Anda di halaman 1dari 2

HOW

Menurut Jujun S. Sumantri (1998) kebenaran ilmiah harus didahului oleh cara/prosedur-
prosedur yang disebut metode ilmiah. Metode merupakan ekspresi mengenai cara bekerja
pikiran. Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran, juga dapat diartikan bahwa metode ilmiah adalah
pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian
disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari prasangka
c. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d. Menggunakan hipotesa
e. Menggunakan ukuran objektif
f. Menggunakan teknik kuantifikasi.
Dengan cara kerja seperti ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan memiliki
karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah yaitu sifat rasional dan teruji yang
memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan.
Sifat rasional dan teruji bagi kebanaran ilmiah menghendaki adanya kebenaran hanya
sesuatu yang dapat diakalkan (logiskan) dan dapat teruji. Berari kebenaran ilmiah sangat
menolak dengan kebenaran mutlak. Sebab kebenaran ini kaitannya dengan kebenaran yang
datang dari Tuhan bersumber dari wahyu yang mengikat. Kebenaran yang rasional dan teruji
akan hanya mampu memaparkan hal-hal yang empiris.
Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau rasional dari proposisi atau
premis tertentu. Karena kebenaran ilmiah bersifat rasional, maka semua orang yang rasional
(yaitu yang dapat menggunakan akal budinya secara baik), dapat memahami kebenaran ilmiah.
Oleh sebab itu kebenaran ilmiah kemudian dianggap sebagai kebenaran universal. Dalam
memahami pernyataan di depan, perlu membedakan sifat rasional (rationality) dan sifat masuk
akal (reasonable). Sifat rasional terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah, sedangkan masuk
akal biasanya berlaku bagi kebenaran tertentu di luar lingkup pengetahuan. Sebagai contoh:
tindakan marah dan menangis atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun
tindakan tersebut mungkin tidak rasional.

DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, PT. Sinar Harapan, Jakarta:
1998. Hlm. 119.

Anda mungkin juga menyukai