Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan kesehatan
dan kesempatan untuk kita terus berusaha dan berkarya, dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik merupakan salah satu anugrah-Nya. Makalah ini kami kutip dari beberapa situs
internet.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu
sehingga maklah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentunya dengan harapan makalah ini
dapat menyumbangkan setitik harapan bai kemajuan ilmu pengetahuan dimasa yang akan
datang.
Sebagai penulis kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, tetapi pada
dasarnya kami selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada
makalah ii hingga mendekati kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kemajuan kita bersama.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
1. PENGERTIAN KAYU.......................................................................................................................... 3
2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU................................................................................ 3
3. PENAMPANG KAYU ......................................................................................................................... 4
4. KEPADATAN KAYU ........................................................................................................................... 5
5. JENIS KAYU YANG DIDAPAT ............................................................................................................ 7
a. Kayu Merbau (Intsia Bijuga)........................................................................................................ 7
b. Kayu Meranti............................................................................................................................... 9
c. Kayu Meranti Samarinda........................................................................................................... 11
d. Kayu Jati (Tectona Grandis)....................................................................................................... 13
e. Kayu Bangkirai........................................................................................................................... 16
f. Kayu Mahoni (Swietenia Macrophylla) ..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

2
1. PENGERTIAN KAYU
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin
pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu
serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan.
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat menjadi
satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai
arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat
berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU


Kelebihan Kayu yaitu, sebagai berikut:
a. Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
b. Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta
harga yang relatif murah.
c. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
d. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras)
cukup tinggi/baik.
e. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
f. Kedap suara.

Kekurangan Kayu yaitu, sebagai berikut:


a. Sifatnya kurang homogen
b. Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.

3
c. Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
d. Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
e. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
f. Agak mudah terbakar.

3. PENAMPANG KAYU
a. Kulit Luar (Outr Bark)
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.
b. Kulit Dalam (Bast)
Bagian ini lunak dan basah, untuk mengangkut bahan makanan dari daun
ke bagian dari tumbuhan.
c. Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel
kayu
d. Kayu Gobal (Sapwood)
Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan
dari tanah ke daun.
e. Kayu Teras (Hearwood)
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah
kayu gubal. Perubahannya menjadi kayuteras terjadi secara perlahan-lahan.
Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umunya lebih tahan terhadap serangan
serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya. Dibading kayu gubal, kayu
terasinilah yang diambil dan dimanfaatkan sebagai kayu untuk keperluan
bangunan, mebelair, dan lain sebagainya.
f. Hati (Pith)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
g. Jari-jari Teras(Rays)
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk menyimpan
dan peralihan bahan makanan

4
4. KEPADATAN KAYU
Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin
ringan kayu semakinkurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. Begitu
juga sebaliknya.
Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan
struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan
sifat-sifat tesebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang popular dibandingkan
dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran
kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah ( dekoratif ).
Namun demikian pada kondisi tertentu ( misalnya : pada daerah tertentu, dimana
secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain )
peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan
jamur.
Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain :
daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama
dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya.
Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan
mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka
kelasnya makin rendah kekuatannya.

Tabel Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Berat Jenisnya


BERAT
JENIS KUAT KUAT
KELAS KERING LENTUR DESAK
KUAT UDARA ( Kg/Cm) (Kg/Cm)

I 0,90 1100 650

II 0,90 0,60 1100 725 650 425

III 0,60 0,40 725 500 425 300

IV 0,40 0,30 500 360 300 215

5
V 0,30 360 215

Tabel Kelas Awet Kayu Berdasarkan Umurnya


KELAS
AWET I II III IV V

Selalu
berhubungan
dengan
tanah Sangat Sangat
lembab. 8 tahun 5 tahun 3 tahun pendek pendek

Kayu tidak
terlindung
terhadap
angin dan
iklim, tetapi
dilindungi 20 15 10 Beberapa Sangat
terhadap air. tahun tahun tahun tahun pendek

Kayu
ditempatkan
di tempat Tidak Tidak Sangat Beberapa
terlindung. terbatas terbatas lama tahun Pendek

Kayu
ditempatkan
di tempat
terlindung
tapi di
rawat, di cat, Tidak Tidak Tidak 10
dsb. terbatas terbatas terbatas 20 tahun tahun

Kayu Agak Sangat Sangat


termakan / Tidak Jarang cepat cepat cepat

6
terserng
rayap

Kayu
termakan
oleh bubuk
kayu, rayap
dan
serangga Hampir Tidak Sangat
lain. Tidak Tidak tidak seberapa cepat

5. JENIS KAYU YANG DIDAPAT


a. Kayu Merbau (Intsia Bijuga)

Pohon berperawakan sedang hingga besar, dapat mencapai tinggi 50 m, dengan


batang bebas cabang sekitar 20m dan gemang hingga 160(-250) cm. Dengan banir
(akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat
pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat.
Merbau memiliki tekstur kayu yang kasar dan merata, dengan arah serat yang
kebanyakan lurus. Kayu yang telah diolah memiliki permukaan yang licin dan
mengkilap indah.

Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air
15%) dan kuat (kelas kuat I-II). Kayu ini memiliki penyusutan yang sangat rendah,
sehingga tidak mudah menimbulkan cacat apabila dikeringkan. Merbau juga awet:

7
daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas I dan terhadap rayap kayu
kering termasuk kelas II. Kayu merbau termasuk tahan terhadap penggerek laut
(teredo), sehingga acap digunakan pula dalam pekerjaan konstruksi perairan.
Merbau termasuk tidak sulit digergaji, dapat diserut dengan mesin sampai halus,
diamplas dan dipelitur dengan memuaskan, namun kurang baik untuk dibubut. Kayu
ini juga biasanya pecah apabila dipaku, dan dapat menimbulkan noda hitam apabila
berhubungan dengan besi atau terkena air.
Data data :
- Berat basah : 43 gr
- Berat kering : 40,5 gr
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(43 40,5)
= 100%
40,5
= 6,17 %

- Kerapatan kayu :

=

43
=
60
= 0,71 /3

- Berat Jenis Pada Kadar Air :



=
(1000 (1 + 100))
0,71
=
6,17
(1000 (1 + 100 ))

= 0,00068

8
- Berat Jenis Dasar :

=
(1 + 0,265. . )
30 306,17
= = = 0,79
30 30

0,00068
=
(1 + 0,265.0,79.0,00068)
= 0,00067

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :



=
(1 0,133. )
0,00067
=
(1 0,133.0,00067)
= 0,00067

Kelas Awet kayu Merbau : I, II


Kelas Kuat kayu Merbau : I, II

b. Kayu Meranti
Meranti tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat
jenisnya berkisar antara 0,3 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu ini memiliki 3 jenis
yaitu meranti merah, meranti putih, dan meranti kuning.
Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV;
sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan
terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar
ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti cukup mudah
diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot.

9
Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat
ruangan, bahan mebel dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu
meranti yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok,
kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk
membuat perahu.

Data data :
- Berat basah : 36,5 gr
- Berat kering : 30 gr
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(36,5 30)
= 100%
30
= 21,67 %

- Kerapatan kayu :

=

36,5
=
60
= 0,61 /3

10
- Berat Jenis Pada Kadar Air :

=
(1000 (1 + 100))
0,61
=
21,67
(1000 (1 + 100 ))

= 0,0005

- Berat Jenis Dasar :



=
(1 + 0,265. . )
30 3021,67
= = = 0,27
30 30

0,0005
=
(1 + 0,265.0,27.0,0005)
= 0,0005

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :



=
(1 0,133. )
0,0005
=
(1 0,133.0,0005)
= 0,0005

Kelas Awet kayu Meranti : III, IV


Kelas Kuat kayu Meranti : II, IV

c. Kayu Meranti Samarinda


Kayu meranti samarinda sama saja dengan kayu jenis meranti yang lainnya. Hanya
saja kayu jenis meranti samarinda berada di kota Samarinda. Meranti tergolong kayu
keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 0,86
pada kandungan air 15%. Kayu ini memiliki 3 jenis yaitu meranti merah, meranti
putih, dan meranti kuning.
Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV;
sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan
terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar

11
ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti cukup mudah
diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot.

Data data :
- Berat basah : 36,5 gr
- Berat kering : 31,5 gr
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(36,5 31,5)
= 100%
31.5
= 15,87 %

- Kerapatan kayu :

=

36,5
=
60
= 0,61 /3

- Berat Jenis Pada Kadar Air :



=
(1000 (1 + 100))
0,61
=
15,87
(1000 (1 + 100 ))

= 0,00053

- Berat Jenis Dasar :



=
(1 + 0,265. . )

12
30 3015,87
= = = 0,47
30 30

0,00053
=
(1 + 0,265.0,47.0,00053)
= 0,00052

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :



=
(1 0,133. )
0,00052
=
(1 0,133.0,00052)
= 0,00053

Kelas Awet kayu Meranti Samarinda : III, IV


Kelas Kuat kayu Meranti Samarinda : II, IV
d. Kayu Jati (Tectona Grandis)
Pohon besar dengan batang yang bulat lurus, tinggi total mencapai 40 m. Batang
bebas cabang (clear bole) dapat mencapai 1820 m. Pada hutan-hutan alam yang
tidak terkelola ada pula individu jati yang berbatang bengkok-bengkok. Sementara
varian jati blimbing memiliki batang yang berlekuk atau beralur dalam; dan
jati pring (Jw., bambu) nampak seolah berbuku-buku seperti bambu. Kulit batang
coklat kuning keabu-abuan, terpecah-pecah dangkal dalam alur memanjang
batang.dan seringkali masyarakat indonesia salah mengartikan jati dengan
tanaman jabon( antocephalus cadamba ) padahal mereka dari jenis yang berbeda.
Pohon jati (Tectona grandis sp.) dapat tumbuh meraksasa selama ratusan tahun
dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-
rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter.
Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang
lurus, dan sedikit cabangnya.

13
Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih daripada 80 tahun.
Kayu jati merupakan kayu kelas satu karena kekuatan, keawetan dan keindahannya.
Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini
sangat tahan terhadap serangan rayap.
Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu
gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai
untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki
permukaan yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu
teras nampak jelas, sehingga menghasilkan gambaran yang indah.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai
kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel
interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.

Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz
dkk., t.t.):
1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila
diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin).
Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala,
sangat indah.
5. Jati kembang.
6. Jati kapur, kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur.
Kurang kuat dan kurang awet.

Data data :
- Berat basah : 37,9 gr
- Berat kering : 35 gr

14
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(37,9 35)
= 100%
35
= 8,28 %

- Kerapatan kayu :

=

37,9
=
60
= 0,63 /3

- Berat Jenis Pada Kadar Air :



=
(1000 (1 + 100))
0,63
=
8,28
(1000 (1 + 100 ))

= 0,00058

- Berat Jenis Dasar :



=
(1 + 0,265. . )
30 308,28
= = = 0,72
30 30

0,00058
=
(1 + 0,265.0,72.0,00058)
= 0,00058

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :



=
(1 0,133. )

15
0,00058
=
(1 0,133.0,00058)
= 0,00058

Kelas Awet kayu Jati : I, II


Kelas Kuat kayu Jati : II

e. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai merupakan salah satu jenis kayu yang berkualitas bagus. Hal tersebut
dapat dibuktikan pada saat dalam proses pengerjaan (pengerjaan kayu bengkirai). Kayu
bengkirai ini mudah diproses seperti diserut, dipotong, diukir dll. Oleh sebab itu,
banyak orang yang memasukkan kayu bengkirai ini ke dalam golongan jenis-jenis kayu
pertukangan.

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan
yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu
bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi
kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk
material konstruksi berat seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang
tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar
bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring / decking, dll. Pohon Bangkirai
banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu berwarna kuning
dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan antara
kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru
saja dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

Data data :

16
- Berat basah : 51,1 gr
- Berat kering : 47 gr
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(51,1 47)
= 100%
47
= 8,72 %

- Kerapatan kayu :

=

51,1
=
60
= 0,85 /3

- Berat Jenis Pada Kadar Air :



=
(1000 (1 + 100))
0,85
=
8,72
(1000 (1 + 100 ))

= 0,00078

- Berat Jenis Dasar :



=
(1 + 0,265. . )
30 308,72
= = = 0,71
30 30

0,00078
=
(1 + 0,265.0,71.0,00078)
= 0,00078

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :


17

=
(1 0,133. )
0,00078
=
(1 0,133.0,00078)
= 0,00078

Kelas Awet kayu Bangkirai : I, II, III


Kelas Kuat kayu Bangkirai : I, II

f. Kayu Mahoni (Swietenia Macrophylla)

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 3540 m


dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.
Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit
batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua,
beralur dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun,
mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota,
kepala sari putih, kuning kecoklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima,
warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni dapat ditemukan
tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai, atau
ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia
Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.

Data data :
- Berat basah : 33,8 gr
18
- Berat kering : 27,5 gr
- V (volume) : p x l x t = 10 cm x 3 cm x 2 cm = 60 3

Perhitungan :
- Kadar air :
( )
= 100%

(33,8 27,5)
= 100%
27,5
= 22,91 %

- Kerapatan kayu :

=

33,8
=
60
= 0,56 /3

- Berat Jenis Pada Kadar Air :



=
(1000 (1 + 100))
0,56
=
22,91
(1000 (1 + 100 ))

= 0,00046

- Berat Jenis Dasar :



=
(1 + 0,265. . )
30 3022,91
= = = 0,23
30 30

0,00046
=
(1 + 0,265.0,23.0,00046)
= 0,00046

- Berat Jenis Pada Kadar Air 15 % :

19

=
(1 0,133. )
0,00046
=
(1 0,133.0,00046)
= 0,00046

Kelas Awet kayu Bangkirai : III


Kelas Kuat kayu Bangkirai : II, III

20
DAFTAR PUSTAKA

http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html

http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/kayu-bangkirai.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahoni

https://id.wikipedia.org/wiki/Meranti_merah

https://id.wikipedia.org/wiki/Merbau

https://id.wikipedia.org/wiki/Jati

21

Anda mungkin juga menyukai