Anda di halaman 1dari 3

Berbagai jenis karakteristik perusahaan, baik industri, jasa, maupun dagang merupakan

pelaku ekonomi yang selalu harus terikat dengan kondisi perekonomian global dewasa ini.
Upaya untuk mendukung eksistensi perusahaan di tengah-tengah dunia bisnis pada era modern
ini diperlukan upaya dalam rangka peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektivitas
pencapaian tujuan perusahaan. Berbagai strategi dan kerangka konseptual kebijakan-kebijakan
yang dapat diambil terus dikembangkan. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan aspek
pengendalian internal

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston,
Texas, Amerika Serikat. Enron adalah Perusahaan Gas Alam Utara, yang dibentuk pada tahun
1932, di Omaha, Nebraska. Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth
(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung
pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit
listrik Portland General Electric Corp senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir,
manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi Enron Capital and Trade Resources yang
menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik (Sanjaya:
2014).

Enron Corporation yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi tersebut
melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga pasar pada awal tahun 1990. Adanya
hasil Kongres Amerika Serikat yang memutuskan untuk melakukan deregulasi penjualan gas
alam telah menyebabkan Enron mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan. Enron
merupakan penjual gas alam terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara, kontrak penjualan gas
Enron menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122 juta, dan merupakan penyumbang kedua
terbesar dalam laba usaha perusahaan (Isanty: 2016).

Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron menerapkan strategi
bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan berbagai aset meliputi
gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants, dan broadband services.
Perkembangan pesat Enron telah menyebabkan harga saham perusahaan tersebut mengalami
kenaikan sebesar 311% dari awal tahun 1990 sampai akhir tahun 1998. Pada tahun 1999 harga
saham mengalami kenaikan sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar 87%. Harga saham per
lembar perusahaan adalah sebesar $83.13 (Isanty: 2016).

Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula Enron Online (EOL) pada
bulan Oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk
energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi
senilai $335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana
besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan
tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk
melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan
program ini. Walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall Street
melonjak menjadi $40, bahkan meningkat menjadi $90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh
majalah Fortune maupun media lain sebagai one of the most admired and innovative companies
in the world (Djohan: 2008).

Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan berita yang berasal
dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan energi perdagangan terbesar di
dunia menyatakan dirinya bangkrut. Tidak kurang dari 4.500 pimpinan menengah Enron
mendadak kehilangan pekerjaan akibat perbuatan segelintir orang di jajaran puncak Enron.

Lebih mengejutkan lagi, kebangkrutan bukan disebabkan oleh perekonomian dunia yang
sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun
terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang. Auditor independen,
Arthur Andersen dari KAP yang termaksud dalam The Big Five bersama dengan
Pricewaterhouse Coopers, Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG ikut berperan dalam
menyusun pembukuan kreatif Enron. Arthur Andersen menjadi auditor eksternal Enron
sekaligus konsultan manajemennya dengan bayaran $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk
biaya konsultasi. Hal inilah yang menyebabkan konflik kepentingan di tubuh Arthur Andersen
sendiri, karena pembayaran atas jasa yang dilakukannya terlampau besar, sehingga
memunculkan kurangnya independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron.
Sehingga, pada tahun 2002 perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin praktiknya sebagai
Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan terlibat dalam skandal Enron dan
menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya (Isanty: 2016).

Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga
dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka
partnership-partnership kontroversial yang dianggap sebagai awal dari kehancuran Enron.
Terakhir, bank investasi besar di Wallstreet seperti Salomon Smith Barney unit, Credit Suisse
First Boston, Merrill Lynch, Goldman Sachs, J.P. Morgan Chase and Lehman Bros, ikut meraup
$ 214 juta dalam komisi sebagai penjual saham dan obligasi dari Enron.

Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang
dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron. Panik karena

1
menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika
(Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja
(workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan Enron. Peristiwa penghancuran dokumen ini
memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui
bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka,
karena takut kehilangan Enron sebagai klien.

Selama lima tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak
membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock option atau
opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai "gaji/upah" pegawai. Karena Enron
selama ini memberikan bonus dan kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option,
maka walau dalam bentuk fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka
dengan nilai opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi
tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan perusahaan yang
tidak memiliki laba tidak membayar pajak. Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90
perusahaan off shore atau perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau
berpajak rendah yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara
kepulauan tersebut. Sistem ini, sebenarnya adalah legal menurut hukum perpajakan Amerika
selama peraturan-peraturan yang ada mengenai pendapatan yang mudah dipindahkan (mobile
income) ditaati.

Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses
peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan
Enron. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan
Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002. Tanggal 15 Juni 2002 juri
federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap
proses peradilan.

Setelah Kasus Enron terkuak oleh publik, hal ini menyebabkan dicabutnya izin KAP Arthur
Andersen oleh Otoritas Keuangan Amerika Serikat. Dan tidak lama setelah kasus ini, terjadi juga
kasus serupa seperti Tyco, Global Crossing, WorldCom, Xerox Corp, dll. Yang mana semua
kejadian tersebut mencemarkan nama baik profesi akuntan public yang seharusnya independen.
Atas dasar tersebut, Parlemen Amerika Serikat pada tanggal 23 Januari 2001 mengeluarkan
ketentuan di bidang jasa akuntan publik yang terkenal sebagai Sarbanes Oxley Act.

Anda mungkin juga menyukai