Disusun oleh :
DIANA YULIANTI
(1410160010)
T-IPA-BIOLOGI A/Semester VI
dan
lain
tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas
baru
di
melakukan
metabolisme
sehingga
diperoleh
produk
yang
diinginkan.
Contohnya :
tempe, tahu, sosis, tape, roti, tauco, oncom, nata de coco, probiotik,
minuman beralkohol, dan acar.
o
Jagung, beras, gandum, sorgum dan ubi jalar, secara alami ada yang berwarna
kuning, oranye, dan merah. Ini adalah produk pangan massal dengan kandungan
beta karotin tinggi, yang merupakan perkusor dari vitamin A. Namun Ingo
Potrykus seorang pakar bioteknologi tumbuhan dari Institute of Plant Sciences,
Zurich, Swiss, punya ide lain. Ia ingin memasukkan gen pembawa beta karotin ke
dalam tanaman padi, hingga beras yang dihasilkan kaya akan vitamin A.
Hasil rekayasa genetika padi Golden Rice dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
Science pada tahun 2000. Tahun 2005, Ingo Potrykus kembali mengumumkan
penyempurnaan temuannya, yang kemudian diberi nama padi Golden Rice 2.
Sejak publikasi tentang Golden Rice di jurnal Science, reaksi para penentangnya
sangat keras.Para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Green Peace, paling
lantang mengritisi padi Golden Rice. Padi Golden Rice, mereka kategorikan
sebagai padi transgenik, yang akan merusak sumber plasma nutfah alami,
sementara manfaat langsungnya bagi kesehatan konsumen belum teruji dengan
baik.
[2]. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa gen CrtI mengkode enzim phytoene
desaturase yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadilycopene.
Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji
padi terdapat bahan dasar (prekusor) untuk biosintesa karotenoid, termasuk betakaroten, yaitu geranyl geranyl diphosphate (GGDP) [3].Namun secara alami biji
padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi penghambatan fungsi dari enzim
phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene.
Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkan
dengan cara mengintroduksi gen phy dari tanaman daffodil (bunga narsis/ bakung)
dengan menggunakan promoter spesifik untuk endosperma [3]. Selain phy dan
CrtI, masih ada satu enzim lagi yang diperlukan untuk mengubah lycopene
menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase (LYC) yang juga berasal dari
tanaman daffodil. Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten pada
golden rice bisa dilihat pada skema berikut:
Transformasi dengan menggunakan Agrobacterium menunjukkan bahwa
modifikasi jalur biosintesa beta karoten berhasil dilakukan. Hal ini terbukti
berdasarkan hasil analisa fotometrik dengan menggunakan HPLC (highperformance liquid chromatography) yang menunjukkan adanya karotenoid,
termasuk beta-karoten, pada golden rice yaitu 1.6 mikrog/g [1]. Keberhasilan ini
dilanjutkan dengan uji coba pada varietas yang berbeda seperti indica (IR 64) dan
japonica (Taipei 309). IR 64 dan Taipei 309 dipilih karena kedua varitas tersebut
paling banyak digemari di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara dan China.
Namun demikian, hasil yang dicapai masih kurang memuaskan karena kandungan
karotenoid pada varitas IR 64 dan Taipei 309 tersebut masih tergolong rendah
yaitu berturut-turut 0.4 mikrog/g dan 1.2 mikrog/g [4].
Golden Rice 2
Penelitian peningkatan kandungan beta-karoten pada golden rice terus
dilakukan selama kurang lebih lima tahun. Fokus riset masih bertumpu pada
tingkat efisiensi ke-3 jenis gen yang telah diintroduksikan yaitu psy, crtI dan lyc.
Sehingga pada akhirnya para ahli tersebut merumuskan hipotesa bahwa gen psylah yang paling berperan dalam jalur biosintesa karotenoid tersebut.
Untuk menguji kebenaran hipotesa, mereka mengisolasi dan menguji
efisiensi gen psy dari berbagai tanaman seperti Arabidopsis, wortel, paprika,
jagung, tomat, bahkan padi sendiri. Pengujian awal dilakukan dengan cara
overeskpresi gen-gen psy pada callus jagung. Callus dipilih karena sifat
integrasinya yang stabil terhadap gen yang ditransformasikan (transgene) [6].
Seleksi efisiensi dilakukan berdasar jumlah karotenoid yang diproduksi
dan warna callus (intensitas warna) yang menunjukkan tingkat efisiensi transgene.
Gen psy dari jagung menunjukkan tingkat efisiensi paling tinggi dibanding
dengan psy dari tanaman lainnya. Berdasar pada hasil tersebut, maka transfromasi
pada padi lakukan dengan menyisipkan gen psy dari jagung bersama dengan gen
crtI. Hasil yang dicapai bisa dibilang memuaskan karena kandungan karotenoid
pada biji "Golden rice 2" mencapai 37 mikrog/g [7], yang berarti 23 kali lipat
dibanding golden rice generasi pertama. Dari total karotenoid tersebut, 31
mikrog/g-nya adalah beta-karoten. Penampakan biji golden rice generasi pertama
dan golden rice 2.
D. Hasil
Kandungan beta-karotena ini menyebabkan warna berasnya tampak
kuning-jingga
emas).Berasnya
sehingga
kultivarnya
mengandung
dinamakan
beta-karotena
golden
(pro
rice
vitamin
(beras
A).
E. Kesimpulan
Golden rice adalah kultivar atau varietas padi transgenik hasil rekayasa
genetika
yang
berasnya
mengandung
beta-karotena
(pro
vitamin
pemanfaatan
bakteri
Erwina
uredovora
dan
Agrobacterium
DAFTAR PUSTAKA
http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/news/umum/455-Golden
%20Rice-%20Dulu,%20Kini,%20dan%20Nanti?
PHPSESSID=f408637ae15659c70ef23734503a4bb8
http://budidayatanamanpertanian.blogspot.com/2012/01/golden-riceberas-emas.html
http://rafi1701.blogdetik.com/2012/11/07/beras-emas-goldenrice/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_transgenik
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/12/24/berastransgenik-vs-beras-organik-286705.html