HIV
Pendahuluan
• HIV : virus yang menyebabkan penyakit
defisiensi imun didapat (AIDS)
• 1981 : Kasus AIDS pertama kali
dilaporkan
• Penularan :
o Transfusi
o Kontak seksual
o Tusukan benda tercemar cairan tubuh
penderita
o Vertikal dari ibu ke bayi
• Diagnosis dipastikan : pemeriksaan
laboratotium
Struktur Virus HIV
https://web.stanford.edu/group/virus/retro/2005gongishmail/hiv1.jpg
Perjalanan Penyakit
Infeksi HIV
WHO-SEARO 2007
Pemeriksaan HIV
BerdasarkanTujuan Pemeriksaan :
• Diagnosis
o Uji cepat (rapid test)
o EIA
o Western Blot
• Pemeriksaan dini pada bayi
o DNA provirus
• Pemantauan
o Viral load
o CD4
Pemeriksaan Serologis
HIV
Tujuan:
• Surveilance
• Keamanan Transfusi/Transplantasi
• Diagnosis
Strategi Pemeriksaan
(WHO)
Strategi Pemeriksaan
HIV
Hasil Indeterminate:
• Bila dua hasil tes reaktif
• Bila 1 tes reaktif, pasien berisiko
Tindak Lanjut Pemeriksaan
Hasil Reaktif :
• Rujuk ke pengobatan HIV
Hasil Indeterminate:
• Tes diulang dengan sample baru, min 2 minggu kemudian
• Bila hasil sama PCR
• Bila tidak ada PCR : ulang 3, 6, 12 bulan bila tetap indeterminate :
dinyatakan non reaktif
Catatan
Metode pemeriksaan
• Rapid Test
• EIA
• Aglutinasi
• Western Blot
Rapid Test
• Pemeriksaan cepat
• Hasil diperoleh + 15 menit
Jenis
• Imuno-concentration
(flow-through)
• Lateral flow
• Immunocomb
Prinsip pemeriksaan
• Antigen HIV dilekatkan
pada absorbent
• Antibodi dari serum akan
terikat
• Kompleks antigen-antibodi
akan divisualisasi dengan
penambahan konjugat
berwarna
Kelebihan
• Meningkatkan akses untuk pencegahan dan intervensi
• Konseling dan diagnosis di hari yang sama
• Mudah digunakan
• Tidak dibutuhkan keahlian khusus
• Waktu pemeriksaanan di bawah 30 menit
• Tidak membutuhkan pendinginan
• Tidak membutuhkan peralatan khusus
Kekurangan
• Jumlah pemeriksaan yang dapat dikerjakan per running sedikit
• Quality Assurance (QA)/Quality Kontrol (QC) sulit dilakukan
• Pembacaan hasil pemeriksaan subyektif
• Hasil harus dibaca pada waktu singkat.
• Dokumentasi dan reprodusibilitas pemeriksaan rendah
Enzyme Immunoassay
(EIA)
• Generasi I : menggunakan lisat virus
sebagai antigen
• Generasi II : menggunakan antigen
spesifik berupa peptida sintetik
• Generasi III : menerapkan prinsip
sandwich menggunakan antigen berlabel
enzim
• Generasi IV : kombinasi deteksi antigen
(p24) dan antibodi
http://f.ptcdn.info/805/019/000/1402053652-Untitled-o.jpg
Prinsip Pemeriksaan EIA
Validitas pemeriksaan EIA
• Check validitas dari blank (jika digunakan)
• Check validitas dari kontrol negatif dan kontrol positif
sesuai nilai dari kit
• Sampel QC internal harus selalu disertakan pada setiap
pemeriksaan.
• Hitung validitas dari kontrol sebelum menilai hasil
pemeriksaan sampel,
• Lakukan penilaiang cutt-off sesuai yang tertera didalam
leaflet reagensia.
Interpretasi Hasil EIA
• Catat absorbans (OD) dan Cutoff (COV) dari setiap sampel
yang diperiksa pada lembar kerja..
• Jika absorbans (OD) sampel lebih kecil dari Cutoff (COV),
sampel tersebut dianggap Non Reaktif.
• Jika absorbans (OD) sampel lebih besar dari Cutoff (COV),
sampel tersebut dianggap Reaktif.
• Jika absorbans (OD) sampel masuk pada batas kurang dari
10% nilai Cutoff maka dianggap Greyzone (area abu-abu)
sehingga hasil pemeriksaannya diulang kembali.
Western Blot
• Pemeriksaan konfirmasi untuk anti HIV
• Hanya mendeteksi IgG spesifik HIV
• Menggunakan antigen HIV yang dilekatkan pada
membran nitroselulosa.
• Pita yang tampak mencerminkan adanya antibodi
terhadap komponen virus HIV
• Sangat spesifik, namun kurang sensitif
http://www.bio-rad.com/webroot/web/images/cdg/products/blood_virus/
product_overlay_content/global/bvd_westernblot_01a_overlay.jpg
Interpretasi Hasil
Western Blot
Organisasi Kriteria Positif
CDC (Center for Paling tidak 2 pita di antara : p24,
Disease Control) gp41, atau gp120/gp160
WHO P24 disertai 1 atau lebih protein
envelope
USFDA Adanya pita p24, p31, dan gp41
atau gp120/gp160
Line-Immunoassay (LIA)
• = Western Blot
• Sebagai pemeriksaan konfirmasi pemeriksaan anti HIV
• Hanya mendeteksi IgG spesifik HIV
• Menggunakan peptida sintetik yang direkatkan pada pita
nitroselulosa
• Interpretasi = dengan WB
Line-Immunoassay (LIA)
Syarat Pemilihan Reagensia sesuai
Permenkes 15 Tahun 2015
• Reagensia pertama harus memiliki sensitivitas tertinggi, ≥
99 %.
• Reagensia kedua memiliki sensitivitas ≥ 98% serta lebih
tinggi dari spesifisitas reagensia pertama
• Reagensia ketiga memiliki spesifisitas ≥ 99% serta lebih
tinggi dari spesifisitas reagensia pertama atau kedua.
• Kombinasi reagensia yang benar adalah bila hasil
indeterminate atau ketidaksesuaian hasil pada salah satu
atau lebih dari pada ketiga pemeriksaan≤ 5%.
• Reagensia 1,2,3 memiliki prinsip pemeriksaan atau antigen
yang berbeda