MANAJEMEN KEPERAWATAN
NIM : 1311311059
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TA 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
: 2011) menyebutkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja
atau hasil suatu produk dan harapan- harapannya (Kotler, 2004 :42). Kepuasan pasien
adalah perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2001:54 dalam Nursalam : 2011). Jadi kepuasan
pasien merupakan suatu perasaan yang timbul dari diri pasien dengan
layanan kesehatan.
mana kinerja layanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi harapan
pasien. Pasien merasa tidak puas terhadap kinerja layanan yang diberikan oleh suatu
rumah sakit, maka pasien akan pindah ke rumah sakit lain yang dapat memberikan
pelayanan lebih bermutu dan kepuasan yang jauh lebih baik (Kotler, 2007). Pasien
berbagai faktor. Menurut Budi Astuti (2002), faktor yang mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien yaitu kualitas produk dan jasa, kualitas pelayanan, faktor emosional,
harga dan biaya. Kualitas pelayanan memegang peranan penting dalam industri jasa,
pelanggan dalam hal ini klien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan
memperoleh pelayanan yang baik dari pemerintah sesuai dengan kebutuhannya. Salah
satu penyedia pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, sehingga rumah sakit tersebut
harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan dapat memuaskan pasien
Rumah sakit adalah salah satu institusi kesehatan yang berfungsi sebagai
tempat pemulihan kesehatan masyarakat baik melalui rawat inap maupun rawat jalan.
(Aditama, 2007). Dalam sebuah rumah sakit terdiri dari berbagai tenaga kesehatan
kepada pasien, dan jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah
sakit yaitu berkisar 4060%, sehingga perawat dituntut untuk mampu memberikan
efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, menyeluruh sesuai dengan
(Nursalam : 2011). Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman (New York Freepress,
1991 : 16 ) yang dikutip oleh Kotler dalam Nursalam : 2011 mutu pelayanan yang
biasa digunakan dalam penilaian suatu kualitas pelayanan kesehatan mengacu pada
lima dimensi mutu yaitu kenyataan (tangible), empati (empathy), cepat tanggap
pasien.
Persepsi mempunyai peran yang sangat penting dalam menilai suatu kualitas
pelayanan kesehatan, karena berdasarkan persepsi yang baik dari pasien terhadap
mutu pelayanan di rumah sakit akan dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan
menimbulkan image yang positif kepada rumah sakit tersebut ( Kotler, 2007).
2013 di Rumah Sakit Nasional Kenyata Nairobi Kenya di Unit Renal tentang The
menunjukkan data dari 151 responden 90 responden ( 59,6 %) menyatakan tidak puas
dengan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat di Unit Renal rumah
sakit tersebut.
dengan jumlah responden 91 pasien rawat inap menunjukkan bahwa 13.4% pasien
menyatakan kurang puas dan 4 % dari pasien menyatakan tidak puas dengan
pelayanan keperawatan yang diberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Maziah, et all
tahun 2013 di 3 Rumah Sakit Malaysia menunjukkan bahwa 44,26% kasus laporan
didapatkan.
Berdasarkan uraian di atas dengan beragam tingkat kepuasan pasien dan
persepsi pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan rumah sakit maka peneliti
dimensi mutu yaitu bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati