Disusun Oleh:
TIM PKRS RUANG 9
IRNA 3
Penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel sel trofoblas. Di dalam
tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Seringkali
perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat terjadi pada berbagai tahap,
tergantung pada tahap gangguan mana itu terjadi, maka hasil kehamilan dapat berupa
keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan
kongenital. Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian pula
dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Di sini
kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi keadaan
patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi
hidropik dari jonjot jorion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola
hidatidosa. Pada umumnya penderita akan menjadi baik kembali, tetapi diantaranya
yang kemudian mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma.
PTG sangat jarang di amerika serikat dimana insidensnya hanya 1 : 40.000
kehamilan, tetapi dapat juga tinggi sekitar 1 : 114 di sebagian Asia. PTG telah
dilaporkan sebanyak 1 dalam 500-600 di India, ke 1 dari 50.000 kehamilan di Meksiko,
Paraguay, dan Sweden. Usia Insiden koriokarsinoma meningkat dengan usia dan 5-15
kali lebih tinggi pada wanita 40 tahun. Sedangkan di Indoensia sendiri angka kejadian
bias mencapai 150-200 kasus per 1000 kehamilan. Dengan tingginya penderita PTG di
Indonesia ini, kami kelompok 21 mengangkat penyakit ini menjadi topic penyuluhan.
9. Tujuan
5) Pencegahan PTG
6) Penatalaksanaan PTG
Evaluasi 10 1. Menegaskan kembali 1. Menjawab Tanya -
menit materi yang telah pertanyaan Jawab
disampaikan yang diberikan
2. Menanyakan kembali oleh penyuluh
hal-hal yang penting 2. Membalas
3. Menjawab pertanyaan salam
Memberikan pertanyaan
kepada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan salam
Penutup 5 menit 1. Menarik kesimpulan
2. Salam penutup
12. Kriteria struktur
a. Kriteria struktur
Membuat SAP
Kontrak waktu dan tempat
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 9 RSSA Malang.
Menyiapkan alat peraga untuk penyuluhan
Menyusun TIM penyuluhan :
Moderator : Septin Puspita Ningrum
Pemateri : Sanda Prima Dewi
Observer : Vivi Wulan A
Fasilitator : Dewi Pangastuti
b. Kriteria proses
Penyaji membuka acara dengan tepat waktu
Penyaji menjelaskan semua materi, dengan singkat dan dapat dimengerti oleh
peserta
Penyaji dapat menstimulus peserta untuk antusia mendengarkan, menjawab
pertanyaan, serta bertanya
Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.
Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan menerima
penjelasan dari penyaji.
Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan.
Tidak ada pasien/keluarga pasien yang mondar-mandir selama kegiatan
penyuluhan berlangsung.
c. Evaluasi Hasil
Pasien mengetahui tentang penyakit trofoblas ganas
Peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji mengenai definisi penyakit trofoblas
ganas
Peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji mengenai tanda gejala penyaikt
trofoblas ganas
Peserta dapat menjawab pertanyaan penyaji mengenai penatalaksanaan penyakit
trofoblas ganas
13. Media
PPT
LCD
Leaflet
MATERI
1) Pengertian PTG
Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua, yakni mola hidatidosa
dan penyakit trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas di sini termasuk jenis mola
invasif, mola yang bermetastatis atau menyebar, dan koriokarsinoma. Pada dasarnya
terdapat tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu
sitotrofoblas (CT), sinsitiotrofoblas (ST), dan intermediate trophoblast (IT). Setiap sel
di atas berespons terhadap produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.
Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna
melainkan menjadi kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama
kehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai
gelembung yang disebut mola hidatidosa.
2) Penyebab PTG
Penyebab pasti terjadinya PTG tidak diketahui, namun beberapa faktor resiko nya
antara lain:
a. Usia ibu
Risiko terjadi PTG paling besar didapat pada populasi berumur <15 tahun dan >40
tahun.
b. Kehamilan sebelumnya
Risiko PTG meningkat apabila sang ibu pernah memiliki riwayat mengalami PTG
sebelumnya yaitu 20-40 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
c. Diet
Kejadian PTG berhubugan dengan diet yang menyebabkan kurangan karoten pada
ibu.
d. Genetik
Terjadinya kasus PTG rekuren yang bersifat familial telah dilaporkan. Ini
menandakan bahwa terdapat dasar genetic untuk terjadinya PTG.
e. Faktor lingkungan
Factor lingkungan yang diduga mendukung terjadinya PTG adalah merokok,
menggunakan kontrasepsi oral, herbisida tertentu dan radiasi.
4) Penatalaksanaan PTG
Tatalaksana atau tindakan yang dapa dilakukan untuk menangani PTG antara lain
adalah
a. Kemoterapi
b. Tindakan kuretase
Tindakan kuretase ini dilakukan saat, mola hidatidosa belum menjadi
PTG, setelah dilakuka pemeriksaan hCG (Human Chorionic Gonadotropin),
dan kadarnya mencapai 500.000 maka dilakukan kuretase Dilakukan jika
pemeriksaan DPL kadar -hCG serta foto thorax selesai bila kanalis servikalis
belum terbuka maka dilakukan pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24
jam kemudian. Sebelum kuretase dengan kuret tumpul terlebih dahulu siapkan
darah 500 cc dan pasang infus dengan tetesan oxitocyn 10 mIU dalam 500 cc
Dextrose 5 % dan seluruh jaringan hasil kerokan di PA. Tujuh sampai 10 hari
sesudah kerokan itu dilakukan kerokan ulangan dengan kuret tajam, agar ada
kepastian bahwa uterus betul-betul kosong dan untuk memeriksa tingkat
proliferasi sisa-sisa trofoblas yang dapat ditemukan. Makin tinggi tingkat itu, makin
perlu untuk waspada terhadap kemungkinan keganasan.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J. 2009. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC
Puji Rahardjo, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilit II, Edisi III, BP FKUI Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
volume 2. Jakarta: EGC.