Anda di halaman 1dari 5

74

BAB IV

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pemerintah Kabupaten Serang Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina

Marga selaku pihak owner adalah Pelaksana Teknis, dan pihak Pelaksana

adalah CV. Rizky Putra Utama.

4.1 Tugas dan Tanggung-jawab Pengawas

(Dipohusodo:1996), Tugas Konsultan Pengawas yang terutama,

sesuai namanya, adalah mengawasi pelaksanaan pekerejaan konstruksi dari

segi kualitas, kuantitas, serta laju pencapaian volume. Termasuk didalamnya

adalah mengawasi metode pelaksanaan, mengkoordinasikan perubahan-

perubahan pekerjaan yang diperlukan, melakukan monitoring, dan

pengukuran hasil pekerjaan.

Tugas seorang Pengawas pekerjaan proyek jalan dan jembatan adalah

mengawasi seluruh jalannya pelaksanaan pekerjaan dan pada tingkat tertentu

dilapangan sesuai kewenangannya dapat turut mengendalikan pekerjaan dan

melakukan tindak turun tangan. Pengawas harus melakukan pengawasan dan

pengendalian sejak diserahkannya lapangan ke penyedia jasa/kontraktor.

Selanjutnya pengawas harus mengawasi proses mobilisasi peralatan, tenaga

kerja dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Secara

keseluruhan pengawas harus dapat menilai apakah proses tersebut telah

berjalan sesuai ketentuan dalam kontrak.


75

4.2 Pengendalian

(Widiasanti, M.T. & Lenggoni, M.T.) Pengendalian manajemen

merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk mencapai

tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan

membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.

Pengendalian merupakan tindakan pengukuran kualitas dan evaluasi

kinerja. Tindakan ini juga diikuti dengan perbaikan yang harus diambil

terhadap penyimpangan yang terjadi, khususnya di luar batas-batas toleransi.

Tindakan tersebut meliputi, antara lain:

1. Mengukur kualitas hasil;

2. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas;

3. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi;

4. Memberikan saran-saran perbaikan;

5. Menyusun laporan kegiatan.

Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan

kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.

Dalam proyek konstruksi, pengendalian diperlukan untuk menjaga

agar pelaksanaan tidak menyimpang dari perencanaan. Tiap pekerjaan yang

dilaksanakan harus benar-benar diinspeksi dan dicek oleh pengawas

lapangan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum. Misalnya,

pengangkutan bahan harus diatur dengan baik dan bahan-bahan yang dipesan

harus diuji terlebih dahulu di masing-masing pabriknya. Jika pengendalian

dilaksanakan dengan baik, maka keterlambatan jadwal dan pembengkakan


76

biaya proyek dapat dihindari. Pengendalian jadwal dan biaya merupakan

bagian dari divisi manajemen proyek yang mencakup pemantauan kemajuan

pekerjaan, reduksi biaya, optimasi, model, dan analisis.

Disamping pengendalian terhadap waktu dan biaya, pengendalian

mutu fisik konstruksi juga harus dijalankan. Divisi pengendalian mutu fisik

konstruksi terpisah dengan divisi pengendalian jadwal dan biaya.

Pengendalian terhadap mutu fisik konstruksi dilakukan secara tersendiri oleh

pengawas teknik melalui gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknik.

Pengendalian pelaksanaan merupakan rangkaian kegiatan agar

pelaksanaan pekerjaan dilapangan berjalan pada jalur yang sesuai debgan isi

dokumen kontrak dan peraturan perundangan yang berlaku.

Pengendalian pekerjaan konstruksi di proyek Pembangunan Jembatan

Cipendawa Tahap II yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas maupun

Pelaksana Teknis tidak berjalan dengan baik, kurangnya komunikasi dan

kerjasama antara Konsultan Pengawas dan Pelaksana Teknis. Konsultan

Pengawas yang seharusnya bertindak sebagai perpanjangan tangan dari pihak

Owner (Pemerintah Kabupaten Serang Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina

Marga). Sehingga Konsultan Pengawas wajib memeriksa pelaksanaan

pekerjaan, melakukan pengendalian mutu yang harus sesuai dengan rancana

yang terdapat didalam RAB. Selain itu Konsultan Pengawas harus mengecek

progres pekerjaan dialapangan yang harus sesuai dengan jadwal pekerjaan

yang berpedoman pada time schedul (Kurva S) dan Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK), Namun pada proyek Pembangunan Jemnbatan Cipendawa


77

Tahap II ini pihak Konsultan Pengawas tidak sepenuhnya melaksanakan tugas

yang seharusnya. Sehingga terjadi peselisihan paham antara Konsultan

Pengawas dan Pelaksana Teknis.

4.3 Pembayaran dan Serah Terima Pekerjaan

Termin adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara dan

syarat yang sudah ditentukan ketika akad jual secara kredit. Biasanya

pembayaran termin ini dilakukan ketika barang/jasa sudah diterima

oleh pembeli. Termin bisa juga disebut dengan cicilan karena dilakukan

beberapa tahap. Maka muncul istilah termin pertama, kedua, dan

seterusnya.

Pembayaran sistem termin ini terbagi atas empat tahap yang dibayar

sesuai dengan perkembangan atau progres proyek. Sebelum memulai proyek,

pelaksana bisa mengajukan uang muka/down payment (DP) sebesar 20%

30% dari nilai kontrak. Dari situ, pekerjaan akan dimulai dan setelah

mendapatkan Surat Perintah Mulai kerja. Pada saat pekerjaan sudah mencapai

50%, pembayaran harus dilakukan. Jumlah yang dibayarkan adalah 30%.

Pembayaran berikutnya, sebesar 20%, harus dibayar saat pekerjaan selesai

80%. Setelah pekerjaan benar-benar selesai, sisa pembayaran sebesar 20%

dapat dibayarkan. Pembayaran/penagihan selanjutnya bisa dilakukan juga

progres dilapangan sudah mencapai 100% dari nilai kontrak dan juga setelah

dilakukan PHO yaitu pengecekan kembali pekerjaan proyek dilapangan yang

dilakukan oleh tim Badan Pemeriksa dan pengecekan hasil Pekerjaan


78

(BP2HP), dan itu penagihan/pembayaran hanya bisa sebesar 95% dari nilai

kontrak. Untuk penagihan/pembayaran 5% bisa dicairkan setelah serah terima

pekerjaan dan dalam masa pemeliharaan.

Untuk prosedur serah terima pekerjaan bisa dilakukan jika Pelaksana

mengajukan surat untuk Provision Hand Over (PHO) dan dilakukan

pengecekan lapangan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (P2HP), setelah

itu P2HP membuat kertas kerja yang dimana kertas kerja tersebut sebagai

rekomendasi untuk progress dilapangan 100%, barulah setelah itu bisa

dilaksanakan serah terima pekerjaan.

Dalam hal ini pada Proyek Pembangunan Jembatan Cipendawa Tahap

II pembayaran yang dilakukan dari waktu ke waktu merupakan proses

pelaksanaan proyek. Dasar perhitungan pembayaran dilakukan dengan

beberapa cara pembayaran yaitu :

1. Biaya yang sesungguhnya telah dikeluarkan

2. Kurun waktu tertentu secara periodik

3. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yang telah dicapai

Pembayaran dilakukan berdasarkan persentasi prestasi pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai