Anda di halaman 1dari 17

PITFALLS PADA PEMERIKSAAN

RAPID DIAGNOSTIC TEST

DEWI WULANDARI
DEPARTEMEN/KSM PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO
PENDAHULUAN

• Infeksi HIV dan Hepatitis virus masih menjadi masalah


kesehatan dunia.
• The 2022-2030 Global Health Sector Strategies on HIV,
Viral Hepatitis, and STI mencanangkan target mengakhiri
AIDS, Hepatitis B dan C, serta infeksi menular seksual
pada tahun 2030.
• Salah satu upaya untuk mencapai target tersebut adalah
dengan mencegah penularan dan infeksi baru, salah
satunya dengan menyediakan layanan kesehatan yang
berkualitas, berbasis bukti dan berorientasi pada
masyarakat.
• Untuk memperluas jangkauan layanan pemeriksaan ini,
Rapid Diagnostic Test merupakan salah satu alternatif
pemeriksaan yang membantu.
• Rapid diagnostic test: pemeriksaan laboratorium
yang cepat, umumnya hasil bisa diperoleh < 30
menit.
• Deteksi antibodi dan antigen
• Tujuan pemeriksaan:
PENDAHULUAN
• Penyaring
• Membantu menegakkan diagnosis
• Surveillance epidemiologi
KELEBIHAN & KEKURANGAN

KELEBIHAN KEKURANGAN:
• Hasil cepat.
• Sensitivitas lebih rendah dari pada
Pasien lebih cepat mendapat terapi 
menurunkan keparahan dan mencegah pemeriksaan immunoassay. Terutama
penularan. pada stadium awal infeksi.
• Mudah digunakan.  tidak diperlukan • Negatif palsu (False negatives) lebih
keahlian khusus, mudah dilatih. sering terjadi.
• Tidak membutuhkan alat khusus
• Hasil tidak terdokumentasi
• Dapat disimpan di suhu kamar (25oC)
• Pemantapan mutu sulit dikerjakan.
• Relatif murah
• Reprodusibilitas rendah
P E R J A L A N A N P E N YA K I T I N F E K S I H I V

https://logicalbiological.com/hiv-a-challenging-disease-to-diagnose/
W I N D O W P E RI O D E
BE RBA G A I
PA R A MET E R
L A B O RATO RI U M PA D A
INFEKSI HIV

https://www.cdc.gov/hiv/clinicians/screening/diagnostic-tests.html
P E R J A L A N A N P E N YA K I T I N F E K S I H C V
P E R J A L A N A N P E N YA K I T I N F E K S I H B V
P R I N S I P P E M E R I K S A A N : L AT E R A L F L O W I M M U N O A S S AY

Conjugate pad

Tes Kontrol

Sample pad Adsorbent pad

Membran
nitroselulosa
PRINSIP PEMERIKSAAN DETEKSI ANTIGEN

C
PRINSIP PEMERIKSAAN DETEKSI ANTIBODI
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

• Temperatur penyimpanan: Pastikan suhu selama transportasi dan penyimpanan sesuai


rentang yang ditentukan oleh pabrik. Jika kit pemeriksaan disimpan pada suhu di luar
rentang tersebut, kualitas tidak dapat dijamin.
• Pemeriksaan: pastikan volume sample dan buffer sesuai dengan petunjuk kit.Jangan
mengocok botol reagen/buffer karena dapat menyebabkan gelembung, dan mempengaruhi
volume tetesan.
• Waktu inkubasi dan pembacaan: waktu pembacaan harus tepat sesuai dengan petunjuk
kit. Waktu pembacaan tidak sesuai dapat menyebabkan negatif palsu atau positif palsu.
• Interpretasi hasil: sesuai petunjuk kit.
HASIL INVALID

• Bila tidak terdapat garis kontrol

PENYEBABNYA:
• Sample berwarna sehingga memberikan background yang pekat
• Sample tidak mengalir
• Debris pada membrane
• Volume sample tidak mencukupi
• Menggunakan kit yang baru saja dikeluarkan dari kulkas
H A S I L N E G AT I F PA L S U

• Waktu pemeriksaan terlalu dini – window periode


• Jumlah sample terlalu sedikit
• Jumlah virus terlalu sedikit, sehingga tidak cukup merangsang pembentukan
antibodi.
• Immunodefisiensi termasuk defisiensi protein
• Degradasi antibodi
• Hook effect
H A S I L P O S I T I F PA L S U

• Kesalahan pengerjaan:
• Pembacaan sebelum waktunya atau lewat waktu
• Sample tertukar
• Kontaminasi
• Infeksi lain: EBV, Lyme disease, sifilis, schistosomiasis
• Penyakit autoimun: seperti SLE, rheumatoid arthritis
• Kehamilan, atau multipara
• Riwayat multiple transfusi
• Baru vaksinasi, atau mendapatkan terapi gamma globulin
• Prevalensi
D A M PA K P R E VA L E N S I PA D A H A S I L T E S

• Jika prevalensi HIV 2%, Jika diperiksa 10.000 sample, maka:


• 200 sample berasal dari pasien HIV (true positive)
• 9800 dari pasien non-HIV
• Jika spesifisitas tes yang dipakai 99,8%, maka sekitar 20 sample akan positif palsu.
• Dari 220 hasil positif: 91% benar terinfeksi HIV

• Jika prevalensi rendah misalnya 0,1%, jika diperiksa 10.000 sample, maka:
• Hanya 10 dari 10.000 yang benar terinfeksi HIV (true-positive)
• 9.990 dari individu non-HIV.
• Jika specificitas pemeriksaan 99,8%, hasil dari 20 sample akan positif palsu.
• Jadi bila diperoleh 30 hasil positif (10 true-positives + 20 false-positives), hanya 33% berasal dari yang
benar HIV
RINGKASAN

• Infeksi HIV, Hepatitis B dan C hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia.
• The Global Health Sector Strategies tahun 2022-2030 mencanangkan untuk mengakhiri AIDS, Hepatitis
B & C serta infeksi menular seksual di tahun 2030.
• Pemeriksaan rapid diagnostic test merupakan salah satu alternatif pemeriksaan laboratorium yang dapat
menjangkau cakupan pemeriksaan.
• RDT merupakan pemeriksaan yang dapat memberikan hasil dalam waktu <30 menit, dapat menggunakan
sample darah kapiler, tidak memerlukan keahlian khusus, dan relatif lebih murah.
• Dengan RDT diharapkan penegakkan diagnosis dapat lebih cepat, sehingga pasien dapat segera mendapat
tatalaksana yang adekuat, dan dapat dicegah penularan.
• Namun banyak hal perlu diperhatikan untuk dapat menghasilkan pemeriksaan yang akurat.
• Kondisi kit reagensia, stadium penyakit, dan prevalensi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
• Kondisi biologis lain yang dimiliki pasien dapat menyebabkan interferensi pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai