegakkan diagnose. Banyak anak menjadi faktor predisposisi kanker. saat hamil
pernah mengalami Ketuban Pecah Dini (berhubungan dengan adanya infeksi organ
genital)
(Soeparman, 2014)
9. Riwayat KB
Terutama pengguna KB suntik dan pil (terlalu lama pengguna hormonal dapat
memicu tumbuhnya sel kanker).
Kanker Serviks: terlalu lama menggunakan KB yang mengandung esterogen
(Markus, 2012)
10. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Untuk mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien
b. Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK
c. Personal Hygiene
Ditanyakan terutama kebersihan genetalia. Pada pasien ca cerviks ditemukan
pola personal higiene yang jelek
d. Pola Seksual
Apakah sering berganti-ganti pasangan (factor predisposisi), apakah setelah
berhubungan seksual mengeluarkan darah. Pada pasien ca cerviks biasanya ibu
merasakan tidak nyaman karena terasa nyeri saat berhubungan seksual
e. Pola Kebiasaan lain
Merokok (Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan
wanita bukan perokok). Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker,
sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula
dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang
yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
(Robbins, 2013)
11. Riwayat psikososial
Bagaimana penerimaan ibu tenhadap kanker serviks yang diderita, dukungan suami
dan keluarga terhadap ibu. Pada kasus ca cerviks biasanya ibu merasa cemas dengan
keadaannya saat ini
(Doenges, 2005)
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : baik/cukup/lemah
- Kesadaran : composmentis/somnolens/apatis/delirium/koma
- TD : 90/60-130/90 mmHg
- RR : 16-24 kali/menit
- Nadi : 70-90 kali/menit
- Suhu : 36,5 37,5C
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : pucat / tidak
Mata : tampak konjungtiva pucat dan sclera kuning / tidak
Mulut : kering / tidak, pucat / tidak, bibir pecah pecah / tidak
Dada : ada retraksi / tidak, payudara simetris / tidak, ada benjolan
abnormal / tidak
Abdomen : teraba massa / tidak, ada nyeri tekan/tidak
Genetalia (Ca. Cerviks):
Inspeksi : keluar cairan kuning kehijauan berbau busuk, ada flex, ada
fluxus, apakah terpasang DC (dower cateter)
Inspekulo : Pada portio tampak kemerahan, dan ada masa seperti bunga kol
yang berdungkul-dungkul dan mudah berdarah, rapuh
3. Pemeriksaan Penunjang
Tes IVA : setelah di oles asam asetat 5% ada bercak putih pada portio
Pap smear : menunjukkan sel-sel abnormal
X-ray dada : X-ray sering kali dapat menunjukkan apakah kanker telah
menyebar ke paru-paru.
CT Scan : Suatu mesin X-ray yang dihubungkan ke sebuah komputer mengambil
suatu rentetan dari gambar-gambar yang mendetail dari organ-organ
Px. Pemeriksaan ini area-area normal lebih mudah untuk dilihat.
Suatu tumor di hati, paru-paru, atau di mana saja dalam tubuh dapat
terlihat pada CT Scan.
MRI : Suatu magnet yang kuat yang dihubungkan ke sebuah komputer
digunakan untuk membuat gambar-gambar yang mendetail dari pelvis
dan perut Px. MRI dapat menunjukkan apakah kanker telah
menyebar.
USG : Suatu alat ultrasound diletakkan pada perut atau dimasukkan ke
dalam vagina. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan apakah
kanker telah menyebar
Pemeriksaaan lab darah lengkap.

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ny..P.Abdengan Suspect CA Cerviks
Ds :
ibu mengatakan mengeluarkan darah saat berhubungan seksual
ibu mengalami keluar keputihan yang berbau
ibu mengalami perdarahan selama ...
ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah
Do :
Inspeksi vagina
Mengeluarkan keputihan berbau dan ada perdarahan
Inspekulo
Pada portio tampak kemerahan dan mudah berdarah, berdungkul seperti bunga
kol, rapuh, pada cavum dauglasi teraba massa abnormal
Pemeriksaan penunjang : USG, biopsi

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Secara umum komplikasi yang terjadi pada kanker adalah anemia, syok neurologic,
infeksi luka dan dehisensi, limfoedema, infeksi, obstruksi usus, perdarahan penyebaran
sel kanker ke kelenjar getah bening, penyempitan saluran kemih. anemia berat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter dalam mencegah metastase sel kanker
1. Infus RL (untuk rehidrasi)
2. Biopsi
3. Transfusi darah
V. INTERVENSI
Dx : Ny..P.Abdengan Suspect CA serviks
Tujuan : keadaan umum membaik dan tidak terjadi kompilikasi
KH : KU membaik, memperlambat proses metastase sel kanker serviks
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ pemberian penjelasan meningkatkan pengetahuan ibu dan menjalin kerjasama
2. Berikan KIE tentang nutrisi pada ibu
R/ menghindari terjadi infeksi dan untuk kebutuhan energi ibu
3. Berikan KIE tentang personal hygiene
R/ mencegah terjadinya infeksi
4. Jelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses
penyembuhan ibu
R/ memberikan semangat pada ibu
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk ca serviks sesuai
stadiumnya
R/ memberikan penanganan awal yang efektif dan tepat

Masalah :
1. Terjadi anemia
Tujuan: keadaan umum membaik dan tidak terjadinya komplikasi.
Intervensi :
1. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
a. Memasang jalur IV
R/ memudahkan pemberian terapi
b. Pemberian cairan infus NS 20 tpm
R/ untuk rehidrasi
c. Pemeriksaan darah lengkap
R/ pemeriksaan untuk menunjang diagnosa suatu penyakit
d. Transfusi darah PRC > 10 gr/dL
R/ menaikkan Hb
e. Pemasangan kateter nomor 18
R/ mengeluarkan urin
2. Observasi TTV
R/ mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh
3. KIE tentang nutrisi untuk ibu
R/ kebutuhan energi ibu

2. Gangguan Eliminasi (konstipasi)


Tujuan : Ibu dapat mengerti penyebab kostipasi yang dialami.
Intervensi :
Anjurkan ibu untuk memperbanyak minum air putih (8 gelas/hari)
Makan makanan berserat seperti sayur dan buah

VI. IMPLEMENTASI
Mengacu pada intervensi

VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal : 27 April 2017
Pukul : 21.00 WIB
Tempat : Ruang MNE RSUD Bangil Pasuruan
Oleh : Shofura Haifa M.
No. Reg : 003224582

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. M
Umur : 40 tahun Umur : 42 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendididkan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
Alamat : Dusun Gutean Karangrejo, Purwosari
2. Alasan MRS
Ibu mengatakan ingin memeriksakan diri
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah setelah berhubungan seksual, mengalami
keputihan yang berbau dan gatal, ibu merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Ibu
mengalami perdarahan selama 5 bulan
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan mengalami keputihsn yang berbau dan perdarahan selama 5 bulan. Ibu
Memeriksakan diri di RSUD Lawang dan dilakukan pap smear dengan hasil suspect ca
cerviks dan di sarankan ke RSSA tapi karena jauh akhirnya ibu periksa ke RSUD
Bangil
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan menderita penyakit kencing manis, asma, jantung, tekanan darah
tinggi, HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang,
tidak enak badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau),
sifilis (ada borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering
berganti-ganti pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning
kehijauan)
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan menderita penyakit kencing manis, asma, jantung, tekanan darah tinggi,
HIV-AIDS (BB turun drastis, diare lebih dari 1 bulan, nafsu makan berkurang, tidak enak
badan ), GO (pengeluaran cairan dari alat kelamin berwarna hijau, berbau), sifilis (ada
borok sebesar uang logam jika ditekan mengeluarkan cairan), sering berganti-ganti
pasangan, endometritis (keluar cairan dari alat kelamin berwarna kuning kehijauan)
7. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
Keluhan : keputihan yang berbau
Menstruasi terakhir sebelum ibu mengalami perdarahan sejak 5 bulan yang lalu
8. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x
Lama menikah : 21 tahun
Usia pertama menikah : istri : 19 tahun suami : 21 tahun
9. Riwayat Obstetri yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Hamil
Uk Tempat penolong cara JK BBL umur Menyusui Penyulit
ke
1 9 Rumah bidan normal L 2,7 kg 18 th 1 tahun Tidak
bulan bidan ada
2 9 Rumah bidan normal P 3 kg 13 th 6 bulan Tidak
bulan bidan ada
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu menggunakan KB pil selama 4
tahun. Setelah itu berhenti karena ingin punya anak lagi. Setelah melahirkan anak kedua,
ibu menggunakan KB pil dan berhenti sejak 5 bulan yang lalu karena mengalami
perdarahan dari jalan lahir.
11. Pola Kebiasaan Sehari hari
1. Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur dan lauk lengkap. Nafsu
makan klien baik. Ibu minum air putih 2 botol ukuran 500 ml per hari
2. Eliminasi
Ibu BAB 1 kali. BAK 4 - 5 kali sehari.
3. Personal Hygiene
Ibu belum ganti baju, ibu ganti celana dalam ketika perdarahan
4. Istirahat
Ibu belum bisa tidur karena merasakan sakit pada perut bagian bawah
5. Aktifitas
Ibu hanya di tempat tidur saja karena merasakan sakit pada perut bagian bawah
6. Hubungan seksual
Ibu pernah mengeluarkan darah setelah berhubungan seksual
7. Kebiasaan lain
Ibu tidak merokok

12. Riwayat Psikososial


Ibu cemas dengan keadaannya sekarang. Suami dan keluarganya selalu mendukungnya
dan menemani ibu selama menjalankan pengobatan

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 18 x/menit.
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Muka : pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih/kuning
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis
Payudara : bersih, simetris
Perut : ada/tidak luka bekas operasi
Genetalia : terdapat keputihan yang berbau, flex +, fluxus +, terpasang DC
Ekstrimitas : tidak varises dan oedem.
b) Palpasi
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis
Payudara : tidak ada massa abnormal
Perut : teraba massa, terdapat nyeri tekan
c) Auskultasi
Dada : wheezing -, ronchi -
Perut : bising usus +
d) Pemeriksaan Dalam
porsio berdungkul, rapuh, mudah berdarah, pada cavum dauglasi teraba massa

c. Data Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 27-03-2017 21:46
Tanggal hasil selesai : 27-03-2017 22:11
Tanggal hasil selesai : 27-03-2017 22:11

Leukosit (WBC) : 35, 3


Neutrofil % : 82,4
Limfosit % : 12,1
Eusinofil % : 0,3
Eritrosit (RBC) : 2,280 103/L
Hb : 5,54 g/dL
Hematokrit : 17,3 %
MCV : 76, 2 m3
MCH : 24,3 pg
RLT : 503 103/L
Faal Hati
AST/SGOT : 53,66 U/L
Albumin : 3,2 g/dL
Faal Ginjal
Kreatinin : 2,229 mg/dL
Elektrolit
Natrium :126,90 mmol/L
Kalium : 4,83 mmol/L
Klorida : 86,14 mmol/L
Kalsium ion : 1,781 mmol/L

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Ny N P2002Ab000 dengan Suspect CA cerviks
Ds : Ibu mengatakan mengalami perdarahan selama 5 bulan
Ibu mengatakan mengalami keputihan yang berbau
Ibu mengatakan mengalami nyeri pada perut bagian bawah
Do: KU : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 130/70 mmHg
N : 104 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5 C
Muka : pucat
Mata : conjungtiva pucat, sklera putih
Mulut : bibir kering dan pucat
Abdomen : teraba massa, terdapat nyeri tekan
Genetalia : terdapat keputihan yang berbau, flek +, fluxus +, terpasang
DC
Hb : 5,54 g/dL
Pemeriksaan Dalam
porsio berdungkul, rapuh, mudah berdarah, pada cavum dauglasi teraba massa

Masalah
1. Terjadi anemia
Ds : ibu mengatakan badannya lemas, kepala pusing
Do : KU : cukup
Kesadaran : composmentis
Muka : pucat
Mata : konjungtiva pucat
Bibir : pucat, kering
Pemeriksaan Dalam
porsio berdungkul, rapuh, mudah berdarah, pada cavum dauglasi teraba massa
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
1. Metastase sel kanker
2. Anemia berat

IV. Identifikasi kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter
Infus RL
Transfusi darah PRC
Biopsi

V. Intervensi
Tanggal 27 Maret 2017 pukul 22.45 WIB

Dx : Ny N P2002Ab000 dengan Suspect CA cerviks


Tujuan : keadaan umum baik dan tidak terjadi komplikasi
KH : konjungtiva kemerahan
Hb 10 gr/dL
Intervensi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ pemberian penjelasan meningkatkan pengetahuan ibu dan menjalin
kerjasama
2. Berikan KIE tentang nutrisi pada ibu
R/ menghindari terjadi infeksi dan untuk kebutuhan energi ibu
3. Berikan KIE tentang personal hygiene
R/ mencegah terjadinya infeksi
4. Jelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses
penyembuhan ibu
R/ memberikan semangat pada ibu
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk ca serviks sesuai
stadiumnya
R/ memberikan penanganan awal yang efektif dan tepat
Masalah :
1. Terjadi anemia
Tujuan: keadaan umum membaik dan tidak terjadinya komplikasi.
Intervensi :
1. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
a. Pasang jalur IV
R/ memudahkan pemberian terapi
b. Pemberian cairan infus NS 20 tpm
R/ untuk rehidrasi
c. Pemeriksaan darah lengkap
R/ pemeriksaan untuk menunjang diagnosa suatu penyakit
d. Transfusi darah PRC > 10 gr/dL
R/ menaikkan Hb
e. Pemasangan kateter nomor 18
R/ mengeluarkan urin
2. Observasi TTV
R/ mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh
3. KIE tentang nutrisi untuk ibu
R/ kebutuhan energi ibu

VI. Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu perlu dilakukan
tindakan EKG dan biopsi untuk mendeteksi kanker serviks yang di derita ibu
2. Memerikan KIE tentang nutrisi pada ibu dengan makan makanan yang bergizi dan
minum yang banyak minimal 6-8 gelas/hari agar ibu tidak lemas
3. Memberikan KIE tentang kebersihan alat kewanitaan agar tidak terjadi infeksi dengan
sering ganti celana dalam ketika basah atau kotor
4. Menjelaskan pada ibu bahwa dukungan keluarga sangat penting dalam proses
penyembuhan ibu
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk ca serviks sesuai
stadiumnya
Farmakologi : injeksi ceftriaxone 3x1 : diberikan secara IV pukul 13.15 WIB
Injeksi kalnex 3x1 : diberikan secara IV pukul 23.30 WIB
Tindakan : transfusi PRC s/d Hb 10 gr/dL lanjut biopsi
Masalah :
1. Terjadi anemia
Tujuan: keadaan umum membaik dan tidak terjadinya komplikasi.
Intervensi :
1. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG
a. Memasang jalur IV
b. Memberikan cairan infus NS 20 tpm
c. Melakukan pemeriksaan darah lengkap
d. Melakukan transfusi darah PRC > 10 gr/dL
e. Melakukan pemasangan kateter nomor 18
2. Mengobservasi TTV
3. Memberikan KIE tentang nutrisi untuk ibu
VII. Evaluasi
Tanggal 27 Maret 2017 pukul 23.30 WIB

S : ibu mengatakan mengalami perdarahan selama 5 bulan, keputihan yang berbau dan
merasakan nyeri perut bagian bawah
ibu mengatakan badannya masih lemas
ibu mengatakan masih khawatir tentang kondisinya sekarang
O : KU : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 130/70 mmHg
N : 104 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5 C
Muka : pucat
Mata : conjungtiva pucat, sklera putih
Mulut : bibir kering dan pucat
Abdomen : teraba massa, terdapat nyeri tekan
Genetalia : terdapat keputihan yang berbau, flek +, fluxus +, terpasang DC
Hb : 5,54 g/dL
Pemeriksaan Dalam
porsio berdungkul, rapuh, mudah berdarah, pada cavum dauglasi teraba massa
A : Ny. N P2002Ab000 dengan Suspect Ca cerviks
P : Transfusi darah PRC 10 gr/dL lanjut biopsi
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Fuad. 2012. Onkologi Ginekologi. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Bagian Obstetric Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2013. Ilmu
Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta:
EGC
Doengoes, M.E & Moorhouse M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta :
EGC.
Markus. 2012. Gambaran Umum Kanker Serviks. Jakarta: EGC
Robbins. 2013. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC
Sania. 2015. All About Cancer .http://www.cancerhelps.com. Yang diakses pada tanggal 21
Desember 2010 pukul 15.15 WIB.
Sarwono, Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Soeparman & Waspadji. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Jilid.II. Jakarta : BP FKUI
Sudibyo, Agus. 2016. Teori Kemoterapi. Jakarta : BP FKUI

Anda mungkin juga menyukai