1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak
matang menjadi matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere
yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin
sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22%
yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja,
yakni usia antara usia 11 20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksimanusia, dan sering disebut masa peralihan
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun
setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.
Perkembangan sosial
perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil
dalam melalui masa perkembangannya. Perilaku berisiko dilakukan remaja
Contoh : Merokok, penggunaan narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian
- Pengangguran
Center for Deseases Control and Prevention (CDC) di US sejak tahun 1989 melakukan Youth
Risk Behavior Surveillance System(YRBSS) untuk memonitor masa depan USA. Perilaku
yang dipantau:
Safety driving
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Tobacco use
Unprotected sex
Eating pattern
Physical activities
erikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
1.Perilaku Bermasalah (problem behavior). Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah
dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses
sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam
dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori
perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman.
Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah
akibat perilakunya sendiri.
3.Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment). Perilaku yang tidak sesuai yang
dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan
sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar
peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah
menegah (SLTP/SLTA).
5. Attention Deficit Hyperactivity disorder, yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam
perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat
terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami
kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu,
anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami
kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.
Peranan Lembaga Pendidikan Untuk tidak segera mengadili dan menuduh remaja sebagai
sumber segala masalah dalam kehidupan di masyarakat, barangkali baik kalau setiap lembaga
pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) mencoba merefleksikan peranan masing-masing.
Kesehatan reproduksi keadaan sejahtera fisik, mental sosial yang utuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi (Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan, 1994)
Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO)
1. Supaya tidak terjadi kelainan anatomis fisiologis perempuan harus memiliki ronggga
pinggul yang cukup besar untuk mempermudah persalinan; memiliki kelenjar penghasil
hormon reproduksi yang sehat DIPERLUKAN GIZI YANG ADEKUAT
2. Diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai dimulai sejak bayi
1. Perkosaan.
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya
mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
2. Free sex.
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar
kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja
perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan
aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi
dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan
semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
didasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos
berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa
hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si
4. Aborsi. Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi
provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada
juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena
berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD
umumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani
kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula pada
Merokok
stroke dan lain-lain Sebagian besar perokok di seluruh dunia dimulai ketika mereka
remaja. Sampai saat ini tercatat 150 juta orang remaja perokok. Jumlah ini meningkat
secara global, khususnya di kalangan wanita muda. Setengah dari para perokok akan mati
premature
Kecelakaan/ Trauma
Kecelakan biasanya adalah kejadian yang sering dialami oleh remaja terutama sebagai
akibat prilaku atau kenakalan remaja yang sering kebut-kebutan, tawuran dan gagah-
gagahan. Kecelakaan adalah penyebab utama kematian dan cacat di antara remaja.
Trauma luka lalu lintas di Jalan mengambil remaja sekitar 1 orang 000 setiap hari.
Malnutrisi
Banyak remaja di negara berkembang masuk kategori kekurangan gizi, dengan risiko
rentan terhadap penyakit dan kematian dini. Sebaliknya, kelebihan berat badan dan
obesitas semakin meningkat.
Kesehatan Mental
Sekitar 20% dari remaja akan mengalami masalah kesehatan mental, yang paling sering
depresi atau kecemasan. Risiko meningkat oleh pengalaman kekerasan,, devaluasi
penghinaan dan kemiskinan, dan bunuh diri merupakan salah satu penyebab utama
kematian pada orang muda. Bangunan keterampilan hidup pada anak-anak dan remaja,
dan menyediakan mereka dengan dukungan psikososial di sekolah-sekolah dan
pengaturan masyarakat lainnya dapat membantu meningkatkan kesehatan mental.
Kekerasan
Kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak muda, terutama
laki-laki: 565 diperkirakan merupakan orang-orang muda berusia 10 hingga 29 tahun
meninggal setiap hari melalui kekerasan interpersonal. Membina hubungan antara orang
tua dan anak-anak sejak awal kehidupan merupakan hal terpenting untuk mencegah
prilaku kekerasan pada remaja.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Jerawat atau yang dalam istilah medisnya disebut acne vulgaris, adalah kelainan kulit
yang ditandai peradangan kronis pada kelenjar minyak, ditandai dengan munculnya
komedo, benjolan kecil dengan ukuran bervariasi serta kadang-kadang disertai
pembentukan parut. Remaja juga sering menderita penyakit kulit lainnya seperti scabies,
jamuran, eksim/dermatitis.
Kelainan Mata
Pada remaja sering dijumpai kelainan penglihatan berupa rabun jauh, rabun dekat
ataupun astigmatisma. Kelainan-kelainan ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan
mata untuk berakomodasi
Penyakit Menular Seksual biasanya dialami oleh remaja yang aktif secara seksual, apakah
itu sering gonta-ganti pacar/pasangan ataupun remaja yang sering menggunakan jasa
penjaja seks. Beberapa diantaranya seperti gonore, sifilis, klamidia, herpes genitalis,
kondiloma akuminata, HIV dan lain-lain Terdapat 40% perkiraan dari semua infeksi HIV
baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008 berusia 15-24 tahun..
Setiap hari, 2 500 lebih orang-orang muda terinfeksi dan global ada lebih dari 5,7 juta
orang muda yang hidup dengan HIV / AIDS. Orang-orang muda perlu tahu bagaimana
melindungi diri mereka sendiri dan memiliki sarana untuk melakukannya. Ini termasuk
kondom untuk mencegah penularan seksual dan membersihkan virus dan jarum suntik
bagi mereka yang menyuntikkan narkoba. Saat ini, hanya 30% laki-laki muda dan 19%
wanita muda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan benar mereka butuhkan
untuk melindungi diri dari tertular virus. Akses yang lebih baik untuk konseling dan tes
HIV akan menginformasikan remaja tentang status mereka, membantu mereka untuk
mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, dan menghindari penyebaran lebih lanjut
virus. Budaya dan kondisi sosial ekonomi meningkatkan kerentanan orang-orang muda
untuk infeksi HIV, strategi pencegahan HIV yang efektif harus bertujuan untuk
mengatasi faktor ini juga
Tujuan Kespro :
Khusus:
2. Meningkatnya hak dan tanggungjawab sosial remaja (wanita) dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan
3. Meningkatnya peran dan tanggungjawab sosial remaja (pria) terhadap akibat dari perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dean anak2nya
4. Dukungan yang menunjang remaja untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan
proses reproduksinya
3. Faktor psikologis
4. Faktor biologis
3. Penyakit menular seksual dan HIV / AIDS dan dampaknyan terhadap kespro
8. Hak2 reproduksi
Menurut BKKBN usia yang ideal 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah
berisiko.
oleh:
Kesiapan fisik
Kesiapan mental/emosi/psikologis
Faktor sosiodemografik (kemiskinan, kebiasaan, peran wanita di masy., seksualitas aktif &
penggunaan kontrasepsi, media massa)
Tekanan pasangan
Keinginan dicintai
Film, tayangan TV, & media massa (termasuk internet) menampakkan bahwa normal bagi
Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan
Kehamilan usia muda dapat berisiko menderita kanker di masa yang akan datang
Gilbert, et al (2004): kehamilan remaja awal (11-15 th), remaja akhir (16-19 th). Komplikasi
pd kehamilan remaja: persalinan prematur, IUGR, BBLR & kematian perinatal. Studi thd
kelompok remaja hispanik & non hispanik, Afrika Amerika & Asia; hasil kehamilan:
kematian bayi & neonatal, BBLR, persalinan prematur, PEB, eklampsia, pyelonefritis,
komplikasi infeksi.
Ahmad (2004) dari laporan Save the Children: 1 dari 10 persalinan dialami oleh ibu yang
masih anak2, berusia 11-12 tahun ;komplikasi kehamilan & persalinan membunuh 70,000
remaja puteri tiap tahun, jika pun selamat maka akan menderita injuri permanen. Estimasi
bayi yg dilahirkan pun 1 juta meninggal dlm tahun pertama kehidupannya. Risiko kematian >
tinggi 50% dp bayi yg dilahirkan dari ibu berusia >20 th. Merekomendasikan pe biaya u/
pelayanan kesehatan, kelangsungan hidup anak dan program keluarga berencana yg
memenuhi kebutuhan remaja puteri
Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tdk diinginkan oleh salah
satu atau kedua orangtua bayi tersebut.
Faktor penyebabnya:
Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan &
metode2 pencegahannya
Hanya ada pilihan Mempertahankan atau Aborsi, hal ini akan beresiko terhadap fisik, psikis
dan sosial remaja.
Mempertahankan Kehamilan
1. Risiko Fisik: kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB,
persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
2. Risiko Psikis/Psikologis.
pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya/ tidak
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kalau mereka menikah: perkawinan bermasalah yang penuh konflik krn sama-sama belum
dewasa & siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua.
Pasangan muda terutama pihak perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman
(dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan,
pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan
3. Risiko Sosial
melahirkan.
menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yg seharusnya dinikmati, & terkena cap
buruk karena melahirkan anak "di luar nikah" : kelahiran anak di luar nikah masih menjadi
beban orang tua maupun anak yg lahir.
4. Risiko Ekonomi
Mengakhiri Kehamilan
Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah
kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya < 500 gram atau
sebelum kehamilan usia 20 mgg
Abortus terbagi 2:
1. Risiko Fisik: Pendarahan & komplikasi lain (infeksi, emboli, KE, robekan ddg rahim,
kerusakan leher rahim) kematian. Aborsi yang berulang: komplikasi & juga
mengakibatkan kemandulan.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
2. Risiko Psikis
Pelaku aborsi: perasaan takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi
dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah/ dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama
Depresi
3. Risiko Sosial
Ketergantungan pada pasangan menjadi > besar karena perempuan merasa sudah tidak
perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi.
4.Risiko Ekonomi.
Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya menjadi semakin tinggi.
Kesulitan dalam beradaptasi secara psikologis (sulit mengharapkan adanya perasaan kasih
sayang)
Kesulitan beradaptasi menjadi orangtua (tidak bisa mengurus kehamilannya & bayinya)
Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan antara lain melalui beberapa yaitu:
1. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
2. Mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan
kegiatan keagamaan
3. Hindari perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh
pasangan maupun menonton video porno
5. Pada pasangan yang telah menikah sebaiknya memakai kontrasepsi yang aman seperti
suntikan, sterilisasi, IUD dan implant.
Diperlukan penanganan ekstra sabar dan bersahabat pada remaja. Alternatif yang biasanya
digunakan menyelesaikan kehamilan tidak diinginkan antara lain dengan menyelesaikan
secara kekeluargaan, pasangan tersebut segera menikah
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum
stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat
dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
(Ubaydillah, 2000).
a. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut,
cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional
sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian
dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR)
juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang belum menginjak 20 tahun.
cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan
asupan gizi rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil.
selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan
memijat perutnya sendiri.
Ibu yang hamil pada usia muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan
berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat
hamil terlebih pada kala nifas.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya
gizi pada saat hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami
anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang yang kehilangan sel
darah merah akan menjadi anemis..
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan
terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu
angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh
tenaga non profesional (dukun).
Adapun akibat resiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah
dalam proses involusi. selain itu juga disebabkan selaput ketuban stosel (bekuan darah yang
tertinggal didalam rahim).kemudian proses pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi
oleh adanya sobekan pada jalan lahir.
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik dengan obat-obatan maupun
memakai alat.
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin.penyebab dari persalinan lama
sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan serta pimpinan persalinan yang salah.
Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.
b. Dari bayinya :
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini terjadi karena pada
saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. kebanyakan hal ini
dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun. dapat juga
dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan kromosom, infeksi, virus
rubela serta faktor gizi dan kelainan hormon.
(4) Kematian bayi.kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal.yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.(Manuaba,1998).
Menurut Azrul Azwar (2008) faktor-faktor resiko pada ibu hamil meliputi:
1. Umur
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti pada umur 20-35 tahun
sebelumnya sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan
resiko cacat bawaan.
2. Paritas
Paritas lebih dari 3 perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak
keadaan rahim ibu semakin lemah.
3. Interval
Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang < 2 tahun, bila jarak terlalu dekat
maka rahim dan kesehatan ibu bulum pulih, keadaan ini perl diwaspadai persalinan lama,
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik atau perdarahan.
4. Tinggi badan
Tinggi badan < 145 cm, pada keadaan ini paerlu diwaspadai ibu yang mempunyai panggul
sempit sehingga sulit untuk melahirkan
Lila < 23,5 cm, ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan Energi Kronik) atau
kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat
sehingga mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.
6. Riwayat Keluarga menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi dan riwayat cacat
kongenital.
Menurut Wordpress (2008), faktor resiko atau resiko sedang dalam kehamilan yaitu: tinggi
badan kurang dari 145 cm, jarak antara kelahiran/ kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas lebih
dari 3 orang, usia >35 tahun dan <20 tahun, serta lingkar lengan atas <23,5 cm.
1. Ibu hamil yang berusia diatas 35 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi diperlukannya
operasi Caesaria
2. Bila bayi terlalu besar atau berat badan naik terlalu berat masalah yang biasa terjadi adalah
kelahiran melalui vagina biasanya sulit terjadi.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
3. Pada ibu hamil dengan factor resiko usia diatas 35 tahun, bayi biasannya berada pada posis
yang menimbulkan komplikasi pada saat kelahiran, seperti pada bagian pantat atau kaki yang
berada di bawah.
4. Placenta previa suatu keadaan dimana placenta menutup saluran rahim baik sescara
keseluruhan maupun hanya sebagian, yang menyebabkan diperlukannya operasi Caesar.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah keadaan pada ibu hamil yang mengancam jiwa ibu
atau janin yang dikandungnya.
a. Perdarahan pervaginam
Penatalaksanaan
Kehamilan dengan faktor resiko dapat dicegah bila gejalanya dapat ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya. Pencegahannya dapat dilakukan
dengan:
1. Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan teratur ke petugas
kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan.
2. Ibu hamil mendapatkan imunisasi TT 1 dan TT 2
3. Bila ditemukan dengan kelainan resiko tinggi, pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif
4. Mengkonsumsi makanan dengan pola makan teratur dan gizi seimbang.
Kehamilan dengan faktor resiko dapat dihindari dengan mengenali tanda-tanda kehamilan
beresiko serta segera datang ke petugas kesehatan bila ditemukan tanda-tanda bahaya kehamilan
Pengertian Audit maternal-perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal serta penatalaksaannya, dengan menggunakan informasi dan
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
pengalaman dari suatu kelompok terkait, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang
paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayana KIA di suatu wilayah. Dengan
demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan
pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang lingkup wilayah
dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayanan
obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai ke tingkat masyarakat.
Lebih lanjut, kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh keadaan
dan kejadian yang mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat ditentukan:
- Dimana dan mengapa berbagai sistem dan program gagal dalam mencegah kematian
Audit maternal-perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan evaluasi sistem
rujukan. Agar fungsi ini dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan:
- Pengisian rekam medis yang lengkap dan benar semua tingkat pelayanan kesehatan
- Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi verbal, yaitu
wawancara kepada keluarga atau orang lain yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta
tindakan yang diperoleh sebelum penderita meninggal, sehingga dapat diketahui perkiraan sebab
kematian
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh
wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal
Tujuan khusus
a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit
pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bnersalin (RB), bidan praktek swasta atau
BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas kabupaten/kota provinsi
b. Menetukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
1.Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan secara terus menerus melalui program jaga mutu
di puskesmas, disamping upaya perluasan jangakauan pelayanan. Upaya peningkatan dan
pengendalian mutu antara lain dilakukan melalui kegiatan AMP
2.Peningkatkan fungsi kabupaten/kota sebagai unit efektif yang mampu memanfaatkan semua
potensi dan peluang yang ada untuk meningkatkan pelayanan KIA di seluruh wilayahnya
5.Peningkatan kemampuan menajerial dan keteampilan teknis dari para pengelola dan pelaksana
proram KIA melalui kegiatan analisis manajemen dan pelatihan klinis
6.Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit oleh dinkes
kabupaten/kota bekerja sama dengan RS
a. Tingkat kabupaten/kota
2. Menyusun tim AMP di kabupaten/kota, yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat. Secara umum, susunan tim disarankan sebagai berikut:
SpA
4. Wakil dari unit pelayanan KIA lainnya yang berpotensi dalam memberikan masukan atau
sumbangan pemikiran ( misalnya RS swasta, puskesmas, organisasi profesi, dll)
Tim ini juga menghimpun sumber daya yang dimanfaatkan dan mengidentifikasi siapa
mengerjakan apa
- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA di puskesmas dan jajarannya
- Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak/ dokter ahli lain
- Pihak yang terkait, sesuai kebutuhan, misalnya bidan praktik swasta, petugas rekam medik
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
kab/kota, dll
Pada awal kegiatan, pihak yang mutlak perlu dilibatkan adalah puskesmas di wilayah kab/kota
dan RS kab/kota. Secara bertahap sesuai kebutuhan, dinkes kab/kota dapat melibatkan pihak lain
tersebut diatas
5. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya dan melaporkan
hasil kegiatannya ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan
b. Tingkat puskesmas
2. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan
penanganannya atau rujukannya untuk kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan kan.kota
5. Mengikuti atau melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA sebagai tindak
lanjut dari temuan kegiatan audit
c. Tingkat propinsi
2. Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali mutu
pelayanan KIA melalui AMP bersama kab/kota yang akan difasilitasi secara intensif
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
5. Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut temuan
dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan
d. Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP sebagai salah satubentuk upaya peningkatan mutu
pelayanan KIA di wilayah kab/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat
dasar dan di tingkat rujukan primer
METODA
Penyelenggaraan pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan kab/kota
bersama dengan RS kab/kota, berlangsung sekitar 2 jam. Pertemuan sebaiknya dilakukan di RS
kab/kota dan kadinkes/direktur RS memimpin acara tetapi moderator pembahasan klinik adalah
dokter ahli. Presentasi kasus dilakukan oleh dokter/bidan RS kab/kota atau puskesmas terkait,
tergantung dimana kasus ditangani
Kasus yang dibahas dapat berasal dari kab/kota atau puskesmas. Semua kasus ibu/perinatal yang
meninggal di RS kab/kota/puskesmas hendaknya di audit, demikian pula kasus kesakitan yang
menarik dan dapat diambil pelajaran darinya
Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari:
- Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukan
Pertemuan ini bersifat pertemuan penyelesaian masalah dan tidak bertujuan untuk menyalahkan
atau memberi sanksi salah satu pihak
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir, notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut
yang akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan datang
RS kab/kota dan puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu perinatal ke dinas kab/kota
dengan memakai format yang disepakati
Dalam melaksanakan AMP ini diperlukan mekanisme pencatatan yang akurat baik ditingkat
puskesmas maupun di tingkat RS kab/kota. Pencatatan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada di puskesmas, ditambahkan pula;
form OM digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas dan perinatal yang meninggal,
sedangkan form OP untuk otopsi verbal perinatal yang meninggal. Untuk mengisi formulir
tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh tenaga puskesmas
RS kabupaten/kota
form ini mencatat semua data dasar ibu bersalin/nifas dan perinatal yang masuk ke RS.
Pengisiannya dapat dilakukan oleh perawat
form ini dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun perinatal, yang
mengisi format ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus
ibu) atau bagian anak (untuk kasus perinatal)
laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu
dan bayi baru lahir bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta bagian anak
laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal yang ditangani oleh RS
kab/kota, puskesmas dan unit pelayanan KIA lainnyaserta tingkat kematian dari tiap jenis
komplikasi. Laporan ini merupakan rekapitulasi dari form MP dan form R yang hendaknya
diusahakan agar tidak terjadi duplikasi pelaporan untuk kasus yang dirujuk ke RS.
pada tahap awal, jenis kasus yang dilaporkan adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada
ibu maternal dan perinatal.
Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka kematian yang umum dipakai adalah:
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya
kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut
kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur
penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang
bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000
penduduk pada pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.
D
= xk
P
Dimana:
K : 1000
Catatan1: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya
tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai
pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua
data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Konsep Dasar
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum
berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar,
dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian
bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau
didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah
usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan
berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal
disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program
pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita
dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian
makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per
1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
jumlah kematian bayi berumur
dibawah 1 tahun selama tahun x
Angka kematian bayi = X 1000
jumlah kelahiran selama tahun x
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau
28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Dimana :
D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
K = 1000
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi
pada bayiyang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu.
Rumus
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan kurang
dari 1 tahun
D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1
tahun pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
K = konstanta (1000)
Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0
sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan
notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun
tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Cara Menghitung
Dimana:
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 th pada pertengahan tahun
tertentu di daerah tertentu
Konsep
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai
menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun
tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak
tidak termasuk kematian bayi.
Dimana:
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum tepat
berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan tahun tertentu
didaerah tertentu
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985). Presentasi pertama
kematian ibu adalah akibat pendarahan, kemudian eklamsia dan infeksi. salah satu indicator
untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5 yaitu
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah
mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000
kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara
ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.
Dimana:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena
kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah
tertentu.
Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar, mengingat
kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI
yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan perencanaan program.
Haram hukumnya seorang laki-laki menikahi seorang wanita yang sedang mengandung anak dari
orang lain. Karena hal itu akan mengakibatkan rancunya nasab anak tersebut.
Nabi SAW bersabda, "Janganlah disetubuhi (dikawini) seorang wanita hamil (karena zina)"
Nabi SAW bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari
akhir untuk menyiramkan airnya pada tanaman orang lain." (HR Abu Daud dan Tirmizy)
Adapun bila wanita yang hamil itu dinikahi oleh laki-laki yang menghamilinya di luar nikah,
maka umumnya para ulama membolehkannya, dengan beberapa varisasi detail pendapat :
Pendapat Imam Abu Hanifah. Imam Abu Hanifah menyebutkan bahwa bila yang menikahi
wanita hamil itu adalah laki-laki yang menghamilinya, hukumnya boleh. Sedangkan kalau yang
menikahinya itu bukan laki-laki yang menghamilinya, maka laki-laki itu tidak boleh
menggaulinya hingga melahirkan.
Pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hanbal
mengatakan laki-laki yang tidak menghamili tidak boleh mengawini wanita yang hamil. Kecuali
setelah wanita hamil itu melahirkan dan telah habis masa 'iddahnya. Imam Ahmad
menambahkan satu syarat lagi, yaitu wanita tersebut harus sudah tobat dari dosa zinanya. Jika
belum bertobat dari dosa zina, maka dia masih boleh menikah dengan siapa pun. Demikian
disebutkan di dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhazzab karya Al-Imam An- Nawawi, jus
XVI halaman 253.
Pendapat Imam Asy-Syafi'i Adapun Al-Imam Asy-syafi'i, pendapat beliau adalah bahwa baik
laki-laki yang menghamili atau pun yang tidak menghamili, dibolehkan menikahinya.
Sebagaimana tercantum di dalam kitab Al-Muhazzab karya Abu Ishaq Asy- Syairazi juz II
halaman 43.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Semua pendapat yang menghalalkan wanita hamil di luar nikah dikawinkan dengan laki-laki
yang menghamilinya, berangkat dari beberapa nash berikut ini :
Dari Aisyah ra berkata,`Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seseorang yang berzina dengan
seorang wanita dan berniat untuk menikahinya, lalu beliau bersabda,`Awalnya perbuatan kotor
dan akhirnya nikah. Sesuatu yang haram tidak bisa mengharamkan yang halal`. (HR Tabarany
dan Daruquthuny).
Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,`Isteriku ini seorang yang suka berzina`. Beliau
menjawab,`Ceraikan dia`. `Tapi aku takut memberatkan diriku`. `Kalau begitu mut`ahilah dia`.
(HR Abu Daud dan An- Nasa`i)
Apakah hukumnya jika wanita yang hamil diluar nikah itu ditikahkan? Kemudian apa status anak
tersebut secara humum Islam ?
Untuk masalah tersebut, tidak ada ayat Quran atau Hadits yang menegaskan untuk masalah ini.
Sehingga melahirkan 2 pendapat.
Dari Imam As-SyafiI, syaratnya kedua keluarga dan pasangan tersebut tidak mengekspos
kepada yang lain, cukup mereka dan pihak Kantor Urusan Agama. Tujuannya, supaya yang lain
tidak melakukan perbuatan yang sama.
Ulama yang membolehkan juga menggambarkan, misal wanita yang dihamili oleh si A, boleh
dinikahi oleh si A walaupun belum lepas masa iddah karena masa iddah dipandang untuk
memperjelas siapa ayah biologis si anak karena selama masa iddah, si wanita tidak disentuh oleh
siapapun. Jadi, laki laki yang berzina dengan seorang wanita, kemudian wanita tersebut hamil,
maka laki-laki itu boleh menikahi wanita itu, karena sudah jelas bahwa anak yang dikandung
tersebut adalah anak laki-laki tersebut.
" Sesungguhnya Ummar pernah pukul seorang laki-laki dan wanita yang berzina, kemudian
Ummar menyuruhnya untuk menikahi, akan tetapi laki-laki tersebut menolaknya (Al-Mughni) "
Sebagian ulama lagi mengatakan tidak halal untuk ditikahkan, walaupun laki-laki tersebut yang
menghamilinya, kecuali jika wanita tersebut telah melahirkan.
" . . . . wanita yang mengandung, iddahnya adalah setelah dia melahirkan anaknya "
Begitu juga melalui riwayat sebuah hadits, dari Imam Ibnu Qudamah Al Maqdasi di dalam Asy-
Syarhul Kabier 7 : 502
" . . . tidak boleh dicampuri seorang wanita yang hamil, kecuali setelah dia melahirkan "
" Seorang laki-laki yang berhubungan badan dengan seorang wanita lalu wanita tersebut
mengandung, kemudian dia bertanya kepada Rasul SAW, lalu nabi berkata, pisahkan
mereka."Imam Ibnu Taimiyah, sebelum bayi tersebut lahir atau istibro lalu bersih dari nifas.
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya istriku tidak menolak
dengan tangan penyentuh, Nabi bersabda ceraikanlah dia, lalu si laki-laki berkata nafsuku
kepadanya. Nabi bersabda, kalau begitu bersenang-senanglah dengannya
Hanya saja, untuk kesimpulan permasalahan diatas, jika ingin selamat maka tunggulah sampai
wanita hamil tersebut melahirkan anaknya, atau sampai haid sekali, bahkan lebih baik lagi jika
melewati dulu 3 kali masa haid.
Anak tersebut tidak mendapatkan hak wali, juga tidak mendapatkan hak waris dari garis
Ayahnya, kalau dari garis Ibu, kakek dan neneknya dia mendapatkannya
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah
neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta
menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama
empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku.
Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah
mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara,
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang
bahagia. ( Bukhari dan Muslim )
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama
membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 )
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir : 2/495 )
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Masud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat
bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati,
sehingga boleh digugurkan.
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu
peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian .
Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama
dari madzhab SyafiI . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah
tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima
kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad
Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof :
1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap benda
mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa
menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya dianggap
merusak sesuatu yang bermanfaat.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada
kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan
bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang
bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu,
Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam
dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk
dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan membahayakan
ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat:
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun
diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya.
Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan janin
merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah : Bahwa sesuatu
yang yakin tidak boleh dihilanngkan dengan sesuatu yang masih ragu., yaitu tidak boleh
membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti , hanya karena
kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih diragukan. ( Hasyiyah
Ibnu Abidin : 1/602 ).
Selain itu, mereka memberikan permitsalan bahwa jika sebuah perahu akan tenggelam,
sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian penumpangnya dilempar
ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya
terakhir.( Mausuah Fiqhiyah : 2/57 )
Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran, walaupun
hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu Alam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus
Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah ditiupkan
roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syarI hukumnya adalah haram dan termasuk katagori
membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang
belum ditiupkan roh di dalamnya.
1102010221 [PRISSILMA TANIA JONARDI]
Daftar Pustaka :
http://www.slideshare.net/candra19/7-audit-maternal-perinatal
http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja.pdf
http://staff.ui.ac.id/internal/132147454/material/PelatihanKesehatanReproduksiRemaja.pdf
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar. Djuhari,
Wiranarta Kusumah. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pengembangan Ekonomi.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
http://www.anneahira.com/hamil-di-luar-nikah.htm
http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/
http://www.mega-purnama-sari.blogspot.com/2012/05/satuan-acara-penyuluhan.html