Anda di halaman 1dari 82

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HIV

Endang Retnowati
Departemen/Instalasi Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Unair
2015

Tujuan
Mahasiswa mampu :
Memahami tujuan dan diagnosis laboratorium infeksi HIV
Memahami struktur virus HIV
Memahami hubungan perjalanan penyakit HIV/AIDS dengan
pembentukan antibodi dan antigenemia
Memahami jenis pemeriksaan
Memahami strategi tes HIV
Memahami perbedaan algoritma pemeriksaaan serial dan
paralel
Memahami pemantapan kualitas pemeriksaan
Memahami pemeriksaan CD4 dan viral load
Memahami pemeriksaan penunjang
2

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tujuan :
1. untuk diagnosis individu terinfeksi
HIV
2. pengamanan darah transfusi atau
pencangkokan organ
3. untuk keperluan surveilans
4. pengobatan (ART).

Struktur virus HIV (Rubbert A et al, 2007).


4

Tabel 1. Protein pada HIV-1 dan HIV-2

Inti

HIV-1
p 24

HIV-2
p 26

Transmembran

gp 41

gp 34

Membran luar

gp 160/120

gp 140

Virus HIV
Famili Retrovirus
2 tipe : HIV-1 dan HIV-2
HIV-2 kurang patogen dan jarang terjadi
penularan dari ibu ke anak.

Virus HIV
HIV-1 terbagi dalam grup
- M (major), 90% dari grup HIV-1, terdiri dari
subtipe A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K.
- O (outlier), di Afrika Barat-Tengah
- N (non-M, non-O), ditemukan di Kamerun
- P, menyerupai virus imunodefisiensi gorila
ditemukan di Kamerun
Subtipe A-K : Subtipe A-K (B melalui darah, C &
E melalui mukosa)

HIV dapat ditemukan

1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.

dalam jumlah banyak dalam


cairan semen
darah
cairan vagina
dalam jumlah sedikit dalam
air susu ibu,
saliva
urine
cairan serebrospinal

Perjalanan penyakit
1. sindrom retroviral akut yang terjadi 2-3 minggu
setelah infeksi HIV
2. infeksi kronis HIV-asimtomatik : terjadi 2-3 minggu
setelah tahap 1, gejala infeksi virus menghilang.
Tahap ini berlangsung sekitar 8-10 tahun
3. infeksi HIV/AIDS simtomatik : berlangsung sekitar 13 tahun dan keadaan tersebut dapat berakhir
kematian.

Siklus Hidup HIV ( Schochetman G, 1994 )


10

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4 KELOMPOK
1. Deteksi infeksi HIV (antibodi dan antigen)
- pemeriksaan penyaring
- pemeriksaan konfirmasi
2. Kelainan sistem imun (mengetahui perjalanan penyakit
dan pengobatan) CD4
3. Pemeriksaan untuk awal dan memantau pengobatan
beban virus : RNA-HIV-PCR
4. Pemeriksaan penunjang untuk keganasan dan infeksi
oportunistik
11

Pemeriksaan laboratorium
Diagnosis HIV (Pemeriksaan
antibodi/antigen)
Enzyme Immunoassay (EIA) : deteksi
Ag,Ab,Ag+Ab
Pemeriksaan Rapid : deteksi antibodi
Western Blot (WB) : deteksi antibodi
p24 (deteksi antigen)

Diagnosis awal untuk bayi


deteksi materi genetik : DNA provirus/RNA

Mengawali dan memantau pengobatan


CD4 , Viral Load

12

Pemeriksaan HIV
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
241/Menkes/SK/IV/2006 tentang Standar
Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa
HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik, dalam
melakukan pemilihan reagen HIV yang akan
digunakan.

13

Biological assays tidak tepat 100%. Masingmasing biological assay mempunyai potensi
menghasilkan false positive atau false
negative.
Deteksi antibodi : penyaring dan konfirmasi.

14

Perjalanan Penyakit HIV 1


(Schochetman, 1994)

STRATEGI PEMERIKSAAN
Ada beberapa kebutuhan yg berbeda utk setiap
Pemeriksaan antibodi
Pemilihan Strategi tergantung 3 faktor :
Tujuan Pemeriksaan
Sensitivitas & spesifisitas reagen
Prevalensi HIV pd populasi yg di Pemeriksaan

Bagan alur strategi pemeriksaan HIV


Tujuan
pemeriksaan

Prevalensi
infeksi

Keamanan
transfusi/
transplantasi
Surveilans

Semua
prevalensi

Diagnosis

Faktor
risiko

Strategi
pemeriksaan

>10%
10%

I
II

Terdapat
gejala
klinik
infeksi HIV

>30%

30%

II

Tanpa
gejala
klinik
infeksi HIV

>10%

II

10%

III

Dikutip dari Dirjen P2M dan PL, 2003

17

Reagen HIV yang digunakan

Bahan / reagen harus sudah terdaftar di Kemenkes


Sudah dievaluasi oleh Lab. Rujukan Nasiona RSCM
Enzyme Immunoassay (EIA) and Rapid test
Untuk diagnostik menggunakan 3 macam reagen HIV
Sensitivitas reagen pertama > 99%
Spesifisitas reagen kedua > 98%
Spesifisitas reagen ketiga > 99%
Ketidaksesuaian hasil <5%
Preparasi Antigen atau prinsip tes berbeda
Penerapan sistem rujukan berdasar Jejaring
Laboratorium
18

Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring


darah donor & transplantasi organ
A1
A1 positif

Anggap
sebagai
positif

A1 negatif

Anggap
sebagai
negatif

Jangan dipakai !!
19

Strategi II
Surveilans, Diagnosis

A1

A1 +

A1 Laporkan negatif

A2

A1+A2Ulangi A1 dan A2

A1+A2+

Laporkan positf

A1+A2+
Laporkan positf

A1+A2Laporkan indeterminate

A1-A2Laporkan negatif
20

Alur pemeriksaan Diagnosis HIV


Bersedia di tes HIV
Tes Antibodi HIV
A1
Nonreaktif

Reaktif

Tes Antibodi HIV


A2
Nonreaktif

Reaktif

Ulang tes HIV


A1 dan A2
Keduanya
Reaktif

Hasil
pengulangan
Keduanya
Nonreaktif

Tes antibodi HIV


A3

Salah satu
Reaktif

Nonreaktif

A1
non
reaktif

Hasil
Pengulangan

A1 (NR)
A2 (NR)

A1 (R)
A2 (NR)
A3 (NR)

A1 (NR)
A2 (R)
A3 (NR)

Reaktif

A1 (NR)
A2 (+)
A3 (+)

A1 (+)
A2 (+)
A3 (-)

A1 (+)
A2 (-)
A3 (+)

A1 (+)
A2 (+)
A3 (+)

Laporan laboratorium

Berisiko

Indeterminate

HIV Negatif
Tidak

Ya

HIV Positif

Keputusan klinis

21

Catatan penting :
Untuk individu yang baru didiagnosis hasil
reaktif perlu dilakukan pemeriksaan ulang
dengan bahan baru
Untuk hasil indeterminate perlu diulang
dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14
hari sesudah pemeriksaan yang pertama
Bila hasil tetap indeterminate dengan bahan
baru lakukan pemantauan ulang pada
3,6,9,12 bulan. Bila setelah 12 bulan hasil tetap
indeterminate tidak terinfeksi HIV
22

Strategi pemeriksaan

Serial (bukan Paralel)


Sampel diperiksa dengan uji/reagen I
Uji 1 menentukan apakah diperlukan uji
tambahan, bila hasil positif lanjut
dengan tes 2 3

HIV Immunoassays
Generation

Mechanism

Window Period

First
generation

Viral lysate used to bind patient HIV


Ab. Detects IgG antibody to HIV
viral protein

4 - 12 weeks

Second
generation

Same mechanism as first gen., but Use 4 - 12 weeks


purified antigen or recombinant
virus

Third
generation

Same mechanism as gen. 1 and 2,


but adds IgM detection

3 - 4 weeks

Fourth
generation

Same mechanism as third gen, but


in addition uses antibodies to
detect p24 Ag in the patient serum

2 weeks
24

Modified from Marqueez etal, MLO, 2008.

Bahan pemeriksaan :
o Darah : serum, plasma, darah
lengkap (whole blood)
o Saliva
o Urine

PEMERIKSAAN ANTIBODI - HIV


- Metode yang dianjurkan digunakan :
deteksi antibodi
- Antibodi terbentuk 3 - 6 minggu
bisa sampai 3 6 bulan
- Antibodi HIV positif terinfeksi HIV
- Paling efisien dan luas pemakaiannya

Ada beberapa macam metode :


- Uji EIA (Enzyme Immunoassay)
- Uji sederhana / cepat/rapid
- Uji konfirmasi

27

Pemilihan reagensia
ELISA

Rapid test

3 metode : 3 ELISA
1 ELISA + 2 rapid test
3 rapid test

HASIL EVALUASI REAGEN HIV DARI RSCM (Per Mei 2010)


N
o.
Kit
1Abbott HIV 1/2 gO
2Enzygnost anti-HIV 1/2 Plus
3Murex HIV-1.2.O
4HIV Uniform II Ag.Ab
5Vidas HIV Duo
6Serodia HIV-1/2
7Entebe HIV Dipstick
8Immunocomb II HIV 1&2
BiSpot
9HIV Spot
10Hexagon HIV
11Determine HIV
12HIV 1&2 Antibody Rapid
Pemeriksaant
13Eucardio HIV EIA
14HIVase 1+2
15dBest One Step HIV-1/HIV-2
Pemeriksaant Strip
16Capillus HIV-1/HIV-2
17Genie II HIV-1/HIV-2

Manufacturer
Abbott
Dade Behring
Abbott
Organon Teknika
BioMerieux
Fujirebio
Hepatika
Laboratories
PBS Orgenics

Type of
kit
Sensitivity
EIA
100.00
EIA
99.34
EIA
100.00
EIA
98.68
EIA
98.68
Rapid
98.68
Rapid
98.03

Specificity
99.43
98.30
97.16
96.59
97.16
93.71
99.43

Month
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001

Rapid

98.68

99.43

December 2001

Rapid

94.70

100.00

December 2001

Rapid
Rapid
Rapid

97.37
98.68
97.39

100.00
100.00
98.86

December 2001
December 2001
December 2001

Lab Inc
EIA
General Biologicals EIA

49.34
84.21

98.30
90.91

December 2001
December 2001

AmeriTek

Rapid

98.03

80.11

December 2001

Trinity Biotech
BioRad

Rapid
Rapid

96.05
95.39

99.43
99.43

December 2001
December 2001

Genelabs
Diagnostics
Human
Abbott
Oncoprobe Biotech

EIA (Enzyme Immuno Assay)


memerlukan peralatan yang cangggih dan waktu
pemeriksaan yang cukup lama.
Dapat mendeteksi antigen dan antibodi.
Hasil : reaktif atau nonreaktif.
Pemeriksaan antigen yang yang digunakan adalah
p24 HIV.
Antigen p24 biasanya dideteksi 1 - 3 minggu
sesudah infeksi HIV. Namun deteksi antigen p24
belum dipakai sebagai dasar untuk menegakkan
diagnosis infeksi HIV.
30

ELISA

Enzyme linked immuno sorbent assay


(+)

Introduksi
tes HIV

Piring HIV
berlapis
Ag

Antibodi
Pts

Ensim

Reagen
pewarna

(- )

31

Introduksi tes HIV

Piring ELISA
Positif

Negatif

? hasil

kontrol
32

Rapid test
mudah penggunaannya dan tidak
memerlukan peralatan yang canggih, waktu
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif
cepat sekitar 10-20 menit (misal : aglutinasi,
imunodot, imunokromatografi).
Tes ini mendeteksi antibodi.
Hasil reaktif atau nonreaktif.

33

Rapid test
34

Rapid test

35

Ada 3 kemungkinan hasil pemeriksaan untuk 1


pemeriksaan antibodi HIV pemeriksaan :
Reaktif ketika keduanya baik pita pemeriksaan
dan pita kontrol tampak.
Non-reaktif ketika hanya pita kontrol yang
tampak.
Tidak sah/Invalid ketika pita kontrol tidak tampak.
jika pemeriksaan menghasilkan hasil tidak sah,
maka pemeriksaan ini gagal. Pemeriksaan HARUS
diulangi.
36

Tes konfirmasi
1.Western Blot (WB)
2. Indirect immunofluorescence asssays (IFA)
3. Radioimmunoprecipitation assays (RIPA)

37

Western Blot Assay


Antibodi HIV bereaksi dengan protein
spesifik HIV dan mengikat kertas tepat
pada titik yang sama di mana protein
target bermigrasi
Antibodi terikat kemudian dideteksi
dengan teknik colourimetric

38

Gambar 1. Struktur Virus HIV

39

SENSITIVITAS

Sensitivitas epidemiologi/ klinikal :

Sensitivitas analitikal :

Kemampuan reagensia untuk mendeteksi semua individu yg


telah terinfeksi (= setelah melalui serokonversi).
Kemampuan reagensia untuk mendeteksi sejumlah kecil analit
(mis : Ab), waktu kemunculan tiap jenis Ab sangat berpengaruh,
mis. pd inf HIV anti-p24 muncul lebih dulu

Jelaslah tidak semua reagensia mempunyai persamaan


sensitivitas analitikal walaupun mempunyai sensitivitas
epidemiologi yang sama.
SensitiVitas = __TP__ x 100%
TP+FN
40

SPESIFISITAS

Kemampuan assay menentukan individu yang benarbenar seronegatif.


Spesifisitas = __TN__ x 100%
TN+FP
Setiap hasil FP sebaiknya diulang duplicate, jika salah satu
hasilnya positif maka tentukan hasil sebagai reaktif.

41

Penyebab hasil positif palsu

1. kesalahan pada waktu penanganan sampel (tertukar)


2. reaksi silang dengan antibodi HLA-DR
3. terjadi reaksi silang dengan antigen yang menggunakan
viral lysate
4. otoreaktif antibodi, sampel yang dibekukan dan dicairkan
berulangkali
5. penyakit hati yang berat
6. penyakit keganasan.
7. Epstein Barr Virus
8. Hiperbilirubinemia
9. Setum lipemik

10. Infeksi virus akut.

42

Anti HIV Negatif Palsu

Kesalahan penanganan sampel


Pemeriksaan terlalu dini
Disfungsi sel B
Defek sintesis antibodi

43

PENULARAN HIV DARI IBU KE


BAYI

Penularan yang paling sering adalah pada masa


perinatal.
Penilitian tanpa intervensi pada 100 bayi yang lahir
dari ibu pengidap HIV (Muangthai):
- 25 bayi (25%) terinfeksi HIV
- 1 (4%) terinfeksi saat masa kehamilan <14 minggu
- 4 (16%) terinfeksi saat 14-36 minggu
- 20 (80%) terinfeksi saat lahir
44

DIAGNOSIS HIV PADA BAYI


DAN ANAK
Diagnosis dini HIV anak menentukan waktu
mulainya pengobatan.
Bayi dan anak lebih cepat progresivitas
penyakit dibanding dewasa.
Antibodi (Ab)-HIV maternal yang ditransfer
secara pasif selama kehamilan dapat
terdeteksi sampai umur anak 18 bulan
interpretasi hasil positif uji Ab HIV menjadi
lebih sulit pada usia < 18 bulan

45

Untuk diagnosis pasti HIV pada anak dengan


usia < 18 bulan diperlukan uji virologi HIV
yang dapat memeriksa virus atau
komponennya.
Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko
terinfeksi HIV infeksi HIV baru bisa
disingkirkan bila pemeriksaan dilakukan
setelah ASI dihentikan > 6 minggu

Bloods

RBC

Lymphocytes

T cells
T
Helper/inducer
(CD4+)

B cells

WBC

Monocytes

Platelets

granulocytes

NK cells

T
supressor/cytotoxic
(CD8+)
47

CD4
sel T helper
Penting untuk mempertahankan sistem
kekebalan tubuh
Menentukan awal pengobatan
Menentukan prognosis
Monitoring pengobatan > progresivitas to
AIDS
Menetukan pengobatan > pencegahan IO

WHO Recomendation
Memulai Therapi :
WHO Stage

CD4 T cell Counts

IV

Tidak diperhitungkan

III
II

Tidak diperhitungkan
< 350 cells/ ul

< 350 cells/ ul


Wacana : < 500 cell/ul

CD4
Jumlah limfosit T CD4 digunakan untuk
pemberian terapi (< 350 sel/mm3) :
- menentukan prognosis klinis,
- mengkaji kriteria inisiasi ARV,
- memonitor terapi.
Jumlah CD4 bisa dilakukan dengan metoda
manual atau otomatis.
50

Cara pemeriksaan hitung limfosit total :


Langsung : dengan alat hematologi
(flowcytometer)
Tidak langsung : % limfosit (hitung jenis) kali
jumlah leukosit.

51

.Laboratory markers during HIV-1 disease progression


52

Tabel . Klasifikasi imunologi pada bayi dan anak


yang terinfeksi HIV.
Klasifikasi WHO Tentang Imunodefisiensi HIV Menggunakan Limfosit T-CD4+
Jumlah Limfosit T-CD4+ Berdasarkan Umur
sel/L (%)

Imunodefisiensi
< 1 bulan (%)
Tidak ada

1 2 35 bulan (%) 36 59 bulan (%)

> 5 tahun
(sel/mm3)

> 35

> 30

> 25

> 500

Ringan

30-35

25-30

20-25

350-499

Sedang

25-30

20-25

15-20

200-349

< 25

< 20

< 15

< 200 atau 15%

Berat

53

Tabel . Klasifikasi berdasarkan hitung


Limfosit Total
Klasifikasi WHO Tentang Imunodefisiensi HIV Menggunakan Hitung Limfosit Total
Nilai Limfosit Total Berdasarkan Umur

Imunodefisiensi

< 1 bulan

1 2 35 bulan

36 59 bulan

(sel/mm3)

(sel/mm3)

(sel/mm3)
Hitung Limfosit
Total
Limfosit T-CD4+

> 5 tahun
(sel/mm3)

< 4000

< 3000

<2500

< 200

< 1500

< 750

< 350

Atau < 200

54

Viral Load
merupakan pengukuran kuantitatif molekuler
untuk menentukan jumlah HIV di dalam
darah.
Semakin tinggi viral load (jumlah HIV di
dalam darah), semakin hebat progresivitas
penyakit.
Sensitivitas viral load bervariasi pada
umumnya antara 50-400 kopi/mm3.
Dapat mendeteksi hingga 750.000 kopi/mm3
Satuan lain yang digunakan adalah IU/ml
(kopi X 0,51) dan log (log kopi).

55

Penggunaan Viral load


memprediksikan progresivitas penyakit
membantu memutuskan waktu untuk
menginisiasi ARV
melihat respon ARV.

56

Monitoring ART
Monitoring

Laboratory

Virologi

- Viral Load
- Resistensi test

Imunologi & Hematology

- CD4 count
- Total Lymphocyt counts

Microbiology

Reaksi pengobatan yang tidak diharap

IO baru
Muncul kembali IO yang telah diobati
Resisten terhadap bakteri patogen
Reaktif TB

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal


- Parameter hematologi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

58

TORCH INFECTIONS
TORCH is an acronym ( toxoplasmosis; others
such as syphilis, hepatitis B, coxsackie virus,
Epstein-Barr, varicella-zoster virus (VZV), and
human parvovirus; rubella virus;
cytomegalovirus [CMV]; and herpes simplex
virus [HSV] ) that denotes chronic nonbacterial
perinatal infection.

Clinical Manual Neonatology


5th Edition, 2004

PEMERIKSAAN TOXOPLASMOSIS

60

PENDAHULUAN
Penyakit Toxoplasmosis disebabkan
Toxoplasma gondii terdapat di hospes
kucing dan binatang sejenis. Hospes
perantaranya manusia, mamalia dan
burung. Parasit menyebabkan
toksoplasmosis congenital dan akuisita .

61

Gambar : Toxoplasma gondii di dalam sel jaringan


62

TUJUAN
untuk mendeteksi adanya infeksi Toxoplasmosi
pada penderita HIV,sehingga dapat dilakukan
pengobatan secara tepat

63

PROSEDUR
Bahan pemeriksaan
Serum atau plasma sesuai petunjuk dari reagensia
yang dipakai
Simpan suhu 2-8 0C maksimum 1 minggu atau 20 0C
dapat bertahan lebih lama .
Reagensia Peralatan
Reagen ELISA ( semua reagen terdaftar pada DepKes
RI)
1. Jas laboratorium
2. sarung tangan
3. penutup hidung /goggles

64

Lanjutan
Prosedur pemeriksaan
Prinsip :
Pemeriksaan antitoksoplasma IgM untuk mendeteksi
infeksi Toxoplasma gondii aktif atau reaktifasi
Toxoplasma gondii.
Pemeriksaan antitoksoplasma IgG untuk mendeteksi
infeksi Toxoplasma gondii masa lalu .

65

Toxoplasmosis
CMDT (Current Medical Diagnosis and Treatment) 2011, Essential of Diagnosis

Infection confirmed by isolation of Toxoplasma


gondii or identification of tachyzoites in tissue or
body fluids.
Primary infection
Fever, malaise, headache, sore throat
Lymphadenopathy
Positive IgG and IgM serologic tests

Cara Penularan
Makan sayuran/buah2an yang tercemar tinja
kucing (sumber ookista)
Makan daging yang masih mentah atau kurang
matang (mengandung kista)
Melalui kontaminasi mukosa
Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)
Melalui transplantasi organ
Melalui transfusi darah

Congenital infection
Follows acute infection of seronegative
mothers and leads to CNS abnormalities and
retinochoroiditis
Infection in immunocompromised persons
Reactivation leads to encephalitis,
retinochoroiditis, pneumonitis, myocarditis.
Positive IgG but negative IgM serologic tests

Toxoplasmosis
IgM
Mulai muncul 5 hari setelah infeksi,
meningkat cepat dalam 1-2 mg, mencapai
titer puncak dalam 1-4 mg
Menghilang dalam beberapa bulan
Dapat menetap sampai > 6 bulan bahkan
sampai bertahun-tahun
IgM ibu tidak dapat menembus plasenta
IgM pada janin mulai dibentuk pada akhir
trimester 1

IgG
Mulai timbul 1-2 mg setelah infeksi primer, mencapai
titer puncak dalam 4-8 mg
Menurun setelah beberapa bln/thn (5%)
Menetap seumur hidup dengan titer rendah
IgG ibu dapat melewati plasenta, terdeteksi pada
kehamilan 20-24 mg
IgG pada neonatus adalah IgG yang berasal dari ibu.
Waktu paruh pada neonatus 28 hari
Bayi dapat membentuk IgG sendiri pada usia 2 - 3
bulan
Aviditas IgG yang tinggi dapat menyingkirkan
adanya infeksi akut

Indikasi Pemeriksaan Serologi


Wanita sebelum hamil
Bila negatif, periksa pada kehamilan dini
* sebulan sekali khususnya pada TM I,
selanjutnya setiap trimester atau
* minimal setiap trimester
Pada saat hamil, bila belum pernah di
periksa
Neonatus yang ibunya terinfeksi primer
pada saat hamil
Penderita yang diduga terinfeksi

HCMV (Human Cytomegalo Virus)


Sumber Infeksi
Saliva
Urin
Sekresi Serviks/Vagina
Sperma
ASI
Darah/organ donor yang terinfeksi
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil

Cara Penularan
Respiratory droplets
Kontak dengan sumberinfeksi (saliva, urin, sekresi
serviks dan vagina, sperma, ASI, airmata)
Melalui transfusi dan transplantasi organ
Secara vertikal dari ibu ke janin
* prenatal (plasenta)
* perinatal (pada saat kelahiran)
* postnatal (ASI, kontak langsung)

Diagnosis of HCMV infection


HCMV-specific IgM antibody
IgG antibody
IgG avidity

Persistent IgM antibody


Stable IgM values for 3 months
Absence of serologic, virologic or clinical data
indicative of a recent primary HCMV infection
in the mothers and of congenital infection in
the relevant newborn babies

Congenital HCMV infection :


Diagnosed within the first 2 weeks of life by
virus isolation from urine and virus detection
in blood

Determination of IgG avidity


To help in distinguishing primary from nonprimary
HCMV infection
Low avidity : to be associated to recent primary
HCMV infections

Pemeriksaan
untuk CMV

Manfaat

Anti IgM CMV

Petanda infeksi
baru

Anti IgG CMV

Petanda infeksi
lampau atau
adanya kekebalan

Anti IgG Avidity


CMV

Petanda kekuatan
ikatan anatara
antigen Toxoplasma
dengan antibodi
tubuh

Interpretasi
Infeksi primer berbahaya bila
dialami oleh ibu yang sedang
hamil
Mungkin lampau residu dari infkesi
yang telah lalu
Reaktivasi atau reinfeksi
Stimulasi poliklonal oleh EBV, HSV
Bila terjadi peningkatan titer maka
dapat menjadi suatu tanda infeksi
primer
Bila nilainya tinggi, infeksi terjadi > 4
bulan yang lalu
Bila nilainya rendah infeksi terjadi <
4 bulan yang lalu.

80

Pustaka

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit menular dan Penyehatan Lingkungan


Departemen Kesehatan RI, Pedoman Tatalaksana Infeksi HUV dan Terapi
Antiretroviral Pada Anak Indonesia.Jakarta, 2008, 1-20
Roitt I, Brostoff J, Male D. Secondary immunodeficiency. In Immunology.
Roitt,Brostoff, Male editors, sixth ed. Mosby, Spain,2002, 317-32
A Service of the U.S. Department of Health and Human Service, 2005. The HIV Life
Cycle. AIDS Info. Accessed October 27, 2009.

Cara pemeriksaan hitung limfosit total :


Langsung : dengan alat hematologi
(flowcytometer)
Tidak langsung : % limfosit (hitung jenis) kali
jumlah leukosit.

82

Anda mungkin juga menyukai