Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Manusia merupakan satu-satunya


makhluk yang dibekali akal fikiran oleh Tuhan Ynag Maha Esa yang kemudian diberi hasrat
ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi disekitarnya termasuk juga rasa ingin
tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan
gejala-gejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia
dapat mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul disebabkan oleh rasa ingin
tahu manusia yang terus berkembang sehingga daya pikir manusia juga semakin maju
mengikuti perkembangan zaman. Hal ini tidak hanya tidak hanya meliputi kebutuhan praktis
hidupnya sehari-hari tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut
keindahan dan seni.
Pengetahuan yang mula-mula sebatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam
yang ada akan makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya. Pengetahuan itu akan semakin berkembang karena manusia akan terus
mencari cara agar suatu percobaan bisa terungkap kebenarannya. Penemuan alat pun terus
bermunculan dimuka bumi ini. Sehingga dewasa ini banyak alat yang tidak hanya digunakan
untuk keperluan penelitian saja tapi masyarakat umum pun bisa menggunakannya.
Maka dari itu, penulis berharap dari penulisan makalah ini kita bisa mengetahui dan
memehami bagaimana alam pikir manusia bekerja dan kita juga bisa belajar untuk
mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dengan pemikiran yang kita milki. Semakin maju
suatu masa semakin banyak pula kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Baik itu
kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan batin yang artinya dengan berkembangnya ilmu
maka sesuatu yang mustahil bisa tercapai suatu saat pasti bisa dilaksanakan dalam artian
manusia akan merasa puas dan bahagia. Dan diharapkan penulisan makalah ini bisa
bermanfaat dan bisa mengarahkan manusia kekehidupan yang lebih baik.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1


DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia dan Keingintahuannya ........................................... 5
2.2 Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia .............................. 8
2.3 Sejarah Pengetahuan Manusia ........................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan
yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada
hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis),
tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna
dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia. Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan
tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan
fisik, seperti: ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan
penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manuia memiliki kemampuan otak
yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk
beradabtasi dengan lingkungannya.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai
kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan
dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Dalam makalah ini, kelompok 1 akan membahas tentang Alam Pikiran Manusia
dan Perkembangannya. Bagaimana hakikat manusia dan keingintahuannya, perkembangan
fisik, sifat dan pikiran manusia, serta bagaimana sejarah pengetahuan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Di dalam makalah ini yang berjudul Alam Pikiran Manusia dan Perkembangannya
mempunyai beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa hakekat alam pikiran manusia yang sebenarnya dan bagaimana sifat
keingintahuannya?
2. Bagaiman perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia?
3. Bagaimana sejarah pengetahuan manusia?

3
1.3 Tujuan
Makalah Ilmu Kealaman Dasar ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana alam pikiran manusia yang sebenarnya dan sifat
keingintahuannya
2. Untuk mengetahui perkembangan fisik, sifat, dan pikiran manusia
3. Untuk mengetahui alam pikiran manusia dan perkembangannya

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia dan Keingintahuannya
Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya.
1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya
Manusia sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni
bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan
dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c) Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e) Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo religious).

2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu
ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya,
alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa
rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angin,
dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun
gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang
bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan
binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan,
namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap.
Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar
yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya.
Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.

5
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah
(eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau
binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak
dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah
di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah
disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu
mereka menjadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki
pengetahuan bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau
burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada
daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik
kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam
sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac
Asimov (1972) disebut sebagai Idle Curiousity atau Instinct Instink itu berpusat pada
satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu
makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki
oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan
berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu sepanjang
zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang apa-nya, mereka
juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu. Manusia mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru,
menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad
lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan
saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena
kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi
juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah
di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana
atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya
yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga
dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon
tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.

6
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu
menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja
meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam
atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan
manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata
bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal
serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang.
Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan
untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia
dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya. Adanya
kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu
manusia terhadap alam semesta ini . Jawaban tehadap berbagai banyak pertanyaan manusia
terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu
pengetahuan.
3. Sifat Keingintahuan Manusia
Dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan
tentang fenomena alam yang teramati. Untuk bisa menjawab pertanyaan dari rasa ingin
tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Meski jawaban seperti ini kadang
tidak logis, namun sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan
semacam ini disebut pseudo science, yaitu pengetahuan mirip sains tapi bukan sains.
Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan pseudo science (sains semu) ini antara
lain sebagai berikut.
a. Mitos
Mitos merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan dugaan, imajinasi dan
kepercayaan.
b. Wahyu
Wahyu merupakan komunikasi sang Pencipta dengan makhluk-Nya sebagai utusan yang
menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar.
c. Otoritas dan Tradisi
Otoritas dan tradisi yaitu pengetahuan yang telah lama ada dan dipergunakan oleh pemimpin
atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran.
d. Prasangka
Prasangka yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar dan bisa salah.
e. Intuisi
Intuisi merupakan kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pola
pikir tertentu dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir
terlebih dahulu.
f. Penemuan Kebetulan
Penemuan kebetulan yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan secara kebetulan dan
beberapa di antaranya adalah sangat berguna.

7
g. Cara Coba-Ralat (Trial and Error)
Trial and error adalah pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah, tanpa
dilandasi dengan teori yang relevan.

Pada zaman Yunani (600-200 SM) pola pikir manusia menjadi lebih maju dariada pola
pikir mitos. Pada masa ini terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan akal
sehat atau logika. Aliran ini disebut rasionalisme, yaitu pertanyaan akan dijawab dengan
logika atau hal-hal yang masuk akal.
Selanjutnya juga dikenal metode deduksi, yaitu penarikan suatu kesimpulan berdasarkan
pada sesuatu yang bersifat umum. Bebarapa waktu setelahnya juga dikenal metode induksi,
yang intinya adalah pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau
eksperinmentasi yang diperoleh.

2.2. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia


1. Perkembangan Fisik Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang
identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak
homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan
membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan minggu ke-13, janin
sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya bagian organ, yang selanjutnya
pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan
kepala dibawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakn semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat purbertas, yang ditandai
diantaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu
dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan
pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan
yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan,
berbicara dan berjalan. Pada usia 2-7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya manupun dengan orang dewasa, karena selalu
berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum
memedai. Selanjutnya setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu
menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
8
2. Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat dipengaruhi oleh
pengembangan pegetahuan pada masa kanak-kanak.
a. Masa bayi (0-2 tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat.
b. Masa kanak-kanak (3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini
dorongan keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa anak
pad periode ini adalah masa bertanya.
c. Masa Usia sekolah (6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada masa anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga
merupakan masa tenang karena proses perkembangan emosional anak telah mendapat
kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
d. Masa remaja (13-20 tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan
masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa.
e. Masa dewasa (> 20 tahun), masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri
sendiri. Mereka mampu mengendalikan perilaku dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggungjawab (Tim, 2007:9).

2.3 Sejarah Pengetahuan Manusia


1. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati alam
sekitarnya. Selain pengetahuan itu juga juga didapat dari hasil percobaan yang sifatnya
spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana
adanya. Belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.

2. Zaman Yunani
Pada zaman ini perkembangan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia
tidak hanya menerima pengetahuan seperti adanya saja, melainkan secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu. Beberapa pandangan
dan pendapat itu adalah sebagai berikut:
a. Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor ari segala ilmu. Ia dianggap orang pertama yang
mempertanyakan dasar dari alam dan segala isisnya. Thales berpendapat bahwa pangkal
segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Selain
itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan
menerima cahaya dari matahari.

9
b. Anaximenes (588-526 SM)
Anaximenes berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang
merapat dan merenggang, pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa
manusia itu tergantung kepada pernapasan.

c. Anaximender (610-546 SM)


Anaximender berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya
langit yang nampal itu hanya separohnya.

d. Heraklitos (535-475 SM)


Heraklitos menyatakan bahwa api merupakan asal dari segala sesuatu. Sebab api ini yang
menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya di dalam
proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.

e. Pythagoras (580-499 SM)


Pythagoras mengemukakan empat unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang
matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah
segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi siku-sikunya.

f. Empedokles (495-435 SM)


Empedokles menerima empat unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat
segala benda terjadi dari percampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda.
Keempat unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah, dan kering. Kering dan dingin
membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api,. Air dari basah dan dingin, udara
dari basah dan panas.
Selain itu juga diyatakab bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yag
berlawanan akan tolak menolak.

g. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)


Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukipos da Demokritos mengemukakan teori
atom sebagai berikut: Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak
dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan, tak dapat diubah.

10
h. Plato (427-347 SM)
Plato menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul
dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang
sejak semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera
hanyalah bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh
roh dari alam yang gaib.

i. Aristoteles (384-322 SM)


Aristoteles berpendapat bahwa untuk mencari pegetahuan yang benar adalah dengan jalan
pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia yag gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang
diperoleh dan dibuktikan dengan pancaindera.

j. Ptolomeus (127-151 SM)


Ptolomeus berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagad raya, bintang dan matahari
mengelilingingi bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak
antara bumi dan bintang.
Pendapat dan pandangan Aristoteles dan Ptolomeus ini berpengaruh sangat lama sampai
menjelang zaman modern, yaitu zaman Galileo. Geosentrisme digantin dengan
heliosentrisme (matahari sebagai pusat jagad raya).

3. Zaman Pertegahan
a. Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli Alkimia mennerima pendapat empat buah unsur buah unsur dan bahkan menambahkan
tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Pengertian unsur di sini lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.
Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
b. Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Tokoh di zaman ini adalah Paracelsus (1439-1541), menerima tiga unsur: air raksa, belerang
dan garam yang dipandang bahwa:
Air raksa = mengandung roh, jiwa.
Belerang = mengandung semangat.

11
Garam = merupakan tubuhnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan cendrung stagnan sampai tahun 1400. Semuanya masih
didasarkan atas pengetahuan Yunani terutama Aristoteles.
Perkembangan yang lebih penting dilakukan di Arab. Pada zaman keemasan Islam, pengaruh
bangsa Arab sangat menonjol. Orang Arab menerjemahkan, mempelajari, mengembangkan,
dan memperekaya karya-karya Yunani. Beberapa cendikiawan Islam di antaranya:
1) Al Khowarisi (825)
Menyusun buku aljabar dan aritmatika yang kemudian mendorong penggunaan sistem
desimal.

2) Omar Khayam (1043-1132)


Omar Khayam merupaka ahli matematika dan astronomi.

3) Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980-1137)


Ibnusina merupakan orang yang mengembangkan ilmu kedokteran. Ia juga menulis buku
tentang kedokteran pada masa itu.

Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan IPA adalah sebagai berikut.
a) Menerjemahkan peninggalan Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkannya
ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
b) Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan
kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia, dan biologi.
c) Memantapkan penggunaan sistem penulisan bilangan dengan dasar dan ditulis dengan
posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.

4. Zaman Modern (abad XV sampai sekarang)


Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani dan abad pertengahan memang sudah
banyak, namun belum tersusun secara sistematis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran
tertentu.
Metode eksperimen pun mulai berkembang setelah ditemukannya alat yang makin sempurna
serta meningkatnya kemampuan berpikir. Berikut ini adalah tokoh yang memelopori metode
ekspermen.
a. Roger Bacon

12
Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan
kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari pengalaman, penyelidikan dan percobaan.
Matematiika merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran
dalam ilmu pengetahuan.
b. Leonardo da Vinci
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan
dan pertimbangan kita.
c. Francis Bacon
Berpendapat bahwa cara berpikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai
kebenaran: Hanya penyelidikan dan percobaan yang menumbuhkan pengertian terhadap
keadaan alam.
d. Nicolas Copernicus
Ahli astronomi dan matematika dan pengobatan. Karyanya antara lain.
1) Matahari adalah pusat dari sistem tatasurya (heliosentrisme).
2) Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
e. Johannes Keppler
Mengemukakan tiga buah hukum tentang peredaran planet mengelilingi matahari.
1) Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2) Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintas bidang yag luasnya sama.
3) Kuadrat dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah
sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
f. Galileo Galilei
Galileo antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter,
mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukumnya Keppler. Selain itu ia juga
menegaskan bahwa bulan tidak datar dan penuh gunung. Dia juga mengklaim bahwa planet
Merkurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan empat buah
bulan pada planet Jupiter. Semua penemuannya ini didasarkan atas pengamatan dengan alat
teropong bintangnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai rasa ingin
tahu akan tetapi tidak berkembang atau disebut idle curiousity atau instinct. Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk
itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang
mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan
fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa, bagaimana dan mengapa demikian.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya,
manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

3.2 Saran
Manusia secara alamiah, dari zaman purba sampai zaman dewasa sekarang memiliki
rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tersebut menyebabkan manusia menyelidiki persoalan-
persolan yang akan menghasilkan jawaban. Demikianlah pikiran manusia berkembang dari
pikiran primitif sampai kepikiran yang modern.
Dengan adanya ilmu pengetahuan dan rasa ingin tahu pada diri manusia, maka
diharapkan setiap individu mengembangkan rasa ingin tahu tersebut menjadi penelitian-
penelitian yang akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berguna bagi ilmu
pengetahuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

1.Ahmadi, A., dan Supanto, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta
2.http://wardina-a.blogspot.com/2012/01/alam-pikiran-manusia-dan.html
3.http://titinmath.wordpress.com/2012/01/13/makalah-perkembangan-pikiran-manusia/

15

Anda mungkin juga menyukai