Anda di halaman 1dari 36

1

Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA


Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation
(GI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh

Disusun Oleh :
Dian Nuromhatillah S.Pd

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar merupakan suatu system pembelajaran yang

mengandung sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk

mencapai tujuan. Oleh karena dalam mengembangkan suatu kegiatan belajar

mengajar, guru tidak hanya memperhatikan materi, metode dan evaluasi saja.

Tetapi harus memperhatikan terciptanya proses pembelajaran yang

membelajarkan siswa (pembelajaran aktif/active learning).

Menurut Sardiman dalam (Mudin 1999:2) dalam pelaksanaan belajar

secara aktif pada guru akan terlihat adanya:

Usaha mendorong dan membina gairah belajar/ partisipasi secara efektif.


Kemampuan menjalankan fungsi / peranan sebagai guru inkuiri. Tidak
mendominir kegiatan dan proses belajar siswanya. Memberi kesempatan
kepada siswanya untuk belajar menurut keadaan, cara. Dan kemampuan
masing-masing. Menggunakan berbagai jenis strategi belajar mengajar
serta pendekatan multimedia.

Dengan melihat prinsip belajar di atas, maka faktor keaktifan siswa sangat

menentukan, namun dalam kenyataannya banyak interaksi dalam pembelajaran

hanya satu arah yakni dari guru ke siswa (teaching centre). Fungsi dan peran guru

menjadi amat dominan, dilain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan

informasi atau pengetahuan yang diberikan gurunya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi bagi

para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Wawasan siswa

harus dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang

dipelajari, bahkan guru harus berusaha untuk mencari media yang sesuai sehingga

1
3

pembelajaran yang dilaksanakan akan efektif.J ika guru tetap mengajarkan semua

fakta dan konsep artinya guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber

informasi yang terpenting karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian

kurikulum, maka guru akan memilih jalan yang termudah yakni

menginformasikan fakta dan konsep melalui metode caramah. Akibatnya para

siswa cenderung pasif, tidak bersemangat, bosan karena tidak ada aktifitas yang

dilakukan, bahkan siswa apatis terhadap mata pelajaran terutama IPA- Fisika.

Bila kondisi kegiatan pembelajaran seperti ini dibiarkan berlarut-larut

maka akan menyebabkan mutu hasil belajar siswa akan tetap rendah karena

pelajaran yang membosankan dan tidak menarik sehingga siswa tidak termotivasi

untuk mengikutinya. Berdasarkan kenyataan tersebut guru dirasa sangat perlu

menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa

sehingga mutu hasil belajar IPA Fisika dapat ditingkatkan. Salah satu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar adalah

model pembelajaran Group Investigation. Group investigation adalah penemuan

yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami

dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan

prinsip

Berdasarkan observasi penulis, diketahui bahwa proses pembelajaran yang

berlangsung di kelas VIII. 7 (SBI) SMP Neberi 6 Kota Banda Aceh saat ini masih

dominan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi pelajaran dan

guru masih belum aktif memilih merode dan media yang sesuai, sehingga

menyebabkan siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sangat

mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itulah peneliti tertarik
4

untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 6 Banda Aceh dengan judul Upaya

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Fisika Pada Pokok

Bahasan Cahaya Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type

Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat

meningkatkan aktivitas belajar IPA fisika pokok bahasan Cahaya siswa

kelas VIII di SMP N 6 Kota Banda Aceh?

2. Apakah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat

meningkatkan hasil belajar IPA fisika pokok bahasan cahaya siswa kelas

VIII di SMP N 6 Kota Banda Aceh?

C. Tujuan Penlitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran IPA fisika pokok

bahasan cahaya siswa kelas VIII di SMP N 6 Kota banda Aceh.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran IPA fisika pokok bahasan

cahaya siswa kelas VIII di SMP N 6 Kota Banda Aceh.


5

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

a. Bagi siswa

Meningkatkan .keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang

dicapai juga meningkat

b. Bagi guru

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran

yang bermutu

c. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya peningkatan

kualitas kegiatan pembelajaran.


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam pribadi yang menyatakan dirinya

sebagai pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan atau

sebagai suatu pengertian. Menurut Winkel (1996 :53) belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, nilai, sikap dimana perubahan tersebut bersifat konstan. Menurut

Hamalik (201:30) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap

berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa perubahan yang

positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir, sikap, perasaan

dan tingkah lakunya.

B. Hasil Belajar

Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia yang merupakan bagian

dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja, baik

disekolah, dirumah, dijalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan

sebelumnya. Menurut Arsyad (2000: 1) Belajar adalah suatu proses yang

kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar

itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan

berhasil apabila indikator pencapaian dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk

mengetahui tercapai tidaknya indicator pencapaian hasil belajar guru perlu

5
7

mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada siswa.

Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai

indicator pencapaian hasil belajar yang ingin dicapai.

Menurut Nawawi (1998:20) hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan

seseorang dalam mencapai mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran.

Menurut Slameto (1992 : 22) dikatakan bahwa Hasil belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Dalam penelitian ini hasil belajar didefinisikan sebagai suatu keberhasilan

dan kompetensi yang diperjuangkan dan atau dimiliki oleh siswa melalui suatu

proses ketrampilan, ketekunan, pengerahan segala sesuatu yang ada pada diri

siswa tersebut.

C. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Gulo (2004 :73-74) aktivitas siswa adalah keterlibatang

langsung siswa dalam proses belajar mengajar secara emosional dan fisik.

Sedangkan menurut Imron (1995:107) aktivitas siswa adalah keikutsertaan siswa

dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, secara aktif baik fisik,

mental, maupun emosional dari siswa itu sendiri.

Dalam kamus bahasa Indonesia aktivitas berarti melakukan kegiatan atau

melakukan kesibukan. Sedangkan menurut Usman (1996:22), aktivitas belajar

siswa adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Maka dapat


8

disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan jasmaniah maupun

kegiatan mental dalam proses pembelajaran.

Paul B. Diedrich dalam Nasution (2000:91) menyusun daftar yang berisi 8

macam kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran. Kegiatan

tersebut meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa. Aktivitas-aktivitas tersebut

adalah:

1. Aktivitas visual (Visual activities), seperti membaca,memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain dan

lain-lain.

2. Aktivitas lisan (Oral activities), seperti menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi dan lain-lain.

3. Aktivitas mendengarkan (Listening activities), seperti mendengarkan

uraian,percakapan, diskusi dan lain-lain.

4. Aktivitas menulis (Writing activities), seperti menulis laporan, test,

menyalin dan sebagainya.

5. Aktivitas menggambar ( Drawing activities), seperti menggambar,

mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusan dan sebagainya.

6. Aktivitas berfikir (Mental activities), seperti menanggapi, mengingat,

membuat grafik, diagram,pola dan sebagainya.

7. Aktivitas gerak (Motion activities), seperti melakukan percobaan,

demonstrasi dan sebagainya.

8. Aktivitas emosi (Emotional activities), seperti penuh perhatian, merasa

bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.


9

D. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan

pada proses kerjasama dalam suatu kelompok siswa untuk mempelajari suatu

materi yang spesifik sampai tuntas. Kerjasama disini dimaksudkan setiap anggota

kelompok harus saling bantu satu sama lain. Oleh karena itu setiap anggota

kelompok harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya.

Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk kerjasama secara

maksimal dengan kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus saling

membantu. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan

individu adalah keberhasilan kelompoknya.

Menurut Nur (2005:2) bahwa dalam model pembelajaran kooperatif, siswa

bekerja dalam kelompok-kelompok tersebut beranggotakan heterogen.

Keuntungan kelompok heterogen dijelaskan Lie (2004:43) sebagai berikut :

Kelompok heterogen memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

mengajar dan mendukung, menigkatkan interaksi di antara siswa,memberikan

kemudahan dalam pengelolaan kelas. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu tipenya.

Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif menurut Lufri (2006:2) adalah :

1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)


2) Jigsaw
3) Group Investigation
4) Think-Pair-Shere
5) Numbered-Head-Together
6) Teams-games-Tournaments (TGT)

Menurut Lie (2005:111) proses pembelajaran kooperatif mempunyai

beberapa manfaat yaitu :


10

a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama.


b) Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai
perbedaan.
c) Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
d) Mengurangi kecemasan siswa dalam proses pembelajaran.
e) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.
f) Meningkatkan prestasi belajar siswa.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

motivasi siswa belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, seringkali

dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan

kedalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja

sama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif

meliputi prestasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang

mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok

maupun individu.

Enam tahapan model pembelajaran kooperatif tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru


Fase 1
Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan yang
memotivasi ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat
bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada siswa
kedalam kelompok-kelompok bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar. melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 Guru membimbing kelompok-kelompok


11

belajar pada saat mereka mengerjakan


Membimbing kelompok bekerja tugas.
dan belajar.
Guru mengevaluasi hasil belajar materi
Fase 5 yang telah dipelajari atau masing-masing
Evaluasi kelompok mempresentasikan kerjanya.
Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur

dan urutan. ( Richey, 1986 : 41). Group investigation adalah penemuan yang

dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami dan

melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip.

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :

1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen


2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu

kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dengan

kelompok lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif berisi penemuan


5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil

pembahasan kelompok
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7) Evaluasi
8) Penutup

Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia
12

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model

pembelajaran iniaktivitas belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
13

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 6 Banda Aceh yang memiliki kelas

bertaraf internasional . Subyek penelitian adalah kelas VIII-7 dengan jumlah

siswa 21 orang, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan, dengan

tingkat rata-rata kemampuan tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

dan April Tahun Pelajaran 2008-2009. Peneliti adalah guru IPA peserta Sertifikasi

Guru jalur Pendidikan di FKIP Universitas Syiah Kuala banda Aceh dan

berkolaborasi dengan 2 teman pesrta sertifikasi guru, yang berperan sebagai

pengamat.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Untuk menjawab persoalan tersebut di atas, ada beberapa Subjek dan Objek

Subjek dalam penelitan adalah :


1. Siswa, yaitu degan melihat aktifitas belajar siswa kelas kalas VIII.7 Banda

Aceh pada mata pelajaran IPA Fisika. Apakah model pembelajaran tipe Group

Investigation telah dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa


2. Guru, yaitu dengan melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran,

serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas. Apakah sudah memotivasi

siswa untuk belajar, sehingga aktifitas belajarnya meningkat dan tujuan

pembelajaran tercapai. Melihat cara guru dalam menerapkan model

pembelajaran tipe Group Investigation, apakah sudah dilaksanakan dengan

tepat sehingga aktifitas dan hasil belajar siswa meningkat.


C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Banda Aceh yaitu di kelas

VIII.7 yang merupakan salah satu kelas Bilingual (SBI). Waktu pelaksanaan
12
Penelitian ini adalah selama kurang lebih 2 bulan yaitu saat peneliti melakukan

Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) dari bulan Maret sampai dengan Mei

2009.
D. Prosedur Penelitian
14

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus yang

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dan sesuai dengan

faktor yang diteliti. Untuk melihat aktifitas belajar siswa, maka dicoba model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Dari evaluasi dan observasi

awal maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dengan

prosedur (1) perencana (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3)

observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam setiap siklus. Secara

lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dapat

diuraikan sebagai berikut :


1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.


b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6

orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi , untuk melihat bagaimana aktifitas

siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model

kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :

a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .


b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

dan guru oleh observer.


c) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
d) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)
15

Menggunakan lembaran observasi , untuk :

a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan yang

berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian

dengan teori yang diajukan.


d. Refleksi (reflection)

Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :

a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

perbaiki pada siklus berikutnya.


b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.

2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus I


b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6

orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas

siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model

kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.


f) Meenekankan kepada siswa tentang efisiensi waktu, karena

berdasarkan refleksi pada siklus I siswa kurang aktif dan

kekurangan waktu dalan melaksanakan kegiatan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)


16

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :

a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .


b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

dan guru oleh observer.


c) Membrikan reward berupa bintang, pada akhir kegiatan

pembelajaran bintang tersebut dikumpul setelah diberi nama


d) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
e) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)

Menggunakan lembaran observasi , untuk :

a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan

yang berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian

dengan teori yang diajukan.


c) Memberikan saran untuk perbaikan berikutnya
e. Refleksi (reflection)

Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi dan saran

dari pengamat untuk :

a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

perbaiki pada siklus berikutnya.


b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
Siklus III
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah

berdasarkan refleksi pada siklus II:


a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.


b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6

orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
17

e) Menyiapkan slide animasi baik dalam bentuk power point

maupun macromedia flash


f) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas

siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model

kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :

a) Melaksanakan skenario proses pembelajaran .


b) Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

dan guru oleh observer.


c) Melakukan penguatan materi dengan menggunakan media

visual berupa power point dan macromedia flash


d) Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
e) Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)

Menggunakan lembaran observasi , untuk :

a) Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan

yang berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


b) Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian

dengan teori yang diajukan.

f. Refleksi (reflection)

Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :

a) Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

perbaiki pada siklus berikutnya.


b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya. Karena

tujuan penelitian sudah tercapai, maka siklus berikutnya tidak

dilaksanakan.
E. Data dan Cara Pengambilan Data
18

1. Sumber data : sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru.
2. Jenis data : Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data

kualitatif yang terdiri dari ;


a. Rencana kegiatan pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa dari tes yang dilakukan setelah proses

pembelajaran dilaksanakan.
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaaan pembelajaran yang

meliputi siswa dan guru selama proses pembelajaran, adapun

aktifitas siswa yang diamati :

Mengerjakan LKS / tugas sesuai prosedur.


Aktifitas mengajukan pertanyaan
Aktifitas menjawab/menanggapi pertanyaan.
Aktifitas membuat kesimpulan
Aktifitas membuat laporan

3. Cara pengambilan data


a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa

setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran GI

dilaksanakan.
b. Data tentang aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru

pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan

lembaran observasi.
c. Data tentang refleksi diambil dari perubahan yang terjadi di kelas

oleh siswa dan guru yang dibuat oleh pengamat dan guru.
d. Data tentang keterkaitan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe GI diperoleh dari RPP dan lembaran

observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data tentang aktifitas setiap aktifitas belajar siswa dilihat dengan

menggunakan format observasi aktifitas siswa, kemudian ditabulasikan, apakah

aktifitasnya meningkat atau tidak. Hasil data ini dapat dinyatakan dengan baik

atau kurang baik.


19

Kriteria klasifikasi persentase aktifitas siswa selama pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw menurut Suharsimi Arikunto (1989: 214) adalah:


1. 81-100 % baik sekali
2. 61-80 % baik
3. 41-60 % cukup
4. 21-40 % kurang
5. 0-20 % kurang sekali

Untuk memperoleh persentase aktifitas dan hasil belajar siswa, teknik

analisis data yang yang digunakan adalah sesuai dengan urutan di atas diolah

dengan rumus :

P = F X 100 %
Keterangan : N

P = Angka persentase siswa.

F = Frekwensi aktifitas siswa.

N = Jumlah siswa.

G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila terjadi peningkatan

aktifitas belajar dan hasil belajar siswa yang di hitung berdasarkan persentase

pada setiap siklusnya.

Kriteria hasil belajar siswa menggunakan rata-rata tes ulangan harian.

Sekurang-kurangnya siswa lulus secara klasikal sebanyak 75% . Siswa lulus

secara individual jika nilai yang diperoleh minimal 70 (sesuai kriteria ketuntasan

minimal matapelajaran IPA di SMPN 6 Banda Aceh kelas VIII).

Untuk keaktifan siswa dikatakan berhasil bila mencapai persentase baik yaitu

antara 61 - 80 % dan sangat baik jika melebihi 80% siswa yang aktif. Dengan arti

kata penelitian akan berhasil dan sangat baik jika ada peningkatan aktivitas belajar
20

siswa mencapai > 80 % setelah proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Aktivitas Siswa

Kegiatan pembelajaran dilakukan tiga siklus. Siklus pertama dilakukan

selama dua kali pertemuan (enam jam pelajaran), pertemuan pertama dilakukan

kegiatan pembelajaran dengan mengamati aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation, sedangkan

kegiatan tes hasil belajar dilakukan pada pertemuan kedua sekaligus

melaksanakan pembahasan serta perencanaan kegiatan pada siklus kedua.

Demikian juga pada siklus II, dan III. Hasil tindakan pada tiap siklus ditampilkan

pada tabel sebagai berikut.

TABEL 2. REKAPITASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III
JUMLAH SISWA
NO AKTIVITAS SKLUS I SKLUS II SIKLUS III
Jml % Jml % Jml %
Bekerja berdasarkan petunjuk LKS
1 dalam kelompok
12 57.14% 16 76.19% 21 100.00%
2 Mengajukan pertanyaan 5 23.81% 12 57.14% 17 80.95%
3 Menjawab pertanyaan 7 33.33% 16 76.19% 19 90.48%
4 Mengemukakan pendapat 6 28.57% 11 52.38% 17 80.95%
5 Membuat kesimpulan 13 61.90% 17 80.95% 21 100.00%
6 Membuat laporan 15 71.43% 21 100.00% 21 100.00%
RATA RATA 9.7 46.03% 16 73.81% 19 92.06%

Dari data pada tabel 2 yang diperoleh dari pelaksanaan observasi oleh

pengamat terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan model

21
21

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat diketahui apakah

aktivitas siswa rendah, cukup, tinggi atau tinggi sehingga dapat diketahui

peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat

diketahui peningkatan aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel

dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria

tersebut dipakai kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto dalam

Teknik Evaluasi (1972, hal. 71), yaitu:

a. 80 100 : Aktivitas siswa sangat tinggi

b. 60 - 80 : Aktivitas siswa tinggi

c. 40 - 60 : Aktivitas siswa cukup

d. 20 - 4 0 : Aktivitas siswa rendah

e. 0 - 20 : Aktifitas siswa sangat rendah

Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa siswa

telah menampakkan peningkatan aktivitas baik dari siklus I ke siklus II maupun

siklus II ke siklus III. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata siswa yang

aktif dalam belajar meningkat.

Selain aktivitas secara Individu. Dlam pelaksanaaan pembelajaran juga

diamati aktivitas siswa secara kelompok, Adapun hasil pengamatan aktivitas

siswaa secara kelompok digambarkan seperti tabel berikut ini :


22

TABEL 3 . DAFTAR PROSENTASE KENAIKAN KINERJA KELOMPOK


DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION

SIKLUS SIKLUS SIKLUS % Skls 1 ke % Sikls 2 ke


NO NAMA KELOMPOK
1 2 3 2 3
1 CERMIN (A) 68.00 76.00 88.00 11.76% 15.79%
2 LENSA (B) 66.00 74.00 84.00 12.12% 13.51%
3 REFLEKSI (C) 72.00 76.00 90.00 5.56% 18.42%
4 REFRAKSI (D) 64.00 68.00 84.00 6.25% 23.53%
RATA RATA 67.50 73.50 86.50 8.92% 17.81%

Kriteria Penskoran
Skore Kriteria Nilai
5 Sangat Baik > 91
4 Baik 71 90
3 Cukup baik 51 70
2 Kurang Baik 31 50
1 Tidak baik < 30

Dari tabel 3 diatas diperoleh bahwa terdapat kenaikan aktivitas kinerja

kelompok dalam hal menyiapkan percobaan, melaksanakan percobaan, kerjasama,

mengakhiri percobaan dan menyusun laporan sementara.

2. Aktivitas Guru

Selain aktivitas siswa, aktivitas guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group

Investigationa juga diamati oleh obsever. Demikian juga pada siklus II, dan III.

Hasil obeservasi kegiatan guru pada tiap siklus ditampilkan pada tabel sebagai

berikut :
23

TABEL 4. REKAPITASI KEGIATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN G I
PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III

NO SIKLUS PERENCANAAN PELAKSANAAN


1 KE 1 5.00 3.86
2 KE 2 5.00 4.57
3 KE 3 5.00 4.71

KETARANGAN
4,50 - 5,00 SANGAT BAIK
3,50 - 4,40 BAIK
2,50 - 3,40 CUKUP BAIK
1,50 - 2,40 KURANG BAIK
0,00 - 1,40 TIDAK MELAKUKAN

Dari tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam

merencanakan pembelajaran sangat baik. Namun dalam melaksanakan

pembelajaran pada siklus I perlu perbaikan, dan ternyata pada siklus II dan III

guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik.

3. Hasil Belajar Siswa

Kegiatan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dilakukan

tes .Tes hasil belajar dilakukan pada pertemuan kedua sekaligus melaksanakan

pembahasan serta perencanaan kegiatan pada siklus kedua. Demikian juga pada

siklus II, dan III. Hasil belajar dari tindakan pada tiap siklus ditampilkan pada

tabel sebagai berikut :


24

TABEL 5. REKAPITASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM


PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP
INVESTIGATION PADA SIKLUS I, SIKLUS II, DAN SIKLUS III

TUNTAS TIDAK TUNTAS


NO ULANGAN/SIKLUS
JML % JML %
1 ULANGAN HARIAN SIKLUS 1 11 52.38% 10 47.62%
2 ULANGAN HARIAN SIKLUS 2 15 71.43% 6 28.57%
3 ULANGAN HARIAN SIKLUS 3 19 90.48% 2 9.52%

Dari tabel 5 di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 11 orang, dan 10 orang lainnya

dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai nilai 70 (sesuai dengan KKM).

Sedangkan pada siklus II terdapat 15 siswa ynag tuntas belajar dan 6 siswa yang

belum tuntas. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas naik mencapai 19 orang

dan 2 lainnya belum tuntas.

B. PEMBAHASAN

1. Aktivitas Siswa

Dari table 1 diatas terlihat kenaikan aktivitas belajar siswa secara individu

pada tiap aktivitas yang diamati. Aktifitas 1 yaitu jumlah siswa bekerja

berdasarkan LKS dalam kelompok pada siklus I ada 12 orang (57,14%), pada

siklus II naik menjadi 16 orang (76,19%), sedangkan pada siklus III naik lagi

menjadi 21 orang (100%). Artinya pada siklus III seluruh siswa aaktif bekerja

dalam kelompoknya. Adapun grafik aktifitas 1 siswa adalah sebagai berikut :


25

Gambar 1. Gafik Aktivitas Bekerja dalam kelompok

Aktifitas 2 yaitu jumlah siswa mengajukan pertanyaan pada siklus I ada 5

orang (23,81%), pada siklus II naik menjadi 12 orang (57,14%), sedangkan pada

siklus III naik lagi menjadi 17 orang (80,95%). Artinya pada siklus III seluruh

siswa sangat aktif mengajukan pertanyaan Adapun grafik aktifitas 2 siswa adalah

sebagai berikut :

Gambar 2 . Grafik Siswa yang mengajukan pertanyaan


26

Aktifitas 3 yaitu jumlah siswa menjawab/menanggapi pertanyaan pada

siklus I ada 7 orang (33,33%), pada siklus II naik menjadi 16 orang (76,19%),

sedangkan pada siklus III naik lagi menjadi 19 orang (90,48 %). Artinya pada

siklus III siswa sangat aktif menjawab/menanggapi pertanyyan temannya. Adapun

grafik aktifitas 3 siswa adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Grafik Siswa yang Menjawab/Menanggapi Pertanyaan

Aktifitas 4 yaitu jumlah siswa mengemukakan pendapat pada siklus I ada

6 orang (28,57%), pada siklus II naik menjadi 11 orang (52,38%), sedangkan pada

siklus III naik lagi menjadi 17 orang (80,95%). Artinya pada siklus III siswa

sangat aktif mengemukakan pendapatnya kepada temannya. Adapun grafik

aktifitas 4 siswa adalah sebagai berikut :


27

Gambar 4. Grafik Siswa yang Mengemukaan Pendapat

Aktifitas 5 yaitu jumlah siswa membuat kesimpulan pada siklus I ada 13

orang (61,90%), pada siklus II naik menjadi 17 orang (80,95%), sedangkan pada

siklus III naik lagi menjadi 21 orang (100 %). Artinya pada siklus III siswa sangat

aktif menjawab/menanggapi pertanyyan temannya. Adapun grafik aktifitas 5

siswa adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Siswa yang membuat kesimpulan


28

Aktifitas 6 yaitu jumlah siswa membuat laporan pada siklus I ada 15

orang (71,43%), pada siklus II naik menjadi 21 orang (100%), sedangkan pada

siklus III juga 21 orang (100 %). Artinya pada siklus II dan III semjua siswa

membuat laporan praktikum. Adapun grafik aktifitas 6 siswa adalah sebagai

berikut :

Gambar 6. Grafik Siswa yang membuat laporan

Pada Kinerja kelompok, setelah dilakukan pengamatan oleh observer juga

terdapat peningkatan. Kelompok Cermin (A) terdpat peningkatan 11,76% dari

siklus I ke siklus II dan 15,79 % dari siklus II ke siklus III. Kelompok Lensa (B)

terdpat peningkatan 12,12% dari siklus I ke siklus II dan 13,51 % dari siklus II ke

siklus III. Kelompok refleksi (C) terdpat peningkatan 5,56% dari siklus I ke siklus

II dan 18,42 % dari siklus II ke siklus III. Sedangkan Kelompok Refraksi (D)

terdpat peningkatan 6,25% dari siklus I ke siklus II dan 23,53 % dari siklus II ke

siklus III. Secara umum, rata-rata kenaikan aktivitas siswa dalam kelompok untuk
29

siklus I ke Siklus II adalah 8,92% dan 17,81 % untuk siklus II ke siklus III.

Peningkatan aktivitas kinerja tiap kelompok dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 7. Grafik Aktivitas Kinerja Kelompok pada Tiap-Tiap Siklus

Dari Grafik di atas terlihat aktivitas kelompok pada siklus III dikatakan sudah

baik yakni rata-rata nilai aktivitas kinerja kelompok adalah 86,50. Artinya terdapat

penimngkatan pada siklus I rata rata : 67,50 dan siklus II rata-rata : 73,50.

2 . Aktivitas Guru

Dari table 4 dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam merencanakan

pembelajaran sangat baik. Namun dalam melaksanakan pembelajaran perlu

perbaikan. Refleksi dari lembar observasi yang diisi oleh pengamat bahwa pada

siklus 1 guru kurang memotivasi siswa dan kurang memberikan bantuan kepada

kelompok yang kesulitan dalam melaksanakan kegiatannya. Sehingga ada

kelompok yang kurang sempurna (tuntas) dalam melakukan penyelidikan. Pada

siklus ke II guru sudah mulai meningkatkan aktivitas dalam melaksanakan


30

pembeajarn yaitu guru sudah membimbing siswa dalam kelompok untuk

melakukan penyelidikan namun maasih terdapat kekurangan yakni dalam hal

memvberi penguatan/penjelasan materi sehingga siswa mampu menelaah materi-

materi terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga pada siklus ke III guru

juga memperbnaiki kembali kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan yakni

dengan member penguatan materi dengan menggunakan bantuan power point dan

macromedia flash dlam pembelajaran. Sehingga secara umum kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus III adalah baik. Peningkatan

aktivitas guru dalam melaksnakan pembelajaran dapat dilihat sebagaimana grafik

berikut ini :

Gambar 8. Grafik Aktivitas Guru dalam Merencanakan dan melaksanakan


Pembelajaran

Dari grafik diatas bahwa pada siklus I aktivitas guru dalam melaksanakan

pembalajaran sudah baik, namun perlu ditingkatkan. Dari refleksi yang telah
31

dilakukan pada siklus II dan III aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran

sudah sangat baik yakni sudah diatas 4,5.

3 . Hasil Belajar Siswa

Dari table diatas terlihat adanya peningkatan hasil belajar fisika siswa.

Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 11 orang, dan 9 orang lainnya

dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai nilai 70 (sesuai dengan KKM).

Sedangkan pada siklus II terdapat 15 siswa ynag tuntas belajar dan 6 siswa yang

belum tuntas. Pada siklus III jumlah siswa yang tuntas naik mencapai 19 orang

dan 2 lainnya belum tuntas. Karenma jumlah siswa yang tuntas melebihi 75 %,

maka penelitian tindkaan kelas yang dilakukan guru sudah berhasil. Artinya

penggunaan Group Investigation dalam melaksnakan pembelajarn pokok bahaasn

Cahaya di SMP Negeri Banda Aceh pada kelas VIII terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Labih jelas Kenaikan junlah siswa yang tuntas belajar
32

digambarkan grfaik sebagai berikut :

Gambar 9. Grafik Jumlah Siswa "Tuntas"


33

Gambar 10. Grafik Prosentase Kenaikan Siswa Yang Tuntas

Dari grafik diatas terlihat adanya peningkatan prosentase siswa yang tuntas belajar

sehingga penelitian dikatakan telah berhasil.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
34

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan obesrvasi, serta analisis data yang telah diuraikan

pada bab IV dapat disimpulkan bahwa :

1. Melalui penerapan model pembelajaran group Investigation untuk pokok

pembahasancahaya siswa kelas VIII 7 SMP Negeri 6 banda Aceh dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sains-fisika.


2. Analisis peningkatan aktivitas siswa diperoleh jumlah siswa yang bekerja

dalam kelompok berdasarkan petunjuk LKS, mengajukan pertanyaan,

menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, membuat kesimpulan,

dan membuat laporan. Peningkatan aktivitas dapat terlihat dari nilai rata-

rata siklus I sebesar 46,03 % , di siklus II 73,81 % dan siklus III 92,06 %.

Dan peningkatan aktivitas kinerja kelompok diperoleh dari menyiapkan,

melaksanakan, kerjasama, mengakhiri percobaan serta menyusun laporan

sementara kelompok. Peningakatan aktivitas kinerja kelompok siklus I ke

siklus II meningkat rata-rata 8,9 % dan siklus II ke siklus III meningkat

17,81 % dengan rata-rata pada siklu III kinerja kelompok sudah dikatakan

baik karena mencapai rata-rata 86,50.


3. Analisis hasil belajar siswa diperoleh melalui hasil evaluasi setelah

dilaksankan tindakan yang dilakukan setiap siklus. Peningkatan hasil

belajar siswa terlihat dari jumlah siswa yang tuntas belahar pada siklus I

52,38 %, siklus II 71, 43 %, dan siklus III siswa yang tuntas mencapai

90,48 %.

B. Saran
34
35

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat melatih siswa untuk

bekerjasama dalam kelompok untuk menyelidiki sesuatu kemudian

mengemukakan pendapatnya melalui presentasi kelompok. Selain itu

pembelajaran kooperatif tipe Group Investiagation juga dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu diharapkan pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat digunakan dalam proses

pembelajaran IPA Fisika.

2. Karena ada beberapa kelemahan dari pembelajaran tipe Group Investigation

yaitu guru harus memperhatikan pengaturan waktu dan pengontrolan siswa

serta memberi penguatan dengan menjelaskan materi. Diharapkan guru dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat mengatur

waktu seefisien mungkin dan menyiapkan bahan ajar serta meningkatkan cara

penyajian mislnya dengan bantuan komputer atau media lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1989), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina


36

Angkasa

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

DePotar, Bobbi, Dkk (2000). Quantum Teaching, Bandung : Mizan Media Utama

Djaali (2008), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.

Hamalik, Oemar (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara

Hamalik Oemar (2002), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara

Lee, Anita (2004), Cooperative Learning, Jakarta : Gramedia

Lufri, dkk (2006), Strategi Pembelajaran Biologi, Padang. FMIPA UNP Padang.

Nur, Muhammad (2005), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Pusat Sains Dan


Matematika UNESA.

Nur, Muhammad (2003), Pemotivasian Siswa Untuk Belajar, Universitas Negeri


Surabaya.

Rohani, Ahmad (1995), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Slameto (1991), Belajar dan Factor-Factor Yang Mendorongnya, Jakarta : Bumi


Aksara.
Suhardjono (2009), Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah,
malang : Lembaga Cakrawala Indonesia.

Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Winkel, W.S (1999), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Rasindo.

Anda mungkin juga menyukai