DISUSUN OLEH :
FLORENSIA BERLIAN SEKAR RATRI
P.12 028
DISUSUN OLEH :
FLORENSIA BERLIAN SEKAR RATRI
P.12 028
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
SUMARSO WONOGIRI.
Menyatakan yang sebenarnya bahwa proposal yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan dengan
FLORENSIA BERLIAN
NIM. P.12 028
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SUMARSO WONOGIRI.
Ditetapkan di : Surakarta
NIK. 201183063
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/ Tanggal : Selasa 23 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian
dengan judul APLIKASI TEHNIK EFFLURAGE MESSAGE TERHADAP
PENURUNAN NYERIDI RUMAH SAKIT SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
WONOGIRI.
Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :
1. Atiek Murhayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program Studi D
III Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba
ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Diyah Eka Rini, S.Kep.,Ns., selaku Penguji I yang telah menguji saya dengan
sepenuh hati.
5. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns., selaku Penguji II yang telah menguji saya dengan
sabar dan sepenuh hati.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Bapak dan Almh Mamah, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
v
8. Kakek-Nenek, yang telah merawat saya dan terus memberikan dukungan
kepada saya.
9. Cahyo Hari Prasetyo, yang telah menjadi penyemangat pada saat proses
pembuatan Karya Tulis Ilmiah
10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memeberikan dukungan moril dan spiritual.
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Uteri .............................................................................. 20
C. Nyeri .................................................................................... 33
vii
F. Kerangka Konsep ................................................................. 38
A. Pengkajian ............................................................................ 41
D. Implementasi Keperawatan.................................................. 46
E. Evaluasi................................................................................ 51
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................ 52
D. Implementasi Keperawatan.................................................. 66
E. Evaluasi................................................................................ 71
A. Kesimpulan .......................................................................... 72
B. Saran .................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
viii
LAMPIRAN
1. Usulan Judul
2. Lembar Konsul
3. Surat Pernyataan
5. Jurnal
6. Asuhan Keperawatan
7. Loog Book
8. Pendelegasian
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
Masa nifas di mulai sejak 2 jam lahirnya plasenta sampai 6 minggu (42 hari)
post partum normal dari tahun 1990-2008 mengalami penurunan sebesar 40%
Pada ibu post partum akan terjadi nyeri karena rasa kontraksi pada
saat bayi akan keluar, kontraksi yang sangat hebat mengakibatkan nyeri yang
sangat hebat.
bersifat sangat subyektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal
skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan
1
2
lambat dan panjang tidak putu-putus teknik ini menimbulkan efek relaksasi
10 Maret 2015 jam 03.00 WIB, dari hasil pengkajian dari Ny. W mengatakan
pada asuhan keperawatan ibu post partum. Hasil penelitian tersebut adalah
effluarge pada ibu post partum dengan nyeri yang berjudul pemberian teknik
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
partum
3
partum
C. Manfaat
2. Bagi Penulis
keperawatan pasien.
A. Tujuan Teori
1. Masa Nifas
a. Pengertian
Post partum atau masa nifas adalah masa yang di mulai
4
5
1) Puerperium dini
2) Puerperium intermedial
hari.
3) Remote puerperium
persalinan.
a) Uterus
otot rahim.
sebesar 2 cm.
c) Lochea
meconium.
pascapersalinan.
d) Serviks
serviks menutup.
minggu ke 4.
cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2-3
postpartum.
a) Hormon plasenta
b) Hormone pituitary
terjadi.
c) Hormon oksitoksin
a) Suhu badan
b) Nadi
c) Tekanan darah
menandakan preeklamsia.
d) Pernafasan
suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak
gangguan pernafasan.
13
partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke tiga post
partum.
7) Perubahan hematologi
atau lebih.
1) Fase taking in
tersinggung
3) Fase letting go
Nutisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
bayi.
2) Ambulasi
3) Eminilasi
a) Miksi
Buang air kecil normal apabila setiap 3-4 jam. Ibu diusahakan
tindakan:
b) Defekasi
Biasanya 2-3 hari setelah melahirkan masih sulit utuk buang air
besar. Jika pasien pada hari ke 3 belum buang air besar maka
4) Kebersihan diri
a) Perawatan perineum
Apabila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum
b) Perawatan payudara
(2) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang
lecet
5) Istirahat
kira-kira 2 jam dan malam hari 7-8 jam.Kurang istirahat pada ibu
6) Seksual
7) Senam nifas
1) Autoliysis
otot yang telah tepat sempat mengendur hingga 1 kali panjang dari
2) Atrofi jaringan
endometrium baru
3) Efek oksitoksin
yaitu:
1) Usia ibu
2) Paritas
3) Pendidikan
4) Senam nifas
terjadinyainvolusi uterus.
5) Mobilisasi dini
6) Menyusui
kontraksi pada otot polos uterus. Kontak fisik setelah bayi lahir
cm. Proses involusi ini disertai penurunan tinggi fundus uteri (TFU).
Pada hari pertama TFU diatas simpisis pubis atau sekitar 12 cm. hal ini
lahir /lunak
anatra
umbilicus dan
23
simpisis pubis
1 cm setiap hari.
pusat. Pada hari ke 5-7 tinggi fundus uteri setengah dibawah pusat
(Ambarwati, 2010).
B. Asuhan keperawatan
kebutuhan dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan fokus.
(Asmadi, 2008).
24
a. Pengkajian
mengantuk.
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal, bising usus
tidak ada, samaratau jelas. Klien dapat mengeluh lapar, haus atau
7) Keamanan
merapat.
8) Seksualitas
tegang.
9) Pemeriksaan fisik
pernapasan
b) Inspeksi
c) Palpasi
apakah ada nyeri tekan, hangat, benjolan dan nyeri pada kaki.
b. Diagnosa keperawatan
epiostomi)
c. Intervensi keperawatan
2008).
suhu 36,5-37,50C.
Intervensi NIC :
spasme otot.
epiostomi)
Intervensi NIC :
infeksi
tanda-tanda infeksi
penyembuhan luka
31
d. Implementasi keperawatan
(Nursalam, 2008)
dokter
kesehatan
masalah-masalah klien.
asuhan keperawatan
yang diberikan.
32
e. Evaluasi
yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
Pada evaluasi klien dengan post partum normal kriteria evaluasi adalah
sebagai berikut :
4) Kehilangan darah selama post partum kurang dari 500 cc, Kandung
C. Nyeri
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebut yang
Nyeri pada ibu post partum banyak dialami meskipun pada persalinan
normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak nyaman pada ibu.
antara lain :
pada uterus.
2. Pembengkakan payudara
3. Nyeri perineum
4. Konstipasi
5. Hemoroid
bagi tenaga kesehatan. Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada
34
1. Teori-Teori Nyeri
otak dan bahwa hubungan antara stimulus dan respon nyeri yang bersifat
optimal terhadap satu atau lebih tipe stimulus tertentu dan tujuan
kritis dalam membedakan sifat stimulus perifer (Price & Wilson, 2002).
inpuls saraf. Pada sejumlah causalgia, nyeri pantom dan neurolgia teori
c. Teori Affect
d. Teori Intensity
cukup.
1) Tipe Nyeri
a) Tipe I
akan menutupi pintu yang dilalui oleh impuls nyeri. Tehnik ini
b) Tipe II
c) Tipe III
analgetik.
D. Efflurage Massage
arah sirkular yang berulang teknik ini bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi
masase yang aman dan mudah untuk di lakukan. (dalam jurnal Parulian. T,
2014).
telapak tangan melakukan usapan ringan, tegas, dan konstan dengan pola
2014).
E. Kerangka Teori
Efflurage
Massage
38
F. Kerangka Konsep
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang di gunakan adalah Handbody
lotion untuk memijat, Tisu untuk mengelap, Jam untuk menentukan waktu.
D. Prosedur Tindakan
1. Mencuci tangan
39
40
E. Alat Ukur
Gambar 1.1. Skala Numeric Rating scale (dari jurnal T,Parulian,dkk 2014)
1= tidak nyeri
3= nyeri ringan
5= nyeri sedang
7= nyeri berat
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 maret 2015 pada jam 09.00 WIB.
Pasien masuk pada tanggal 10 maret 2015 pada jam 01.00 WIB. Pengkajian di
A. Pengkajian
Dari Hasil dari pengkajian di dapatkan data identitas klien bahwa klien
bernama Ny. W umur 33 tahun yang bertanggung jawab adalah Tn. R umur
spontan dengan berat 3300 gram keadaan saat lahir baik tidak ada komplikasi
Riwayat kehamilan saat ini. Klien mengatakan 11X periksa dan pada
kali kunjungan dan Trimester ke III empat kali kunjungan tidak ada masalah
kehamilan saat periksa dan lahir secara normal dengan letak kepala jenis
kelamin bayi perempuan dengan berat 3600 gram dengan panjang 47 cm.
Pengeluaran darah saat persalinan perdarahan kurang lebih 150 cc dan tidak
41
42
mioma uteri, kanker payudara, kista klien memakai alat kontrasepsi suntik
selama 2 tahun.
80X/menit, S : C, RR : 20X/menit.
mata konjungtiva anemis tidak ikterik pupil isokor, hidung kanan kiri
simetris, bersih tidak ada sekret, mulut simetris, warna merah tua, mukosa
bibir kering, telinga bersih, tidak ada serumen, tidak ada gangguan
Jantung inspeksi dada simetris, ictus cordis tak nampak, palpasi ictus
cordis teraba dan tidak terlalu kuat, perkusi suara pekak tidak ada pelebaran
palpasi vacal premitus sama kanan dan kiri, perkusi sonor, auskultasi suara
simetris kanan dan kiri, aerola hyperpigmentasi, kolostrum dan ASI sudah
keluar.
dengan penilaian nyeri provocate nyeri karena kontraksi, quality nyeri seperti
belum kembali seperti semula, fundus uteri berada dua jari dibawah pusar,
kontraksi teratur dan keras, posisi globuler atau membulat, kandung kemih
43
kosong, diastasis rektus abdominalis lebih dari 2,5 cm, fungsi pencernaan
kemerahan, tidak ada bengkak, tidak ada echimosis, tidak ada discharge,
dan yang kiri terpasang infus, ekstremitas bawah tidak edema, ada varises di
melahirkan sudah BAK sebanyak 2X, dan BAK tidak ada keluhan, BAB ibu
mengatakan tidak bisa tidur ibu mengatakan tidak nyaman karena sering
terbangun.
bisa duduk dan saat ini sedang latihan berjalan dan belum melakukan senam
nifas.
makannya bertambah porsinya seperti nasi, lauk, sayur dan buah, ibu
mengatakan minum 6 gelas air putih setiap 6 jam sekali dan sesekali
meminum teh hangat dan terpasang infus ringer laktat 20 tetes per menit.
44
hasil pemeriksaan gula darah sewaktu (72 mg/dL), SgoT (39 u/L), SgpT (16
u/L), ureum (20 mg/Dl), kreatinin (1,0 mg/Dl) HbsAg (negatif), leukosit (8,9
u/L).
Terapi yang didapat pasien saat dirawat yaitu terapi intravena infus
saluran kemih.
B. Analisa Data
mengatakan sukit tidur karena nyeri, dan di daoatkan data obyektif pasien
45
Pada tanggal 11 Maret 2015 didapatkan data fokus, data fokus dengan
Maret 2015 jam 03.00 WIB dini hari dan di dapatkan data obyektif terdapat
dan didapatkan problem resiko infeksi dan etiologi prosedur invasif (Luka
Epiostomi).
C. Prioritas Diagnosa
D. Intervensi Keperawatan
jam di harapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil pasien dapat mengotrol
nyeri, skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 2, pasien tampak nyaman, tanda-
tanda-tanda vital untuk mengetahui tanda tanda vital dalam batas normal,
46
gangguan pola tidur tidur teratasi dengan kriteria hasil jumlah tidur dalam
batas normal 6-8 jam, pola tidur tidak terganggu, pasien nampak rileks.
adalah observasi gangguan pola tidur untuk mengetahui gangguan pola tidur,
infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil pasien mengerti cara merawat luka
E. Implementasi keperawatan
pertama, mengkaji skala nyeri pasien, jam 10.00 WIB melakukan dengan
pada uterus S : skala 5 T : nyeri saat kontraksi dan didapatkan data obyektif
teknik relaksasi nafas dalam dan didapatkan respon subyektif pasien mau di
ajari dan didapatkan respon obyektif pasien nampak mengikuti apa yang di
ajarkan.
dokter pemberian obat antibiotik dan didapatkan respon subyektif pasien mau
48
minum obat, dan didapatkan respon obyektif pasien minum obat amoxilin dan
asam mefenamat.
gangguan pola tidur dengan respon subyektif oleh pasien mau di observasi
tidak ada kemerahan, E : tidak ada bengkak, E : tidak ada kebiruan, D : tidak
yang pertama, mengkaji skala nyeri pasien, jam 10.00 WIB melakukan
R : nyeri pada uterus S : skala 5 T : nyeri saat kontraksi dan didapatkan data
relaksasi nafas dalam dan didapatkan respon subyektif pasien mau di ajari dan
Jam 10.30 WIB memeriksa tanda-tanda vital dan didapatkan respon subyektif
minum obat, dan didapatkan respon obyektif pasien minum obat amoxilin dan
disampaikan
gangguan pola tidur dengan respon subyektif oleh pasien mau di observasi
tidak ada kemerahan, E : tidak ada bengkak, E : tidak ada kebiruan, D : tidak
F. Evaluasi
selasa 10 maret 2015 jam 14.00 WIB pada diagnosa pertama dengan hasil
Pada diagnosa kedua jam 14.15 WIB dengan hasil metode SOAP
diperoleh hasil sebagai berikut subyektif pasien mengatakan tidak bisa tidur,
susah tidur.
Pada diagnosa yang ketiga pada jam 14.30 WIB dengan hasil metode
Evaluasi pada hari Rabu 11 Maret 2015 jam 14.00 didapatkan data
merawat luka obyektif pasien nampak lebih tenang analisa masalah teratasi
Pada bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi jurnal pemberian
teknik effluarge message terhadap penurunan nyeri pada ibu post partum pada
asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post partum spontan yang di lakukan
penulis di bangsal Melati RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso, Wonogiri pada
A. Pengkajian
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan
waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan
dengan yang dirasakan klien adalah nyeri pada perut. Tournaire dan Theau-
52
53
Menurut teori Rendy,M.C dan margareth 2012 pada ibu post partum
sering terjadi nyeri karena kontraksi uterus, Nyeri dapat timbul pada saat
nyeri yang dirasakan, R (Region) yang berarti lokasi nyeri, S (Severe) yang
berarti tingkat keparahan nyeri, T (Time) yang berarti awitan, durasi dan
sedikit meningkat dan tidak ada tanda REEDA, leukosit tidak menurun.
dilakukan Ny.W sesuai dengan yang seharusnya dilakukan oleh ibu hamil
serta sesuai teori Hanafiah (2006), yaitu sampai dengan kehamilan Trimester
minggu) empat kali kunjungan, dan kehamilan Trimester III (28-36 minggu)
tanda dan gejala seperti mual dan muntah atau disebut morning sickness,
payudara terasa penuh dan sensitive, sering berkemih, merasa lemah dan
letih, berat badan naik. Pada Trimester 2 pertama terjadi perubahan payudara
54
waktu yang lebh lama untuk tidur. Pasien merasakan seperti ada gerakan
aktivitas sehari-hari.
perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau
dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital, antara lain pasien
tanda-tanda vital (TTV) yang didapatkan hasil tekanan darah 110/70 mmHg,
Data diatas didukung oleh teori Ambarwati (2008) bahwa pada pasien
post partum tanda-tanda vital yang harus dikaji adalah suhu, nadi, tekanan
darah pernafasan. Yang pertama suhu tubuh, suhu tubuh wanita post partum
tidak lebih dari C. Pasca melahirkan suhu tubuh dapat naik kurang lebih
C dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat kerja keras
sewaktu melahirkan, kehilangan cairan, kurang lebih pada hari ke-4 post
partum, suhu badan naik lagi. Hal ini diakibatkan pada pembentukan ASI,
post partum.
Yang ketiga tekanan darah, tekanan darah yang dialami darah pada
pembuluh darah arteri ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota
56
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada ibu post
pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu tidak
saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
darah, suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal hal ini juga sama
dengan teori tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan ibu post partum
anemis, palbebra hitam, sclera putih. Hal ini sesuai dengan teori Made
konjungtiva anemis.
susu menonjol dan besar, payudara keras, pengeluaran air susu ibu (ASI)
57
dengan penonjolan puting, terdapat cairan encer berwarna kuning yang keluar
didapatkan fundus uterus Ny.W dua jari dibawah pusat. Data tersebut
didukung oleh teori Devi (2014) yang menyatakan bahwa setelah bayi
akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada implantasi plasenta. Pada hari pertama ibu nifas tinggi fundus
uteri kira-kira satu jari bawah pusat (1cm). Pada hari kelima nifas uterus
menjadi 1/3 jarak antara symphisis ke pusat, dan hari kesepuluh undus uteri
hamil kembali.
setengah pembalut dan bau khas. Menurut suherny et al (2008), lochea adalah
eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa
jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochea mempunyai reaksi
basa cepat daripada asam pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap
menyatakan bahwa lochea rubra pada ibu bersalin scara fisiologis akan
lochea rubra adalah berisi darah-darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari post
partum.
otot lima yaitu pasien dapat melawan gravitasi. Pada pemeriksaan ekstremitas
bawah perabaan akral hangat, tidak ada varisies, tidak ada edema, tanda
human negatif (-). Pemeriksaan tanda homan dilakukan dengan uji homan
yaitu dengan dorsofleksi keki berdiri tegak ketika berdiri tegak, kemudian
menekan otot kaki vena tibialis apabila menyebabkan raa sakit maka tanda
kekuatan otot normal 5 yaitu kekuatan otot utuh dan mampu melawan
gravitasi. Tidak ada varises dan tidak ada edema, bila ada edema lakukan
penekanan pada daerah edema, bila ada cekungan maka hal tersebut
urine kira-kira 200cc/7 jam, wrna kecoklatan, bau khas. Data tersebut sesuai
dengan varney (2007) bahwa pada pasien post partum buang air kecil sering
edema buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
mengatakan belum BAB selama satu hari. Data tersebut didukung oleh Devi
perubahan pada 1-3 hari post partum. Hal ini disebabkan terjadinya
konstipasi pada minggu pertama post partum. Hal ini disebabkan terjadinya
konstipasi pada minggu pertama post partum, selain itu adanya rasa takut
untuk buang air besar sehubungan dengan jahitan perinium , dan takut rasa
nyeri.
tidur, berpindah, ambulasi Range Of Motion (ROM), buang Air Kecil (BAK)
klien dibantu orang lain dengan skore 2. Hal ini dijelaskan dalam teory perry
dan potter (2006), pada pasien post partum semakin banyak beraktifitas
semakin baik.
leukosit 8,9 ribu/ul (4,5-11,5 ribu/ul). Pada pengkajian Ny.W sesuai dengan
pendapat wiknjosastro (2005) bahwa leukosit akan normal pada saat setelah
melahirkan.
60
Terapi obat yang didapatkan oleh Ny.W adalah ringger lactat 20 tetes
per menit (tpm), hal ini sesuai pengkajian Ny.W dengan teory varney (2007),
B. Diagnosa keperawatan
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
dengan teori yang mengatakan bahwa nyeri akut memiliki awitan yang cepat
dengan intensitas yang bervariasi dan berlangsung dari beberapa detik sampai
mencari orang lain dan atau aktivitas lain yang berulang), mengekspresikan
berpencar, atau tetap pada satu fokus meringis) sikap melindungi area nyeri.
nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, sikap
tubuh melindungi, dilatasi pupil, melaporkn nyeri secara verbal, fokus pada
agen cidera biologis (kontraksi uterus) ini sebgai diagnosa utama karena
62
sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan oleh hirarki maslow nyeri termasuk
kebutuhan fisiologi.
(Herdman,T, 2009).
Dan didapatkan tidak ada tanda REEDA, leukosit dalam batas normal. Hal
ini sesuai degan teori mengenai resiko infeksi yaitu mengalami peningkatan
cidera biologis (kontraksi uterus) sebagai diagnosa yang prioritas dan aktual.
di penuhi manusia untuk bertahan hidup dan harus dipenuhi terlebih dahulu
C. Intervensi keperawatan
(Nurarif, 2013).
kaji nyeri (PQRST) dengan rasional nyeri merupakan respon subyektif yang
ddapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri, berikan posisi yang nyaman
65
atau atur posisi imobilisasi paha dengan rasional imobilisasi yang adekuat
penyebab nyeri, berikan kesempatan waktu istirahat jika terasa nyeri dengan
sehingga saat nyeri muncul klien mampu mengontrol nyeri secara mandiri,
selama 2x24 jam didapatkan data tidak adanya gangguan pola tidur dengan
tidur pasien.
2x24jam didapatkan data tidak ada tanda-tanda resiko infeksi dengan kriteria
66
D. Implementasi keperawatan
tindakan yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang
(kontraksi uterus) yang dilakukan pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.00
yang berarti kualitas nyeri yang dirasakan, R (Region) yang berarti lokasi
nyeri, S (Severe) yang berarti tingkat keparahan nyeri, T (Time) yang berarti
menenangkan.(Tunowiyoto,2012)
Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung
jari tidak lepas dari permukaan kulit. Pijatan efflurage dapat juga dilakukan di
mengontrol gerbang untuk menghambat rangsang nyeri pada pusat yang lebih
tinggi dari sistem pusat. Langkah prosedur teknik effluarge message adalah
68
dengan kedua telapak tangan melakukan usapan ringan, tegas, dan konstan
dengan pola gerakan melingkari abdomen dimulai dari bagian bawah di atas
Parulian. T, 2014).
restrain fisik, tindakan keperawatan yang dilakukan pada pukul 11.10 WIB
prosedur invasif. Pukul 12.30 WIB mengobservasi tanda tanda infeksi klien.
E. Evaluasi
dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2006).
seperti tertusuk, nyeri pada perut bagian kanan bawah (kontraksi uterus),
: Hasil analaisa keperawatan nyeri akut belum teratasi karena kriteria hasil
effleurage. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan Masssage atau
dalam batas normal,suhu dalam batas normal. Analisa : Hasil analisa belum
agen cidera biologis (kontraksi uterus) pukul 14.00 WIB dengan metode
tidak ada hanya ketika kontraksi. Nyeri terasa seperti tersayat-sayat dengan
skala nyeri 3, nyeri pada uterus, nyeri saat kontraksi. Obyektif : Ekspresi klien
Intervensi di hentikan.
dengan gangguan rasa nyaman pada pukul 14.15 WIB juga dengan metode
SOAP subyektif: klien mengatakan sudah bisa tidur, Obyektif: pasien namak
dengan prosedur invasif pada pukul 14.30 WIB juga dengan metode SOAP.
Penurunan Intensitas Nyeri pada Ny. W dengan Post Partum di Bangsal melati
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Secara metode studi kasus, maka
A. Kesimpulan
1. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Ny. W telah dilakukan secara
komprehensif dan diperoleh hasil yaitu terdapat keluhan utama nyeri, nyeri
perut yang melewati umbilicus, nyeri dengan skala 6, nyeri hilang timbul
kurang lebih 5 sampai 10 menit setiap kali muncul. Tekanan darah 110/80
2. Diagnosa yang muncul pada Ny.W yang pertama adalah nyeri akut
yang kedua adalah gangguan pola tidur berhubungan dengan restrain fisik.
invasif.
72
73
3. Rencana keperawatan yang disusun untuk diagnosa nyeri akut yaitu kaji
effluarge message.
tindakan pada diagnosa pertama yaitu nyeri akut yaitu kaji skala nyeri (P Q
& Suddart, 2002) serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
dengan hasil evaluasi keadaan pasien dengan kriteria hasil tercapai, maka
keadaan pasien dengan kriteria hasil teratasi, maka resiko infeksi teratasi
6. Analisa
B. SARAN
akut, penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif khususnya
asuhan keperawatan yang optimal pada umunya dan pasien post parum
pasien.
Brunner dan suddarth. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Jito Wiyono, Sugeng dan Weni Kristiana Sari 2012. Asuhan Keperawatan Post
Operasi. Nuhamedika Yogyakarta.
Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Maritalia 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas Dan Menyusui. Pustaka
Belajar Yogyakarta.
NANDA. 2011-2014.
Nugroho, taufan, MPH. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Volume 2. Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, S.C dan Bare B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
BedahBrunner dan Suddarth. Edisi 8 Vol 3. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Sunarsih, tri, ST. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Tetti solehati, S.Kp. M.kep & Cecep Eli Kosasih, S.Kp. MNS. 2015. Konsep Dan
Aplikasi relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung : PT Refika
Aditama.