Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kejang demam merupakan salah satu gangguan neurologis yang sering ditemukan pada

bayi dan anak (Lumbantobing, 2004).

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering ditemukan pada anak,

hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4 tahun. Para peneliti telah membuat berbagai

kesimpulan, bahwa bangkitan kejang demam berhubungan dengan usia, tingkatan suhu serta

kecepatan peningkatan suhu, termasuk faktor hereditas juga memiliki peran terhadap bangkitan

kejang demam dimana pada anggota keluarga penderita memiliki peluang untuk mengalami

kejang lebih banyak dibandingkan dengan anak normal.

Kejang yang berlangsung lama biasanya disertai apneu (henti nafas) yang dapat

mengakibatkan terjadinya hipoksia (berkurangnya kadar oksigen jaringan) sehingga

meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel

neuron otak. Apabila anak sering kejang, akan semakin banyak sel otak yang rusak dan

mempunyai risiko menyebabkan keterlambatan perkembangan, retardasi mental, kelumpuhan

dan juga 2-10% dapat berkembang menjadi epilepsi (Mohammadi, 2010).

5.2. Saran

Diharapkan adanya edukasi pada ibu yang memiliki anak balita agar dapat mencegah

anaknya dari kejang demam ketika demam. Kepada ibu yang memiliki anak dengan riwayat
kejang demam agar dapat mencegah terjadinya kejang demam berulang dengan cara segera

memberikan antipiretik dan antikonvulsan kepada anaknya ketika mulai demam.

Anda mungkin juga menyukai