Anda di halaman 1dari 5

I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara
fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah
yang tiada taranya. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan
organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber
energi dari sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan
organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran
dekomposisinya, serta hasil dekomposisi itu sendiri (Hakim et al., 1986).
Daerah rawa-rawa seperti daerah rawa-rawa pasang surut sering dijumpai tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi dan tebal. Apabila tanah tersebut
mengandung bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk
tanah liat) dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut tanah organik atau tanah
gambut. Kandungan bahan organik tanah dihitung dari kandungan C-organik dengan rumus
sebagai berikut (Hardjowigeno, 2003) :
Bahan organik (%) = 1,74 x C-Organik (%)
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan
atas atau top soil. Semakin ke lapisan bawah tanah maka kandungan bahan organik semakin
berkurang, sehingga tanah semakin kurus. Oleh karena itu, top soil perlu dipertahankan
(Hardjowigeno, 2003).

1.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar bahan organik tanah berdasarkan penelitian di
laboratorium.
Kiranya penelitian ini berguna bagi praktikan dan dapat digunakan oleh mahasiswa lain
sebagai referensistudi.

II TINJAUAN PUSTAKA
Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang
sedang atau telahmengalami proses dekomposisi baik berupa humus
hasil humifikasi maupun senyawa-
senyawa organikhasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik organik dan ototr
ofik yang terlibat dan beradadi dalamnya (Madjid, 2007).
Kandungan bahan organik di dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah
satu faktor yang mempengaruhi bahan organik ialah proses terbentuknya yang terdiri dari 2
sumber, yaitu:
Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting, daun,
bunga, danbuah.
Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawahserta
di inkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik tanah,
tetapi sumber bahanorganik dari seluruh makhluk hidup (Hakim et al., 1986)
Sumber sekunder bahan organik adalah binatang. Fauna
atau binatang terlebih dahulu harusmenggunakan bahan organik tanaman. Setelah itu barulah
binatang menyumbangkan pula bahan organiknya.
Berbeda sumber bahan organik tanah tersebut akan berbeda pula pengaruh yang
disumbangkannya ke dalam tanah. Hal
itu berkaitan erat dengan komposisi atau susunan dari bahanorganik tersebut (Hakim et al.,
1986)
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan
karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45 sampai 60% dan konversi C-organik menjadi
bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi
bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan
(vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih
penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan
organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik
(Foth, 1984).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tanaman tergantung pada
laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi laju
dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor tanah. Faktor bahan organik
meliputi komposisi kimiawi, kadar lignin dan ukuran bahan, sedangkan faktor tanah meliputi
temperatur, kelembaban, tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah dan
ketersediaan hara (Hanafiah, 2010).
Umumnya, penambahan jumlah sisa-sisa organik setiap tahun ke tanah ditingkatkan, disini
terjadi suatu peningkatan dalam kandungan bahan organik total. Dengan meningkatnya curah
hujan dan diiringi meningkatnya produksi bahan organik setiap tahun, terjadi suatu
peningkatan kandungan bahan organik tanah. Penyebab umum adalah laju peningkatan
kegiatan mikrobia dan perombakan bahan organik dengan meningkatnya temperature (Foth,
1988).
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi semua unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung menjaga
menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Hewan-hewan tanah tergantung pada bahan
organik untuk makanan dan mendukung kondisi fisik yang diinginkan dengan mencampur
tanah membentuk alur-alur. Umumnya banyak hal-hal menarik dalam mengelola bahan
organik agar tanah lebih produktif (Foth, 1988).

III METODOLOGI

3.1 TEMPAT DAN WAKTU

Praktikum penetapan kadar bahan organik tanah dilaksanakan di Laboratorium Kimia


dan KesuburanTanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari jumat, 28November 2014 pukul
10.00 WITA sampai selesai.
3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah neraca analitik, labu erlenmeyer 250ml, gelas
ukur 25ml, buret asam, standar buret. Bahan yang digunakan dalam praktikum ialah sampel
tanah terganggu, larutan H2SO4, larutan K2Cr2O7, indikator diphenylamine, larutan
(NH4)2 Fe(SO4) dan aquades.
3.3 PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja dalam pratikum C-organik ialah sebagai berikut :


1. Menimbang sampel tanah terganggu yang telah dihaluskan hingga mencapai 1 gram.
2. Memasukkan sampel tanah ke dalam labu erlenmeyer
3. Menambahkan K2Cr2O7 sebanyak 5ml kedalam labu erlenmeyer,
terjadi perubahan warna menjadimerah bata.
4. Menambahkan H2SO4 sebanyak 5 ml kedalam labu erlenmeyer, terjadi reaksi yang
menimbulkanbau menyengat dan kenaikan suhu.
5. Mendiamkan campuran di
dalam labu erlenmeyer selama beberapa menit hingga suhu kembali normal.
6. Menambahkan aquades kedalam labu erlenmeyer sampai 100ml.
7. Mentitrasi campuran dengan larutan (NH4)2Fe(SO4)
hingga campuran berubah warna menjadiberwarna hijau.
8. Mencatat mililiter (ml) penitar yang digunakan
9. Membuat blanko dengan perlakuan yang
sama dengan sampel tapi tanpa menggunakan sampeltanah.
10. Menghitung kadar C-organik dan persentase bahan organik.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, maka diperoleh data sebagai berikut.


Tabel 1. Hasil penelitian kadar C-organik dan kandungan bahan organik
Parameter Pengamatan Hasil
%
Kadar C-organik 1,54
Kandunganbahanorganik 2,65

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil kadar C-organik sampel tanah
yang diamati senilai 1,54%. Kadar C-organik yang berada di antara 1 sampai 9%
menunjukkan tanah tersebut merupakan tanah mineral. Kandungan bahan organik,
menunjukkan banyaknya unsur hara yang terkandung dalam tanah. Sedangkan kandungan
bahan organik pada sampel tanah tersebut senilai 2,65%. Nilai tersebut tergolong rendah yang
menunjukkan bahwa tanah tersebut termasuk ke dalam tanah mineral atau tanah organik.
Tanah mineral sudah ditentukan sebagai bagian atas regolit yang mengalami pelapukan
biologi (Buckman et al., 1982).
Dalam tanah mineral, komponen mineral membentuk kerangka kerangka dasar dan
komponen organik menjadi pengisi. Dalam tanah organik komponen organik membentuk
kerangka dasar dan komponen mineral menjadi pengisi. Air dan udara berada dalam pori
massa tanah. Sebagian air terjerap pada permukaan zarah mineral dan organik. Air yang
terdapat dalam pori tanah disebut air kapiler (Notohadiprawiro, 1998)

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum pada sampel tanah terganggu, kadar C-organik tanah sebesar
1,54% dan kadar bahan organik senilai 2,65%. Tanah tersebut tergolong tanah mineral.
5.2 SARAN
Dalam pengelohan lahan perlu diketahui kandungan bahan organik tanah tersebut, karena
pertumbuhan suatu tanaman bergantung pada bagaimana kesuburan tanahnya yang juga
sangat bergantung pada kandungan bahan organiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhatara Karya Angkasa.
Foth, D Henry, 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Gadjamada University.
Foth, D Henry, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Yogyakarta: Gadjamada University.
Hakim. N, Yusuf Nyakpa, A. M Lubis, S. G. Nugroho, Rusdi Saul, Amin Diha, Go Bang Hong, H.
H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.
Hanafiah, 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT.Rajagra Findo Persada.
Madjid, Abdul. 2007. Bahan Organik Tanah. Palembang: Universitas Sri wijaya..

Anda mungkin juga menyukai