Anda di halaman 1dari 4

Berbagai Media Dalam Mikrobiologi

1. Berdasarkan bentuknya, terdapat :


Media cair yang komposisinya dapat sintetik dapat pula
alami. Keadaaan cair karena tidak ditambahkan bahan
pemadat.
Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan
sebagi berikut. 1 L air murni ditambahkan 3 gram kaldu
lembu dan 5 gram pepton. Medium ini kemudian di
tentukan pHnya 6,8 sampai 7 jadi sedikit asam atau
netral, keadaan yang demikian tersebut sesuai bagi
kebangyakan bakteri
Media padat, sama seperti media cair, bedanya disini
tidak ditamahkan pemadat (agar-agar, amilum, atau
gelatin).
Suatu penemuaan yang baik sekali ialah medium dari
kaldu yang sedikit di campur dengan agar-agar. Setelah
medium itu disterilkan, dan kemudian medium itu
dibiarkan mendingin, maka kita memperoleh mdium yang
padat. Gelatin dapat juga dipakai sebagai bahan
pengental dan memang orang dulu bias mengkklaimnya-
tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-
agar. (Prof. DR, Dwidjoseputro.1981.hal.32-33)
Media semi padat, sebenarnya media ini termasuk
media padat tapi karena keadaaannya lembek disebut
semi solid. Bahan pemadat yang digunakan seengah dari
medium padat.
Medium kering
Untuk menyiapkan medium kering, cukup mengambil
sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan
sekian liter dan kemudian lautan tersebut disterilkan.
Penentuan pH tidak lagi, karena hal itu sudah dilakukan
terlebih dahulu pada pembuatan serbuk.
2. Bedasarkan kegunaannya :
Media umum, digunakan secara umum artinya medium
ini dapat ditumbuhi oleh berbagai jenis mikroorganisme
baik bakteri maupun jamur, misalnya NA (Natural Agar)
dan lain-lain.
Media selektif, madia ini dpakai untuk menyeleksi
mikroorganisme sesuai dengan yang diinginkan, jadi
hanya satu jeis mikroorganisme yang dapat tumbuh dalam
media ini atau hanya satu kelompok tertentu saja,
misalnya media salmonella atau sigella dari makanan atau
bahan lain.

Media diferensial, media ini juga diergunakan untuk


menyeleksi mikroorganisme. Media ini dapat ditumbuhi
berbagai jenis mikroorganisme tapi slah satu diantaranya
dapat memberikan cirri yang khas sehingga dapat
dibedakan dari yang lain dan dapat dipisahkan media
pengaya. Medium ini gunanya untuk menumbuhkan
miroorganisme untuk keperluan tertentu. Dibiakan dalam
medium ini supaya sel-sel mikroorganisme tersebut dapat
berkembang dengan cepat sehingga diperoleh populasi
yang tinggi
3. Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya :
Media alami / organik, komposisi media ini tidak
diketahui secara pasti, baik jenis maupun ukurannya.
Media ini sudah tersedia secara alami isalnya air, nasi,
buah, biji dan lain-lain.
Media sintetik / anorganik, sering juga disebut media
buatan. Komposisi senyawa berikut takarannya diketahui
secara pasti, tidak tersedia secara alami tapi dibuat.
Media sitetik sering digunakan untuk mempelajari sifat
faali dan genetika mikroorganisme. Senyawa organic dan
anorganik yang ditambahkan dalam media sitetik harus
murni, sehingga harganya mahal, misalnya sabourond
agara, czapeks agara, dan lain-lain.
Media semi sintetik, komposisinya sebagian diketahui
secara pasti, sebagian lagi tidak, disebut juga medium
setengah buatan, misalnya PDA, NA, dan lain-lain.
Medium sintetik berupa ramuan. Ramuan zat organic yang
tertentu yang mengandung zat karbon dan nitrogen.
Bakteri outotrof dapat hidup dalam medium ini. Bakteri
safprofit juga dapat hidup didalam medium ini asalkan
ditambahkan natriun-sitrat dan patrium. Amonicium posfat
yang pertama merupakan sumber karbon, sedang yang
kedua merupakan sumber nitrogen. (Prof. DR,
Dwidjoseputro.1981. hal.32-33)
Medium yang diperkaya
Serum atau darah yang dicamprkan kedalam medium
yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan
secara sterilisasi , maka serum atau darah tersebut akan
mengental, akibat pemanasan. Pada medium Loeffer,
serum dicampurkan kedalam dasar seringkali orang
menambahkan makanan sebelum disterilisasi. Seringkali
orang menambahkan susu-air tomat kepada dasar
makanan untuk menumbuhkan Loctobacillus dan
beberapa spesies lainnya.

Sterilisasi
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu
bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.

1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu


saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang
peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan


pemanasan & penyinaran.

Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada
api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-
1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan
metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses
sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang
menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV

3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan


senyawa desinfektan antara lain alkohol.

Anda mungkin juga menyukai