Anda di halaman 1dari 51

KERTAS KERJA PERSEORANGAN

(KKP)

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PEMBINAAN


PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BAGI MASYARAKAT
DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT OLEH SUB BIDANG
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN KAPASITAS
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SLEMAN

OLEH :

PESERTA
NO : 18/DIKLAT PIM IV/V/DIY/2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT PIM IV ANGKATAN V
YOGYAKARTA
2013

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi

dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu,

negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk

melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap

menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup

lain.

Lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik

berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan.

Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan kemanfaatan

ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian,

demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap

kearifan lokal dan kearifan lingkungan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Pasal 1

disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan


3

antara lain untuk melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, menjamin keselamatan,

kesehatan, dan kehidupan manusia, dan menjamin kelangsungan kehidupan

makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.

Proses pelaksanaan pembangunan di satu pihak menghadapi

permasalahan jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertambahan yang

tinggi, tetapi di lain pihak ketersediaan sumber daya alam bersifat terbatas.

Kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan

meningkatkan permintaan atas sumber daya alam, sehingga timbul tekanan

terhadap sumber daya alam. Oleh karena itu, pendayagunaan sumber daya alam

untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan

generasi masa depan harus disertai dengan upaya pelestarian fungsi lingkungan

hidup.

Terlestarikannya fungsi lingkungan hidup yang merupakan tujuan

pengelolaan lingkungan hidup menjadi tumpuan pembangunan berkelanjutan.

Oleh karena itu, sejak awal perencanaan usaha dan/atau kegiatan sudah harus

diperkirakan perubahan rona lingkungan hidup akibat pembentukan suatu

kondisi lingkungan hidup yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang

merugikan, yang timbul sebagai akibat diselenggarakannya usaha dan/atau

kegiatan pembangunan.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi salah satu

prioritas program nasional, termasuk di Kabupaten Sleman di Provinsi Jawa

Tengah yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia. Kondisi

lingkungan hidup di Kabupaten Sleman tidak terlepas dari dampak yang


4

ditimbulkan sebagai akibat dari proses pembangunan, baik fisik maupun nonfisik

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Proses

pembangunan yang dilakukan tentu harus berdasarkan peruntukan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) serta sesuai dengan potensi ketersediaan sumber daya

alam yang ada agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Disamping itu, Kabupaten Sleman pun tidak luput dari gejala dan

perubahan alam lingkungan hidup seperti perusakan dan kebakaran hutan dan

lahan, penambangan liar, pencemaran air dan udara, limbah bahan berbahaya

dan beracun (B3), emisi gas karbon, kendaraan bermotor, industri rumah tangga,

serta masalah sampah. Hal ini merupakan tugas dan kewajiban jajaran Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman untuk berusaha meminimalisasinya yang

perlu dilakukan secara terencana dengan pendekatan dan pengelolaan program

dan kegiatan strategis yang dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dalam

bentuk program/kegiatan, pengendalian serta monitoring dan evaluasi.

Dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman

tidak dapat terlepas dari peran serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

Peran serta masyarakat tersebut secara eksplisit diatur dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup pasal 70 yang menyebutkan bahwa Masyarakat memiliki hak dan

kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dapat berupa:

1. pengawasan sosial;

2. pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau


5

3. penyampaian informasi dan/atau laporan.

Peran serta dari masyarakat dan kelembagaan masyarakat diperlukan

untuk meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup; meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan

kemitraan; menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;

menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan

pengawasan sosial; dan mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal

dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.

B. Isu Aktual

Pertumbuhan berbagai kegiatan di masyarakat terutama di pusat

perkotaan dan kawasan pariwisata di Kabupaten Sleman saat ini berkembang

cukup pesat yang pada gilirannya memberikan dampak terhadap lingkungan

hidup. Lajunya pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada saat ini belum

diimbangi dengan pengendalian dampak yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan

oleh kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup untuk meningkatkan

peran serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup di Kabupaten Sleman.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas dan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi dalam organisasi sebagai Kepala Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman

serta berdasarkan tema Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun

2013 yaitu Pengembangan Agropolitan dan Representasi Gender Berbasis

Informasi Data Pelayanan Publik dan Komitmen Pegawai Menuju Kesejahteraan


6

Masyarakat maka penyusunan Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini mengambil

judul : Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pembinaan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Bagi Masyarakat dan Kelembagaan Masyarakat Oleh

Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas Badan

Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman.

C. Masalah Pokok

Masalah pokok yang akan dibahas dalam Kertas Kerja Perseorangan ini

adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman. Hal tersebut antara lain

disebabkan oleh kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kepala Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman

telah merumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu Bagaimana cara

meningkatkan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat di Kabupaten Sleman?

D. Pengertian dan Lingkup Bahasan

Untuk mendapatkan pengertian dan kesatuan pendapat dalam memahami

Kertas Kerja Perseorangan ini penyusun membatasi kertas kerja ini ke dalam

ruang lingkup yang merupakan batasan pengertian istilah pokok yaitu sebagai

berikut :
7

1. Rencana Kerja adalah rancangan kerja dalam rangka pencapaian target atau

tujuan yang diharapkan dengan menggunakan berbagai metode maupun

analisis (LAN, 2008).

2. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai / prestasi yang diperlihatkan /

pencapaian hasil kerja (LAN, 2008).

3. Pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan,

kemampuan dan keterampilan orang / sekelompok orang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008).

4. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU No. 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

5. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang

dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi

perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan

penegakan hukum (UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup).

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penyusunan Kertas Kerja Perseorangan ini

terbagi ke dalam 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Sedangkan metode

pengumpulan data yang digunakan dapat diuraikan sebagai berikut :


8

1. Data Primer

a. Observasi

Yaitu pengamatan langsung berdasarkan pengalaman kerja sehari-hari

sebagai Kepala Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas

pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman sehingga mengetahui

segala masalah yang ada.

b. Wawancara

Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait yang dapat

memberikan informasi berkaitan dengan tema penyusunan Kertas Kerja

Perseorangan ini.

2. Data Sekunder

a. Metode Kepustakaan

Yaitu pengumpulan teori dan peraturan-peraturan yang terkait dengan

pokok masalah dengan cara mempelajari buku-buku literatur / referensi.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu pencatatan dokumen serta arsip yang berupa sumber informasi

mengenai pembinaan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

Sleman.

c. Perolehan materi di kelas, khususnya pada materi Pola Kerja Terpadu

(PKT) dan Kertas Kerja Perseorangan (KKP).

F. Alur pikir

Alur pikir disusun berdasarkan prinsip Pola Kerja Terpadu agar

diperoleh gambaran permasalahan yang sesungguhnya sesuai dengan tema yang


9

diangkat. Alur pikir ini dimulai dari masalah utama yang dihadapi saat ini oleh

Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas yaitu Kurangnya peran

serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

hidup di Kabupaten Sleman.

Keadaan sekarang yang menggambarkan tingkat kinerja saat ini yaitu

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup,

sehingga keadaan yang diinginkan di masa mendatang yaitu Terciptanya

kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Untuk

mewujudkan hal tersebut maka sasaran yang ingin dicapai adalah Terwujudnya

pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan kelembagaan

masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan alternatif yang ditetapkan yaitu

Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya alur pikir tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut (gambar 1) :
10

KEADAAN
SEKARANG

Kurangnya
kesadaran
masyarakat
dalam
MASALAH pengelolaan
UTAMA lingkungan SASARAN
hidup KEGIATAN
Terwujudnya
Kurangnya peran pembinaan
serta masyarakat pengelolaan Menyelenggarakan
KEADAAN diklat pengelolaan
dan kelembagaan YANG lingkungan
masyarakat dalam hidup bagi lingkungan hidup
DIINGINKAN
pengelolaan masyarakat bagi masyarakat
lingkungan hidup dan dan kelembagaan
di Kabupaten Terciptanya kelembagaan masyarakat
Sleman kesadaran masyarakat
masyarakat
dalam
pengelolaan
lingkungan
hidup UMPAN BALIK

Gambar 1.
Bagan Alur Pikir
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman

G. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian dalam penulisan Kertas Kerja Perseorangan ini

disusun sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah penulisan Kertas Kerja

Perseorangan (KKP), isu aktual, masalah pokok, alur pikir,


11

pengertian dan ruang lingkup, metode pengumpulan data dan

sistematika penyajian.

BAB II. KEADAAN SEKARANG

Berisi uraian tentang struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi

serta gambaran kondisi umum obyek yang ada saat ini.

BAB III. KEADAAN YANG DIINGINKAN

Berisikan uraian tentang gambaran keadaan yang diinginkan pada

masa mendatang apabila sasaran terwujud.

BAB IV. MASALAH DAN PEMECAHANNYA

Berisi uraian tentang masalah-masalah yang ada dan mencoba

untuk memberikan alternatif pemecahan masalah yang dijabarkan

dalam matrik rincian kerja beserta paket kerja dan jadwal kegiatan

serta pengendalian status kemajuan.

BAB V. KESIMPULAN

Berisi uraian hal-hal penting yang ditemukan dalam keseluruhan

pembahasan Kertas Kerja Perseorangan.


BAB II

KEADAAN SEKARANG

A. Gambaran Umum

1. Struktur Organisasi

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sleman.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman merupakan unsur pendukung

tugas Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang

lingkungan hidup yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

Adapun struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sleman adalah sebagai berikut :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahi :

1) Sub Bagian Perencanaan;

2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Analisa Dampak Lingkungan, membawahi :

1) Sub Bidang Pengelolaan Teknis Dampak Lingkungan;

2) Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas.

12
13

d. Bidang Pengendalian, membawahi :

1) Sub Bidang Pengendalian Lingkungan;

2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan.

e. Bidang Pemulihan Lingkungan dan Pelestarian Sumber Daya Alam,

membawahi :

1) Sub Bidang Pemulihan Lingkungan;

2) Sub Bidang Pelestarian Sumber Daya Alam.

f. Unit Pelaksana Teknis;

g. Kelompok Jabatan Fungsional. (struktur organisasi terlampir)

2. Sumber Daya Manusia

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman mempunyai sumber

daya manusia per Agustus 2013 sebanyak 47 orang yang terdiri dari 43 orang

PNS dan 4 orang tenaga honorer dengan komposisi sebagai berikut :

a. Berdasarkan golongan/ruang

1). Golongan I : 1 orang

2). Golongan II : - orang

3). Golongan III : 35 orang

4). Golongan IV : 7 orang

5). Honorer : 4 orang

b. Berdasarkan jenjang pendidikan

1). SD : 1 orang

2). SLTP : - orang

3). SLTA : 4 orang

4). Sarjana Muda (D3) : 2 orang


14

5). Sarjana (S1) : 22 orang

6). Pasca Sarjana (S2) : 14 orang

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan

operasional Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman antara lain sebagai

berikut :

a. Gedung kantor : 1 unit

b. Kendaraan roda 4 : 2 buah

c. Kendaraan roda 2 : 6 buah

d. Komputer / laptop : 15 buah

e. Printer : 12 buah

f. LCD : 2 buah

g. Meja / Kursi kerja : 45/95 buah

h. Kursi Tunggu : 4 buah

i. Meja Kursi Tamu : 3 set

j. Almari Kayu : 8 buah

k. Filing cabinet : 6 buah

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan

dan Kapasitas pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman mengacu

pada Peraturan Bupati Sleman Nomor 81 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas

dan Fungsi Jabatan Struktural Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman

yang menyebutkan sebagai berikut :


15

a. Tugas Pokok

Tugas pokok Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas

yaitu membantu Kepala Bidang Analisa Dampak Lingkungan dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, dan pengendalian kegiatan Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas.

b. Fungsi / Uraian Tugas

1). menyusun program kegiatan Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan;

2). menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan

peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai

dengan ketentuan yang berlaku;

3). membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,

memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis

guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas;

4). melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bidang dan Kepala

Sub Bagian di lingkungan Badan baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal;

5). melaksanakan pembinaan dan fasilitasi kelembagaan yang

menangani dan peduli terhadap lingkungan hidup;


16

6). melaksanakan pengembangan kapasitas lembaga / orang / badan

dan pelaku kegiatan di bidang lingkungan hidup;

7). menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis Sub Bidang

Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas;

8). mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengembangan

kelembagaan dan kapasitas yang menangani lingkungan hidup;

9). menyiapkan bahan pelaksanaan diklat/kursus teknis bidang

lingkungan hidup sesuai dengan permasalahan lingkungan hidup

dan kebutuhan di daerah;

10). menghimpun, menyiapkan bahan kajian dan pembinaan potensi

lembaga kemasyarakatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup;

11). melaksanakan pemberdayaan dan penguatan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;

12). menyiapkan bahan pelaksanaan kerjasama lingkungan hidup

dengan daerah lain dan pihak ketiga;

13). melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan

pengembangan kelembagaan dan kapasitas lingkungan hidup;

14). melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja

pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian

yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja;

15). menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

dasar pengambilan kebijakan;

16). menyampaikan saran kepada atasan baik lisan maupun tertulis

sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas;


17

17). melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya

B. Gambaran Khusus

Dalam upaya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Sub Bidang

Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas masih banyak dijumpai hambatan.

Permasalahan utama yang dihadapi saat ini oleh Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman adalah

kurangnya peran serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman. Hal tersebut antara lain

disebabkan oleh :

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup

Dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa setiap orang wajib

berperan serta memelihara, melindungi, melestarikan serta menanggulangi

perusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup. Ancaman terhadap upaya

pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang peraturan di

bidang pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat yang pengetahuan dan

pemahamannya rendah menjadi kontra produktif, nampak dalam sikap apatis,

cenderung merusak tanpa menyadari resiko dampak bagi lingkungan

sekitarnya. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup adalah proses yang sulit yang mungkin dapat
18

diatasi dengan sosialisasi dan ketegasan penegakan hukum / sanksi di bidang

lingkungan hidup.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Berdasarkan data yang dimiliki Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Sleman, belum seluruh kegiatan usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanakan

oleh masyarakat memiliki rekomendasi analisis mengenai dampak

lingkungan hidup (Amdal), upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) maupun Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan

pengelolaan lingkungan tempat usaha dan/atau kegiatannya masih rendah.

3. Kurangnya sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup secara intensif

Salah satu penyebab masih rendahnya partisipasi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup

di Kabupaten Sleman adalah karena belum tersosialisasikannya secara luas

esensi dokumen pengelolaan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL dan

SPPL). Untuk itu partisipasi masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam

pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup perlu ditingkatkan yang salah satu

caranya adalah melalui sosialisasi dan pembinaan terus menerus kepada

masyarakat akan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup.

Dari ketiga masalah pokok yang sudah dijelaskan di atas, masalah pokok

yang paling dominan yang dihadapi Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan

dan Kapasitas adalah Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup, yang disebabkan oleh :


19

1. Kurangnya data dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang

lingkungan hidup (organisasi lingkungan hidup)

Pendataan dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang

lingkungan hidup (organisasi lingkungan hidup) saat ini masih belum optimal

sehingga menyebabkan data yang ada menjadi kurang akurat dan belum

diperbaharui sesuai dengan kondisi terkini. Hal ini berpengaruh terhadap

proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup

yang melibatkan masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

2. Kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat

Pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat di Kabupaten Sleman saat ini masih belum optimal

sehingga belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan

kelembagaan masyarakat yang ada di Kabupaten Sleman. Hal ini antara lain

disebabkan oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya

manusia maupun dukungan anggaran untuk kegiatan pembinaan pengelolaan

lingkungan hidup.

3. Kurangnya kompetensi SDM pada Badan Lingkungan Hidup Kab.

Sleman

Dari segi kompetensi, pegawai di Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sleman saat ini masih kurang memadai sehingga perlu untuk terus

ditingkatkan. Hal ini dikarenakan belum semua pegawai memperoleh

kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup.

Padahal diklat tersebut seyogianya diikuti oleh semua pegawai untuk


20

menjamin penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian yang menunjang

pelaksanaan tugas.

Disamping itu, sistem mutasi dan rekrutmen pegawai / pejabat pada

lingkup Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman yang dialami selama

ini belum memenuhi tuntutan kebutuhan berdasarkan pengalaman jabatan dan

kualifikasi pendidikan. Seorang pejabat yang telah mengikuti berbagai diklat

lingkungan hidup, karena kebutuhan di unit lain maka yang bersangkutan

dimutasikan, sementara untuk kebutuhan pada Badan Lingkungan Hidup

tidak mungkin pejabat tersebut dimanfaatkan maksimal mengingat padatnya

kesibukan di instansi yang baru

Dari ketiga masalah spesifik tersebut, masalah yang paling dominan yang

dihadapi oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas adalah

Kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat.
BAB III

KEADAAN YANG DIINGINKAN

A. Gambaran Umum

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab dalam

pelaksanaan urusan otonomi daerah di bidang lingkungan hidup maka untuk

mencapai kondisi yang diinginkan di masa mendatang, Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sleman telah merumuskan visi dan misi organisasi yang ingin dicapai

dalam periode 5 (lima) tahun sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman tahun 2009-2013 yaitu :

1. Visi

Terwujudnya lingkungan hidup yang sehat dan tenteram dalam semangat

kemitraan.

2. Misi

a. Mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;

b. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengelola lingkungan

hidup secara sistematik dan holistik;

c. Menegakkan hukum di bidang lingkungan;

d. Memfasilitasi berbagai upaya pengelolaan, pemulihan dan rehabilitasi

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan sebagai basis pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan;

e. Mendorong individu, keluarga dan masyarakat agar memiliki komitmen

dan melaksanakan secara nyata pengelolaan lingkungan hidup;

21
22

f. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia dan

kelembagaan lingkungan hidup;

g. Meningkatkan kelestarian dan pemulihan keanekaragaman hayati.

Pengelolaan lingkungan hidup untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di Kabupaten Sleman menjadi salah

tujuan yang ingin dicapai oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman di

masa mendatang. Potensi yang dimiliki Kabupaten Sleman berupa sumber daya

alam saat ini bernilai cukup tinggi. Apabila potensi-potensi itu dimanfaatkan

dengan baik melalui implementasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

secara konsisten maka akan menjadi peluang untuk mengembangkan

perekonomian di Kabupaten Sleman yang berwawasan lingkungan.

Berdasarkan visi dan misi tersebut serta dengan melihat kenyataan yang

ada pada saat ini sebagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, perlu adanya

upaya untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik agar terwujud hal yang

diharapkan di masa yang akan datang. Adapun keadaan yang diinginkan di masa

yang akan datang adalah terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup

bagi masyarakat dan kelembagaan masyarakat sehingga peran serta masyarakat

dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup akan semakin

meningkat.

B. Gambaran Khusus

Untuk mewujudkan sasaran utama yang ingin diwujudkan di masa yang

akan datang yaitu meningkatnya peran serta masyarakat dan kelembagaan

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman maka Sub

Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas, Badan Lingkungan Hidup


23

Kabupaten Sleman telah menganalisis hal-hal untuk mencapai sasaran tersebut

yaitu :

1. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

dalam pengelolaan lingkungan hidup

Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup maka diharapkan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup juga semakin optimal. Upaya yang dapat

dilakukan antara lain dengan melaksanakan sosialisasi tentang peraturan-

peraturan di bidang lingkungan hidup kepada masyarakat luas.

2. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah dengan meningkatkan

penegakan peraturan di bidang lingkungan hidup. Penegakan hukum dan

pemberian sanksi atas pelanggaran lingkungan secara pidana dan administratif

akan dapat menjadi preseden yang baik bagi masyarakat untuk tidak melanggar

peraturan di bidang lingkungan hidup.

3. Terlaksananya sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup secara intensif

Dengan terlaksananya sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup secara

intensif kepada masyarakat maka diharapkan masyarakat akan semakin sadar

dan memahami tentang pengelolaan lingkungan hidup sehingga pada akhirnya

tingkat partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

hidup diharapkan juga akan semakin optimal.

Dari hal-hal yang sudah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa sasaran

pokok yang ingin dicapai oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan
24

Kapasitas, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman adalah Terciptanya

kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Tersedianya data dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang

lingkungan hidup (organisasi lingkungan hidup)

Dengan adanya data dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang

lingkungan hidup yang akurat maka diharapkan program-program pengelolaan

lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sleman akan dapat berjalan semakin optimal mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

2. Terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat

Pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan,

antara lain yaitu kegiatan diklat pengelolaan lingkungan hidup,

workshop/seminar pengelolaan lingkungan hidup, sosialisasi peraturan tentang

pengelolaan lingkungan hidup, lomba lingkungan hidup dan lain sebagainya.

Dengan meningkatnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup diharapkan

masyarakat dan kelembagaan masyarakat akan dapat lebih berperan serta

dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman.

3. Terwujudnya kompetensi SDM pada Badan Lingkungan Hidup Kab.

Sleman

Meningkatnya kompetensi SDM pada Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Sleman merupakan faktor yang cukup kuat mendorong dalam


25

upaya peningkatan kinerja pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat. Untuk mewujudkan kompetensi

SDM tersebut dapat dicapai melalui diklat dan bimbingan teknis serta

penempatan pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikan dan

keahliannya.

Dalam rangka mewujudkan keadaan sesuai dengan yang diinginkan, perlu

adanya upaya yang maksimal dari semua pihak agar peran serta masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

Sleman semakin meningkat. Untuk mencapai target tersebut maka perlu dicapai

sasaran spesifik yang telah ditetapkan yaitu terwujudnya pembinaan pengelolaan

lingkungan hidup bagi masyarakat dan kelembagaan masyarakat yang dapat

dicapai melalui kegiatan antara lain :

1. Melaksanakan kegiatan studi banding pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

2. Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat.

3. Menyelenggarakan workshop / seminar pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

Dari ketiga kegiatan tersebut di atas yang menjadi prioritas adalah

Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat. Indikator kinerja dari kegiatan tersebut di atas dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Masukan (Input) yaitu tersedianya sumber daya manusia dan dana operasional

yang memadai.
26

2. Keluaran (Output) yaitu terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan

hidup bagi masyarakat dan kelembagaan masyarakat.

3. Hasil (Outcome) yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat dan kelembagaan

masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman.

4. Manfaat (Benefit) yaitu meningkatnya peran serta masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

Sleman.

5. Dampak (Impact) yaitu tercapainya pengelolaan lingkungan hidup yang

optimal di Kabupaten Sleman.


BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. Identifikasi Masalah

Kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugas tentunya perlu dicari bentuk

yang tepat dan sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk mencapai hasil

yang diinginkan dari beberapa masalah yang ada harus diidentifikasi secara cermat

dan tidak mengesampingkan kemungkinan-kemungkinan yang muncul. Dengan

demikian perlu adanya perencanaan yang matang dengan mengedepankan masalah

yang paling dianggap dominan dan perlu prioritas penanganan dengan mencari

alternatif pemecahannya.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dalam rangka melaksanakan

tugas dan tanggung jawab ditemui beberapa masalah maupun hambatan yang

terjadi dan harus segera diselesaikan demi meningkatkan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman.

Untuk lebih mempermudah dalam menganalisis perlu dirumuskan menjadi

satu masalah utama yang dianggap paling mendesak dan diprioritaskan untuk

ditindaklanjuti. Masalah utama yang dihadapi oleh Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas adalah Kurangnya peran serta masyarakat dan

kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten

Sleman. Hal ini disebabkan oleh :

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

27
28

3. Kurangnya sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup secara intensif

Untuk menentukan masalah pokok prioritas digunakan metode USG

(Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala penilaian dari 1 sampai 5

sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 1):

Tabel 1.
Analisis USG Masalah Pokok
Prioritas
No Masalah Pokok Total Rangking
U S G
1 Kurangnya pengetahuan dan 4 4 4 12 II
pemahaman masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup
2 Kurangnya kesadaran masyarakat 5 5 4 14 I
dalam pengelolaan lingkungan hidup

3 Kurangnya sosialisasi pengelolaan 4 3 3 10 III


lingkungan hidup secara intensif

Keterangan Skala Penilaian:


1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil analisis USG tersebut maka dari ketiga faktor penyebab

terjadinya masalah utama, yang paling dominan adalah nomor urut 2 yaitu

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, hal ini

disebabkan oleh :

1. Kurangnya data dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang lingkungan

hidup (organisasi lingkungan hidup)

2. Kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat

3. Kurangnya kompetensi SDM pada Badan Lingkungan Hidup Kab. Sleman


29

Dari ketiga masalah spesifik tersebut, masalah yang paling dominan

adalah Kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat. Untuk menentukan masalah spesifik prioritas tersebut

digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala penilaian

dari 1 sampai 5 sebagaimana tabel berikut ini (Tabel 2):

Tabel 2.
Analisis USG Masalah Spesifik
(Model USG Skala Nilai 1-5)
Prioritas
No Masalah Spesifik Total Rangking
U S G
1 Kurangnya data dan inventarisasi 4 4 4 12 II
kelembagaan masyarakat bidang
lingkungan hidup (organisasi
lingkungan hidup)
2 Kurangnya pembinaan pengelolaan 5 5 4 14 I
lingkungan hidup bagi masyarakat
dan kelembagaan masyarakat
3 Kurangnya kompetensi SDM pada 4 3 3 10 III
Badan Lingkungan Hidup Kab.
Sleman

Keterangan Skala Penilaian:


1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi

Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan

dalam pohon masalah seperti berikut (gambar 2) :


30

POHON MASALAH

Pengelolaan lingkungan hidup


di Kabupaten Sleman belum
optimal

AKIBAT

Kurangnya peran serta


masyarakat dan kelembagaan
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten
Sleman

SEBAB

Kurangnya pengetahuan
Kurangnya kesadaran
dan pemahaman Kurangnya sosialisasi
masyarakat dalam
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
pengelolaan lingkungan
pengelolaan lingkungan hidup secara intensif
hidup
hidup

Kurangnya data dan


Kurangnya pembinaan
inventarisasi kelembagaan Kurangnya kompetensi
pengelolaan lingkungan
masyarakat bidang SDM pada Badan
hidup bagi masyarakat
lingkungan hidup Lingkungan Hidup Kab.
dan kelembagaan
(organisasi lingkungan Sleman
masyarakat
hidup)

Gambar 2.
Bagan Pohon Masalah

B. Sasaran

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka langkah

selanjutnya adalah merumuskan pohon sasaran sebagai pernyataan positif yang


31

hendak diwujudkan berkaitan dengan sasaran utama yaitu : Terwujudnya peran

serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

hidup di Kabupaten Sleman.

Setelah dilakukan analisis dan identifikasi sasaran, maka ditemukan 3 (tiga)

sasaran pokok yang dapat mewujudkan sasaran utama yaitu :

1. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup

2. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

3. Terlaksananya sosialisasi pengelolaan lingkungan hidup secara intensif

Dari ketiga faktor di atas yang sangat dominan adalah Terciptanya

kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Untuk bisa

mewujudkan hal di atas, perlu didukung beberapa faktor diantaranya :

1. Tersedianya data dan inventarisasi kelembagaan masyarakat bidang

lingkungan hidup (organisasi lingkungan hidup)

2. Terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat

3. Terwujudnya kompetensi SDM pada Badan Lingkungan Hidup Kab. Sleman

Dari ketiga faktor ini yang paling dominan adalah Terwujudnya

pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan kelembagaan

masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pohon sasaran sebagai

berikut (Gambar 3) :

POHON SASARAN
32

Terwujudnya pengelolaan
lingkungan hidup secara
optimal di Kabupaten Sleman

AKIBAT

Terwujudnya peran serta


masyarakat dan kelembagaan
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup di Kabupaten
Sleman

SEBAB

Terwujudnya peningkatan
Terciptanya kesadaran Terlaksananya
pengetahuan dan
masyarakat dalam sosialisasi pengelolaan
pemahaman masyarakat
pengelolaan lingkungan lingkungan hidup secara
dalam pengelolaan
hidup intensif
lingkungan hidup

Tersedianya data dan Terwujudnya


inventarisasi kelembagaan pembinaan pengelolaan Terwujudnya
masyarakat bidang lingkungan hidup bagi kompetensi SDM pada
lingkungan hidup masyarakat dan Badan Lingkungan
(organisasi lingkungan kelembagaan Hidup Kab. Sleman
hidup) masyarakat

Gambar 3.
Bagan Pohon Sasaran

C. Alternatif Kegiatan

Alternatif pemecahan masalah yang ada bermula dari pohon masalah yang

dituangkan dalam bentuk pernyataan negatif. Selanjutnya dari pernyataan negatif

tersebut ditentukan pohon sasaran yang dituangkan dalam pernyataan positif,


33

kemudian mencari alternatif pemecahan masalah melalui pohon alternatif dengan

menggunakan pola kerja terpadu.

Untuk menentukan salah satu alternatif pemecahan masalah dari sasaran

yang ingin dicapai dapat dipilih salah satu yang memiliki hubungan sebab yang

paling pokok diantara penyebab yang lain. Dengan mempertimbangkan sumber

daya yang ada, baik tenaga, biaya, waktu yang disesuaikan dengan tugas

wewenang dan tanggung-jawab, maka ditetapkan alternatif kegiatan untuk

meningkatkan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat di Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan studi banding pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat

Kegiatan studi banding tentang pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dan

menambah wawasan, mempelajari dan meneliti permasalahan yang sama yang

ditemukan di tempat lain dalam rangka untuk mencari masukan-masukan atau

saran berharga yang dapat diterapkan dengan baik di Kabupaten Sleman. Studi

banding tersebut dapat dilakukan dengan melakukan studi komparatif ke

daerah lain di sekitar Kabupaten Sleman maupun di luar Jawa Tengah.

2. Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat

Diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan kelembagaan

masyarakat bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan

pengertian kepada masyarakat dan kelembagaan masyarakat tentang arti

pentingnya pengelolaan lingkungan hidup bagi kelestarian lingkungan.


34

3. Menyelenggarakan workshop / seminar pengelolaan lingkungan hidup bagi

masyarakat dan kelembagaan masyarakat

Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran

kepada masyarakat dan kelembagaan masyarakat tentang tanggung jawab, hak

dan kewajiban masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup.

Dari ketiga alternatif tersebut yang dianggap paling dominan untuk

dilaksanakan oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas adalah

Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat. Untuk memberikan penegasan alternatif yang

dipilih maka digunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA) sebagai berikut:

Tabel 3.
Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Benefit Cost
No Alternatif Rasio Ranking
(Manfaat) (Biaya)
1 Melaksanakan kegiatan studi banding 3 2 1,5 II
pengelolaan lingkungan hidup bagi
masyarakat dan kelembagaan
masyarakat
2 Menyelenggarakan diklat pengelolaan 5 3 1,66 I
lingkungan hidup bagi masyarakat dan
kelembagaan masyarakat
3 Menyelenggarakan workshop / 3 3 1 III
seminar pengelolaan lingkungan hidup
bagi masyarakat dan kelembagaan
masyarakat
Keterangan Skala Penilaian:
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Sedang
4 : Tinggi
5 : Sangat Tinggi
Rangking I adalah alternatif kegiatan prioritas

Secara sistematik gambaran tersebut pada analisis situasi dapat ditunjukkan

dalam gambar pohon alternatif (gambar 4 :


35

POHON ALTERNATIF

Terwujudnya pengelolaan
lingkungan hidup secara
optimal di Kabupaten Sleman

Terwujudnya peran serta


masyarakat dan kelembagaan
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup di
Kabupaten Sleman

Terciptanya kesadaran
masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup

Terwujudnya pembinaan
pengelolaan lingkungan hidup
bagi masyarakat dan
kelembagaan masyarakat

Menyelenggarakan
Melaksanakan kegiatan
Menyelenggarakan diklat workshop / seminar
studi banding pengelolaan
pengelolaan lingkungan hidup pengelolaan lingkungan
lingkungan hidup bagi
bagi masyarakat dan hidup bagi masyarakat
masyarakat dan
kelembagaan masyarakat dan kelembagaan
kelembagaan masyarakat
masyarakat

Gambar 4
Bagan Pohon Alternatif
36

D. Langkah-Langkah Tindakan

Untuk lebih meningkatkan efektifitas serta akurasi pelaksanaan semua

kegiatan yang sesuai dengan program kerja yang telah ditentukan diperlukan

ketepatan atau parameter berupa bagan jadwal kegiatan, apakah tepat waktu atau

sebaliknya dan juga sekaligus sebagai tolok ukur untuk mengevalusi semua

kegiatan yang telah menjadi program. Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan

baik maka perlu dibuat langkah-langkah penyusunan sebagai berikut :

1. Matrik Rincian Kerja (MRK)

Merupakan kerangka yang menghubungkan sasaran dengan kegiatan

dan sumber yang diperlukan secara sistematis, antara lain menggambarkan

tentang sasaran, kegiatan pokok kerja, serta pokok akhir yang memuat seluruh

fungsi manajemen bahkan termuat kejelasan siapa mengerjakan apa, bila mana,

dimana dan bagaimana. Kegiatan dirinci menjadi kegiatan kecil sampai yang

terkecil yang dinamakan pokok akhir, yaitu :

a. Sasaran Umum

Terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat melalui penyelenggaraan diklat pengelolaan

lingkungan hidup oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan

Kapasitas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman.

b. Sasaran Khusus

Terwujudnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat melalui penyelenggaraan diklat pengelolaan

lingkungan hidup kepada 30 orang peserta selama 3 (tiga) hari yaitu

tanggal 25-27 Maret 2014 dengan biaya sebesar Rp 12.000.000 (dua belas
37

juta rupiah) yang berasal dari dana APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh

Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas Badan

Lingkungan Hidup Kab. Sleman.

c. Kegiatan

Menyelenggarakan diklat pengelolaan lingkungan hidup bagi 30 orang

peserta selama 3 (tiga) hari yaitu tanggal 25-27 Maret 2014 dengan biaya

sebesar Rp 12.000.000 (dua belas juta rupiah) yang berasal dari dana

APBD tahun 2014 dilaksanakan oleh Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas Badan Lingkungan Hidup Kab. Sleman.

d. Pokok Kerja

Merupakan pengklarifikasian dari kegiatan yang ingin diwujudkan

berdasarkan sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan ini dibagi menurut

proses kerja yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan pengendalian :

1). Persiapan : 5 pokok akhir

2). Pelaksanaan : 2 pokok akhir

3). Pengendalian : 3 pokok akhir

e. Pokok Akhir

Menguraikan secara rinci kegiatan pokok kerja dikaitkan dengan

penanggung jawab yang terlibat sebagai berikut :

1) Pokok akhir dalam kegiatan ini berjumlah 10 (sepuluh) kegiatan.

2) Penanggung jawab dalam kegiatan ini sebanyak 7 (tujuh) orang.

f. Penanggung Jawab

Adalah pelaku/pelaksana yang terlibat langsung dengan penyelesaian

pokok akhir, untuk lebih jelas dapat dilihat dari Matrik Rincian Kerja.
38

2. Paket Kerja Penjadwalan

Paket kerja adalah matrik yang memuat rincian kerja, pokok akhir,

yang memuat siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang penanggung

gugat, apa yang dikerjakan, bila mana (waktunya) akan dilaksanakan, dimana

pekerjaan itu akan dilaksanakan, serta biaya yang diperlukan untuk mencapai

sasaran khusus yang direncanakan. Adapun paket kerja yang disusun dalam

pelaksanaan kegiatan ini adalah terdiri dari :

a. Pelaksanaan rapat persiapan

b. Pembentukan panitia

c. Penyusunan jadwal dan narasumber

d. Penyiapan materi

e. Pengiriman undangan

f. Penyiapan tempat

g. Pelaksanaan diklat

h. Pemantauan

i. Penilaian

j. Pelaporan

3. Penjadwalan

Setelah sasaran diverifikasi dan dilakukan penyelesaian matrik beserta

uraian paket kerjanya maka langkah selanjutnya adalah membuat jadwal

kegiatan yang menggambarkan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan

kapan direncanakan selesai. Penjadwalan dibuat dalam bentuk peta garis,

menggambarkan kapan kegiatan dimulai dan kapan direncanakan selesai.


Matrik Rincian Kerja
Penyelenggaraan Diklat Pengelolaan Lingkungan Hidup
Oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman SIABIDIBA

SASARAN KEGIATAN POKOK


N Penanggung

Kasubbid PKK

Taufik Ahmadi
KERJA

Kepala Badan

Eko Nugroho
O

Narasumber
Jawab

Kabid ADL

Pratomo S
M

Jumlah
O
Pokok
Akhir
R
Menyelenggarakan

PERSIAPAN
1. Pelaksanaan rapat PK PK PK PK PK PK - 6
1 1 1 1 1 1
diklat pengelolaan persiapan
Terwujudnya lingkungan hidup 2. Pembentukan panitia PK PK PK PK PK PK - 6
2 2 2 2 2 2
pembinaan pengelolaan bagi 30 orang
3. Penyusunan jadwal dan PK PK PK - PK - - 4
lingkungan hidup bagi masyarakat peserta selama 3 3 3 3 3
dan kelembagaan masyarakat (tiga) hari yaitu narasumber
4. Penyiapan materi - - PK PK - - - 2
melalui penyelenggaraan diklat tanggal 25-27 4 4

PELAKSANAAN
pengelolaan lingkungan hidup Maret 2014 dengan PK PK PK - PK PK -
5. Pengiriman undangan 5
kepada 30 orang peserta selama 3 biaya sebesar Rp 5 5 5 5 5
(tiga) hari yaitu tanggal 25-27 12.000.000 (dua - - PK PK PK PK -
6. Penyiapan tempat 4
Maret 2014 dengan biaya sebesar belas juta rupiah) 6 6 6 6
Rp 12.000.000 (dua belas juta yang berasal dari 7. Pelaksanaan diklat PK PK PK PK PK PK PK 7
rupiah) yang berasal dari dana dana APBD tahun 7 7 7 7 7 7 7

APBD tahun 2014 dilaksanakan 2014 dilaksanakan 8. Pemantauan - - PK PK - - - 2


8 8
oleh Sub Bidang Pengembangan oleh Sub Bidang PK - PK PK - - -
9. Penilaian 3
PENGENDALIAN
Kelembagaan dan Kapasitas Pengembangan 9 9 9
BLH Kab. Sleman Kelembagaan dan 10. Pelaporan PK PK PK PK PK - - 5
10 10 10 10 10
Kapasitas Badan JUMLAH 7 6 10 8 7 5 1
Lingkungan Hidup
Kab. Sleman

Gambar 5

38
39
Bagan Matrik Rincian Kerja
40

Tabel 4.
Pelaksanaan Rapat Persiapan

Paket Kerja No. 1 Pokok Akhir : Pelaksanan Rapat


Penyelesaian : 2 hari (3- 4 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Mengkonsep undangan Kasubbid PKK -

2 Mengetik undangan Eko Nugroho -


3 Meneliti dan memaraf undangan Kabid ADL
-
4 Meneliti dan menandatangani Kepala Badan
undangan 1 hari -
5 Mengagenda dan memberi cap Eko Nugroho
surat undangan
6 Menggandakan dan mengirim Eko Nugroho 10.000
undangan
7 Menyiapkan sarana dan tempat Taufik Ahmadi
rapat -
8 Melaksanakan rapat persiapan Kasubbid PKK
9 Menyediakan konsumsi rapat Pratomo S 200.000
(20 or x Rp.10.000) 1 hari
10 Menotulen rapat Taufik Ahmadi -
11 Mengkaji hasil rapat untuk Kasubbid PKK
ditindaklanjuti -

Jumlah 6 orang 2 Hari 210.000


41

Tabel 5.
Pembentukan Panitia

Paket Kerja No. 2 Pokok Akhir : Pembentukan Panitia


Penyelesaian : 2 hari (5-6 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Menentukan nama dan tugas -
Kasubbid PKK
masing-masing panitia
2 Mengkonsep SK panitia kegiatan Kasubbid PKK -

3 Mengetik SK panitia kegiatan Eko Nugroho -

4 Meneliti dan memaraf SK Kabid ADL 2 hari -


panitia kegiatan
5 Meneliti dan menandatangani Kepala Badan
SK panitia kegiatan -
6 Mengagenda dan memberi cap Eko Nugroho
SK panitia kegiatan
7 Menggandakan SK Panitia Pratomo S 10.000
kegiatan
8 Menyampaikan SK panitia Taufik Ahmadi -
kepada yang berhak
Jumlah 6 orang 2 Hari 10.000
42

Tabel 6.
Penyusunan Jadwal dan Narasumber

Paket Kerja No. 3 Pokok Akhir : Penyusunan Jadwal & Narsum


Penyelesaian : 3 hari (7-11 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
Menyusun jadwal diklat
1 Kasubbid PKK -
pengelolaan lingkungan hidup 1 hari
Menyusun konsep surat
2 permohonan narasumber untuk Kasubbid PKK -
memberikan materi diklat
Mengetik dan menggandakan
3 Eko Nugroho -
surat permohonan narasumber
Meneliti dan memaraf surat
4 Kabid ADL -
permohonan narasumber
Memeriksa dan menandatangani 2 hari
5 Kepala Badan -
surat permohonan narasumber
Membubuhkan cap dinas pada
6 Eko Nugroho -
surat permohonan narasumber
Mengirim surat permohonan
7 Eko Nugroho 50.000
Narasumber
Jumlah 4 orang 3 Hari 50.000

Tabel 7.
Penyiapan Materi

Paket Kerja No. 4 Pokok Akhir : Penyiapan Materi


Penyelesaian : 3 hari (12-14 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Menyiapkan materi diklat Kasubbid PKK -
pengelolaan lingkungan hidup
2 Mencetak seluruh materi diklat Pratomo S 3 hari -
pengelolaan lingkungan hidup
3 Menggandakan materi diklat Pratomo S 800.000
pengelolaan lingkungan hidup
Jumlah 2 orang 3 Hari 800.000
43

Tabel 8.
Pengiriman Undangan
Paket Kerja No. 5 Pokok Akhir : Pengiriman undangan
Penyelesaian : 3 hari (17 19 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Menyusun surat undangan Kasubbid PKK -
peserta diklat
2 Mengetik konsep surat Taufik Ahmadi -
undangan
3 Meneliti dan memaraf konsep Kabid ADL 1 hari -
surat undangan
4 Memeriksa dan menandata- Kepala Badan -
gani surat undangan
5 Memberi cap dinas dan Eko Nugroho -
mengagenda surat undangan
6 Mengirimkan surat undangan Eko Nugroho 200.000
2 hari
Jumlah 5 orang 3 Hari 200.000

Tabel 9.
Penyiapan Tempat
Paket Kerja No. 6 Pokok Akhir : Penyiapan Tempat
Penyelesaian : 2 hari (21-24 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Mengkoordinir penyiapan tempat Kasubbid PKK -
dan bahan pendukung
2 Menyiapkan sarana (LCD, laptop, Eko Nugroho -
sound sistem)
3 Menyiapkan spanduk dan dekorasi Eko Nugroho -
4 Menyiapkan meja dan kursi Taufik Ahmadi -
5 Menyiapkan daftar presensi diklat Taufik Ahmadi -
pengelolaan lingkungan hidup 2 hari
6 Menyiapkan daftar honor Eko Nugroho -
narasumber
7 Memesan dan membayar makan Pratomo S 4.500.000
minum snack kegiatan diklat
Jumlah 4 orang 2 Hari 4.500.000
44

Tabel 10.
Pelaksanaan Diklat

Paket Kerja No. 7 Pokok Akhir : Pelaksanaan Diklat


Penyelesaian : 3 hari (25-27 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya (Rp)
Jawab (Hari)
1 Mengkoordinasi pelaksanaan Kasubbid PKK -
diklat pengelolaan lingk. hidup
2 Menyiapkan tempat Eko Nugroho -

3 Memasang Spanduk Eko Nugroho -

4 Mempersiapkan acara Pratomo S -

5 Melaksanakan presensi kepada Eko Nugroho -


peserta diklat
6 Membagikan materi kepada Taufik Ahmadi -
peserta
7 Menyampaikan laporan Kabid ADL 3 hari -

8 Membuka dan memberi Kepala Badan -


pengarahan
9 Memberikan materi diklat Narasumber -
pengelolaan lingkungan hidup
10 Melaksanakan diskusi dan Narasumber -
tanya jawab
11 Menyiapkan dan membagikan Taufik Ahmadi -
konsumsi
12 Menutup acara Kepala Badan -

13 Membayar honor narasumber Pratomo S 6.000.000


dan biaya penunjang (ATK,
transport dll)
Jumlah 7 orang 3 Hari 6.000.000
45

Tabel 11.
Pemantauan

Paket Kerja No. 8 Pokok Akhir : Pemantauan


Penyelesaian : 19 hari (3-27 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Mengamati kegiatan persiapan Kasubbid PKK -
tempat
2 Mengamati pelaksanaan diklat Kasubbid PKK -
pengelolaan lingkungan hidup
3 Mencatat hasil pemantauan Kasubbid PKK -
19 hari
4 Menyimpulkan hasil pemantauan Kasubbid PKK -

5 Merekap dan mendokumentasikan Pratomo S 30.000


hasil pemantauan
Jumlah 2 orang 19 Hari 30.000

Tabel 12.
Penilaian

Paket Kerja No. 9 Pokok Akhir : Penilaian


Penyelesaian : 19 hari (3-27 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Menyiapkan format penilaian Pratomo S -

2 Mempelajari dan meneliti hasil Kasubbid PKK -


penilaian
3 Mengoreksi hasil penilaian Kasubbid PKK 19 hari -

4 Menandatangani hasil Kepala Badan -


penilaian
5 Merekap dan Pratomo S 100.000
mendokumentasikan hasil
penilaian
Jumlah 3 orang 19 Hari 100.000
46

Tabel 13.
Pelaporan

Paket Kerja No. 10 Pokok Akhir : Pelaporan


Penyelesaian : 20 hari (3-28 Maret 2014) Penanggung Gugat : Kasubbid PKK
No. Uraian Kerja Penanggung Waktu Biaya
Jawab (Hari) (Rp)
1 Melaporkan pelaksanaan Kasubbid PKK -
kegiatan
2 Menyiapkan data laporan Pratomo S -

3 Menyusun konsep laporan Kasubbid PKK -


20 hari
4 Meneliti, menyetujui dan Kabid ADL -
memaraf konsep laporan
5 Mengetik laporan Eko Nugroho -

6 Meneliti, menyetujui dan Kepala Badan -


menandatangani laporan
7 Menggandakan laporan Eko Nugroho 100.000

Jumlah 5 orang 20 Hari 100.000


47

Tabel 14
Rekapitulasi Biaya

No. Pokok Akhir Waktu (Hari) Biaya (Rp.)

1 Pelaksanaan rapat persiapan 2 210.000

2 Pembentukan panitia 2 10.000

3 Penyusunan jadwal dan 3 50.000


narasumber
4 Penyiapan materi 3 800.000

5 Pengiriman undangan 3 200.000

6 Penyiapan tempat 2 4.500.000

7 Pelaksanaan diklat 3 6.000.000

8 Pemantauan 19 30.000

9 Penilaian 19 100.000

10 Pelaporan 20 100.000

Jumlah 12.000.000
Tabel 15
Penjadwalan Penyelenggaraan Diklat Pengelolaan Lingkungan Hidup
Oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan Kapasitas BLH Kabupaten Sleman Tahun 2014
Waktu Maret 2014
No
Pokok Akhir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

1 Pelaksanaan rapat persiapan


2 Pembentukan panitia
M M M M
3 Penyusunan jadwal dan
S S S S
narasumber
I I I I
4 Penyiapan materi
A A A A
5 Pengiriman undangan N N N N
B B B B
6 Penyiapan Tempat
G G G G
7 Pelaksanaan diklat T T T T
G G G G
8 Pemantauan
U U U U
9 Penilaian U U U U

10 Pelaporan

47
48
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada Bab I sampai dengan Bab

IV, maka dalam upaya peningkatan kinerja pembinaan pengelolaan lingkungan hidup

bagi masyarakat dan kelembagaan masyarakat oleh Sub Bidang Pengembangan

Kelembagaan dan Kapasitas pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peran serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup di Kabupaten Sleman masih kurang, hal ini disebabkan oleh

kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup disebabkan

oleh kurangnya pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat dan

kelembagaan masyarakat.

3. Untuk meningkatkan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup bagi masyarakat

dan kelembagaan masyarakat maka perlu diselenggarakan diklat pengelolaan

lingkungan hidup selama 3 (tiga) hari yaitu tanggal 25-27 Maret 2014 dengan

biaya sebesar Rp 12.000.000 (dua belas juta rupiah) yang berasal dari dana APBD

tahun 2014 dilaksanakan oleh Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan dan

Kapasitas Badan Lingkungan Hidup Kab. Sleman.

49
50

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Pitoyo, Djoenaedi Tamim, 2008, Kertas Kerja Perseorangan, Bahan Ajar Diklatpim IV
LAN-RI.

Pitoyo, Djoenaedi Tamim, 2008, Pola Kerja Terpadu (PKT), Bahan Ajar Diklatpim IV
LAN-RI.

Pemerintah Kabupaten Kabupaten Sleman, 2009, Rencana Strategis Badan


Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman Tahun 2009-2013, Sleman.

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi


Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sleman, Sleman.

Peraturan-Peraturan :

Pemerintah RI, 1945, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Pemerintah RI, 2009, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2009, Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3


Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Sleman.

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2006, Peraturan Bupati Sleman Nomor 12 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pemerintah Kabupaten Sleman, 2009, Peraturan Bupati Sleman Nomor 81 Tahun 2009
tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Sleman.
51

lampiran

Anda mungkin juga menyukai