Anda di halaman 1dari 3

Patrilineal

Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak
ayah.Dimana jika terjadi masalah maka yang bertanggungjawab adalah pihak laki-laki. Sistem
kekeluargaan ini dianut olehbangsa Arab,Eropa, dan sukuBatak yang hidup di daerah Sumatera
Utara.
Kata Patrilineal seringkali disamakan dengan patriarkhat atau patriarkhi, meskipun pada dasarnya
artinya berbeda.Patrilinealberasal dari dua kata, yaitupater(bahasa Latin) yang berarti ayah, dan
linea(bahasa Latin) yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan
yang ditarik dari pihak ayah. Sementara itupatriarkhatberasal dari dua kata yang lain,
yaitupateryang berarti ayah danarchein (bahasa Yunani) yang berarti memerintah. Jadi,
patriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ayah atau pihaklaki-laki. Dari pengertian
tersebut jelas terlihat perbedaan makna dari kedua kata tersebut. Patrilineal mengarah ke garis
keturunan dan patriarkhat lebih menjurus kearah kekuasaan. Meski kedua hal tersebut sama-sama
memiliki kaitan dengan pihak laki-laki.
Terdapat beberapa alasan atau argumentasi yang melandasi sistem hukumadat waris masyarakat
patrilineal, sehingga keturunan laki-laki saja yang berhak mewarisi harta peninggalan pewaris
yang meninggal dunia, sedangkan anak perempuan sama sekali tidak mewarisi:
- Silsilah keluarga didasarkan pada anak laki-laki. Anak perempuantidak dapatmelanjutkan
silsilah (keturunan keluarga);
- Dalam rumah-tangga, isteri bukan kepala keluarga. Anak-anak memakai nama keluarga (marga)
ayah. Istri digolongkan ke dalam keluarga (marga) suaminya.
- Dalam adat, wanita tidak dapat mewakili orang tua (ayahnya) sebab ia masuk anggota keluarga
suaminya;
- Dalam adat, Kalimbubu (laki-laki) dianggap anggota keluargasebagai orang tua (ibu);
-Apabila terjadi perceraian, suami isteri, maka pemeliharaan anak-anak menjadi tanggung jawab
ayahnya. Anak laki-laki kelak merupakan ahli waris dari ayah baik dalam adat maupun harta
benda.
Pewaris, ahliwaris, dan pembagian hartapusaka
Ahli waris atau para ahli waris dalam sistem hukum adat waris di Tanah Patrilineal, terdiri atas:
a)Anak laki-laki
Yaitu semua anak laki-laki yang sah yang berhak mewarisi seluruh harta kekayaan. baik harta
pencaharian maupun harta pusaka. Jumlah harta kekayaan pewaris dibagi sama di antara para ahli
waris.
b)Anak angkat
merupakan ahli waris yang kedudukannya sama seperti halnya anak sah, namun anak angkat ini
hanya menjadi ahli waris terhadap harta pencaharian/harta bersama orang tua angkatnya.
Sedangkan untuk harta pusaka, anak angkat tidak berhak.
c)Ayah dan Ibu serta saudara-saudara sekandung sipewaris.
Apabila anak laki-laki yang sah maupun anak angkat tidak ada, maka yang menjadi ahli waris
adalah ayah dan ibu serta saudara-saudara kandung si pewaris yang mewaris bersama-sama.
d) Keluarga terdekat dalam derajat yang tidak tertentu.
Apabila anak laki-laki yang sah, anak angkat, maupun saudara-saudara sekandung pewaris dan
ayah-ibu pewaris tidak ada maka yang tampil sebagai ahli waris adalah keluarga terdekat dalam
derajat yang tidak tentu.
e)Persekutuan adat
Apabila para ahli waris yang disebutkan di atas sama sekali tidak ada, maka harta warisan jatuh
kepada persekutuan adat.
Apabila seorang ayah sebagai pewaris meninggal dunia dengan meninggalkan isteri lebih dari
satu, misalnya mempunyai dua orang anak dari isteri pertama dan tiga orang anak dari isteri
kedua, maka pembagiannya ada dua cara, yaitu:
(1) Dahulu cara pembagian harta peninggalan dalam keadaan semacam ini didasarkan pada
kebanyakan istri, sehingga dalam contoh diatas cara pembagiannya adalah menjadi bagian
untuk dua orang anak dari isteri dan bagian lagi untuk tiga orang anak dari isteri kedua;
(2) Setelah adanya musyawarah kepala-kepala adat Tanah, cara pembagian semacam di atas
berubah menjadi atas dasar jumlah anak laki-laki yang masing-masing akan memperoleh bagian
yang sama besar, sehingga dalam contoh di atas masing-masing akan memperoleh 1/5 bagian.
Matrilineal
Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.
Kata ini seringkali disamakan dengan matriarkhat atau matriarkhi, Meskipun pada dasarnya
artinya berbeda. Matrilineal berasal dari dua kata, yaitu mater (bahasa latin) yang berarti "ibu",
dan linea (bahasa Latin) yang berarti garis. Jadi matrilineal berarti mengikuti garis keturunan
yang ditarik dari pihak ibu.
Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata yang lain, yaitu mater yang berarti "ibu" dan
archein (bahasa Yunani) yang berarti "memerintah". Jadi, "matriarkhi" berarti "kekuasaan berada
di tangan ibu atau pihak perempuan.
Penganut adat matrilineal adalah: suku Indian di Apache Barat, suku Navajo, sebagian besar suku
Pueblo, suku Crow, dll. yang kesemuanya adalah penduduk asli Amerika Serikat, suku Khasi di
Meghalaya, India Timur Laut, suku Nakhi diprovinsi Sichuan dan Yunnan, Tiongkok, beberapa
suku kecil di kepulauan Asia Pasifik, suku Minangkabau di Sumatera Barat.
Harta warisan dalam hukum Adatwaris Minangkabau
a) Harta pusaka tinggi
Yaitu harta yang turun-temurun dari beberapa generasi, baik yang berupa tembilang basi yakni
harta tua yang diwarisi turun temurun dari mamak kepada kemenakan, maupun tembilang
perak ,yakni harta yang diperoleh dari hasil harta tua, kedua jenis harta pusaka tinggi ini menurut
hukum adat akan jatuh pada kemenakan dan tidak boleh diwariskan kepada anak.
b)Harta pusaka rendah
Yaitu harta yang turun dari satu generasi.
c)Harta Pencaharian
Yaitu harta yang diperoleh dengan melalui pembelian atau taruko. Harta pencaharian ini bila
pemiliknya meninggal dunia akan 58 jatuh kepada jurainya sebagai harta pusaka rendah. Harta
pencaharian harus di wariskan paling banyak 1/3 (sepertiga) dari harta pencaharian untuk
kemenakan
d)Harta Suarang
yaitu seluruh harta benda yang diperoleh secara bersama-sama oleh suami-isteri selama
masaperkawinan. Tidak termasuk dalam harta suarang yakni harta bawaan suami atau harta
tepatan istri yang telah ada sebelum perkawinan berlangsung.
Parental atau Bilateral
Sistem kekeluargan dengan menarik garis keturunan dari kedua belah pihak orang tua, yaitu baik
dari garis bapak maupun dari garis ibu yang dikenal dengan sebutan sistem parental atau bilateral.
Sistem parental ini di Indonesia dianut di banyak daerah, seperti: Jawa, Madura, Sumatera Timur,
Riau, Aceh, Sumatera Selatan, seluruh Kalimantan, seluruh Sulawesi, Ternate, dan Lombok.
Sistem kekeluargaan parental atau bilateral ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu bahwa yang
merupakan ahli waris adalah anak laki-laki maupun anak perempuan. Mereka mempunyai hak
yang sama atas harta peninggalan orang tuanya sehingga dalam proses pengalihan/pengoperan
sejumlah harta kekayaan dari pewaris kepada ahli waris, anak laki-laki dan anak perempuan
mempunyai hak untuk diperlakukan sama.
Harta warisan menurut hukum adat waris parental
a)Harta asal
Harta asal adalah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh sebelum maupun selama
perkawinan dengan cara pewarisan,hibah, hadiah, turun-temurun. Harta asal dapat berubah wujud
(misalnya dari sebidang tanah menjadi rumah). Perubahan wujud ini tidak menghilangkan
hartaasal.Apabilasebidangtanahsebagaihartaasaldijualdankemudian dibelikan rumah. Rumah yang
dibeli dari uang hasil penjualan harta asal akan tetap sebagai harta asal,yaitu rumah.
b)Harta bersama
Harta bersama yaitu harta perolehan selama ikatan perkawinan yang didapat atas usaha masing-
masing secara sendiri-sendiri atau didapat secara usaha bersama merupakan harta bersama bagi
suami istri tersebut, baik mereka bekerja bersama-sama ataupun suami saja yang bekerja
sedangkan istri hanya mengurus rumah tangga dan anak-anak dirumah, sekali mereka terikat
dalam suatu perjanjian perkawinan sebagai suami istri maka semuanya menjadi bersatu baik harta
maupun anak-anaknya.

System Kekerabatan Patrilineal adalah Suatu adat masyarakat yang system kekerabatannya berasal
dari pihak ayah.System kekerabatan ini dianut oleh bangsa Eropa,Arab,dan suku Batak yang hidup
di daerah Sumatra Utara.

System Kekerabatan Matrilineal adalah Suatu adat masyarakat yang system kekerabatannya
berasal dari pihak ibu.System kekerabatan ini dianut oleh Suku Indian di Apache Barat,Suku
Navajo,Tiongkok,Suku Pueblo,Suku Crow,Suku Meghalaya,India Timur Laut,Suku Nakhi di
Provinsi Sichuan, Yunnan,beberapa suku kecil di kepulauan Asia Pasifik dan suku Minangkabau
di Sumatra Barat.

System Kekerabatan Parental/Bilateral adalah System Kekeluargaan dengan menarik garis


keturunan dari kedua belah pihak orang tua.Yaitu baik dari garis Ayah maupun garis Ibu.System
kekerabatan ini dianut oleh banyak daerah di negara Indonesia seperti Jawa,Madura,Sumatra
Timur,Riau,Aceh,Sumatra Selatan,,Seluruh Kalimantan,Seluruh Sulawesi,Ternate dan Lombok.

System yang hanya menghitung atau menggunakan satu garis keluarga dari satu pihak saja,Yaitu
dari ayah saja maupun dari ibu saja disebut Bentuk Keluarga Unilateral.

Anda mungkin juga menyukai