PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia dan Australia serta di antara dua samudera, yaitu samudera hindia dan
samudera pasifik. Kondisi ini membuat letak indonesia sangat strategis karena
posisi indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra
memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara
antara perdagangan negara - negara industri dan negara - negara yang sedang
berkembang.
11 lintang selatan dan 95 sampai 141 bujur timur yang meliputi rangkaian
pulau antara sabang sampai merauke. Menurut data dari Badan Informasi
dengan jumlah pulau 13.466, luas daratan 1.922.570 km dan luas perairan
3.257.483 km
yang mengalami beberapa perubahan. Saat ini peta indonesia yang terbaru
indonesia di luar 200 mil laut seluas 4.209 Km yang terletak di sisi barat laut
1
pulau sumatera, yang disetujui dan disahkan oleh PBB tanggal 17 Agustus
Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 497 kabupaten / kota ( 399 kabupaten dan
2012 ).
tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahterahan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita - cita
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945, setiap kegiatan dalam
manusia Indonesia serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional.
merupakan suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit yang
serius yang dapat mengancam jiwa penderita ( Dep. Kes. RI, 2008 ).
2
Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi
Indonesia. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan dan lebih banyak di
sepanjang tahun dan jarang dijumpai secara sporadis tetapi lebih sering
efusi pleura eksudatif, klien efusi pleura secara khas memperlihatkan keluhan
dan gejala yang berkaitan dengan kondisi patologis yang mendasari yaitu
sesak napas, nyeri pleuritik dada, gambaran klinis lain tergantung pada
akan mengalami suatu perubahan pada kebutuhan dasar manusia yaitu bio,
psiko, sosial dan spiritual yang akan selalu menimbulkan dampak yang
umumnya klien dengan efusi pleura akan tampak sakit, suara nafas menurun
adanya nyeri pleuritik terutama pada akhir inspirasi, febris, batuk dan yang
lebih khas lagi adalah adanya sesak nafas, rasa berat pada dada akibat adanya
3
Disamping pemberian obat, penerapan proses keperawatan yang tepat
pleura. Peran perawat dalam perawatan klien dengan efusi pleura termasuk
dilakukan. Karena peura yang terkena, maka akan terjadi nyeri yang hebat,
oleh karenanya klien dibantu untuk mengambil posisi yang paling sesuai yang
diresepkan dan sesuai yang dibutuhkan. Jika drainase selang dada dan system
fungsi system dan mencatat jumlah drainase pada interval yang diharuskan.
akan spesifik tergantung pada kondisi tersebut ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Berdasarkan data dari rekam medik di rumah sakit angkatan udara dr.
M. Salamun kota bandung, klien yang dirawat pada tahun 2014 periode
januari sampai desember berjumlah 6520 kasus dan efusi pleura berjumlah 3
kasus. Angka kejadian efusi pleura tidak termasuk dalam sepuluh besar
penyakit yang ada di rumah sakit angkatan udara dr. M. Salamun. Pada
periode Tanggal 1 - 29 Januari 2015 jumlah klien yang dirawat inap di rumah
sakit ini sebanyak 112 orang dan pada saat pengkajian tanggal 20 januari
2015 didapatkan penderita efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan
4
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik memilih
Tahun 2015, karena penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular
oleh tim medis serta tidak kalah pentingnya yaitu pengetahuan dan pengenalan
yang lebih jauh tentang penyakit efusi pleura dapat menjadi pedoman dalam
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dalam usaha membantu klien
b. Tujuan Khusus
5
a. Mampu melakukan pengkajian, analisa data dan merumuskan diagnosa
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan langsung kepada klien dengan cara inspeksi, palpasi,
6
Pengumpulan data, mencatat dan mengelola data perawatan dari
bertanya kepada klien dan keluarga, sehingga ada hubungan timbal balik
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
pengumpulan data.
sampai evaluasi.
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari laporan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
7
yang didapat serta alternatif pemecahan masalah dalam melakukan
asuhan keperawatan.
BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan pada pengkajian, diagnosa keperawatan,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring. Sementara struktur yang
8
membentuk bagian dari traktus respiratorius bagian bawah adalah trakea,
bronkus, rongga toraks, paru - paru, alveoli, pleura, otot - otot pernapasan
( Muttaqin, 2008 : 4 ).
Gambar 2.1
Anatomi sistem pernapasan
Gambar 2.2
Saluran Pernapasan Atas
9
Sumber : ( Somantri. 2009 : 5 ).Gangguan sistem Pernapasan
(a) Hidung
hidung di lapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang
berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi sel itu
10
permukaan lendir yang di laluinya udara menjadi hangat dan karena
terbentuk dari dua tulang hidung dan beberapa kartilago. Terdapat dua
pintu pada dasar hidung - nostril ( lubang hidung ) atau nares eksternal
255 ).
sebagai berikut :
(b) Faring
11
( nasofaring ), di belakang mulut ( orofaring ) dan di belakang laring
(c) Laring
juga berfungsi sebagai proteksi jalan nafas bawah dari benda asing dan
2009 : 5 ).
Gambar : 2.3
Saluran Pernapasan bawah
12
Sumber : ( Somantri. 2009 : 8 ). Gangguan Sistem Pernapasan
1) Trakea
2) Bronkus
dengan trakea. Bronkus kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan
lebih pendek, lebih lebar, dan arahnya hampir vertical dengan trakea,
pun lebih runcing. Bentuk anatomi yang khusus ini memiliki implikasi
klinis tersendiri seperti jika ada benda yang terinhalasi, maka benda itu
13
lebih memungkinkan berada di bronkus kanan dibandingkan dengan
3) Rongga Toraks
Rangka dada yang terdiri atas tulang dan tulang rawan. Sebelah
kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru - paru beserta
4) Paru - Paru
Paru kanan lebih besar dari paru kiri. Selain itu, paru juga dibagi
menjadi lima lobus, tiga lobus pada paru kanan dan dua lobus pada
yaitu 10 segmen pada paru kanan, 9 segmen pada paru kiri, proses
5) Alveoli
14
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Seluruh unit alveolar ( zona
6) Pleura
Dari segi anatomi, permukaan rongga pleura berbatasan dengan
lebih dari cukup untuk memisahkan kedua pleura. Jika terjadi, maka
parietalis dan absorbsi oleh pleura viseralis. Oleh karena itu, rongga
mengandung cairan serosa. Bagian pleura yang melekat kuat pada paru
15
disebut pleura viseralis dan lapisan paru yang membatasi rongga
biasa disebut dengan mukosa respirasi. Mukosa ini berada pada zona
hidung.
1) Sel Epitel
Secara umum saluran pernapasan yang dimulai dari rongga
16
terdapat sel goblet yang memproduksi dan mengsekrsikan mucus
2) Lamina Propria
Lamina propria merupakan lapisan jaringan konektif yang terletak
kapiler lainnya yang membawa zat gizi dan air menuju ke sel
eksterna, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernafas
oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli dan dapat
17
dipungut oleh hemoklobin sel darah merah dan dibawah kejantung. Dari
paru - paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat
oksigen. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru - paru
darah arteri bertambah, hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak
18
ventilasi ini mengeluarkan karbondioksida dan memungut lebih banyak
oksigen.
interkostalis.
19
Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi : kadar
dari metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat
pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
a. Efusi pleura dapat terjadi akibat penyakit atau suatu trauma seperti
c. Efusi pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh
2009 : 106 ).
20
e. Efusi pleura adalah cairan didalam rongga pleura, dapat disebabkan
2. Etiologi
a. Unilateral
b. Bilateral
tuberculosis.
21
3. Manifestasi Klinis
d. Batuk - batuk.
berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan
yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada
22
4. Patofisiologi
Sebagian cairan ini diserab kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis,
dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat pleura.
osmotik koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh
keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya
akan protein dan berat jenisnya tinggi ( > 30 g / l ). Cairan ini juga
23
akumulasi cairan di rongga pleura terjadi akibat beberapa proses yang
meliputi :
Gambar 2.4
Efusi Pleura
24
Tabel 2.1
Patofisiologi Efusi Pleura yang mengarah pada terjadinya masalah
keperawatan
Akumuliasi/Penimbunan
cairan di kavum pleura
Intoleransi
Aktivitas
25
5. Pemeriksaan Penunjang
pergeseran di mediastinum.
b. Ultrasonografi
tahan asam ( untuk tuberculosis ), hitung sel darah merah dan putih,
( LDH ), protein), analisis sitologi untuk sel - sel malignan dan pH.
6. Komplikasi
dan pleuritis.
26
b. Menurut Rani, Soegondo, Nazir ( Soegondo dkk, 2008 ), yaitu efusi
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Padila 2012 : 122 - 123, Ada 3 ( tiga ) cara penatalaksanaan medis
paru.
27
9. Dampak Masalah Terhadap Individu dan Keluarga
pleura akan mengalami suatu perubahan baik bio, psiko, sosial dan
dengan efusi pleura akan tampak sakit, suara nafas menurun adanya
nyeri pleuritik terutama pada akhir inspirasi, febris, batuk dan yang
lebih khas lagi adalah adanya sesak nafas, rasa berat pada dada akibat
klien. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit sehingga
keluarga klien akan memberi perhatian yang lebih pada klien. Keluarga
28
10. Water Seal Drainase ( WSD )
a. Pengertian
123 )
b. Indikasi
3) Torakotomi
4) Efusi pleura
c. Tujuan Pemasangan
sebagian
d. Tempat pemasangan
1) Apikal
29
2) Basal
mid aksiller
Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada klien
botol. Sistem tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah
elemen yang paling diinginkan dari seni keperawatan dengan elemen yang
30
Kajian selama bertahun - tahun, penggunaan dan perbaikan telah
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
31
2) Identitas Penanggung Jawab
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritis akibat iritasi pleura
yang bersifat tajam dan terlokalisasi terutama pada saat batuk dan
PQRST, yaitu :
32
yang menjadi faktor penyebab sesak napas, apakah sesak
Seberapa berat apa yang dirasakan klien atau seperti apa rasa
melakukan pernapasan
(e) Timing
adanya keluhan seperti batuk, sesak napas, nyeri pleuritis, rasa berat
33
pada dada dan berat badan menurun. Perlu juga ditanyakan sejak
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
2008 : 128 ).
c. Pemeriksaan Fisik
vital, berat badan, dan nilai GCS ( Glassgow Coma Scalle ). Keadaan
fisik secara keseluruhan dari semua sistem organ tubuh, pada klien
34
kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis,
2) Sistem Pernapasan
dan auskultasi.
(a) Inspeksi
35
Pada klien dengan efusi pleura minimal dan tanpa
napas.
(b) Palpasi
36
(c) Perkusi
lapang paru. Pada klien dengan efusi pleura yang berat akan
(d) Auskultasi
3) Sistem Kardiovaskuler
37
biasanya denyut nadi perifer melemah, batas jantung
didapatkan.
5) Sistem Muskuloskeletal
sampai anggota gerak bawah, kaji nyeri pada waktu klien bergerak.
hebat.
6) Sistem Integumen
fungsi perabaan, kaji turgor kulit dan perubahan suhu. Pada klien
38
selang WSD, maka perlu dikaji adalah kemerahan pada sendi
7) Sistem Perkemihan
terutama rifampisin.
8) Sistem Persyarafan
syaraf kranial dan fungsi syaraf serebal. Pada klien efusi pleura
9) Sistem Endokrin
luka gangren, ada pus / tidak, juka ada keluhan, data penunjang di
tulis dalam kolom lain - lain. Kolom masalah diisi dengan masalah
39
d. Pola Aktivitas Sehari - hari
Menurut Wartonah 2006 : 87, pola aktivitas sehari - hari
meliputi :
1) Nutrisi
hari.
2) Eliminasi buang air besar ( BAB ) dan buang air kecil ( BAK )
3) Istirahat Tidur
tidur.
4) Personal Hygiene
gunting kuku.
5) Aktivitas meliputi
e. Data Psikososial
1) Status Emosi
emosi.
40
2) Konsep Diri
3) Gaya Komunikasi
nonverbal.
4) Pola Interaksi
lawan jenis.
5) Pola Koping
f. Data Spiritual
Data yang harus dikaji meliputi arti kehidupan yang penting dalam
41
menjalankan ritual agama, keyakinan bantuan Tuhan dalam proses
g. Data Penunjang
1) Pemeriksaan Radiologi
yang kurang dari 300 mili liter tidak bisa dilihat mungkin
dilakukan dengan foto toraks lateral dari sisi yang sakit ( lateral
dekubitus ).
2) Biopsi Pleura
pleura ).
42
3) Pengukuran Fungsi Paru
4) Pemeriksaan Laboratorium
h. Penatalaksanaan Medis
43
1) Menghilangkan sesak nafas yang disebabkan oleh akumulasi
2) Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal.
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
Nursalam, 2008 : 59 ).
Diagnosa yang mungkin muncul pada gangguan sistem pernapasan
44
a. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan
2008 ).
( Wartonah, 2006 ).
45
i. Gangguan pola tidur dan istirahat yang berhubungan dengan
4. Perencanaan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
akumulasi cairan
46
Tabel 2.2
Intervensi dan Rasional Diagnosa pertama
Intervensi Rasional
1 2
a. Identifikasi faktor penyebab a. Dengan mengidentifikasi penyebab,
kondisi klien.
hipoventilasi.
Sumber : Arif Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan
47
Tujuan :
Kriteria Hasil :
dengan GDA ( gas darah arteri ) dalam rentang normal ( PaO2 >
90%, PCO2 35 - 45 )
Tabel 2.3
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Dua
Intervensi Rasional
1 2
a. Kaji dipsnue, takipnue, bunyi a. Efusi pleura dapat rnenyebabkan
48
1 2
c. Tunjukan dan dukung c. Membuat tahanan melawan udara
pendek.
e. Anjurkan untuk bedrest, batasi
e. Mengurangi konsumsi oksigen pada
dan bantu aktivitas sesuai
periode respirasi.
kebutuhan.
f. Menurunnya kadar O2 ( PO2 ) dan
f. Kolaborasi cek analisa gas
peningkatan CO2 ( PCO2)
darah ( AGD )
menunjukkan kebutuhan untuk
terapi.
g. Pemberian oksigen sesuai
g. Terapi dapat mengoreksi
kebutuhan tambahan.
hipoksemia yang terjadi akibat
49
Tujuan :
Kriteria hasil :
Tabel 2.4
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Tiga
Intervensi Rasional
1 2
a. Beri motivasi tentang a. Kebiasaan makan seseorang
c. Anjurkan klien oral hygiene c. Bau mulut yang kurang sedap dapat
e. Beri makanan dalam porsi kecil e. Makanan dalam porsi kecil tidak
50
1 2
f. Diit tinggi kalori tinggi protein sangat
dalam pemberian diit tinggi
baik untuk kebutuhan metabolisme
kalori tinggi protein ( TKTP )
dan pembentukan antibody.
g. Kolaborasi dengan dokter
g. Menyediakan kalori dan semua asam
pemberian vitamin dan
amino esensial, peningkatan intake
suplemen nutrisi lainnya jika
protein, vitamin dan mineral dapat
Intake diit terus menurun lebih
menambah asam lemak dalam tubuh.
30 % dari kebutuhan.
Sumber : Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Table 2.5
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Empat
Intervensi Rasional
1 2
a. Evaluasi respon klien saat a. Mengetahui sejauh mana kemampuan
1 2
51
perubahan tanda - tanda vital. b. Memacu klien untuk berlatih secara
Tujuan. :
Kriteria hasil :
( 12 - 24 x / menit )
Tabel 2.6
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Lima
52
Intervensi Rasional
1 2
a. Kaji kualitas, frekuensi dan a. Dengan mengkaji kualitas, frekuensi
optimal.
f. Botol WSD harus selalu lebih f. Gravitasi udara dan cairan mengalir
1 2
yang rendah
53
g. Beri penjelasan pada klien g. Meningkatkan sikap kooperatif klien
pernapasan
Sumber : Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.
Tujuan :
Kriteria hasil :
terulangnya masalah.
Tabel 2.7
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Enam
Intervensi Rasional
1 2
a. Kaji tingkat pengetahuan klien a. Untuk memberikan informasi pada
1 2
atau pengetahuan yang diketahui
54
klien / keluarga
selanjutnya.
d. Berikan keyakinan kepada klien d. Sikap positif dari tim kesehatan akan
mungkin
Sumber : Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan
g. Resiko tinggi terpapar infeksi yang berhubungan dengan adanya port
Tujuan :
Kriteria hasil :
2) Tanda infeksi tidak ada ( rubor, dolor, kalor, tumor, fungsi lesi )
Tabel 2.8
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Tujuh
Intervensi Rasional
1 2
55
a. Rawat luka secara aseptik a. Keadaan luka, balutan yang kotor
e. Berikan minum air putih yang vital klien, dapat membantu untuk
meminimalisir perkembangan
tubuh.
Sumber :Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan
trakeal / faringeal
56
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Tabel 2.9
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Delapan
Intervensi Rasional
1 2
a. Kaji fungsi pernapasan ( bunyi a. Penurunan bunyi nafas
pernapasan
1 2
karakter dan volume sputum hidrasi yang tidak adekuat )
57
latihan nafas dalam dan batuk upaya bernafas, ventilasi maksimal
keluarkan
suktion
tracheobronkial sehingga
udara
Sumber :Muttaqin, 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan
suasana lingkungan
Tujuan :
58
Kriteria hasil :
2) Secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar
Tabel 2.10
Intervensi dan Rasional Diagnosa Ke Sembilan
Intervensi Rasional
1 2
a. Kaji masalah gangguan tidur a. Memberikan informasi dasar dalam
nyaman
5. Pelaksanaan / Implementasi
tindakan kolaborasi
59
a. Tindakan Mandiri ( independen ) adalah aktivitas perawat yang
berikut ini :
b. Penentuan prioritas.
60
d. Dokumentasi asuhan keperawatan
kebutuhan klien, aspek kreatif dari seni dan kiat keperawatan sangat
6. Evaluasi
tersebut dapat dibuat pada point yang alamiah dalam pemberian asuhan
a. Evaluasi Formatif
sedang terjadi pada klien pada saat itu. Contoh berjalan selama 15 menit
di ruang masuk, tidak ada keluhan atau sesak nafas yang diobservasi
pada klien
b. Evaluasi Sumatif
61
sesuai kriteria hasil yang diharapkan. Perawat menggunakan data
sumatif tidaklah mungkin karena tidak ada standar lain yang dapat
sumatif, perawat perlu merujuk pada catatan data seperlunya dan harus
192 - 193 ).
BAB III
A. PENGKAJIAN
62
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Bandung
Nama : Ny. R
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
63
Hubungan dengan Klien : Istri
Kota Bandung
c. Riwayat Kesehatan
Pada tanggal 14 januari 2015 klien masuk rumah sakit lewat klinik TB
paru RSAU dr. M. Salamun pukul 14.00 wib, klien kiriman dr. R Sp.P
dengan keluhan sesak nafas, badan terasa lemah, nyeri dada kanan
bawah, terasa mual, muntah tidak ada, tekanan darah 100 / 60, nadi
umum klien masih lemah, klien sudah tidak merasa sesak lagi, sesak
( water seal drainasse ) terutama pada saat menarik nafas dan batuk,
nafsu makan berkurang, mulut pahit dan kering, buang air kecil kuning
keruh, buang air besar lembek, wajah klien terlihat cemas, klien dan
64
suhu 36,5 C.
tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang sama dan tidak ada
a. Makanan
65
berkurang
b. Minuman
- Jenis Air putih, teh manis, kopi Air putih, teh manis, susu
BAB
1 2 3 4
BAK
66
dengan air hangat setiap
pagi
rawat
1 2 3 4
di waktu luang klien
dirumah.
e. Pemerikasaan Fisik
1) Keadaan Umum : Klien tampak lemah, Compos mentis (CM)
Tekanan Darah : 100 / 60 mmHg ( N : 100 - 139 / 60-90 )
Nadi : 90 x / menit ( N : 60 - 90 x / menit )
Respirasi : 28 x / menit ( N :12 - 25 x / menit )
Suhu : 36,5 C ( N : 36 - 37,5 )
Berat Badan sebelum sakit : 59 Kg ( N : 52 - 62 kg )
Berat Badan sekarang : 49 Kg
Tinggi Badan : 162 Cm
IMT : 49 Kg
(1,62 m)2
: 18,67 kg ( N : 18,5 - 24,9 kg / m2 )
2) Sistem Persyarafan
67
Kesadaran Compos mentis GCS 14 ( E = 4, V = 5, M = 5 )
orientasi klien terhadap orang dan tempat baik, terbukti klien mengenali
istri dan ibunya ataupun anaknya dan mengetahui bahwa klien sedang di
(a)Nervus Olvaktorius ( N I )
Fungsi penciuman baik, terbukti klien bisa membedakan bau kopi dan
(b)Nervus Optikus ( N II )
masih jelas, terbukti bahwa klien bisa membaca papan nama perawat
68
(g) Nervus Glossofaringeus ( N IX )
Reflek menelan klien baik terbukti klien dapat merasakan rasa asinnya
mual dan klien merasa mual bertambah setelah habis makan, kurang
kanan.
(j) Nervus Hipoglossus ( NXII )
Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah.
3) Sistem Pernapasan
nyeri, tidak ada polip, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pernapasan
perkusi pada dada terdengar dullnes dan ada nyeri saat batuk di daerah
1 - 10 )
4) Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung normal lup - dup, tidak ada peningkatan vena jugularis,
capilary rating time kembali kurang dari 3 detik, akral teraba hangat,
5) Sistem Pencernaan
69
Bentuk bibir simetris, mukosa kering, gigi terdapat 2 buah berlubang,
sisa akar 4 buah, gigi tanggal 4 buah dan jumlah gigi 28 buah, warna
lidah merah muda sedikit keputih - putihan, mulut pahit, kurang nafsu
makan, bentuk perut sedikit kembung dan pada saat diperkusi terdengar
pekak, tidak ada nyeri tekan pada daerah perut dan bising usus 7 x /
menit.
6) Sistem Endokrin
Berdasarkan hasil pengkajian pada sistem endokrin tidak terdapat
pada ginjal dan tidak ada nyeri tekan pada ginjal kiri dan kanan.
8) Sistem Muskuloskeletal
(a) Ekstremitas Atas
Bentuk simetris, bisa bergerak ke segala arah, tidak terdapat nyeri pada
trisef +/+, reflek radius +/+ dan terpasang infus di tangan kiri dengan
Bentuk kaki simetris, kekuatan otot kaki adalah 5 5 reflek patela +/+,
reflek babinsky +/+, reflek achilles +/+, gerakan aktif dan dapat
9) Sistem Integumen
Kulit kepala bersih, rambut tidak lengket, warna rambut hitam agak
beruban, warna kulit sawo matang, turgor kulit bila di tekan dapat
70
kembali kurang dari 3 detik, kulit tubuh tidak lengket dan terdapat luka
post operasi pemasangan selang WSD pada dada kanan setinggi costa V
11)Sistem Penglihatan
f. Data Psikologis
1) Status Emosi
Penampilan klien tampak tenang.
2) Kecemasan
Klien bertanya kepada perawat tentang penyakitnya karena klien dan
3) Pola Koping
Klien merasa tenang dirawat dirumah sakit karena dengan perhatian,
perawatan dan pengobatan yang sudah diberikan dari pihak rumah sakit,
membaik.
4) Gaya Komunikasi
Klien kooperatif dan mau bekerja sama, terbukti klien selalu menjawab
71
pertanyaan dari perawat, klien mampu berkomunikasi dengan jelas, baik
Karena menurut klien ini merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT.
(c) Peran
karena selama sakit klien tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah.
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah laki - laki, seorang suami dan
g. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik - baik saja, terbukti klien selalu
ditemani oleh istrinya, hubungan klien dengan perawat dan dokter baik.
h. Data Spiritual
Klien mengatakan pasrah tentang apa yang menimpa dirinya, karena klien
menyadari bahwa ini cobaan dari Allah SWT. Klien mengatakan juga
72
i. Data Penunjang
1) Hasil Laboratorium
Tabel 3.2
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1 2 3 4 5
14-1-2015 Hemoglobin 11,7 L: 14 - 17, P: 12 16 gr/dl
Hematokrit 33 P: 35 - 45, L: 40 - 50 %
1 2 3 4 5
GDS 100 < 120 Mg/dl
Ureum 12 10 - 50 Mg/dl
PaO2 97 > 90 %
PCO2 40 35 - 45 %
terselubung
- Pulmo : Hemithorak kanan terselubung homogen, tak tampak
73
kateter WSD terletak setinggi Costae V
- Kesan : Efusi pleura kanan sedikit perubahan ( berkurang )
maligna lain
- Kesimpulan : Tidak ditemukan sel maligna pada sample
Kemungkinan infeksi spesifik belum dapat di singkirkan
Tanggal 14 - 01 - 2015
Terapi :
3) Coditam ( Oral ) 3 x 1
4) Paracetamol ( Oral ) 3 x 1
5) Ranitidine ( Oral ) 2 x 1
2. Analisa Data
Tabel 3.3
74
No Data Interpretasi Masalah
1 2 3 4
1 DS : Sistem pernapasan Ketidakefektifan
tidur terlentang
PCO2 meningkat
DO :
terlentang efektif
- Pernapasan 28 x / menit
2 DS : Sistem pencernaan Gangguan
DO : lambung meningkat
1 2 3 4
kering
Ketidakseimbangan
nutrisi
75
Gangguan
3. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
Tabel 3.4
Tanggal Nama Tanda
No Diagnosa Keperawatan
Ditemukan Perawat Tangan
1 2 3 4 5
1 Ketidakefektifan Pola
Pernapasan berhubungan
terhadap penumpukan
76
berhubungan dengan
peningkatan metabolisme
menekan abdomen
3 Gangguan ADL ( activity
1 2 3 5
4
keletihan sekunder dan
pemasangan WSD
5 Kurangnya pengetahuan
pengobatan
6 Resiko tingggi terpapar 20 - 01 - 2015 Amandus
77
infeksi yang berhubungan
78
4. Perencanaan
Tabel 3.5
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Ketidakefektifan pola pernapasan Klien mampu 1. Identifikasi faktor penyebab 1. Dengan
cairan dalam rongga pleura yang Kriteria hasil : pleura sehingga dapat
- Badannya lemah pernapasan dalam 2. Kaji kualitas, frekuensi dan 2. Dengan mengkaji
- Batuk dan sesak napas saat batas normal kedalaman pernapasan, kualitas, frekuensi dan
85
1 2 3 4 5
DO : tidak ditemukan Sejauh mana perubahan
- Sesak nafas bila tidur 3. Bunyi nafas yang nyaman, dalam posisi memperluas daerah dada
terlentang dan berkurang terdengar normal duduk / setengah duduk, sehingga ekspansi paru
bila duduk / setengah duduk ( Broncovesikular ) dengan kepala tempat tidur bisa maksimal.
- Pernapasan 28 x / menit ( suhu, nadi , tekanan darah, nafas dan nadi merupakan
5
5. Pemberian oksigen dapat
80
1 2 3 4 menurunkan beban
5. Kolaborasi dengan tim medis
pernapasan dan mencegah
lain untuk pemberian oksigen
terjadinya sianosis akibat
hipoventilasi.
2 Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi 1. Beri motivasi tentang 1. Kebiasaan makan
dengan : tubuh.
1 2 3 4 5
DS : 2. Auskultasi suara bising usus 2. Bising usus yang
81
- Klien mengatakan mual, menurun atau meningkat
pencernaan.
- Lidah klien terlihat putih setiap pagi dan malam sedap dapat mengurangi
makan.
4 5
1 2 3 5. Beri makanan dalam porsi 5. Makanan dalam porsi
82
kecil tapi sering. kecil tidak membutuhkan
sehingga
memudahkan menelan.
pembentukan antibodi
esensial
1 2 3 4 5
7. Kolaborasi dengan dokter 7. Peningkatan intake
83
pemberian vitamin dan protein, vitamin dan
sesak nafas yang ditandai dengan Kriteria hasil : 2. Evaluasi respon klien saat 2. Mengetahui sejauh mana
- Klien mengatakan lemah aktivitas secara dan tingkat aktivitas serta melakukan aktivitas.
1 2 3 4 5
melakukan aktivitas mandiri 2. Klien kelihatan tanda vital.
84
segar dan 3. Bantu klien dalam memenuhi 3. Memacu klien untuk
- Aktivitas klien dibantu istri klien tercukupi. 4. Libatkan keluarga dalam 4. Kelemahan suatu tanda
yang berhubungan dengan jam setelah diberikan kedalaman kualitas, frekuensi dan
1 2 3 4 5
pemasangan WSD, yang ditandai intervensi resiko pernapasan, laporkan setiap kedalaman pernapasan
85
dengan : trauma pernapasan perubahan yang terjadi. perawat dapat
daerah pemasangan selang 1. Irama, frekuensi 2. Observasi tanda - tanda vital 2. Peningkatan pernapasan
WSD, terutama bila batuk dan kedalaman ( nadi dan pernapasan ) dan tacikardi merupakan
- Terpasang WSD dan pada 2. Pada pemeriksaan 3. Baringkan klien dalam posisi 3. Posisi duduk atau
adanya luka, pada dada Rongen thoraks yang nyaman,dalam posisi setengah duduk dapat
kanan Costa V terlihat adanya duduk / setengah duduk. mengurangi resiko pipa /
2 3 4 5
terdengar normal 4. Perhatikan undulasi pada 4. Undulasi ( pergerakan
86
( Broncovesikular ) selang WSD. cairan diselang dan
optimal.
rongga dada
2 3 4 5
6. Atur posisi botol WSD harus 6. Gravitasi, udara dan
87
selalu lebih rendah dari cairan mengalir dari
( Cemas ) yang berhubungan tahu mengenai kondisi klien dan keluarga tentang informasi pada klien /
dengan informasi yang tidak dan aturan penyakit efusi pleura keluarga, perawat perlu
- Klien menanyakan tentang tentang penyebab 2. Kaji hasil patologi anatomi 2. Memberikan pengetahuan
penyakit efusi pleura dan masalah. masalah individu. dasar untuk pemahaman
1 2 3 4 5
hasil patologi anatomi 2. Klien dan keluarga kondisi dinamik dan
88
mampu pentingnya intervensi
- Wajah klien dan keluarga tanda dan gejala 3. Beri informasi yang akurat 3. Informasi yang akurat
terlihat antusias untuk yang memerlukan tentang proses penyakit tentang penyakitnya dapat
hasil patologi anatomi mengikuti program 4. Berikan keyakinan kepada 4. Sikap positif dari tim
- Klien dan keluarga terlihat pengobatan dan klien bahwa perawat, dokter kesehatan akan
aktif bertanya tentang menunjukkan dan tim kesehatan lain selalu membantu menurunkan
1
2 3 4 5
terulangnya
89
masalah
6 Resiko tinggi terpapar infeksi Tidak terjadi infeksi 1. Rawat luka secara aseptik 1. Keadaan luka , balutan
adanya port de entre akibat 1. Suhu tubuh tidak media yang baik untuk
- Klien mengatakan perban kalor, tumor, fungsi adanya tanda-tanda infeksi. apa yang akan dilakukan
1 2 3 4 5
DO : 3. Observasi tanda - tanda vital 3. Dengan mengetahui
90
- Akral klien hangat tanda - tanda vital
costa V meminimalisir
1 2 3 4 5
- Suhu 36,5 C 5. Anjurkan klien minum air 5. Intake cairan peroral
91
putih yang cukup - 2 liter / cukup dapat menjaga
tubuh
92
1 2 3 4 5 6
1 20-01-2015 09.00 1 Mengidentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan pola nafas
Hasil :
Amandus
- Akibat penimbunan cairan dalam pleura dan tidur terlentang / beraktifitas Lando
20-01-2015 09.05 1 Mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernapasan
Hasil :
Amandus
- Pernapasan 28 x / menit, Cepat dan dangkal Lando
20-01-2015 09.10 1 Membaringkan klien dalam posisi duduk dengan kepala tempat tidur di tinggikan 60
derajat
Hasil :
1 2 3 4 5 6
20-01-2015 09.15 1 Memberikan oksigen 3 liter / menit Amandus
Lando
Hasil :
93
- Klien terlihat tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Hasil :
Hasil :
- Klien dan istrinya mengerti dan termotivasi dengan penjelasan perawat Amandus
Lando
1 2 3 4 5 6
20-01-2015 09.25 2 Mengauskultasi suara bising usus klien dengan stetoskop
Hasil :
94
Hasil :
Amandus
- Klien mengerti dan mau menggosok gigi setiap pagi dan malam sebelum tidur Lando
20-01-2015 11.00 2 Menimbang berat badan klien
Hasil :
Amandus
- Berat badan 49 kilo gram Lando
20-01-2015 11.35 2 Menyajikan makanan klien di piring yang terbuat dari kaca
Hasil :
1 2 3 4 5 6
20-01-2015 11.40 2 Memberikan klien makan bubur,sayur dan telur rebus
Hasil :
Hasil :
Amandus
- Klien mau minum vitamin Lando
95
3 21-01-2015 16.00 3 Mengawasi klien saat beraktivitas menyisir rambut dan mencukur jenggot
Hasil :
Amandus
- Perawat duduk berhadapan dengan klien ( jaraknya 1,5 meter ) Lando
20-01-2015 13.00 3 Memotong kuku dan merapikan tempat tidur klien
Hasil :
21-01-2015 16.10 3 Mengevaluasi respon klien saat beraktivitas menyisir rambut, mencukur jenggot
Hasil :
- Klien mengatakan belum bisa melakukan aktivitas tersebut secara maksimal Amandus
Lando
- Klien mengatakan terasa sesak dan lelah setelah melakukan aktivitas
tersebut.
96
Pernapasan 25 x / menit
21-01-2015 16.15 3 Melibatkan istri klien untuk membantu melakukan aktivitas
Hasil :
- Perawat dan istri klien menyediakan kebutuhan klien ( sisir, pisau cukur )
istirahat
Hasil :
Amandus
- Klien dan istrinya mengatakan mengerti dengan penjelasan perawat. Lando
21-01-2015 17.00 3 Mengukur nadi dan pernapasan klien setelah beraktivitas
Hasil :
Amandus
- Nadi 92 x / menit - Pernapasan 25 x / menit Lando
4 22-01-2015 10.00 4 Mengkaji pernapasan klien Amandus
Lando
Hasil :
- Pernapasan 22 x / menit
97
- Tidak menggunakan otot - otot bantu pernapasan
10.10 4 Mengatur tidur klien dalam posisi setengah duduk
Amandus
Hasil : Lando
1 2 3 4 5 6
- Punggung klien di ganjal 2 buah bantal
Hasil :
Amandus
- Adanya gelembung udara yang keluar dari dalam botol WSD Lando
22-01-2015 10.25 4 Menganjurkan dan mengajarkan kepada klien untuk memegang selang WSD apabila
Hasil :
- Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan dan pengajaran yang diberikan Amandus
Lando
oleh perawat.
- Posisi selang WSD tetap terpasang dan terfiksasi pada ICS V dada kanan
22-01-2015 10.15 4 Mengatur posisi botol WSD
Amandus
Hasil : Lando
98
1 2 3 4 5 6
- Botol WSD letaknya lebih rendah dari tubuh klien yaitu dibawah tempat tidur
klien
5 21-01-15 11.00 5 Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit efusi pleura
Hasil :
- Klien dan keluarga menanyakan apa itu penyakit efusi pleura, penyebab,
Hasil :
Amandus
- Terdapat infeksi spesifik dan tidak ditemukan sel maligna Lando
21-01-2015 11.15 5 Memberikan penyuluhan kesehatan tentang pengertian, penyebab, pencegahan, dan
1 2 3 4 5 6
- Klien dan istrinya mengatakan sudah mengetahui apa itu penyakit efusi pleura
99
- Klien dan istrinya mampu menyebutkan pengertian efusi pleura, 2 penyebab,
Hasil :
Amandus
- Klien dan keluarga percaya bahwa dengan bantuan dokter, perawat dan tim
Lando
kesehatan lain mampu menyembuhkan penyakitnya.
6 20-01-2015 09.30 6 Merawat luka dengan teknik aseptic
22-01-2015 10.30 - Mencuci luka dengan cairan normal salin dan menutup dengan kasa betadin
Amandus
Lando
1 2 3 4 5 6
22-01-2015 11.45 6 Mengobservasi tanda-tanda vital ( suhu dan nadi )
Hasil :
Amandus
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh 36 C dan nadi 88 x / menit Lando
100
20-01-2015 09.30 6 Mengobservasi daerah luka paska pemasangan WSD dari tanda-tanda infeksi
Hasil :
21-01-2015 10.00 - Luka terlihat bersih
- Klien mengatakan pada daerah luka tidak teras panas dan nyeri
Amandus
22-01-2015 10.30 - Tidak ada tanda - tanda infeksi seperti kemerahan dan bengkak Lando
20-01-2015 10.00 6 Memberikan obat cefotaxim 1 gram
21-01-2015 18.00 Hasil :
22-01-2015 10.00 - Cefotaxim 1 gram diberikan secara intra vena
Amandus
- Tidak terjadi reaksi alergi setelah penyuntikan Lando
21-01-2015 12.00 6 Menganjurkan klien untuk minum air putih - 2 liter / 24 jam ( 5 - 10 gelas )
Hasil :
101
6. Evaluasi Sumatif
Tabel 3.7
Tanggal
No DP Evaluasi Paraf
Jam
1 2 3 4 5
20-01-2015 1 S : Klien mengatakan :
pada punggung.
O:
pernapasan
- Tidak ada sianosis pada bibir dan
ujung jari
- Tanda - tanda vital :
Tekanan darah 110 / 70 mmhg
Nadi 88 x / menit Amandus
Suhu 36 C Lando
Pernapasan 22 x / menit
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dipertahankan :
4
Pertahankan klien dalam posisi
102
1 2 3 menit ( bila sesak )
5
23-01-2015 2 S : Klien mengatakan :
O:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dipertahankan :
semenarik mungkin
1 2 3 4 5
Pertahankan beri makan dalam
103
porsi kecil tapi sering
bersemangat
O:
bersemangat
A:
- Masalah teratasi
Amandus
Lando
P:
- Intervesi dihentikan
O:
- Pernapasan 22 x / menit
- Nadi 88 x / menit
1 2 3 4 5
- Pernapasan diafragma
104
- Adanya undulasi pada selang WSD
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi dipertahankan :
1 5
2 3 4
O:
105
tampak cemas lagi
infeksi spesifik
A:
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi di hentikan
23-01-2015 6 S : Klien mengatakan :
selang WSD
O:
- Nadi 88 x / menit
1 2 3 4 5
- Suhu 36 C
A:
106
- Masalah teratasi
P :
- Intervensi dipertahankan :
dan antipiretik
B. PEMBAHASAN
akibat efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan udara dr. M. Salamun
107
faktor - faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan asuhan
keperawatan dilapangan.
akibat efusi pleura di ruang parkit rumah sakit angkatan udara dr. M. Salamun
1. Pengkajian
pemeriksaan fisik klien dan studi dokumentasi dengan melihat status klien di
ruangan. Data subjektif yang penulis dapatkan berasal dari klien, penulis
keterangan dari perawat ruangan, status dan dokumentasi dari tim kesehatan
lain.
meliputi sesak nafas, nyeri dada, batuk, selain itu keluhan lain yang juga
menjadi alasan masuk ke rumah sakit, yaitu demam, timbul pada sore atau
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul, dan semakin lama
108
pendek. Hal yang terjadi pada Tn. N, yaitu mengeluh sesak nafas, badan
terasa lemah, nyeri dada kanan bawah, mual. Keluarga akhirnya membawah
mengeluh sesak, terdengar suara ronki, rasa berat pada dada, berat badan
menurun, nyeri pleuritis akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan
terlokalisir terutama pada saat batuk dan bernapas serta batuk non produktif,
hal ini terjadi pada Tn. N tetapi sesak dan nyeri yang dirasakan sudah tidak
terlalu di rasakan, hanya apabila tidur terlentang dan batuk, karena Tn. N
adanya thrill yaitu getaran ictus cordi, murmur, bunyi jantung 1 dan 2
tidak ditemukan karena Tn. N sudah dirawat selama 6 hari dan memasuki
ketidak sesuaian antara teori dan hasil, pengkajian dilapangan tidak didapat
109
2. Diagnosa Keperawatan
trakeal / faringeal.
pemasangan WSD
pengobatan.
110
de entre akibat penusukan dari tindakan WSD
antara lain:
pemasangan WSD
pengobatan.
111
pada teori tapi pada kasus tidak ditemukan pada klien Tn. N, dengan konsep
trakeal / faringeal, tidak ada dalam kasus dilapangan karena dari data
3. Perencanaan
sarana dan prasarana yang tersedia di ruangan, pada tahap perencanaan ini
112
Perencanaan dari ke 6 ( enam ) diagnosa keperawatan secara
kolaboratif.
4. Pelaksanaan
yang tidak bisa dilaksanakan pada klien. Secara konsep penimbangan berat
badan harus dilaksanakan setiap hari untuk memantau status nutrisi klien,
tetapi dalam kasus ini penulis tidak dapat melakukan penimbangan berat
badan setiap hari. Untuk mengatasi hal tersebut penulis mencari alternatif
tindakan yaitu dengan menimbang berat badan setiap 3 ( tiga ) hari sekali
dan mengoptimalkan asupan nutrisi yang adekuat bagi klien yaitu dengan
butir.
cukup berarti, hal ini disebabkan karena klien dan keluarga sangat kooperatif
113
dan mampu bekerja sama dalam melaksanakan rencana tindakan yang telah
dibuat.
5. Evaluasi
berguna untuk menilai asuhan keperawatan yang telah diberikan. Pada tahap
ini penulis melakukan penilaian dari respon klien terhadap intervensi yang
telah diberikan sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
dan pada tanggal 24 januari 2015 klien sudah di perbolehkan pulang dan
BAB IV
A. Kesimpulan
gangguan pada sistem pernapasan efusi pleura di ruang parkit rumah sakit
114
melakukan analisa kesenjangan antara konsep teori dengan praktek di
potensial.
115
5. Masalah - masalah yang terdapat pada klien sudah teratasi sesuai
dengan kriteria waktu yang penulis tetapkan, hal ini disebabkan karena
dapat meningkatkan kondisi dan status kesehatan klien dalam waktu yang
singkat.
terbatas pada status klien, tetapi lembar observasi juga dapat dijadikan
perkembangan klien.
B. Rekomendasi
3. Bagi klien dan keluarga ( istri klien ) agar tetap melanjutkan pengobatan
116
117