Anda di halaman 1dari 14

Konsep nifas

A. Pengertian Nifas

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu (Sarwono, 2009; 356)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan
pengembalian alat-alat kandungan, proses masa nifas berkisar antara 6 40 hari (Jenny SR.,
2006; 7)

Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat selama kelahiran (obstetri
Williams 21 ,2006 ; 443)

B. Pengertian Periode Masa Nifas (Biologi Reproduksi, Wulandari, Ayu Febri,


2011; 63)

Adalah periode waktu selama 6 8 minggu setelah persalinan. Ini dimulai setelah selesainya
persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil
atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena adanya
persalinan.

Periode masa nifas dibagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

1. Periode Immediate Post partum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering
terdapat banyak masalah seperti perdarahan.
2. Periode Early post partum (24 jam 1 minggu)
Masa dimana involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal tidak ada
perdarahan lokea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan cairan
dan makanan serta Ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode Late Post partum (1 5 minggu)
Masa dimana perawatan dan pemeriksaan kondisi sehari-hari, serta konseling KB.

Pembagian masa nifas dibagi dalam 3 periode :

1. Puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang lamanya 6 8 minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil
atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.

C. Perubahan pada masa nifas

Perubahan fisik (jenny , SR., 2006; 10)

a. Involusio alat-alat kandungan


Dalam masa nifas,alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-
alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi (Sarwono,2006).
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi necrotic (layu/mati). Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan desidua tersebut
dinamakan lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Lochia
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada
kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis
(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada
setiap wanita. Lochia mengalami perubahan karena proses involusi.

b. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan pasenta. Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba.
Volume darah pada ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini menimbulkan beban
pada jantung, sehingga dapat menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita
vitium kordis. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala.
Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari ke 3 sampai 15 hari post partum
(Sarwono,2006)

c. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah.
Berbagai hormon, misalnya estrogen, progesteron, korionik gonadotropin
manusia, kortisol, insulin, prolaktin, dan laktogen placenta memainkan peran yang
penting dalam mempersiapkan payudara untuk laktasi. Pada saat kelahiran ada
dua kejadian yang merupakan alat untuk memulai laktasi. Pertama penurunan
hormon placenta (terutama estrogen) memungkinkan terjadinya laktasi. Kedua,
menyusui akan merangsang pelepasan prolaktin dan oksitosin.

d. Perubahan sistem pencernaan


Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir. Agar buang air besar
teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan pemberian
cairan yang cukup. Apabila ini tidak berhasil dapat di berikan suposiyoria biskodil
per rektal untuk melunakkan tinja

e. Perubahan sistem perkemihan


Kesulitan miksi mungkin terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan karena refleks
penekanan aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan pada basis kandung
kemih selama melahirkan. Jika tidak dapat mengeluarkan urin mungkin
diperlukan kateterisasi.
Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah,
sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine
residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu
persalinan memudahkan terjadinya infeksi

f. Perubahan sistem Musculoskeletal


Ligamen,fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi, karena
ligamentum rotundum menjadi kendor.
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan..Sebagai
akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat
besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk
sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan

g. Perubahan sistem endokrin


Perubahan perubahan endokrinologi yang terjadi selama kehamilan pulih
kembali dengan cepat. Beberapa jam setelah placenta keluar, kadar hormon-
hormon placenta, human placental lactogen dan (hPL) chorionic gonadotrophin
hormon ( hCG) turun dengan cepat. Dalam 2 hari, hPL sudah tidak dapat
terdeteksi dalam serum dan pada hari ke 10 postpartum, hCG sudah tidak dapat
terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progerteron dalam serum menurun dengan
cepat dalam 3 hari pertama masa nifas dan mencapai kadar tidak hamil sebelum
hari ke 7 setelah melahirkan. Kadar ini akan tetap demikian jika wanita menyusui
bayinya, jika tidak, estradiol akan meningkat, yang menunjukkan pertumbuhan
folikular. Di antara wanita menyusui, kadar prolaktin (hPr) meningkat setelah bayi
menyusu

h. Perubahan tanda-tanda vital


1) Suhu badan
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5C - 38C) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila
keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan
naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna
merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi
pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.

2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat.

3) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.

4) Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas

i. Perubahan sistem Hematologi


Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar
fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

Perubahan psikis (jenny, SR., 2006; 11)


Sebagian perempuan menganggap bahwa masamasa setelah melahirkan adalah
masamasa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara
emosional. Gangguangangguan psikologis yang muncul akan mengurangi
kebahagiaan yang dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak
dan ibu dikemudian hari. Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat
atau berupa serangan yang sangat berat selama berbulanbulan atau bertahun
tahun lamanya.

Adapun perubahan-perubahan psikis meliputi :

1. Perasaan ibu terfokus pada dirinya berlangsung sampai hari kedua (fase taking in)
2. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat bayi ,muncul perasaan sedih
atau sering disebut baby blues (fase taking hold) berlangsung antara hari ke 3 sampai
hari ke 10 .
3. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya berlangsung mulai hari ke 10
sampai masa nifas selesai (fase letting go)

Masalah yang timbul pada masa nifas


Data Subyektif

1. Asi Ibu sudah keluar


2. Ibu tidak mengalami mules dan tidak terjadi pendarahan, lokhia sedikit, tidak berbau, dan
berwarna merah
3. Ibu sudah bisa berjalan-jalan
4. Ibu sudah BAB dan BAK 6 jam post partum
5. Nafsu makan baik dan teratur
6. Tidak ada kekhawatiran dalam perawatan bayi pada post partum dan menyusui sudah
baik
7. Makanan bayi ASI eksklusif 6 bulan
8. Ibu dan Bapak senang mendapatkan buah hati

Data Obyektif

Pemeriksaan umum
Tanda tanda vital :
Suhu : 36.5 C
Nadi : 60 80 kali per menit
Pernafasan : 15 17 kali per menit
Pemeriksaan khusus
Muka tidak pucat
Buah dada tidak tegang, puting susu menonjol, asi keluar
Fundus uteri setinggi pusat, tidak nyeri
Lochea sedikit, berwarna merah, dan tidak berbau
Tidak ada edema pada perineum, sudah kembali pada keadaan semula seperti pada
saat sebelum melahirkan

Analisa

Diagnose :

- Paritas :
- Post partum hari ke 3
- Tidak ada subinvolusio
- Tidak ada anemia pada postpartum
- Tidak pre-eklamsia

Diagnose Potensial : -

Pelaksanaan Menyeluruh

1. Mobilisasi
Menganjurkan Ibu yang lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri
ubtuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan
pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka.

2. Diet
Menyarankan Ibu makan makanan bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
makan makanan yang mengandong protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.

3. Miksi
Menyarankan kencing untuk dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang bisa
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi sphincer ani selama persalinan.

4. Defekasi
Menyarankan untuk buang air besar dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.
5. Perawatan payudara (mamma)
Merawat mammal supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya.

Asuhan pada Ibu Post Partum

Data Subyektif

- Nama ibu dan suami

- Agama ibu dan suami

- Umur ibu dan suami

- Pekerjaan ibu dan suami

- Pendidikan ibu dan suami

- Alamat ibu dan suami

Riwayat nifas sekarang

- Keluhan : laktasi ( ASI sudah keluar/belum;sudah meneteki/belum;adakah bendungan


ASI)

- Involusio : ( mules/tidak;perdarahan/tidak;lokia: banyak/sedikit,berbau/tidak,warna)

- Mobilisasi : ( sudah jalan-jalan,6 jam postpartum persalinan normal sudah jalan)

- BAB dan BAK sudah/belum ( 3 hari belum BAB dan 6 jam postpartum belum
kencing merupakan masalah)

- Nafsu makan bagaimana

- Adakah kekhawatiran untuk menyusui, perawatan bayinya setelah pulang.

- Makanan bayinya ( ASI ekslusif 6 bulan hanya minum ASI)


- Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran

Riwayat kebidanan ( Obstetri ) yang lalu : P : APIAH Ab 000

- Persalinan tepat waktu, persalinan prematur, persalinan imatur, keguguran

- Jenis persalinan ( normal, pakai alat, operasi ), bayi lahir langsung menangis
( A S ), BBL

- Kelahiran plasenta ( normal, plasenta manual )

- Terjadi perdarahan/tidak ( kala III dan kala IV )

- Masa nifas pernahkah demam panas tinggi, perdarahan, bendungan


ASI/mamae, menyusui sampai berapa bulan, bila tidak menyusui mengapa

Riwayat penyakit : sendiri, suami, keluarga yang diidap sekarang maupun terdahulu

- Adakah penyakit keturunan : hipertensi, DM, jantung, epilepsi, psikosis, cacat


bawaan

- Penyakit yang lain seperti TBC, penyakit hati, ginjal infeksi atau virus lain,
alergi, asma

Riwayat sosial ekonomi

- Status perkawinan

- Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil,
empat sehat lima sempurna, tidak pantangan selama hamil

- Rencana KB sekarang apa


Asuhan pada Ibu Post Partum

Data Subyektif

Ibu

- Nama : Ibu Fitri


- Agama : Islam
- Umur : 26 tahun
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Alamat : Jl. Kalimantan No. 07

Bapak

- Nama : Bapak Farel


- Agama : Islam
- Umur : 30 tahun
- Pendidikan : Sarjana
- Pekerjaan : Dosen
- Alamat : Jl. Kalimantan No. 07

Riwayat nifas sekarang :


- Keluhan : laktasi ( ASI sudah keluar; sudah meneteki; tidak ada bendungan ASI)
- Involusio : Ibu tidak mengalami mules dan tidak terjadi pendarahan, lokhia sedikit,
tidak berbau, dan berwarna merah
- Mobilisasi : Ibu sudah bisa berjalan-jalan
- Nafsu makan : Nafsu makan baik dan teratur
- Tidak ada kekhawatiran dalam perawatan bayi pada post partum dan menyusui sudah
baik
- Makanan bayi ASI eksklusif 6 bulan
- Ibu dan Bapak senang mendapatkan buah hati

Riwayat kebidanan ( obstetri ) yang lalu :


- Persalinan tepat waktu

- Jenis persalinan normal , bayi lahir langsung menangis ( A S ), BBL

- Kelahiran plasenta normal

- Tidak terjadi perdarahan ( kala III dan kala IV )

- Masa nifas tidak pernah demam panas tinggi, tidak perdarahan, tidak ada bendungan
ASI/mamae, menyusui sampai 6 bulan.

Riwayat penyakit :

- Baik suami, istri maupun keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM, jantung, epilepsi, psikosis, cacat bawaan dan
penyakit menular seperti TBC, penyakit hati, ginjal infeksi atau virus lain,
alergi, asma

Riwayat sosial ekonomi :

- Status perkawinan

Umur menikah : Ibu 22 tahun, bapak 26 tahun

Lama menikah : 4 tahun

Pernah nikah berapa kali : masing-masing hanya satu kali

- Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada sebelum hamil,
empat sehat lima sempurna, tidak pantangan selama hamil

- Rencaba KB sekarang adalah suntik

Data Obyektif

Pemeriksaan umum
Tanda tanda vital :
Suhu : 36.5 C
Nadi : 60 80 kali per menit
Pernafasan : 15 17 kali per menit

Pemeriksaan khusus
Muka tidak pucat
Buah dada tidak tegang, puting susu menonjol, asi keluar
Fundus uteri setinggi pusat, tidak nyeri
Lochea sedikit, berwarna merah, dan tidak berbau
Tidak ada edema pada perineum, sudah kembali pada keadaan semula seperti pada
saat sebelum melahirkan

Assesment :

Diagnose :

- Paritas :
- Post partum hari ke 3
- Tidak ada sub involusio
- Tidak ada anemia pada postpartum
- Tidak pre-eklamsia

Diagnose Potensial : -
Masalah : -
Planing
- Implementasi :
Kebersihan diri , mengajarkan ibu bagaimana membersihkan kelamin dengan
sabun dan air untuk daerah sekitar vulva yaitu dari depan ke belakang ,
kemudian mengganti pembalut minimal 2kali .
Istirahat , menyarankan untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa
perlahan lahan , serta untuk istirahat dan tidur siang selagi bayi tertidur .
Gizi , mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari dengan makanan
seimbang vitamin , protein , mineral , minum sedikitnya 3 liter per hari , pil
zat besi untuk tambahan gizi pasca persalinan diharuskan diminum , vitamin A
untuk bayinya melalui ASI .
Payudara , menganjurkan ibu menjaga kebersihan payudara , menggunakan
BH yang menyokong payudara , jika puting susu lecet olesi dengan
kolestrum .
Perkawinan atau rumah tangga , kemudian keluarga berencana , bahwa secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah sudah berhenti .
Mengajarkan ytentang metode KB untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan , karena idealnya pasangan harus menunggu 2 tahun sebelum hamil
kembali.
Kebersihan pada bayi dengan membasuh bayi dengan kain busa 2 kali sehari ,
membersihkan bagian parientalnya setiap buang air kecil dan buang air besar
dengan sabun dan air .
Menyusui pada bayi , bayi harus disusui sesuai tuntutan kapan saja ia lapar .
tidur pada bayi membaringkan bayi kesamping atau terlentang.
Ujung tali pusat , sampai tali pusat kering baru dilepas . sekitar tali pusat harus
dicuci dengan sabun dan air , memberitahu ibu untuk melakukan kontrol jika
tali pusat berbau ada kemerahan .
Imunisasi , dalam satu minggu pertama bayi diberi , BCG untuk mencegah
tubercolosis , vaksin polio secara oral , dan hepatits B.

- Intervensi

Pada Ibu
Menjelaskan tetntang kebersihan diri
Memberitahu ibu tentang istirahat yang cukup agar oto menjadi rileks .
Menganjurkan untuk makanan yang bergizi
Mengajarkan tentang perawatan payudara
Menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan perkawinan dan keluarga
berencana .

Pada bayi
Mengajarkan cara menyusui , cara tidur , merawat tali pusat dan imunisasi .
- Evaluasi

S = Ibu mengaatakan mengerti tentang yng harus dilakukan dan melakukan


perawatan pada dirinya dan bayinya .
O = Saat dijelaskan ibu menganggukan kepala tanda mengerti .
A = Ibu dapat menyesuaikan dan melaksanakan tugas yang harus dilakukan .
P = Mengingatkan ibu untuk kontrol 6 hari selanjutnya atau sewaktu-waktu bila
ada keluhan .

Tujuan

Tujuan Umum

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan pola


pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada klien post partum .

Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :

1. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan postpartum normal hari ke-2.

2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah klien.

3. Melaksanakan perencanaan pada klien.


4. Melakukan evaluasi pada klien.

Anda mungkin juga menyukai