OLEH :
1. Moh. Baharuddin Fatih
2. Lisa Choirotus Sholiha
3. Anisa Ramadhani
4. Gabriela Kando Rato
5. Ragil Rizky Atviola
6. Lisa Ardiavianti
III. Sasaran
Keluarga pasien yang mendampingi pasien selama perawatan di ruang Palem I.
IV. Materi
a. Pengertian kanker paru
b. Etiologi dan faktor risiko kanker paru
c. Klasifikasi kanker paru
d. Stadium klinis kanker paru
e. Gejala klinis kanker paru
f. Pemeriksaan diagnostik kanker paru
g. Penatalaksanaan jika sudah terkena kanker paru
h. Prognosis kanker paru
V. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
VII. Media
a. Flip chart
b. Leaflet
1.6 Diagnosis
1.6.1 Anamnesis
Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk
diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal
penyakit kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang
bercampur darah, sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri
dada, lemah, berat badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang
mendukung. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka
kanker paru adalah faktor usia, jenis kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar
zat karsinogen yang dapat menyebabkan nodul soliter paru.
1.6.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa
perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening
dan tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.
1.6.3 Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :
a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru.
Kerusakan pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau
pemeriksaan analisis gas.
b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
organ-organ lainnya.
c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada
jaringan tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena
metastasis.
1.6.4. Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama
dipergunakan untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran
radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan
keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan
metastasis ke organ lain.
Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi
komputer. Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker
paru dengan dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas.
Keuntungan tomografi komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga
struktur di sekitar lesi serta invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer
juga mempunyai resolusi yang lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor
yang tersembunyi oleh struktur normal yang berdekatan.
1.6.5 Sitologi
Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai
nilai diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan
dilakukan dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat
menunjukkan gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun
kanker. Selain itu dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.
Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai
untuk mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan
yang paling sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium
preinvasif maupun invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik
terutama untuk kanker paru yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering
digunakan untuk skrining terhadap kanker paru pada golongan risiko tinggi.
1.6.6 Bronkoskopi
Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi
untuk bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan
mikroskopik mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging.
Bronkoskopi akan lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral.
Tumor yang letaknya di perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.
1.6.7 Biopsi Transtorakal
Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk
mendiagnosis tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini
diperlukan peranan radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun
jarum mencapai massa tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih
titik insersi jarum di dinding kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.
1.6.8 Torakoskopi
Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan
histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat
torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat
dan mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak.
Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru
dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian
dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada (Soeroso, 1992).
1.8 Prognosis
Yang terpenting pada prognosis kanker paru adalah menentukan stadium
penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan
pembedahan, kemungkinan hidup 5 tahun adalah 30%. Pada karsinoma in situ,
kemampuan hidup setelah dilakukan pembedahan adalah 70%, pada stadium I,
sebesar 35-40% pada stadium II, sebesar 10-15% pada stadium III, dan kurang
dari 10% pada stadium IV. Kemungkinan hidup rata-rata tumor metastasis
bervariasi dari 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Hal ini tergantung pada status
penderita dan luasnya tumor. Sedangkan untuk kasus SCLC, kemungkinan hidup
rata-rata adalah 1-2 tahun pasca pengobatan. Sedangkan ketahanan hidup SCLC
tanpa terapi hanya 3-5 bulan (Wilson, 2005).
Angka harapan hidup 1 tahun untuk kanker paru sedikit meningkat dari 35
% pada tahun 1975-1979 menjadi 41% di tahun 2000-2003. Walaupun begitu,
angka harapan hidup 5 tahun untuk semua stadium hanya 15%. Angka ketahanan
sebesar 49% untuk kasus yang dideteksi ketika penyakit masih bersifat lokal,
tetapi hanya 16% kanker paru yang didiagnosis pada stadium dini (American
Cancer Society, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society, 2008. Cancer Facts & figures. Atlanta : American
Cancer Society.
American Society of Clinical Oncology, 2010. Lung cancer. Available from : http
://www.cancer.net/ diakses 28 September 2017.
Amin, Z. 2006. Kanker Paru. Dalam : Sudoyo, A.W.2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta : pusat penerbitan IPD FK UI.
Soeroso, L & Tambunan, G.W. Beberapa aspek deteksi dini karsinoma paru.
Cermin dunia kedokteran , Edisi Khusus No. 80.
Stoppler, M.C.2010. Lung Cancer. Available from : http://www.emedicinehealth/
diakses pada tanggal 30 September 2017.
Kumar, V., Cotran , R.S., & Robbins , S.L.,2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7.
Jakarta : ECG.
Huq, S.,2010. Lung Cancer Non Small Cell. Available from
http://www.emedicinehealth/ diakses pada tanggal 02 Oktober 2017.
ABSENSI KEHADIRAN PESERTA PKRS