Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan

yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan bab IV

pasal 47 undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan meliputi

pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes RI, 2010).

Untuk dapat melakukan upaya kesehatan yang dimaksud di atas salah satu hal

yang perlu dilakukan dan dipandang mempunyai peranan penting adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-

sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,

keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azwar, 1996).

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan diperlukan fasilitas kesehatan,

yaitu alat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan,

baik peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh

pemerintah dan masyarakat. Dalam profil kesehatan Indonesia disebutkan bahwa

tempat-tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan antara lain rumah sakit,

Universitas Sumatera Utara


Puskemas, balai pengobatan/klinik, praktek dokter, praktek pengobatan tradisional,

praktek tenaga kesehatan, Polindes, Poskesdes, Posyandu, apotek, toko obat dan pos

UKK (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan data BPS yang diolah oleh Depkes RI dan dimuat dalam profil

kesehatan Indonesia tahun 2008 diketahui bahwa jumlah sarana kesehatan di

Indonesia berjumlah 154.784 unit yang terdiri dari 1.372 unit rumah sakit, 8.548 unit

Polikliniks, 23.163 unit Polikliniks pembantu serta 121.701 unit sarana kesehatan

lainnya yang terdiri dari Poskesdes, Polindes, Posyandu, apotek dan tempat pelayanan

kesehatan lainnya (Depkes RI, 2009).

Di Provinsi Sumatera Utara sampai akhir tahun 2008, jumlah sarana pelayanan

kesehatan sebanyak 25.939 unit yang terdiri dari 190 unit rumah sakit, 493 unit

Polikliniks, 514 unit Polikliniks keliling, 1.933 unit Polikliniks pembantu, dan 22.809

unit sarana kesehatan lain yakni balai pengobatan/klinik, praktek dokter, Polindes,

Poskesdes, Posyandu, apotek, pos obat desa dan pos UKK (Dinkes Sumut, 2009).

Pada Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 dilaporkan bahwa

setiap kecamatan telah memiliki minimal satu Polikliniks dan beberapa sarana

kesehatan lainnya yang tentu saja sangat memudahkan masyarakat setempat dalam

mengakses pelayanan kesehatan. Walaupun sarana kesehatan telah menjangkau

hampir semua wilayah masyarakat, namun pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Indonesia masih belum memuaskan dimana masih banyaknya masyarakat yang

mengalami keluhan kesehatan lebih memilih untuk mengobati sendiri. Hasil Riset

Kesehatan Dasar 2008 menunjukkan bahwa selama sebulan referensi diketahui bahwa

65,59% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan memilih untuk mengobati

sendiri (Depkes RI, 2009). Sementara di Provinsi Sumatera Utara tahun 2008

Universitas Sumatera Utara


diperoleh data bahwa persentase penduduk yang memilih untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan sebesar 42,55% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan

kesehatan pada bulan referensi (Dinkes Sumut, 2009).

Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak

faktor. McKinlay (1972) dalam Fauzi Muzaham mengidentifikasikan 6 faktor yang

memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yakni faktor ekonomi,

sosiodemografi, psikologi sosial, sosial, budaya dan organisasional (Muzaham, 1995).

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa faktor yang dominan memengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah faktor usia menjadi faktor deteminan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan (Taffa dan Chapngeno, 2005), pada lingkungan

mahasiswa lama studi juga memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan dimana

menurut penelitian Andersen dan Barthus (1973) mahasiswa yang lebih tua kurang

berminat dengan pelayanan kesehatan kampus (Muzaham, 1995).

Faktor dominan lain yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan

adalah pengetahuan tentang pelayanan kesehatan (Shaikh dan Hatcher, 2005) yang

didukung oleh hasil penelitian Wibowo (1992) yang menyebutkan bahwa

pengetahuan ibu tentang pelayanan antenatal berhubungan dengan pemanfaatan

antenatal pada bidan.

Menurut Yanagisawa (2004), jarak tempat tinggal pasien sangat memengaruhi

pemanfaatan pelayanan. Hal ini sesuai dengan penelitian Smith (1983) dan Mechanic

(1996) dalam Yuliah (2001) bahwa dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, tempat

pelayanan yang tersedia menjadi bahan pertimbangan. Penelitian lain juga

menyebutkan bahwa persepsi sakit, biaya dan jarak menjadi faktor yang sangat

dominan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan .

Universitas Sumatera Utara


Selain faktor-faktor di atas, faktor yang juga sangat menentukan dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sikap dan tindakan petugas pelayanan

terhadap pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bintang (1989)

yang menyebutkan bahwa sikap petugas berpengaruh terhadap pemanfaatan

poliklinik Depkeu RI (Hediyati, 2001).

Selain pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat, beberapa

institusi pada umumnya juga memenuhi kebutuhan kesehatan anggotanya dengan

menyediakan tempat pelayanan kesehatan dan atau bekerja sama dengan sarana

kesehatan yang bertujuan untuk memudahkan anggotanya dalam mengakses

pelayanan kesehatan. Institusi pendidikan juga menyediakan pelayanan kesehatan

bagi civitas akademikanya. Beberapa universitas yang menyediakan pelayanan

kesehatan bagi civitas akademikanya antara lain Universitas Indonesia (UI), Intitut

Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Methodist

Indonesia (UMI) Medan, dan beberapa universitas lainnya.

Universitas Indonesia memberikan pelayanan kesehatan bagi civitas

akademikanya dengan menyediakan poliklinik yang melayani pelayanan dokter

umum, gigi, jantung, ortodonti, radiologi (rontgen dada, dental, extremitas, sinus)

dengan fasilitas yang tersedia adalah apotek, ambulance, UGD dan radiologi.

Demikian juga dengan IPB dan Undip memberikan pelayanan kesehatan bagi civitas

akademikanya dengan menyediakan poliklinik rawat jalan.

Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu institusi pendidikan

yang juga menyediakan tempat pelayanan kesehatan tersendiri bagi civitas akademika

USU terutama mahasiswa, staf pengajar serta pegawai di lingkungan USU yakni

Poliklinik USU. Namun dalam melaksanakan tugasnya, Poliklinik USU memberikan

Universitas Sumatera Utara


pelayanan kesehatan yang dimilkinya diakses oleh masyarakat. Tugas yang dilakukan

oleh Poliklinik USU sampai saat ini berupa pelayanan berobat jalan oleh dokter

umum, dokter gigi, dokter spesialis mata, THT, kulit dan kelamin, anak,

laboratorium klinik, dan apotek dan juga berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan

dengan kesehatan (Poliklinik USU, 2011).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU dari tahun ke tahun

semakin meningkat, namun pada tahun 2008 mengalami penurunan jumlah

kunjungan dimana jumlah kunjungan pada tahun 2008 adalah 16077 kunjungan, pada

tahun 2009 menjadi 15817 kunjungan dan pada tahun 2010 menjadi 15722

kunjungan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien di Poliklinik USU dari Tahun 2000
Sampai 2010
Tahun Jumlah Kunjungan
2000 5205
2001 6440
2002 8623
2003 10872
2004 11843
2005 13668
2006 15586
2007 15825
2008 16077
2009 15817
2010 15722
(Sumber : Poliklinik USU, 2011)

Selain data di atas, peneliti juga mendapatkan bahwa pengunjung Poliklinik

USU terdiri dari mahasiswa USU, Dosen dan Pegawai USU serta pasien luar dengan

jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Jumlah pengunjung tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 1.2 Jumlah kunjungan Pasien di Poliklinik USU Dari Tahun 2008
Sampai 2010 Berdasarkan Kategori Pengunjung
Pengunjung 2008 2009 2010
Mahasiswa USU 9941 9636 9468
Dosen dan Pegawai USU 2304 2414 2601
Pasien Luar 3832 3767 3653
Jumlah 16077 15817 15722
(Sumber : Poliklinik USU, 2011)

Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah kunjungan mahasiswa dan pasien

luar dari tahun 2008 ke 2010 semakin menurun, sedangkan kunjungan dari dosen dan

pegawai semakin meningkat.

Dari survei awal yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa masih banyak

mahasiswa yang tidak memanfaatkan pelayanan di Poliklinik USU tersebut. Hal ini

disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh mahasiswa tentang

Poliklinik USU dan juga keluhan kesehatan yang dialami oleh mahasiswa masih

tergolong ringan sehingga merasa bahwa tidak perlu memanfaatkan pelayanan

kesehatan dan cenderung mengobati diri sendiri dengan membeli obat bebas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor

yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Poliklinik USU dan sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan

penelitian sejenis.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di atas, maka rumusan masalahnya

adalah apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Poliklinik USU tahun 2011.

Universitas Sumatera Utara


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan

di Poliklinik USU tahun 2011.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor predisposisi yakni jenis kelamin, umur, pengetahuan

tentang Poliklinik USU dan sikap terhadap Poliklinik USU yang memengaruhi

perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan Poliklinik USU.

2. Untuk mengetahui faktor kemampuan yakni jarak tempat tinggal dengan

Poliklinik USU, tindakan petugas kesehatan, sumber informasi dan kelompok

referensi yang memengaruhi perilaku mahasiswa USU terhadap pemanfaatan

Poliklinik USU.

3. Untuk mengetahui faktor kebutuhan yakni persepsi sakit yang memengaruhi

perilaku mahasiswa Usu terhadap pemanfaatan Poliklinik USU.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran faktor-faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa

USU terhadap pemanfaatan Poliklinik USU tahun 2011.

2. Memberikan masukan kepada pihak Poliklinik USU dan rektorat USU dalam

rangka pengembangan pelayanan kesehatan bagi civitas USU

3. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pelayanan kesehatan di

Poliklinik USU.

Universitas Sumatera Utara


4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian sejenis.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai