FRAKTUR RADIUS-ULNARIS
PERGERAKAN PERGELANGAN
TANGAN
Pergerakan pergelangan tangan, gerakannya adalah
sebagai berikut :
Flexi (800)
Ekstensi (700)
Deviasi ulna/medial (300)
Deviasi radial/lateral (200)
Pronasi (900)
Supinasi (900)
Kombinasi gerakan
adalah
1. Fraktur/Dislokasi Galeazzi
2. Fraktur/dislokasi Montegia
3. Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini
berbentuk seperti sendok
makan (dinner fork deformity).
4. Fraktur Smith
Fraktur dislokasi ke arah
anterior (volar), karena itu
sering disebut reverse colles
fracture.
PATOFISIOLOGI
Fraktur kaput ulna sering terjadi akibat jatuh dan tangan
menyangga dengan siku ekstensi.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri
Hilangnya fungsi ekstremitas
Deformitas
Pemendekan ekstremitas atas karena kontraksi otot
yang melekat di atas dan di bawah tempat fraktur
5. Krepitasi
6. Pembengkakan
7. Perubahan warna lokal pada kulit. Hal tersebut terjadi
akibat trauma dan perdarahan pada fraktur. Tanda ini
dapat terjadi beberapa jam atau beberapa hari setelah
cedera.
1.
2.
3.
4.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis berdasarkan klasifikasi fraktur antebrachi
adalah sebagai berikut :
1. Fraktur Galeazzi
a.Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang
mencolok.
b.Bila ringan, nyeri dan tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur; bila
berat, biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.
2. Fraktur Montegia
Klien biasanya mengeluh nyeri dan bengkak pada lengan
bawah serta datang dengan tangan dalam posisi fleksi dan
pronasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Radiologi
a. Sinar X
b. CT-Scan
c. Elektromiografi (EMG)
d. Artroskopi
e. Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
f. USG
g. Angiografi
h. Artrografi
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hitung darah lengkap
Ht mungkin meningkat atau menurun
b. Hb
bila < dari 10 mg % -> anemia
bila > dari 10.000/mm3 -> adanya infeksi.
c. Kreatinin
trauma otot meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens dan ginjal.
d. Profil koagulasi
perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi multipel,
atau cedera hati.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan fraktur radius-ulna dikelompokkan
berdasarkan jenis fraktur yang terjadi:
1. Fraktur Colles
Pada fraktur colles tanpa dislokasi -> imobilisasi dengan pemasangan gips
sirkular dibawah siku selama 4 minggu.
Bila disertai dislokasi -> tindakan reposisi tertutup.
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan pada pemasangan gips adalah
mengkaji dan monitoring status neurovascular, terutama pada 24 jam pertama.
Dan mewaspadai untuk mencegah terjadinya tanda dan gejala dari
kompartemen syndrome.
2. Fraktur Smith
Dilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi
ringan,deviasi ulnar,dan supinasi maksimal (kebalikan posisi colles). Lalu
diimoilisasi dengan gips diatas siku selam 4-6 minggu.
PENATALAKSANAAN
3. Fraktur Galeazzi
Dapat dilakukan reposisi tertutup.bila hasilnya
baik,dilakukan imobilisasi dengan gips sirkular diatas
siku,dipertahankan selama 4-6 minggu.
4. Fraktur Montegia
Dilakukan reposisi tertutup.
Mobilisai dengan gips sikuler dilakukan diatas siku dengan
posisi siku fleksi 90o dan posisi lengan bawah supinasi
penuh.
Bila gagal dilakukan reposisi terbuka dengan pemasangan
fiksasi interna (plate-srew)
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Manajemen Nyeri
Mengontrol nyeri dengan
kolaborasi pemberian obat
analgesic misalnya jenis opiate dan
NSAID.
Memelihara perfusi jaringan
adekuat
Memonitoring edema.
Memonitoring fungsi motoris.
Monitoring apakah terjadi
kompartemen syndrome atau tidak
setelah dilakukan immobilisasi.
Memonitoring adanya tanda infeksi
atau tidak.
Melakukan perawatan luka secara
rutin dengan prinsip steril.
Manajemen Mobilisasi
Mengajarkan pada klien untuk
melakukan ROM baik secara aktif
maupun pasif
Manajemen Ansietas dan Health
education
Mengajarkan strategi koping yang
efektif.
Menjelaskan program pengobatan,
tindakan yang akan dilakukan
kepada klien untuk mengurangi
ansietas.
Mengajarkan kepada klien untuk
memaksimalkan fungsi bagian yang
sehat agar tidak terjadi disfungsi.
Mengajarkan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri dan hygiene
secara mandiri.
FRAKTUR HUMERUS
ANATOMI HUMERUS
Humerus atau tulang lengan atas adalah tulang
panjang dengan caput (ujung atas), corpus, ujung
bawah.
Caput hampir berbentuk setengah lingkaran dan
berartikulasi dengan cavitas glenoidalis scapula.
Corpus merupakan bagian tulang berbentuk silinder.
Otot melekat pada seluruh corpus.
Ujung bawah lebar dan mendatar anteroposterior,
memiliki epicondylus lateralis pada aspek lateralnya
dan epicondylus medialis pada aspek medialnya,
keduanya merupakan tempat melekatnya otot.
FRAKTUR HUMERUS
Fraktur humerus adalah
terputusnya kontinuitas
tulang dan jaringan disekitar
humerus, karena stress atau
tahanan yang berlebihan
pada tulang, yang
mengakibatkan dislokasi
sendi, kerusakan jaringan
lunak, saraf dan pembuluh
darah.
ETIOLOGI
Menurut Reksoprodjo (2010) fraktur humerus disebabkan oleh
trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang,
trauma ada 2 jenis:
1.Fraktur traumatik
2.Fraktur patologis
KLASIFIKASI
1. Fraktur suprakondilar humeri
Fraktur suprakondilar humeri (transkondilar)
merupakan fraktur yang sangat sering terjadi pada
anak-anak setelah fraktur antebraki.
Tipe posterior (tipe ekstensi)
Tipe anterior (tipe fleksi))
KLASIFIKASI
3. Fraktur batang humerus (humerus tertutup)
terputusnya hubungan tulang batang humerus
PATOFISIOLOGI
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan mengalami nekrosis.
Jaringan yang mengalami nekrosis -> respon inflamasi ( vasodilatasi,
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrat, rasi sel darah putih. )
Perdarahan yang terakumulasi -> pembengkakan jaringan sekitar
trauma. apabila ditekan atau digerakkan -> rasa nyeri yang hebat yang
dapat mengakibatkan syok neurogenik.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Radiologi
a. Sinar X
b. CT-Scan
c. Elektromiografi (EMG)
d. Artroskopi
e. Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
f. USG
g. Angiografi
h. Artrografi
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hitung darah lengkap
Ht mungkin meningkat atau menurun
b. Hb
bila < dari 10 mg % -> anemia
bila > dari 10.000/mm3 -> adanya infeksi.
c. Kreatinin
trauma otot meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens dan ginjal.
d. Profil koagulasi
perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi multipel,
atau cedera hati.
PENATALAKSANAAN
Penanganan fraktur humerus dapat menggunakan terapi
operatif dan konservatif.
Prinsip penanganannya konservatif karena angulasi dapat
tertutup otot dan secara fungsional tidak terjadi gangguan.
Sedangkan indikasi tindakan operatif adalah fraktur terbuka,
non union, atau pasien ingin segera bekerja secara aktif.
(Djaya, Hasan, & Efendi, 2014)
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
2. Fraktur Intrakondiliner Humerus
Bila dilakukan tindakan konservatif berupa reposisi dengan
immobilisasi dengan gips sirkuler akan timbul komplikasi
berupa kekakuan sendi (ankilosis). Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan tindakan operasi reduksi dengan
pemasangan internal fiksasi dengan plate-screw.
3. Fraktur Batang Humerus
Berat lengan dapat membantu mengoreksi adanya perperlukan
poblik, spiral, atau bergeser yang mengakibatkan pemendekan
batang humerus, dapat digunakan gips penggantung. Gips
dirancang sehingga beratnya dapat berfungsi sebagai traksi bagi
lengan saat klien tegak, sehingga dapat memobilisasi dan
mereduksi fraktur.
KOMPLIKASI
sering terjadI -> Terjepitnya nervus radialis
karena reposisi
Komplikasi lanjut yang mungkin terjadi adalah
malunion dan non union.
Malunion dapat terjadi karena traksi yang terlalu
berat
Non union dapat terjadi karena pemaksaan
gerakan bahu dan siku sebelum waktunya
sehingga mengakibatkan refraktur.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien : nama, umur (biasanya dialami
oleh lansia dengan etiologi trauma), jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, alamat.
4. Pemeriksaan fisik
B1 (breathing). tidak mengalami kelainan pernafasan.
B2 (Blood). Inspeksi : tidak ada iktus jantung, Palpasi: nadi meningkat,
iktus tidak teraba,
B3 (Brain). Tidak ditemukan masalah terkait B3.
B4 ( Bladder). Biasanya klien tidak mengalami gangguan eliminasi urine.
B5 (bowel). Tidak mengalami masalah pencernaan
B6 (bone). Adanya fraktur pada radius ulna akan menggangu secara
lokal baik fungsi motorik, sensorik maupun perdarahan
Look.
Feel.
Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki
mulai dari posisi netral (posisi anatomi).
Move
Menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan
nyeri pada pergerakan.
Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah
pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam ukuran
metrik.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d spasme otot, gerakan fragmen tulang,
oedema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi,
stress atau ansietas (00132)
2. Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan primer
(kerusakan kulit, trauma jaringan lunak, prosedur invasif
atau traksi tulang) (00004)
3. Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup) (00046)
4. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya
keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui
sumber-sumber informasi (00126)
5. Defisit perawatan diri b.d kerusakan muskuloskeletal
ASUHAN KEPERAWATA
N
ASUHAN KEPERAWATA
N