Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HEMOROID

A. Pengertian
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid
internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul di
spingter anal disebut hemoroid eksternal ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 ).
Hemoroid memiliki faktor resiko cukup banyak antara lain kurang mobilisasi,
lebih banyak tidur, konstipasi, cara buang air besar yang salah, kurang minum air,
kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika/keturunan,
kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intra abdomen (tumor abdomen,
tumor usus), dan sirosis hati. Penatalaksanaan secara medik dan secara bedah
bergantung pada derajatnya. Apabila hemoroid ini tidak segera ditangani maka akan
semakin memperburuk kondisi penderita. Banyak komplikasi yang ditimbulkan yaitu
perdarahan, trombosis, peradangan, syok, bahkan sampai penurunan kesadaran
(Sudoyo, 2010).
B. Epidemiologi
Hemoroid sering dijumpai dan terjadi peda sekitar 35% penduduk
berusia lebih dari 25 tahun. Keadaan ini tidak mengancam jiwa tetapi
dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyama.
C. Etiologi
a. Faktor predisposisi merupakan faktor penyebab yang berasal dari herediter,
anatomi, makanan, psikis dan sanitasi. Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah
faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra
abdominal). Menurut Tambayong (2000) faktor predisposisi dapat diakibatkan
dari kondisi hemoroid. Hemoroid berdarah akibat dari hipertensi portal kantong-
kantong vena yang melebar menonjol ke dalam saluran anus dan rectum. Apabila
terjadi trombosis, ulserasi, dan perdarahan maka akan menimbulkan nyeri. Darah
segar sering tampak sewaktu defekasi atau mengejan. Menurut Smeltzer dan Bare
(2002) hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an. 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan vena yang melebar.
b. Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:
1. Mengejan pada waktu defekasi.
2. Konstipasi menahun tanpa pengobatan.
3. Pola buang air besar yang salah.
4. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor.
5. Kehamilan.
6. Usia tua.
7. Diare kronik.
8. Hubungan seks peranal atau lewat anus.
9. Kurang minum air.
10. Kurang Olahraga.
11. Keturunan
12. Obesitas
c. Klasifikasi dan derajat (Sudoyo Aru, dkk 2009)
Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibedakan mejadi :
1. Derajat 1 : Pembesaranaa hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal
anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.
2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau
masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.
3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke
dalam anus dengan bantuan dorongan jari.
4. Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung
untuk mengalami thrombosis dan infark.
Secara Anoskopi hemoroid dapat dibagi menjadi :
1. Hemoroid eksterna: diluar atau dibawah linea dentate.
2. Hemoroid interna : didalam atau diatas linea dentate.
D. Patofisiologi
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena
hemoroidialis yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus. Yang diawali karena
sering terjadinya peningkatan intra abdomen dan penekanan vena hemoroid,
penekanan tersebut terjadi ketika rectum melebar, lalu terisi oleh suatu yang keras
seperti feses yang keras yang disebabkan oleh kurang nya konsumsi serat. Hal inilah
yang dapat menjadikan sumbatan. Jika sumbatan tersebut berlangsung terus menerus,
dapat menyebabkan terjadi pelebaran pada vena hemoroid yang permanen. Akibat
dari sumbatan tersebut maka akan terjadi trombosis, distensi, dan perdarahan yang
akan terjadi.
Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid eksterna dan interna. Adapun
hemoroid interna dapat dibagi berdasarkan gambaran klinis yaitu derajat 1 apabila
terjadi pembesan hemoroid yang tidak prolaps keluar anus. Hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop, derajat ke dua pembesaran hemoroid yang prolaps dan
menghilang atau masuk sendiri kedalam anus secara spontan, derajat ke tiga
pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi kedalam anus dengan bantuan
dorongan jari dan derajat ke empat prolaps hemoroid yang permanen. Rentang dan
cenderung mengalami trombosis dan infrak ( Marcellus Simardibrata K. 2009).
Manisfestasi dari hemoroid yaitu dapat menyebabkan rasa gatal dan nyeri,
dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi.
Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang sering disebabkan oleh trombosis. Juga dapat menimbulkan iskemia pada area
tersebut dan nekrosis. Dapat juga terjadi konstipasi serta dapat terjadi prolaps setelah
banyak duduk atau berdiri lama.
E. Tanda dan Geja
a. Tanda
1. Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur
dengan feces. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah
segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2. Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan
hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b. Gejala
1. Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2. Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi
spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi
dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3. Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri
hemoroid yang mengalami prolap menetap.
Gejala Klinis

1. Hemoroid Interna
Gejala Klinis : perdarahan tanpa nyeri, perdarahan berwarna merah segar
saat defekasi, terjadi prolaps.
2. Hemoroid Eksterna
Nyeri dan gatal.
F. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik didapatkan odema pada anus, prolaps,
tampak keluar darah melalui anus. Apabila terjadi perdarahan hebat
tampak tanda-tanda anemia seperti pasien tampak pucat, konjungtiva
pucat.
b. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium .
- HB menurun, BT/CT untuk indikasi pembedahan .
b. Pemeriksaan sigmoidoskopi dan pemeriksaan anaskopi

proktoskopi.

c. Rektal touce.

G. Penatalaksanaan
Pasien yang dirawat dengan diagnosa post operasi hemoroidektomi harus
diperlakuakn langsung sebagai pasien, dan berikan pengobatan sebagai berikut :
1. Konservatif
a. Farmakoterapi
Obat-obat farmakoterapi dibagi atas 4 yaitu :
1) Obat memperbaiki defekasi
Suplemen serat (fiber supplement), pelincir atau pelicin tinja (stool
softener)
2) Obat simtomatik
Bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,
pengurangan keluhan sering dicampur pelumas (lubricant) vasokontriktor,
dan antiseptik lemah. Anastesi lokal digunakan untuk menghilangkan
nyeri serta diberikan kortikosteroid.
3) Obat menghentikan perdarahan
Dapat diberikan psylium yang digunakan untuk menghentikan perdarahan
pre dan post op hemoroidektomi.
4) Obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroid
Diberikan diosminthesperidin untuk memperbaiki gejala inflamasi,
kongesti, edema dan prolaps.
b. Non Farmakoterapi
Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola
makan dan minum, perbaikan pola / cara defekasi dengan mengusahakan
buang air besar tiap hari ( bowel manajemen program ) terdiri dari diet atau
pemberian diet tinggi serat jika di indikasikan ( makanan berserat ), cairan (
minimal 30-40 ml/kgBB/hari ), serat tambahan ( suplemen serat ), pelicin
feses serta perubahan perilaku buang air besar seperti mengejan yang
berlebihan, rendam duduk dengan PK dapat dilakukan serta mobilisasi guna
mempercepat penyembuhan.
2. Operatif
a. Sclero terapi dilakukan dengan agen sclerosing diantara sekitar vena yang
akan memproduksi reaksi inflamasi dan menimbulkan fibrosis. Prosedur ini
dapat dilakukan dengan pasien rawat jalan dengan anjuran 1-4 x injeksi pada
pasien selama 5-7 hari , dan kemudian agen tersebut dapat menimbulakan
jaringan parut pada kanal anus.
b. Hemoroidektomi dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa vena
hemoroidalis yang melebar yang terlihat dalam proses ini. Selama
pembedahan, spingter rectal biasaya didilatasi secara digital dan hemorid
diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.
c. Laser Nd : YAG digunakan dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid
eksterna. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri, hemoragi dan
abses jaringan serta jarang menjadi komplikasi pada periode pasca-operatif.
H. Komplikasi
1. Terjadi thrombosis
Karena hemoroid keluar sehingga lama-lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
2. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman-kumannya.
3. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang
dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa
mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering
tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena
adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi
(inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis
dan bisa mengakibatkan kematian.
I. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan pembedahan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kerantanan bakteri sekunder terhadap
luka
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prolaps pada anus ditandai
oleh pasien sulit untuk berjalan maupun duduk.
DAFTAR PUSTAKA

Simadibrata K, Marcellus. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, Ed. 5. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner & Suddart,
Ed. 8. Jakarta : EGC

Sudoyo Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, 2, 3, edisi keempat :
Internal Publishing. Jakarta

Sudoyo, Aru W dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi V : Interna
Publishing. Jakarta.

.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HEMOROID DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

Disusun guna memenuhi tugas stase keperawatan medikal bedah

Disusun Oleh :
ERWIN DISWATI, S.Kep
24.14.0656

PROGRAM STUDI PROESI NERS ANGKATAN XV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai