Endang Retnowati
Departemen/Instalasi Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Unair
2015
Tujuan
Mahasiswa mampu :
Memahami tujuan dan diagnosis laboratorium infeksi HIV
Memahami struktur virus HIV
Memahami hubungan perjalanan penyakit HIV/AIDS dengan
pembentukan antibodi dan antigenemia
Memahami jenis pemeriksaan
Memahami strategi tes HIV
Memahami perbedaan algoritma pemeriksaaan serial dan
paralel
Memahami pemantapan kualitas pemeriksaan
Memahami pemeriksaan CD4 dan viral load
Memahami pemeriksaan penunjang
2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tujuan :
1. untuk diagnosis individu terinfeksi
HIV
2. pengamanan darah transfusi atau
pencangkokan organ
3. untuk keperluan surveilans
4. pengobatan (ART).
Inti
HIV-1
p 24
HIV-2
p 26
Transmembran
gp 41
gp 34
Membran luar
gp 160/120
gp 140
Virus HIV
Famili Retrovirus
2 tipe : HIV-1 dan HIV-2
HIV-2 kurang patogen dan jarang terjadi
penularan dari ibu ke anak.
Virus HIV
HIV-1 terbagi dalam grup
- M (major), 90% dari grup HIV-1, terdiri dari
subtipe A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K.
- O (outlier), di Afrika Barat-Tengah
- N (non-M, non-O), ditemukan di Kamerun
- P, menyerupai virus imunodefisiensi gorila
ditemukan di Kamerun
Subtipe A-K : Subtipe A-K (B melalui darah, C &
E melalui mukosa)
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Perjalanan penyakit
1. sindrom retroviral akut yang terjadi 2-3 minggu
setelah infeksi HIV
2. infeksi kronis HIV-asimtomatik : terjadi 2-3 minggu
setelah tahap 1, gejala infeksi virus menghilang.
Tahap ini berlangsung sekitar 8-10 tahun
3. infeksi HIV/AIDS simtomatik : berlangsung sekitar 13 tahun dan keadaan tersebut dapat berakhir
kematian.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4 KELOMPOK
1. Deteksi infeksi HIV (antibodi dan antigen)
- pemeriksaan penyaring
- pemeriksaan konfirmasi
2. Kelainan sistem imun (mengetahui perjalanan penyakit
dan pengobatan) CD4
3. Pemeriksaan untuk awal dan memantau pengobatan
beban virus : RNA-HIV-PCR
4. Pemeriksaan penunjang untuk keganasan dan infeksi
oportunistik
11
Pemeriksaan laboratorium
Diagnosis HIV (Pemeriksaan
antibodi/antigen)
Enzyme Immunoassay (EIA) : deteksi
Ag,Ab,Ag+Ab
Pemeriksaan Rapid : deteksi antibodi
Western Blot (WB) : deteksi antibodi
p24 (deteksi antigen)
12
Pemeriksaan HIV
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
241/Menkes/SK/IV/2006 tentang Standar
Pelayanan Laboratorium Kesehatan Pemeriksa
HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik, dalam
melakukan pemilihan reagen HIV yang akan
digunakan.
13
Biological assays tidak tepat 100%. Masingmasing biological assay mempunyai potensi
menghasilkan false positive atau false
negative.
Deteksi antibodi : penyaring dan konfirmasi.
14
STRATEGI PEMERIKSAAN
Ada beberapa kebutuhan yg berbeda utk setiap
Pemeriksaan antibodi
Pemilihan Strategi tergantung 3 faktor :
Tujuan Pemeriksaan
Sensitivitas & spesifisitas reagen
Prevalensi HIV pd populasi yg di Pemeriksaan
Prevalensi
infeksi
Keamanan
transfusi/
transplantasi
Surveilans
Semua
prevalensi
Diagnosis
Faktor
risiko
Strategi
pemeriksaan
>10%
10%
I
II
Terdapat
gejala
klinik
infeksi HIV
>30%
30%
II
Tanpa
gejala
klinik
infeksi HIV
>10%
II
10%
III
17
Anggap
sebagai
positif
A1 negatif
Anggap
sebagai
negatif
Jangan dipakai !!
19
Strategi II
Surveilans, Diagnosis
A1
A1 +
A1 Laporkan negatif
A2
A1+A2Ulangi A1 dan A2
A1+A2+
Laporkan positf
A1+A2+
Laporkan positf
A1+A2Laporkan indeterminate
A1-A2Laporkan negatif
20
Reaktif
Reaktif
Hasil
pengulangan
Keduanya
Nonreaktif
Salah satu
Reaktif
Nonreaktif
A1
non
reaktif
Hasil
Pengulangan
A1 (NR)
A2 (NR)
A1 (R)
A2 (NR)
A3 (NR)
A1 (NR)
A2 (R)
A3 (NR)
Reaktif
A1 (NR)
A2 (+)
A3 (+)
A1 (+)
A2 (+)
A3 (-)
A1 (+)
A2 (-)
A3 (+)
A1 (+)
A2 (+)
A3 (+)
Laporan laboratorium
Berisiko
Indeterminate
HIV Negatif
Tidak
Ya
HIV Positif
Keputusan klinis
21
Catatan penting :
Untuk individu yang baru didiagnosis hasil
reaktif perlu dilakukan pemeriksaan ulang
dengan bahan baru
Untuk hasil indeterminate perlu diulang
dengan bahan baru yang diambil sedikitnya 14
hari sesudah pemeriksaan yang pertama
Bila hasil tetap indeterminate dengan bahan
baru lakukan pemantauan ulang pada
3,6,9,12 bulan. Bila setelah 12 bulan hasil tetap
indeterminate tidak terinfeksi HIV
22
Strategi pemeriksaan
HIV Immunoassays
Generation
Mechanism
Window Period
First
generation
4 - 12 weeks
Second
generation
Third
generation
3 - 4 weeks
Fourth
generation
2 weeks
24
Bahan pemeriksaan :
o Darah : serum, plasma, darah
lengkap (whole blood)
o Saliva
o Urine
27
Pemilihan reagensia
ELISA
Rapid test
3 metode : 3 ELISA
1 ELISA + 2 rapid test
3 rapid test
Manufacturer
Abbott
Dade Behring
Abbott
Organon Teknika
BioMerieux
Fujirebio
Hepatika
Laboratories
PBS Orgenics
Type of
kit
Sensitivity
EIA
100.00
EIA
99.34
EIA
100.00
EIA
98.68
EIA
98.68
Rapid
98.68
Rapid
98.03
Specificity
99.43
98.30
97.16
96.59
97.16
93.71
99.43
Month
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
December 2001
Rapid
98.68
99.43
December 2001
Rapid
94.70
100.00
December 2001
Rapid
Rapid
Rapid
97.37
98.68
97.39
100.00
100.00
98.86
December 2001
December 2001
December 2001
Lab Inc
EIA
General Biologicals EIA
49.34
84.21
98.30
90.91
December 2001
December 2001
AmeriTek
Rapid
98.03
80.11
December 2001
Trinity Biotech
BioRad
Rapid
Rapid
96.05
95.39
99.43
99.43
December 2001
December 2001
Genelabs
Diagnostics
Human
Abbott
Oncoprobe Biotech
ELISA
Introduksi
tes HIV
Piring HIV
berlapis
Ag
Antibodi
Pts
Ensim
Reagen
pewarna
(- )
31
Piring ELISA
Positif
Negatif
? hasil
kontrol
32
Rapid test
mudah penggunaannya dan tidak
memerlukan peralatan yang canggih, waktu
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif
cepat sekitar 10-20 menit (misal : aglutinasi,
imunodot, imunokromatografi).
Tes ini mendeteksi antibodi.
Hasil reaktif atau nonreaktif.
33
Rapid test
34
Rapid test
35
Tes konfirmasi
1.Western Blot (WB)
2. Indirect immunofluorescence asssays (IFA)
3. Radioimmunoprecipitation assays (RIPA)
37
38
39
SENSITIVITAS
Sensitivitas analitikal :
SPESIFISITAS
41
42
43
45
Bloods
RBC
Lymphocytes
T cells
T
Helper/inducer
(CD4+)
B cells
WBC
Monocytes
Platelets
granulocytes
NK cells
T
supressor/cytotoxic
(CD8+)
47
CD4
sel T helper
Penting untuk mempertahankan sistem
kekebalan tubuh
Menentukan awal pengobatan
Menentukan prognosis
Monitoring pengobatan > progresivitas to
AIDS
Menetukan pengobatan > pencegahan IO
WHO Recomendation
Memulai Therapi :
WHO Stage
IV
Tidak diperhitungkan
III
II
Tidak diperhitungkan
< 350 cells/ ul
CD4
Jumlah limfosit T CD4 digunakan untuk
pemberian terapi (< 350 sel/mm3) :
- menentukan prognosis klinis,
- mengkaji kriteria inisiasi ARV,
- memonitor terapi.
Jumlah CD4 bisa dilakukan dengan metoda
manual atau otomatis.
50
51
Imunodefisiensi
< 1 bulan (%)
Tidak ada
> 5 tahun
(sel/mm3)
> 35
> 30
> 25
> 500
Ringan
30-35
25-30
20-25
350-499
Sedang
25-30
20-25
15-20
200-349
< 25
< 20
< 15
Berat
53
Imunodefisiensi
< 1 bulan
1 2 35 bulan
36 59 bulan
(sel/mm3)
(sel/mm3)
(sel/mm3)
Hitung Limfosit
Total
Limfosit T-CD4+
> 5 tahun
(sel/mm3)
< 4000
< 3000
<2500
< 200
< 1500
< 750
< 350
54
Viral Load
merupakan pengukuran kuantitatif molekuler
untuk menentukan jumlah HIV di dalam
darah.
Semakin tinggi viral load (jumlah HIV di
dalam darah), semakin hebat progresivitas
penyakit.
Sensitivitas viral load bervariasi pada
umumnya antara 50-400 kopi/mm3.
Dapat mendeteksi hingga 750.000 kopi/mm3
Satuan lain yang digunakan adalah IU/ml
(kopi X 0,51) dan log (log kopi).
55
56
Monitoring ART
Monitoring
Laboratory
Virologi
- Viral Load
- Resistensi test
- CD4 count
- Total Lymphocyt counts
Microbiology
IO baru
Muncul kembali IO yang telah diobati
Resisten terhadap bakteri patogen
Reaktif TB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
58
TORCH INFECTIONS
TORCH is an acronym ( toxoplasmosis; others
such as syphilis, hepatitis B, coxsackie virus,
Epstein-Barr, varicella-zoster virus (VZV), and
human parvovirus; rubella virus;
cytomegalovirus [CMV]; and herpes simplex
virus [HSV] ) that denotes chronic nonbacterial
perinatal infection.
PEMERIKSAAN TOXOPLASMOSIS
60
PENDAHULUAN
Penyakit Toxoplasmosis disebabkan
Toxoplasma gondii terdapat di hospes
kucing dan binatang sejenis. Hospes
perantaranya manusia, mamalia dan
burung. Parasit menyebabkan
toksoplasmosis congenital dan akuisita .
61
TUJUAN
untuk mendeteksi adanya infeksi Toxoplasmosi
pada penderita HIV,sehingga dapat dilakukan
pengobatan secara tepat
63
PROSEDUR
Bahan pemeriksaan
Serum atau plasma sesuai petunjuk dari reagensia
yang dipakai
Simpan suhu 2-8 0C maksimum 1 minggu atau 20 0C
dapat bertahan lebih lama .
Reagensia Peralatan
Reagen ELISA ( semua reagen terdaftar pada DepKes
RI)
1. Jas laboratorium
2. sarung tangan
3. penutup hidung /goggles
64
Lanjutan
Prosedur pemeriksaan
Prinsip :
Pemeriksaan antitoksoplasma IgM untuk mendeteksi
infeksi Toxoplasma gondii aktif atau reaktifasi
Toxoplasma gondii.
Pemeriksaan antitoksoplasma IgG untuk mendeteksi
infeksi Toxoplasma gondii masa lalu .
65
Toxoplasmosis
CMDT (Current Medical Diagnosis and Treatment) 2011, Essential of Diagnosis
Cara Penularan
Makan sayuran/buah2an yang tercemar tinja
kucing (sumber ookista)
Makan daging yang masih mentah atau kurang
matang (mengandung kista)
Melalui kontaminasi mukosa
Secara vertikal dari ibu ke janin (transplasental)
Melalui transplantasi organ
Melalui transfusi darah
Congenital infection
Follows acute infection of seronegative
mothers and leads to CNS abnormalities and
retinochoroiditis
Infection in immunocompromised persons
Reactivation leads to encephalitis,
retinochoroiditis, pneumonitis, myocarditis.
Positive IgG but negative IgM serologic tests
Toxoplasmosis
IgM
Mulai muncul 5 hari setelah infeksi,
meningkat cepat dalam 1-2 mg, mencapai
titer puncak dalam 1-4 mg
Menghilang dalam beberapa bulan
Dapat menetap sampai > 6 bulan bahkan
sampai bertahun-tahun
IgM ibu tidak dapat menembus plasenta
IgM pada janin mulai dibentuk pada akhir
trimester 1
IgG
Mulai timbul 1-2 mg setelah infeksi primer, mencapai
titer puncak dalam 4-8 mg
Menurun setelah beberapa bln/thn (5%)
Menetap seumur hidup dengan titer rendah
IgG ibu dapat melewati plasenta, terdeteksi pada
kehamilan 20-24 mg
IgG pada neonatus adalah IgG yang berasal dari ibu.
Waktu paruh pada neonatus 28 hari
Bayi dapat membentuk IgG sendiri pada usia 2 - 3
bulan
Aviditas IgG yang tinggi dapat menyingkirkan
adanya infeksi akut
Cara Penularan
Respiratory droplets
Kontak dengan sumberinfeksi (saliva, urin, sekresi
serviks dan vagina, sperma, ASI, airmata)
Melalui transfusi dan transplantasi organ
Secara vertikal dari ibu ke janin
* prenatal (plasenta)
* perinatal (pada saat kelahiran)
* postnatal (ASI, kontak langsung)
Pemeriksaan
untuk CMV
Manfaat
Petanda infeksi
baru
Petanda infeksi
lampau atau
adanya kekebalan
Petanda kekuatan
ikatan anatara
antigen Toxoplasma
dengan antibodi
tubuh
Interpretasi
Infeksi primer berbahaya bila
dialami oleh ibu yang sedang
hamil
Mungkin lampau residu dari infkesi
yang telah lalu
Reaktivasi atau reinfeksi
Stimulasi poliklonal oleh EBV, HSV
Bila terjadi peningkatan titer maka
dapat menjadi suatu tanda infeksi
primer
Bila nilainya tinggi, infeksi terjadi > 4
bulan yang lalu
Bila nilainya rendah infeksi terjadi <
4 bulan yang lalu.
80
Pustaka
82