Anda di halaman 1dari 27

tbM/EE/TE/'04 1

Klasifikasi Etik Etik Deontologi

Utilitarianisme

Etik Teleologis
Teori2 Etik Etik Egiosme
Etik
Hedonisem

dll
Etik Normatif

Sesuai kaidah & Etik Bisnis Etik


aturan yang Kedokteran

berlaku
ETIK Etik Terapan Etik Profesi Etik
Keinsinyuran

Etik Deskriptif Etik


dll
observasi Lingkungan
Etik Non-
Normatif
Metaetik
pengartian
tbM/EE/TE/'04 2
Hedonisem
Hedonisem Etik Implisit, mengakui demensi
sosial sebagai faktor yang tidak dapat diabaikan !
Aristippos (433 355 SM), manusia kodratnya
mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan
baik secara moral = kesenangan
Jhon Locke (1632 1704), baik bila
meningkatkan kesenangan dan buruk bila
meningkatkan ketidak senangan

tbM/EE/TE/'04 3
Eudemonisem/Teleologi

Eudemonisem/Teleologi (Aristoteles 384-322 SM)


Ukuran baik-buruknya suatu tindakan akan didasarkan pada
tujuan yang ingin dicapai, atau akibat-akibat yang terjadi yang
disebabkan oleh tindakan yang akan diambil.
Suatu tindakan baru akan kita katakan baik-benar, manakala
memiliki tujuan baik-benar yang harus dicapai. Bersifat relatif
dan situasional, karena tujuan baik-benar itu untuk
kepentingan siapa, apakah individu ataukah kepentingan
(organisasi, kelompok, ataupun negara) dalam skala sistem
yang lebih besar.
tbM/EE/TE/'04 4
Utilitarisem
Utilitarisem (jelas & rasional)
Utilitarisem Klasik (di UK Jeremy Bentham 1748-1832), tujuan
hukum memajukan kepentingan warga bukan pada
pemaksaan perintah2 Illahi. baik-buruk secara
moral = kebahagiaan secara kuantitatif
Jhon Stuart Mill (1806-18730), baik buruk secara moral
= kebahagiaan secara kualitatif koletif
Utilitarisem Aturan
baik buruk secara moral, bila sesuai dng aturan dan
paling berguna bagi suatu masyarakat.
tbM/EE/TE/'04 5
Deontologi
Deontologi (deon = kewajiban) Immanuel Kant (1724-1804).

Menekankan pada kewajiban manusia untuk dan agar


selalu bertindak secara baik dan benar.
Suatu tindakan yang baik itu bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan (baik)
yang ingin dicapai, melainkan lebih didasarkan oleh
tindakan (cara) itu sendiri yang harus baik dan benar
terlepas dari kepentingan individual.

tbM/EE/TE/'04 6
Deontologi + prima facie
William David Ross (1877-1971)
Deontologi + prima facie:
Prinsip tindakan moral : kebaikan tertinggi melalui
karakter yg mulia atau berdasarkan intelegensia.
Kesetiaan, menepati janji
Ganti rugi/untung, bayar hutang
Terima kasih, kepada yang berbuat baik
Keadilan, sesuai jasa
Berbuat baik, membantu yang membutuhkan
Mengembangkan diri (bakat dan intelegensia)
Tidak merugikan orang/pihak lain

tbM/EE/TE/'04 7
BIDANG UTAMA ETIK
Fokus pd prinsip yg seharusnya dari tindakan yg
ETIK NORMATIF baik
menilai perilaku merujuk norma moral yg berlaku

Penerapan teori-teori etik secara lebih spesifik


ETIK TERAPAN baik pada domain privat atau publik

Hanya melakukan observasi terhadap apa yg dianggap baik


ETIKA DESKRIPTIF oleh individu atau masyarakat
(Jean Piaget, Swiss 1860-1980) mendiskripsikan tingkah
laku manusia adat kebiasaan

Fokus apa arti dari pernyataan-pernyataan etik


ETIK METAETIKA (Filsafat analisis, Gorge More), menganalisis/
mengkritisi karena terkait dng tata-nilai dan keadilan

tbM/EE/TE/'04 8
METODA ETIK
Pendekatan Kritis mencakup:
Mencermati realitas moral dengan tidak
memberikan ajaran
Mencermati kebiasaan2, nilai2, norma2, dan
pandangan moral secara kritis dan menuntut
pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban merupakan kewajiban
moral baik dalam ranah pemikiran, sikap,
perilaku, keputusan, dan tindakan.
tbM/EE/TE/'04 9
Realisme Etik & Nonrealisme Etik
Pernyataan etik itu obyektif atau bergantung pada subyek etiknya?
Realisme Etik, faktual & absolute tidak
mempertimbangkan konsekwensi & sikon yg menghasilkan
fakta etik. Konsekwensi dan sikon sangat relevan utk
pengkategorian BAIK-BURUK. tidak sesuai dengan
keragaman budaya dan tradisi.
Nonrealisme Etik Relativisme etik manusia pencipta
kebenaran etik (Callcut, 2009, 46) menghormati
keragaman budaya dan tindakan manusia yg berbeda kala
sikon berbeda. Yg baik mengacu pd opini mayoritas
Tirani Mayoritas! Etik nilai kualitasnya lebih tinggi drpd
sekedar kesepakatan umum!
tbM/EE/TE/'04 10
4 Jenis Pernyataan Etik
Penilaian baik/buruk secara etik tidak berdasarkan
logika rasional ttp lebih pd pemikiran kritis moralitas
Pernyataan etik dinilai memberikan informasi factual
tentang sesuatu yang baik;
Pernyataan etik tidak mengandung kebenaran factual
tentang kebaikan atau keburukan, oleh karenanya harus
bertumpu pada pemikiran kritis moral yg tepat;
Pernyataan etik merupakan emotivisme dalam membuat
penilaian moral berdasarkan perasaan;
Pernyataan etik adalah petunjuk/rekomendasi sebagai
wujud preskriptisme instruksi atau larangan.
tbM/EE/TE/'04 11
METODA KAJI ETIK ?
Untuk mengkritisi realitas moral a.l :
adat kebiasaan, nilai-nilai, & norma-norma
Pendekatan kritis dan sistematis
Pertanggungjawaban
Menjernihkan masalah

tbM/EE/TE/'04 12
ETIK DALAM FILSAFAT IPTEK
ASPEK AKSIOLOGI
Etik (filsafat perilaku) bertujuan
untuk menciptakan harmonisasi
peri-kehidupan bermasyarakat,
berlingkungan, berbangsa,
bernegara dan berprofesi
tbM/EE/TE/'04 13
Apa Gunanya Etik ?
Untuk apa manusia mengembangkan etik ?!
Setiap orang perlu bermoral, tetapi belum
tentu perlu beretik !

Etik : pemikiran kritis & sistematis tentang


moralitas pengertian (?) mendasar yang
kritis, bukannya langsung kebaikan.
Karena orang cenderung akan mengkritisi
pendapat/pandangan orang lain/lingkungan.
Karena kebutuhan orientasi kritis moral
tbM/EE/TE/'04 14
UNTUK APA BERETIK ? ( lanjutan )

Sarana orientasi & status bagaimana


harus hidup & bertindak dalam kehidupan ?
Apakah benar apa yang mereka sarankan ?
Bagaimana Anda, bila ternyata sarannya
berbeda-beda ? Siapa yang harus Anda ikuti ?
Anda harus sadar dan menentukan sendiri !

ETIK dapat membantu Anda agar lebih


mampu untuk mempertanggungjawabkan
hidup serta kehidupan Anda sendiri !
tbM/EE/TE/'04 15
MENGAPA ETIK SEMAKIN DIPERLUKAN ?
Kehidupan bermasyarakat yang kian pluralistik
(historis : etika sbg usaha filsafat lahir dari kebobrokan
tatanan moral dalam kebudayaan Yunani 2500 thn yl)
Transformasi multi demensi masyarakat era globalisasi
( modernisasi / reformasi !? ), shg sulit membedakan
mana yang hakiki dan mana yang boleh berobah !
Mengkritisi secara obyektif masuknya berbagai ideologi /
ajaran yang ditawarkan sebagai solusi alternatif
Keterbukaan & digitalisasi perlu landasan kemantaban
iman

tbM/EE/TE/'04 16
KERANGKA UMUM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KARAKTERISTIK/STRATA
PENGAMBIL KEPUTUSAN

HASIL >>> /
SIKON KEPUTUSAN
AKIBAT <<<
Faktual + Data 1. Siapa saja "stakeholder?"
Komprehensif & PENGARUH 2. Inti permasalahan?
Akurat 3. Apa pertimbangan hukum?
SIGNIFIKAN 4. Opsi tindakan?
5. Mengevaluasi pilihan
Membuat keputusan membuat pilihan yang tepat
Mengambil tindakan melakukan hal yang benar
integritas pribadi dan harga diri / martabat
MKE/EK-PPI/10'16 17
Personal, Common & Professional Ethics
Mengacu pada
Kode Etik Profesi Professional
Ethics
Tata Nilai moral
INSTRUMEN yang ada dalam
ADAPTASI ? komunitas,
Personal Common budaya atau
Ethics Morality masyarakat

Tata Nilai Moral/etik


pribadi
tbM/EE/TE/'04 18
MKE/EK-PPI/10'16 19
MKE/EK-PPI/10'16 20
KEPANDUAN (contoh pembekalan diri)

TRIDHARMA TUNTUNAN SIKAP & PERILAKU


Carilah Kekuatan Pada Doa
Memelihara Badan
Syukurilah Segala Karunia
agar Tetap Sehat
Nya (Potensi & Kemampuan)
Mengolah Pikiran Bersikaplah Terbuka & Dapat
agar Cerdas Dipercaya
Jagalah Pikiran, Tutur-Kata,
Bergerak di & Tindakan
Masyarakat agar Pikullah Kesulitan dng Tabah
Tidak Individualis Berbuatlah Bagi Sesama yang
membutuhkan
EE/ResumeUTS/tbM/'04 21
HANACARAKA DATASAWALA
PADHAJAYANYA MANGGABATHANGA
( Pakubuwana IX )
HA, hana hurip wening suci - adanya hidup ialah semata
kehendak Sang Hyang Maha Suci
NA, nurcandra, gaib candra, warsitaning candra - harapan
manusia selalu kecahya Ilahi
CA, ciptawening ciptamandulu ciptadadi - tahu arah-tujuan
ke Sang Hyang Maha Tunggal
RA, rasa ingsun handulu sih - rasa cinta sejati muncul dari
kasih nurani sejati
KA, karsaningsun memayu hayuning bawana - hasrat
mensejahteraan segala isi alam
EE/S&T/tbM/'04 22
MAKNA (Lanjutan 1)
DA, dumadining kang tanpa winangenan -
menerima hidup apa adanya
TA, tatas tutus titis titi lan wibawa -
mendasar, total, satu visi, dalam memandang
hidup
SA, sifat ingsun handulu sifat Allah - merajut
kasih sayang bak kasih Allah
WA, wujud hana tan kena kinira - pengetahuan
terbatas berdampak tak terbatas
LA, lir handaya paseban jati - mengalir
EE/S&T/tbM/'04 23
hidup
semata pada tuntunan Ilahi
MAKNA (Lanjutan 2)

PA, papan kang tanpa keblat - Hakikat Allah


yang ada dimanapun arah
DHA, duwur wekasane endhek wiwitane -
untuk mencapai diatas mulai lah dari dasar
JA, jumbuhing kawula Gusti - selalu berusaha
memahami kehendak Nya
YA, yakin marang samubarang tumindak kang
dumadi -yakin atas titah tindak Ilahi
NYA, nyata tanpa mata ngerti tanpa diwuruki
- memahami kodrat hidup dan kehidupan
EE/S&T/tbM/'04 24
MAKNA (Lanjutan 3)
MA, madhep mantep manyembah mring Ilahi
- yakin mantap menyembah Allah
GA, guru sejati sing muruki - belajar pada
guru hati nurani termurni
BA, bayu sejati kang handalani -
menyelaraskan diri pada gerak alam
THA, thukul saka niyat - segalanya mulai dari
niat tekad
NGA, ngrajut busananing manungsa -
melepas egoisme diri manusia
EE/S&T/tbM/'04 25
Gandhis Seven Sin
1. Wealth without work
(Kaya tanpa kerja)
2. Pleasure without conscience
(Kesenangan tanpa nurani)
3. Knowledge without character
(Pengetahuan tanpa watak)
4. Commerce without morality
(Dagang tanpa moral)
5. Science without humanity
(Sain tanpa peri-kemanusiaan)
6. Worship without sacrifice
(Ibadah tanpa pengorbanan)
MKE/EK-PPI/10'16 7. Politics without principle
(Politik tanpa azas/prinsip) 26
Additional Sins

Technology without
safety
Information without
reliability
Education without
reality
tbM/EE/PD/04

27

Anda mungkin juga menyukai