Anda di halaman 1dari 25

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO

NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA

3. 1. Sinopsis Cerita

Tokoh-tokoh dalam manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge adalah

Nakahara Sunako, Takano Kyouhei, Mori Ranmaru, Oda Takenaga, dan Toyama

Yukinojo. Kyouhei, Ranmaru, Takenaga dan Yuki (Yukinojo) adalah siswa SMA

yang tinggal bersama di sebuah rumah sewa yang mewah milik Bibi Sunako

yang seorang konglomerat. Mereka dititipkan oleh orang tua mereka agar bisa

dididik menjadi lebih dewasa karena mereka mempunyai sifat dan latar belakang

yang tidak biasa. Sedangkan Sunako, dititipkan pada bibinya, karena orang

tuanya bekerja di Afrika. Karena pekerjaan Bibi Sunako yang menyebabkannya

harus selalu berkeliling dunia, Sunako diminta untuk menggantikan bibinya

mengurus rumah sewa yang ditinggali Kyouhei, Ranmaru, Takenaga dan Yuki.

Kyouhei, Ranmaru, Takenaga dan Yuki, pada awalnya sangat

bersemangat menantikan kedatangan Sunako karena Bibi Sunako berjanji akan

memberikan sewa gratis selama 3 tahun kepada mereka, kalau mereka bisa

mengubah Sunako menjadi seorang wanita yang ideal (biasa disebut yamato

nadeshiko). Namun, ketika Sunako datang mereka terkejut karena Sunako

adalah seorang gadis yang suram, egois, keras kepala, dan menyeramkan. Wajah

Sunako selalu ditutupi oleh rambutnya yang panjang dan tidak pernah disisir,dia

juga selalu memakai baju training. Kamar Sunako yang gelap dan ditutupi tirai

hitam dipenuhi oleh perabotan yang bertema halloween, seperti tengkorak,

organ-organ dalam yang diawetkan, dan bermacam-macam pedang, pisau

Universitas Sumatera Utara


maupun senjata antik. Bahkan, Sunako mempunyai beberapa boneka peraga yang

dia sebut sebagai teman, yaitu : Hiroshi, boneka anatomi yang menampilkan

organ-organ dalam tubuh manusia; Akira, boneka anatomi yang menampilkan

sistem syaraf manusia; dan Josephine, boneka kerangka manusia.

Ranmaru, Takenaga dan Yuki berusaha bersikap ramah pada Sunako

demi sewa gratis, walaupun gadis yang menyeramkan ini selalu bersikap kasar

dan acuh pada mereka. Tetapi, Kyouhei yang mempunyai sifat kasar dan tidak

sabaran dengan terus terang mengatakan bahwa mereka sebenarnya sama sekali

tidak ingin bicara dengan gadis menyeramkan seperti Sunako. Sunako yang sakit

hati mendengar kata-kata itu, diam-diam kabur dari rumah. Satu-satunya yang

menyadari Sunako pergi dari rumah adalah Kyouhei, merasa bersalah dan tidak

ingin kehilangan sewa gratis, Kyouhei keluar mencari Sunako dan mendapati

gadis itu duduk menangis di tengah jalan tanpa ada yang mempedulikannya.

Sunako yang selalu dicela dan tidak pernah diperhatikan untuk pertama kalinya

merasa simpati pada Kyouhei, ketika Kyouhei menyuruhnya pulang.

Ketika Sunako memasak makan malam untuk Kyouhei, Ranmaru,

Takenaga, dan Yuki, sebagai permintaan maaf atas sikapnya selama ini, mereka

melihat sedikit aura wanita dari sosok Sunako yang memasak. Mereka yang

merasakan sedikit harapan untuk mengubah Sunako menjadi seorang wanita

ideal lalu mulai memaksa Sunako untuk melakukan perawatan wajah. Mereka

juga berharap setidaknya Sunako dapat bersikap seperti seorang gadis SMA pada

umumnya, dan sedikit demi sedikit bisa menjadi seorang wanita yang ideal.

Namun, penampilan dan sikap anti sosial Sunako membuat murid-murid di

sekolahnya menjadi penasaran dan menjadikannya sasaran untuk ditindas, seperti

Universitas Sumatera Utara


adanya hadiah seratus ribu yen bagi yang berhasil mendapatkan foto wajah

Sunako, ataupun ditindas oleh para siswi yang iri melihat kedekatan Sunako

dengan keempat teman serumahnya yang populer di sekolahnya.

Hubungan Kyouhei dan Sunako sering kali diartikan sebagai hubungan

romantis, baik menurut teman ataupun keluarga mereka. Walaupun keduanya

selalu bertengkar baik secara verbal maupun fisik, tapi teman-teman mereka

menganggap itu adalah bukti kedekatan mereka. Sunako dan Kyouhei sendiri

tidak pernah mau mengakui dan menyadari hal tersebut, terutama Sunako yang

malah sering kali berusaha membunuh Kyouhei walaupun rencananya selalu

gagal. Meskipun begitu, mereka selalu memberikan perhatian lebih pada satu

sama lain dibandingkan dengan teman serumah mereka yang lain. Kyouhei dan

Sunako selalu menyimpulkan perhatian lebih yang mereka berikan kepada yang

lain hanya karena perasaan bersalah atas kata-kata kasar yang tanpa sengaja

mereka katakan ataupun karena situasi mereka yang bisa dikatakan serupa. Jika

Sunako mengalami masalah sosial karena penampilannya yang buruk, maka

Kyouhei mengalami masalah sosial karena penampilannya yang terlalu sempurna,

Kyouhei juga dikatakan sering mengalami pelecehan seksual dan sering diculik

sejak kecil. Karena pengalaman hidup yang serupa ini yang membuat mereka

tanpa sadar ingin mendukung satu sama lain.

Sunako mengatakan bahwa hal yang menyebabkan dirinya menjadi gadis

anti sosial dan lebih suka dikelilingi oleh benda-benda menyeramkan adalah

karena dia pernah patah hati saat pria yang disukainya mengatakan, aku benci

perempuan jelek ketika Sunako menyatakan perasaannya pada pria itu. Sejak

kejadian itu, Sunako menjadi sensitif terhadap kata jelek dan lambat laun mulai

Universitas Sumatera Utara


menjauhkan diri dari teman-temannya, dan sering menyendiri di laboratorium

IPA. Sunako mengatakan bahwa ketika dia sendirian dan tidak perlu

mempedulikan penampilannya membuat segalanya terasa lebih mudah dan

menyenangkan sehingga hal itu membuatnya lebih memilih kehidupan seperti itu.

3.2. Analisis Psikologis Tokoh Nakahara Sunako

1. Struktur Kepribadian (Id, ego, superego)

Cuplikan:

Sunako: Aah. Hanya kamar inilah tempat teramanku (duduk di

dalam kegelapan sambil menonton TV dikelilingi buku buku)

Kyouhei: Oi (Masuk ke dalam kamar Sunako)

Sunako: Di tempat teramanku, ada cahaya yang menyelinap masuk!!

Aah, ma, makan malam, ya. Aku akan keluar, jadi jangan

masuk

Angin berhembus dan meniup rambut depan Sunako membuat Sunako

bisa melihat Kyouhei dengan jelas yang sedang bertelanjang dada. Di mata

Sunako, Kyouhei terlihat sangat menyilaukan.

Sunako: kya (menutup matanya) KYAAAAAAAAAAAA

Ranmaru, Yuki dan Takenaga yang sedang minum menyemburkan air

karena kaget, dan bergegas ke kamar Sunako.

Ranmaru: A, ada apa?

Universitas Sumatera Utara


Takenaga: (Akhirnya) kau pukul, ya, Kyouhei?!

Sunako: Ke, Keluaaar!! (meringkuk di dekat tempat tidur dan gemetar)

JANGAN MENDEKAAAAT!!

Ranmaru: Kyouhei, apa kau melakukan sesuatu yang amoral

Yuki: Nggak mungkin kan, ya?

Kyouhei: (terdiam sesaat)

Melihat wajah orang lalu menjerit keluar? (menahan

amarah) Kau pikir, kau siapa?

Demi sewa gratis, kami harus pura pura baik denganmu, tahu!!

Yuki: Aaah, bodoh!! Jadi ketahuan!!

Kyouhei: Kalau bukan karena itu, siapa yang mau bicara denganmu?!

Siapa yang mau masuk ke kamar yang menakutkan

beginiiiii!?

Takenaga: Kamar

Ranmaru: Yang menakutkan?

Takenaga, Yuki dan Ranmaru baru menyadari kalau buku buku yang

ada di kamar Sunako berisikan tentang foto mayat, penangkapan penyihir,

penyiksaan, dan pembunuhan masal. Di sisi lain kamar ada beberapa boneka

yang diberi nama oleh Sunako, boneka anatomi organ dalam manusia bernama

Hiroshi, Kerangka tengkorak yang diberi rambut palsu bernama Josephine, dan

boneka anatomi syaraf manusia bernama Akira. Layar TV juga menayangkan

film horor dengan volume keras.

Universitas Sumatera Utara


Kyouhei: Dasar, kamarnya sama menakutkan dengan orangnya

(Volume 1, hal 16-19)

Analisis:

Pada cuplikan di atas, perkataan Sunako yang mengatakan, Aah. Hanya

kamar inilah tempat teramanku dan perkataan Kyouhei yang mengatakan,

Kalau bukan karena itu, siapa yang mau bicara denganmu?! Siapa yang

mau masuk ke kamar yang menakutkan beginiiiii!? menunjukkan

bagaimana kamar Sunako yang menakutkan bagi orang lain merupakan tempat

yang menenangkan bagi Sunako, menjelaskan bahwa id Sunako mendominasi

dan mendorong ego Sunako untuk mengabaikan superego, yaitu nilai moral

tentang bagaimana hal hal yang kejam seperti penyiksaan seseorang malah bisa

menyenangkan dirinya.

Ego Sunako juga mendukung id Sunako sehingga berteriak dan mengusir

Kyouhei yang mengganggu kesendiriannya dalam kegelapan bersama dengan

semua hal yang menakutkan di dalamnya.

Cuplikan:

Sunako tiba-tiba muncul dari belakang keempat pemuda itu, Kyouhei,

Yuki, Takenaga, dan Ranmaru yang sedang berusaha membuat makan malam,

tapi malah membuat kekacauan di dapur. Keempat pemuda yang kaget dan

belum terbiasa dengan penampilan Sunako kaget dan ketakutan.

Kyouhei: UUntuk apa kau datang? (gemetar)

Universitas Sumatera Utara


Sunako: Duduk (mengacungkan pisau)

Ranmaru: Senjata pembunuhan?

Yuki: (menangis)

Takenaga: (menutup mulut sambil berlinang air mata)

Kyouhei: Si Siapa dulu yang akan dibunuh, ya?

Takenaga: Tenang saja, yang pertama, Kyouhei!

Kyouhei: eeh

Sunako memotong kepala ikan dengan pisau hingga kepala ikan itu

terbang membuat Kyouhei, Yuki, Takenaga dan Ranmaru terkejut.

Kemudian, Sunako membelah ikan itu dan meremas isi perut ikan itu

keluar sambil menyeringai hingga menimbulkan suara dan membuat darah

ikan itu muncrat ke mana-mana, dan membuat keempat pria itu yang

bersembunyi di balik dinding ketakutan. Tapi, tak lama kemudian terdengar suara

masakan.

Kyouhei: AApa? Dia Lagi masak?

Ranmaru: Sepertinya, sih, begitu

Bau harum masakan membuat perut Kyouhei, Ranmaru, Takenaga, dan

Yuki berbunyi bersamaan. Mereka yang bersembunyi di balik dinding

mengawasi sosok Sunako yang memakai celemek bibinya. Dan terpesona dengan

sosok Sunako, dengan rambutnya yang terikat tampak lehernya yang jenjang dan

figurnya yang anggun dari belakang saat memasak.

Universitas Sumatera Utara


Saat Sunako menghidangkan masakan buatannya Kyouhei, Ranmaru,

Takenaga, dan Yuki terpana dengan penampilan makanann tersebut. Awalnya

mereka ragu untuk memakannya, tapi setelah mencicipinya sekali mereka

langsung melahap habis masakan Sunako.

Yuki: Benar benar enak!! (makan sambil menangis terharu)

Takenaga: Enaak! Enaak! (makan sambil menangis terharu)

Kyouhei: Jauh lebih enak dari masakan bibi!! (makan sambil menangis

terharu)

Sunako: (meletakkan tumpukan perekat luka di meja makan)

Kyouhei, Takenaga, Ranmaru, dan Yuki terkejut dan berhenti makan.

Sunako: Anu Yang tadi Maafkan aku (berjalan mundur)

(volume 1, hal 31 -35)

Analisis:

Dari cuplikan Sunako memotong kepala ikan dengan pisau hingga

kepala ikan itu terbang membuat Kyouhei, Yuki, Takenaga dan Ranmaru

terkejut. Kemudian, Sunako membelah ikan itu dan meremas isi perut ikan

itu keluar sambil menyeringai hingga menimbulkan suara dan membuat

darah ikan itu muncrat ke mana-mana, bisa dilihat bahwa Sunako menyukai

darah karena dia menikmati pemandangan berdarah saat memotong ikan, bahkan

menyeringai ketika darah itu mengenai wajahnya. Di sini, kita bisa melihat id

Universitas Sumatera Utara


Sunako muncul ketika dia menyeringai saat melihat darah. Tapi, superego

Sunako tetap tidak bisa membiarkan darah yang ada di jari teman-teman

serumahnya, dengan memberikan perekat luka untuk mereka. Pada kejadian ini,

ego sebagai badan eksekutif berhasil meredam id dan menyeimbangkannya

dengan superego.

Dikatakan ego berhasil menyeimbangkan Id dengan superego, adalah

karena Ego yang bekerja dengan prinsip realita mampu mewujudkan id yang

bekerja dengan prinsip kenikmatan, terlihat dari sikap Sunako yang merasa

senang memotong-motong ikan dan menyeringai puas melihat darah ikan, namun

tidak menyalahi superego yang bekerja dengan prinsip moral karena yang

dijadikan objek id dalam cuplikan di atas adalah ikan yaitu bahan makanan.

Cuplikan:

Pria bertopeng: (membekap mulut Sunako dari belakang sambil terkekeh, sedang

tangannya yang lain mengacungkan pisau ke arah wajah Sunako)

Kalau melawan, bisa terluka

Sunako awalnya terkejut, tapi kemudian menatap pisau yang diacungkan

ke arahnya sambil menyeringai dan dilanjutkan dengan tawa yang menyeramkan

dan membuat pria bertopeng itu terkejut. Saat pria bertopeng itu lengah, Sunako

meraih tangan pria yang memegang pisau itu dan mengarahkannya ke tangan pria

itu yang sedang menutup mulutnya. Sunako membuat luka yang dalam dan besar

di tangan kiri pria bertopeng itu mengakibatkan darah pria itu muncrat ke segala

arah termasuk ke wajah Sunako.

Universitas Sumatera Utara


Pria bertopeng: GYAAAAAAAAAA (Melepas Sunako karena kesakitan)

Sunako: (tertawa) Itu akibatnya kalau mengganggu natalku

hihihihi darah (mencolek darah yang ada di pipinya)

Pria bertopeng: Si, sial!! (memegang tangannya yang terluka)

(volume 2, halaman 60-61)

Analisis:

Pada cerita di atas, Sunako Nakahara akhirnya bisa menikmati natalnya

sendirian tanpa diganggu oleh teman-teman serumahnya, Kyouhei pergi untuk

bekerja dan yang lainnya pergi bersama kekasih mereka masing-masing. Saat itu,

di sekitar rumah mereka ada banyak kejadian pemerkosa tapi, Sunako yang keras

kepala tetap ingin menghabiskan natalnya sendirian. Di cuplikan di atas, terlihat

Sunako yang senang ketika melihat pisau yang diarahkannya. Karena, Sunako

adalah salah satu kolektor senjata tajam.

Pada cuplikan tersebut, Id Sunako yang berjalan sesuai dengan prinsip

kenikmatan mendapatkan hambatan karena datangnya si pemerkosa. Sehingga

ego mengabaikan superego, dan berusaha memenuhi kebutuhan id yang lain

(melihat darah). Pada cuplikan di atas, Ego yang bekerja dengan prinsip realita,

memenuhi kebutuhan id dengan cara menusuk si pemerkosa sehingga tokoh

Sunako bisa menikmati darah yang keluar dari tangan si pemerkosa.

Universitas Sumatera Utara


tertentu haruslah mencerminkan, atau tidak bertentangan dengan sifat dan

keadaan geografis tempat yang bersangkutan.

Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk mengesani

pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi

yaitu di tempat dan waktu seperti yang diceritakan itu. Adapun latar tempat

terjadinya peristiwa dalam manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge adalah

sebagai berikut:

1. Rumah

2. Sekolah

2. Latar Waktu

Menurut Nurgiyantoro (1995: 230), latar waktu berhubungan dengan

masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra

fiksi. Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual.

Latar waktu juga harus dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada

kenyataannya memang saling berkaitan. Latar waktu dalam manga Yamato

Nadeshiko Shichi Henge ini dilihat dari tokoh utama Nakahara Sunako saat

berusia 15 tahun.

2.4 Psikoanalisa Sigmund Freud dalam Kajian Sastra

Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil

saja daripada seluruh kehidupan psikis. Freud memisalkan jiwa manusia sebagai

gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut menggambarkan

kesadaran, sedangkan yang ada di bawah permukaan air laut yang merupakan

Universitas Sumatera Utara


bagian yang menggambarkan ketidaksadaran. Di dalam ketidaksadaran itulah

terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi. Karena itu untuk

benar-benar memahami kepribadian manusia psikologi kesadaran yang oleh

Freud disebut psikologi permukaan tidak mencukupi.

Freud dalam mendeskripsikan kepribadian menjadi 3 pokok bahasan,

yaitu sistem kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian.

Dalam hal ini penulis hanya akan membahas tentang sistem kepribadian dan

dinamika kepribadian. Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau

aspek, yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Kendatipun ketiga aspek itu masing-masing

mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri,

namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga sukar untuk memisah-

misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.

2.4.1 Struktur Kepribadian

Freud merumuskan bahwa kepribadian terdiri dari tiga sistem yang

penting. Jika seseorang dapat bekerja sama dengan harmonis dan teratur, maka

individu tersebut akan mempunyai jiwa yang sehat dan dapat memberikan

kontribusi yang memuaskan terhadap lingkungannya. Sebaliknya, jika ketiga

sistem kepribadian tersebut bertentangan satu sama lain, maka individu tersebut

tidak akan puas dengan hidupnya maupun dengan dunia, dan kontribusi terhadap

lingkungannya akan berkurang. Ketiga sistem tersebut adalah Id, Ego, dan

Superego.

Universitas Sumatera Utara


a. Id

Menurut Freud dalam Koeswara (1991:32), id adalah sistem kepribadian

yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id

adalah sebuah reservoir atau wadah dalam jiwa seseorang yang berisikan

dorongan-dorongan primitif yang disebut primitif drives atau inner forces.

Dorongan-dorongan primitif ini merupakan dorongan-dorongan yang

menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau dorongan ini

dipenuhi dengan segera maka tercapai perasaan senang atau puas. Id adalah

sistem kepribadian yang asli, yang dibawa sejak lahir. Id memiliki tenaga

pendorong yang disebut kateksis.

Fungsi dari id adalah untuk mengusahakan segera tersalurkannya

kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh

rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Id beroperasi

berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu: berusaha

memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi id, kenikmatan adalah

keadaan yang relatif inaktif dan rasa sakit adalah tegangan atau peningkatan

energi yang mendambakan kepuasan. Bagi individu, tegangan itu merupakan

suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketegangan

tersebut dan menggantinya dengan kenikmatan, id memiliki perlengkapan berupa

dua macam proses. Proses pertama adalah tindakan-tindakan refleks, yaitu suatu

bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera,

dan adanya pada individu merupakan bawaan dari lahir. Tindakan refleks ini

digunakan individu untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya

Universitas Sumatera Utara


segera dapat dilakukan, contohnya, refleks mengisap, batuk, bersin, dan

mengedipkan mata.

Proses kedua adalah proses primer, yakni suatu proses yang melibatkan

sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Proses primer dilakukan dengan

membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau

menghilangkan tegangan, dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti

bayi yang lapar membayangkan makanan atau putting ibunya. Proses membentuk

gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan disebut pemenuhan hasrat

(wish fulfillment), misalnya mimpi, lamunan, dan halusinasi psikotik.

Freud mengakui bahwa id adalah bagian kepribadian yang tersembunyi

dan tak dapat dimasuki, dan sebagian kecil yang diketahui mengenai hal itu

didapat sebagai hasil penyelidikan tentang impian dan gejala-gejala penyakit

syaraf. Karena, bagaimanapun, menurut prinsip realitas yang objektif, proses

primer dengan objek yang dihadirkannya itu tidak akan sungguh-sungguh

mampu mengurangi tegangan. Id hanya mampu membayangkan sesuatu, tanpa

mampu membedakan khayalan dengan kenyataan. Id tidak mampu menilai atau

membedakan benar atau salah, tidak tahu moral. Dengan demikian, individu

membutuhkan sistem lain yang bisa mengarahkannya kepada pengurangan

tegangan secara nyata, yang bisa memberi kepuasan tanpa menimbulkan

ketegangan baru khususnya masalah moral. Sistem yang dibutuhkan itu tidak lain

adalah ego.

b. Ego

Menurut Freud dalam Koeswara (1991:33), ego adalah sistem

kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek dari

Universitas Sumatera Utara


kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (reality

principle). Ego berkembang dari id agar individu mampu menangani realita;

sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Ego berusaha memperoleh

kepuasan yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau

menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat

memuaskan kebutuhan. Menurut Freud, ego indidvidu sebagai hasil kontrak

dengan dunia luar. Ego juga memiliki tenaga penekan yang disebut antikateksis.

Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego sehubungan dengan

upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi ketegangan individu adalah

proses sekunder. Dengan proses sekundernya ini, ego memformulasikan rencana

bagi pemuasan kebutuhan dan menguji apakah rencana tersebut bisa

dilaksanakan atau tidak. Dengan demikian, ego bagi individu tidak hanya

bertindak sebgai penunjuk kepada kenyataan, tetapi juga berperan sebagai

penguji kenyataan (reality tester). Dalam memainkan peranannya ini ego

melibatkan fungsi psikologis yang tinggi, yakni fungsi kognitif dan intelektual.

Dalam struktur kepribadian, ego mempunyai peranan sebagai eksekutif

(pelaksana) dari kepribadian. Dalam peranannya sebagai eksekutif tersebut, ego

mempunyai dua tugas utama, yaitu pertama, memilih stimuli mana yang hendak

direspon atau insting mana yang hendak dipuaskna sesuai dengan prioritas

kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan

sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya minimal. Dengan kata lain,

ego seagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan id sekaligus

juga memenuhi kebutuhan moral dari superego. Sekilas akan tampak bahwa

antara id dan ego hampir selalu terjadi konfilk atau pertentangan.

Universitas Sumatera Utara


Akan tetapi, menurut Freud ego dalam menjalankan fungsinya tidak

ditujukan untuk menghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan atau naluri-naluri

yang berasal dari id, melainkan justru bertindak sebagai perantara dari tuntutan-

tuntutan naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan di pihak

lain. Yang dihambat oleh ego adalah pengungkapan naluri-naluri yang tidak

layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Jadi, fungsi yang paling dasar dari

ego adalah sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu.

c. Superego

Menurut Freud dalam Koeswara (1991: 34), superego adalah sistem

kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan yang sifatnya evaluatif

(menyangkut baik buruk). Superego adalah kekuatan moral dan etik dari

kepribadian yang beroperasi memakai prinsip idealistik (Idealistic principle)

sebagai lawan dari prinsip kepuasan id dan prinsip realistik ego. Superego

berkembang dari ego dan seperti ego dia tidak mempunyai energi sendiri. Sama

dengan ego, superego beroperasi di tiga daerah kekuasaan.

Superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan

oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh atau berarti bagi

individu tersebut seperti orang tua dan guru. Adapun fungsi utama dari superego

adalah:

a) sebagai pengendali dari dorongan dorongan atau impuls-impuls

naluri id agar impuls impuls tersebut disalurkan dalam cara atau

bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat,

Universitas Sumatera Utara


b) mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral

ketimbang dengan kenyataan,

c) mendorong individu mencapai kesempurnaan. Aktivitas superego

dalam diri individu, terutama apabial aktivitas ini bertentangan

atau terjadi konflik dengan ego, akan muncul dalam bentuk emosi-

emosi tertentu seperti perasaan bersalah dan penyesalan.

Sikap-sikap tertentu dari individu seperti observasi diri, koreksi atau

kritik diri, juga bersumber pada superego. Id, ego dan superego membutuhkan

energi psikis di anatar ketiga sistem kepribadian tersebut hampir selalu terjadi

persaingan dalam penggunaan energi. Apabila ternyata satu sistem memperoleh

energi lebih banyak, dan oleh karenanya menjadi kuat, maka sistem-sistem yang

lain akan kekurangan energi dan menjadi lemah, sampai energi baru ditambahkan

kepada sistem secara keseluruhan.

2.4.2 Dinamika Kepribadian

Konsep kedua yang dibahas dalam psikoanalisa Sigmund Freud adalah

dinamika kepribadian. Dalam dinamika kepribadianFreud membahas insting

(naluri) sebagai komponen penting bagi manusia untuk beraktivitas, kecemasan

dan mekanisme pertahanan ego.

a. Naluri (Insting)

Menurut Freud dalam Alwisol (2009:18), naluri (insting) adalah

perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan, hasrat atau

Universitas Sumatera Utara


motivasi atau dorongan dari insting. Secara kuantitatif adalah energi psikis dan

kumpulan energi dari seluruh insting yang dimiliki seseorang. Energi insting

dapat dijelaskan dari sumber (source), tujuan (aim), objek (object) dan daya

dorong (impuls) yang dimilikinya. Freud menjelaskan bahwa yang menjadi

sumber insting (source) adalah kondisi jasmaniah atau kebutuhan.

Freud membagi isnting menjadi dua jenis, yaitu insting hidup dan

insting mati. Berikut adalah penjelasan tentang kedua insting tersebut.

1. Insting hidup (life instinct)

Menurut Freud dalam Alwisol (2009:19), insting hidup disebut

juga eros adalah insting yang ditujukan pada pemeliharaan ego dan

pemeliharan kelangsungan jenis. Dengan kata lain, insing hidup adalah

insting yang ditujukan kepada pemeliharaan kehidupan manusia sebagai

individu maupun sebagai spesies. Insting hidup adalah dorongan yang

menjamin survival dan reproduksi seperti lapar, haus dan seks. Energi

yang dipakai oleh insting hidup ini disebut libido.

2. Insting mati (dead instinct)

Menurut Freud dalam Alwisol (2009:20), insting mati atau insting

deskrutif (destructive instinct) atau disebut juga thanatos adalah insting

yang ditujukan kepada perusakan atau penghancuran atas apa yang telah

ada. Freud mengajukan gagasan mengenai insting mati berdasarkan

fakta yang ditemukannya bahwa tujuan semua makhluk hidup adalah

kembai kepada anorganis. Freud menjelaskan bahwa naluri kematian itu

pada individu biasanya ditujukan dua arah, yakni kepada dirinya sendiri

dan kepada orang lain atau kepada orang lain.

Universitas Sumatera Utara


Naluri kematian yang diarahkan pada diri sendiri tampil dalam

tindakan bunuh diri, sedangkan naluri kematian yang diarahkan ke luar

atau kepada orang lain dilakukan dengan cara membunuh, menganiaya,

atau menghancurkan orang lain. Insting mati mendorong orang untuk

merusak diri sendiri dan dorongan agresif merupakan bentuk

penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendiri. Untuk

memelihara diri, insting hidup umunya melawan insting mati dengan

mengarahkan energinya keluar, ditujukan ke orang lain.

b. Kecemasan

Dalam konsep dinamika kepribadian, di sini Freud juga akan membahas

kecemasan. Menurut Freud dalam Alwisol (2009:22), kecemasan adalah variabel

penting dari hampir semua teori kepribadian. Kecemasan adalah suatu

pengalaman perasaan yang menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-

ketegangan dalam alat alat intern dari tubuh. Ketegangan-ketegangan ini adalah

akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh

susunan saraf otonom.

Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan

yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian

yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu

tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi

adaptif yang sesuai. Freud membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan,

yakni:

1. Kecemasan riil

Universitas Sumatera Utara


2. Kecemasan neurotik

3. Kecemasan moral

Kecemasan realistik adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap

bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar. Sedangkan yang dimaksud

dengan kecemasan neurotik adalah kecemasan atas tidak terkontrolnya naluri-

naluri primitif oleh ego yang kemungkinan mendatangkan hukuman. Adapun

kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan superego atas

ego individu telah atau sedang melakukan tindakan yang melanggar moral.

c. Mekanisme Pertahanan Ego

Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan

realitas, id dan superego. Namun, ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus

berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara

memblokir seluruh dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut

menjadi wujud yang lebih dapat diterima dan tidak terlalu mengancam. Cara ini

disebut mekanisme pertahanan ego. Beberapa di antara mekanisme ini ditemukan

oleh Freud, putrinya Anna Freud, dan murid-muridnya.

Bentuk-bentuk pertahanan tersebut adalah:

1. Penolakan

Penolakan dilakukan dengan cara memblokir peristiwa-peristiwa

yang datang dari luar kesadaran. Jika dalam situasi tertentu peristiwa ini

terlalu banyak untuk ditanggulangi, seseorang hanya perlu menolak untuk

mengalaminya. Cara ini adalah cara yang paling primitif dan berbahaya,

karena tidak ada orang yang selamanya mampu lari dari kenyataan.

Universitas Sumatera Utara


Penolakan dapat bekerja sendiri atau, biasanya dikombinasikan dengan

bentuk mekanisme pertahanan lain yang lebih kukuh.

Anna Freud (dalam Zaviera, 2007:99) memberi contoh sebagai

berikut. Penolakan ini terjadi ketika anak-anak membayangkan ayahnya

yang jahat berubah menjadi seorang boneka lucu dan baik, atau

mengubah seorang bocah yang tidak berdaya menjadi ksatria gagah.

2. Represi

Anna Freud (dalam Zaviera, 2007:99) menyebut hal ini dengan

melupakan yang bermotivasi. Karena itu, represi adalah:

ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang, atau peristiwa

yang menakutkan. Represi juga merupakan mekanisme pertahanan ego

yang berbahaya sekaligus menjadi bentuk paling umumnya.

Analisis Freudian menjelaskan fobia ini dengan sangat sederhana.

Seseorang merepresi peristiwa traumatik tapi pengalaman melihat suatu

obejek yang menakutkan bisa menimbulkan perasaan takut dan cemas

kepanjangan tanpa mampu mengingat peristiwanya dengan jelas.

Mekanisme pertahanan ego ini berfungsi secara tidak sadar. Sebagai

contoh, seseorang sangat takut dengan anjing, tapi tidak ada mekanisme

pertahanan ego yang terlibat dalam perasaannya ini. Kemungkinan, dia

pernah digigit anjing dan tentu tidak ingin pengalaman ini terulang lagi.

Biasanya yang kita sebut fobia adalah rasa takut yang rasional dan berasal

dari represi terhadap trauma.

3. Asketisme atau menolak segala kebutuhan

Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang dikenal

orang, tapi sangat relevan di zaman sekarang dengan bergitu banyaknya

Universitas Sumatera Utara


gangguan mental yang disebut anoreksia. Contoh mekanisme pertahanan

ego ini adalah diet yang dilakukan anak-anak remaja putri. Diet yang

mereka lakukan sebenarnya adalah bentuk permukaan dari penolakan

mereka terhadap pertumbuhan seksual yang mereka alami. Padahal

mereka mematok berat badan ideal 10kg lebi rendah dari apa yang ideal

menurut kesehatan.

4. Isolasi (disebut juga intelektualisasi)

Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan emosi dari

kenangan yang menakutkan. Contohnya, remaja yang senang film horor

akan sering tampil ke hadapan orang banyak yang tujuan sebenarnya

adalah menghilangkan rasa takut mereka sendiri.

5. Penggantian

Mekanisme ini berjalan dengan cara mengalihkan arah dorongan

ke target pengganti. Jika anda merasa nyaman dengan dorongan, hasrat

dan nafsu yang Anda rasakan, tapi objek yang akan dijadikan sasaran

semua perasaan itu malah membuat anda terancam, maka Anda dapat

mengganti dia dengan orang lain atau benda lain sebagai pelampiasan.

6. Melawan Diri Sendiri

Ini merupakan bentuk penggantian paling khusus di mana

seseorang menjadikan dirinya sendiri sebagai target pengganti, biasanya

untuk melampiaskan rasa benci, marah dan keberingasan, ketimbang

pelampiasan terhadap dorongan-dorongan positif.

7. Proyeksi

Anna Freud (dalam Zaviera, 2007:103) menyebut proyeksi

sebagai penggantian ke arah luar. Mekanisme ini merupakan kebalikan

Universitas Sumatera Utara


dari melawan diri sendiri. Mekanisme ini meliputi kecenderungan untuk

melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Dengan kata

lain, hasrat masih ada tetapi tidak lagi menjadi hasrat yang anda punyai.

8. Tawanan Altruistik

Tawanan Alturuistik adalah bentuk proyeksi yang awalnya terlihat

berlawanan. Di sini, orang berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal

mungkin, tapi dengan memanfaatkan orang lain.

9. Pembentukan Reaksi

Pembentukan reaksi yang oleh Anna Freud dengan "percaya pada

hal yang sebaliknya". Mekanisme ini adalah mengubah dorongan-

dorongan yang tidak dapat diterima menjadi kebalikannya (dapat

diterima). Contohnya, ketika seorang anak dimarahi ibunya dia berubah

dramatis menjadi sangat baik dan patuh pada ibunya, anak itu mungkin

malah lari dan memeluk ibunya.

10. Penghapusan

Mekanisme ini mencakup gestur atau ritual "magis" yang

bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang tidak mengenakkan.

11. Introjeksi atau Identifikasi

Mekanisme ini bekerja dengan cara membawa kepribadian orang

lain masuk ke dalam diri anda, karena dengan begitu anda dapat

menyelesaikan masalah perasaan yang mengganggu anda. Misalnya,

seorang anak yang sering ditinggal bekerja oleh orang tuanya akan selalu

mencoba menjadi seorang "ibu" untuk menghilangkan rasa takut dan

kesepiannya, bisa saja dia berbicara pada bonekanya seolah-olah boneka

itu adalah bayinya dan dia adalah ibu boneka itu.

Universitas Sumatera Utara


12. Identifikasi dengan Penyerang

Ini adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian,

bukan dari segi umum atau positif, tapi dari sisi negatif. Jika anda merasa

takut dengan seseorang, anda akan menaklukan rasa takut itu dengan

pura-pura menjadi orang yang anda takuti.

13. Regresi

Regresi adalah kembali ke masa-masa di maaa seseorang

mengalami tekanan psikologis. Ketika kita mengalami kesulitasn atau

ketakutan, perilaku kita sering menjadi kekanak-kanakan atau primitif.

14. Rasioanlisasi

Rasionalisasi adalah pendistorsian kognitif terhadap "kenyataan"

dengan tujuan kenyataan tersebut tidak lagi memberi kesan menakutkan.

Kita kerap melakukan hal ini secara sadar ketika kita mencoba

memaafkan diri sendiri dari kesalahan dengan cara menyalahkan orang

lain. Bagi orang yang memiliki ego sensitif, menyalahkan orang lain

begitu mudah dilakukan. Dengan kata lain, banyak di antara kita yang

dengan mudah membohongi diri sendiri.

15. Sublimasi

Sublimasi adalah mengubah berbagai rangsangan yang diterima,

apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuj lainnya,

ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial. Misalnya, orang

yang selalu cemas dalam dunia yang meragukan ini akan menjadi

organisator, pengusaha atau ilmuwan. Ataupun, orang yang memiliki

hasrat seksual tinggi akan menjadi seniman, fotografer, atau novelis.

Universitas Sumatera Utara


Walaupun pengikut Freud menganggap bahwa mekanisme

pertahanan ego dapat digunakan secara positif, namun Freud mengatakan

bahwa hanya ada satu pertahanan yang positif, yaitu sublimasi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai