Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan yang dibina oleh Bapak Dr.AbdulKadir Rahardjanto, M.Si
Oleh :
NADYA RIZKY NUZUL RAMADHANTI (201510070311115)
POGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG OKTOBER 2017 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor
yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Maka perlunya menciptakan suatu lingkungan atau ekosistem yang sesuai sehingga kebutuhan manusia akan sumber daya alam akan terpenuhi melalui studi ekologi. Fungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ekologi
Ekologi merupakan studi keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun biotik. Lingkungan abiotik tediri dari atmosfer, cahaya, air, tanah dan unsur mineral. Tetapi perlu diketahui apa yang dimaksud dengan organisme. Ini penting karena pada hakikatnya organisme dibangun dari sistem-sistem biologik yang berjenjang sejak dari molekul-molekul biologi yang paling rendah meningkat ke organel-organel subseluler, sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ, sistem-sistem organ, organisme-organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem. Interaksi yang terjadi pada setiap jenjang sistem biologik dengan lingkungannya tidak boleh diabaikan, karena hasil interaksi jenjang biologik sebelumnya akan mempengaruhi proses interaksi jenjang selanjutnya. Biomasa adalah lingkungan yang memiliki karakteristik tidak terlalu banyak berubah seiring berjalannya waktu. Ada beberapa biomassa di dunia seperti: Perairan sungai, danau, zona laut terbuka, zona laut dalam, zona neritic dan Terestrial yang meliputi tundra, taiga, padang rumput, hutan hujan tropis, dan padang pasir. Dalam menjaga ekosistem biokimia banyak siklus berlangsung seperti air, karbon, nitrogen, dan fosfor dan terbatas nutrisi. Ada berbagai penelitian yang berkaitan dengan ekologi seperti bioekologi yaitu, studi ekologi tumbuhan dan hewan sedangkan studi tentang Komunitas adalah sinekologi dan studi tentang spesies dikenal sebagai autecology. Kenaikan jumlah penduduk manusia menuntut pengembangan dan memanfaatkan sumber daya alam yang sangat hadir di lingkungan (Mohanty,2017)
2.2 Ilmu lingkungan
Pengertian tentang lingkungan hidup manusia atau sering disebut lingkungan hidup, sebenarnya berakar dari penerapan ekologi. Lingkungan merupakan penelaahan terhadap sikap dan perilaku manusia dengan tanggung jawab dan kewajibannya dalam mengelola lingkungan hidup. Sikap dan perilaku ini sangat diperlukan sehingga memungkinkan kelangsungan peri kehidupan secara keseluruhan serta kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya. Paradigma ilmu lingkungan (environmental science) adalah metode ilmiah guna menghadapi kehidupan manusia yang kompleks di bawah tatanan alam semesta, sehingga merupakan kombinasi hukum manusia dan hukum alam berdasarkan teori, perangkat dan aplikasinya mengacu pada komponen nilai kemanusiaan melalui keterampilan profesional dan sistematika ilmiah. Atas dasar pengertian ini, ilmu lingkungan merupakan ilmu pengetahuan murni yang monolitik. Selanjutnya dalam penerapannya ilmu lingkungan yang mengatur sikap atau perilaku manusia dapat bersifat lintas disiplin menurut persoalan lingkungan yang dihadapi. Ilmu lingkungan dapat berorientasi lintas disiplin dengan ekonomi, sosiologi, kesehatan, psikologi, geografi, geologi dan sebagainya. Botani atau ilmu tumbuhan adalah contoh kemurnian ilmu pengetahuan yang dalam aplikasinya dapat merupakan ilmu kehutanan, ilmu pertanian dan ilmu perkebunan yang bersifat metadisiplin serta disiplin (Friman, 2017) Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh (Behera, 2008) Ilmu lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari tentang kedudukan manusia yg pantas dilingkungannya. Sedangkan ekologi adalah ilmu yg mempelajari tentang interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antar makhluk hidup dengan lingkunganya. Perbedaannya terletak pada misi untuk mencari pengetahuan menyeluruh tentang alam dan dampak perlakuan manusia terhadap lingkungannya, guna menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. Ekologi telah memberikan bukti peningkatan peran manusia secara dramatis mengubah ekosistem bumi melalui peningkatan heterogenitas lanskap, perubahan siklus energi dan materi bumi. Tindakan manusia telah merubah 30% hingga 50% permukaan tanah dan telah menggunakan setengah dari akses air tawar. Sekarang lebih banyak fiksasi nitrogen secara sintetis dibandingkan alami dalam ekosistem darat.(Lee, 2017) Ilmu lingkungan mengajarkan pada manusia sebagai pengelola lingkungan hidup dengan sebaik dan sebijak mungkin agar mendasarkannya pada berbagai ciri pokok ilmu lingkungan yang perlu mendasari penelitian guna mengungkapkan penelusuran yang linear dari masalah yang dihadapi sampai kebijakan yang perlu dirumuskan dan dipatuhi. Ilmu lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumberdaya termasuk materi, manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya. Karena itu penelitian ilmu lingkungan mencakup metodologi baik kuantitatif maupun kualitatif. Metodologi kuantitatif berlandaskan pemikiran positivisme, terhadap fakta kehidupan dengan realitas objektif, disamping asumsi teoritik lainnya. Sedangkan metodologi kualitatif berdasarkan paradigma fenomenologi dengan objektivitas situasi atau keadaan tertentu yang dialami dalam kehidupan (Lee, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Behera, D.K. 2008. Environmental Science Principles and Practice. India;
Prentice Hall of India Friman, Hen,. Dkk. 2017. Environmental Education for the Community. International Journal of Environmental Science. Vol 2. ISSN: 2367-8941 Lee, Sang Jae,. Dkk. 2017. Multiple Ecological Parameters Analysis in Streams and Rivers. International Journal of Environmental Science. Vol 2. ISSN: 2367-8941 Mohanty, Sonall. 2017. The Importance Of studying Ecology. Journal of Ecology and Environmental Sciences. Vol 5 (2)