Putra Maulana - 5213415062 - Teknologi Minyak Bumi Dan Petrokimia
Putra Maulana - 5213415062 - Teknologi Minyak Bumi Dan Petrokimia
A. Pendahuluan
Keterangan :
M : nilai maksimal
R : nilai rata-rata
Tabel. Evaluasi Terhadap Nilai Pernyataan Indeks
B. Pembahasan (Tujuan/ISI)
Hasil Analisis
Parameter Satuan Baku Mutu (A1)
BOD5 mg/L 80 49,33
COD mg/L 160 77,8
Minyak dan
Lemak mg/L 20 1,3
Y= -0,010x +
Fe -0.350 9,483 0,487
Y= -0,031x +
Fenol -0.645 29,27 0,590
Hasil penelitian menunjukkan bah-wa semakin jauh jarak sumur dari outlet limbah
minyak maka kualitas air semakin bagus yang ditunjukkan dengan nilai In-deks Pencemaran
(IP) semakin kecil. Seh-ingga kualitas air yang aman adalah sumur pada jarak lebih dari 1090
m dari outlet limbah. Sementara untuk kualitas tanah se-makin jauh jarak sampel tanah dari
outlet limbah maka kualitas tanah semakin baik yang ditunjukkan dengan kadar minyak yang
semakin kecil. Sehingga kualitas ta-nah yang aman adalah tanah pada jarak lebih dari 184 m
dari outlet limbah.
C. Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, karena teknik yang dilakukan
dengan survei untuk mendapatkan data-data penelitian yang berupa data angka dan data
penelitian. Kemudian data-data tersebut diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik ataupun
gambar.
Selain itu juga dilakukan observasi lapangan dengan mengambil sampel kemudian
dianalisis di laboratorium dan hasilnya dianalisis diskriptif kuantitatif.
Tempat lokasi penelitian adalah di area kilang minyak Pusdiklat Migas Cepu seluas +
34 Ha. Lokasi penelitian terletak di daerah Cepu, kabupaten Blora, provinsi Jawa Tengah.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan di area kilang Pusdiklat Migas ini dikategori-kan ke
dalam jenis penelitian observasion-al analitic environmental. Penelitian mela-lui observasi
lapangan dengan mengambil sampel kemudian dilakukan analisis di laboratorium dan
hasilnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Populasi dan Sampel
1. Polulasi
Populasi dalam penelitian ini adalah air di lokasi area kilang pada jarak sampai dengan
radius 1000 m dari outlet limbah kilang minyak, Selain itu juga tanah pada jarak sampai
radius 100 m dari outlet lim-bah kilang minyak.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah air tanah dengan jumlah sampel sebanyak 7 (tujuh)
sampel yang terdiri dari 1 (satu) sampel limbah kilang minyak, 2 (dua) sampel air sungai dan
sebanyak 4 (empat) sampel disekitar outlet limbah
Variabel Penelitian dan Deinisi Operasional
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempunyai pengaruh pada variabel terikat. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah jarak sumur dari outlet limbah kilang
minyak yang akan diteliti. Selain itu juga jarak sampel tanah dari outlet limbah kilang
minyak yang akan diteliti.
A. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Da-lam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah parameter kualitas air yang akan diteliti
dan juga parameter kualitas tanah yang akan diteliti.
D. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bah-wa semakin jauh jarak sumur dari outlet limbah
minyak maka kualitas air semakin bagus yang ditunjukkan dengan nilai In-deks Pencemaran
(IP) semakin kecil. Seh-ingga kualitas air yang aman adalah sumur pada jarak lebih dari 1090
m dari outlet limbah. Sementara untuk kualitas tanah se-makin jauh jarak sampel tanah dari
outlet limbah maka kualitas tanah semakin baik yang ditunjukkan dengan kadar minyak yang
semakin kecil. Sehingga kualitas ta-nah yang aman adalah tanah pada jarak lebih dari 184 m
dari outlet limbah.
Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat dilakukan secara
fisika, kimia dan biologi. Remediasi secara fisika dan kimia bersifat remediasi jangka pendek
dan tidak tuntas (perpindahan massa antar media lingkungan), hanya sekitar 10-15%
pencemar dapat dipindahkan dari media laut [2]. Untuk penuntasan remediasi diperlukan
penghilangan media secara biologi (bioremediasi).
BTX (Benzene, Toluene, dan Xylena) merupakan senyawa aromatik dalam jumlah
kecil dalam hidrokarbon, namun pengaruhnya sangat besar terhadap pencemaran perairan.
Canadian Water Quality Guidelines Protection memberi ambang batas benzena pada badan
air tawar adalah 0,3 mg/l [4].
Media air laut buatan dimasukkan ke dalam bioreaktor A dan B, dimana bioreaktor A
diperlakukan tanpa aerasi sedangkan bioreaktor B dilengkapi dengan aerator sebagai
pensuplai oksigen untuk kebutuhan bakteri dengan kadar DO 5 mg O2/l. Kemudian
bioreaktor A dan B diperlakukan sesuai variabel konsentrasi kontaminan (1000 dan 1500
ppm minyak bumi) dan penambahan bakteri Pseudomonas aeruginosa (0%, 1% dan 3% v/v).
Masing-masing bioreaktor diinjeksikan nutrien dengan cara menambahkan urea dan KH2PO4
hingga rasio C : N : P = 100 : 10 : 1. Secara periodik dilakukan pengukuran temperatur, pH,
DO (Dissolved oxygen), populasi bakteri ,TPH, dan BTX.
A. Pengaruh terhadap Total Petroleum Hidrokarbon (TPH)
TPH keberadaannya dalam limbah minyak bumi harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Nilai TPH pada baku mutu air laut daerah pelabuhan
ditentukan dibawah 5 mg/liter atau 5 ppm, sedangkan untuk biota laut dibawah 1 mg/liter
atau 1 ppm [8].
Berdasarkan data dan hasil analisa pada penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pencemaran yang diakibatkan oleh tumpahan minyak sangat merugikan dan harus
ditangani dengan cara yang efektif. Karena bagaimanapun lingkungan juga harusdijaga
agar tidak tercemar dengan limbah yang dapat membahayakan dan mengganggu
keberlangsungan hidup makhluk hidup. Dan limbah minya merupakan salah satu dari
pencemaran yang harus ditangani.
2. Salah satu cara untuk dapat menangani masalah pencemaran tersebut adalah dengan
menggunakan bantuan dati bakteri Pseudomonas aeruginosa
3. Pseudomonas aeruginosa yang ditambahkan maka akan meningkatkan persen
biodegradasi TPH, rate penurunan TPH pada fase log yang dinyatakan sebagai nilai slope
serta mempercepat degradasi BTX. Bioreaktor dengan media teraerasi dan konsentrasi
cemaran minyak 1000 ppm, pada penambahan bakteri P.aeruginosa 1% v/v menghasilkan
% biodegradasi TPH akhir sebesar 100% dalam waktu 28 hari, slope penurunan TPH pada
fase log sebesar 61,812 mg/l.hari, dan degradasi senyawa BTX seluruhnya pada hari ke-28.
Sedangkan pada penambahan bakteri P.aeruginosa 3% v/v menghasilkan % biodegradasi
TPH akhir sebesar 100% dalam waktu 21 hari, slope penurunan TPH pada fase log sebesar
73,34 mg/l.hari, dan degradasi senyawa BTX seluruhnya pada hari ke-14.
4. Semakin tinggi konsentrasi cemaran minyak bumi maka akan memperlama waktu
biodegradasi TPH dan BTX. Bioreaktor dengan penambahan 3% v/v P.aeruginosa dan
media teraerasi pada cemaran minyak 1000 ppm memerlukan waktu 21 hari untuk
degradasi TPH dan 14 hari untuk degradasiBTX, sedangkan pada cemaran minyak 1500
ppm memerlukan waktu 28 hari untuk degradasi TPH dan 21 hari untuk degradasi senyawa
BTX.
F. Daftar pustaka
Sabhan, Eko Effendi, M. Tri Hartanto, Dan Andri Purwandani. 2010. Pemodelan Pola
Sebaran Tumpahan Minyak Yang Berbeda Di Pelabuhan Tanjung Priok. Jurnal Ilmu Kelautan.
IPB, Bogor
Arintika Widhayanti, Aris Ismanto, Bambang Yulianto. 2015. Pemodelan Pola Sebaran
Tumpahan Minyak Yang Berbeda Di Pelabuhan Tanjung Priok. Jurnal Ilmu Kelautan. IPB, Bogor
Kurniawan Hasan Fuad. 2014. Bioremidiasi Pencemaran Minyak Di Sedimen Pantai
Balongan, Indramayu. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan
Safitiani, Thontowi Ahmad, Yetti Elvi, Suryani Dan Yopi. 2016. Pertumbuhan Optimal
Bakteri Laut Pseudomonas Aeruginosa LBF-1-0132 Dalam Senyawa Piren.Jurnaln Biologi
Indonesia. IPB, Bogor
Umroh. 2011. Bioremidiasi Pencemaran Minyak Di Sedimen Pantai Balongan, Indramayu
Dengan Menggunakan Bakteri Alcanivorax Sp.TE-9 Skala Laboratorium. Jurnal Sumberdaya
Perairan
Ristiai N. P., M. Sanusi, Putra I.M.G.P. 2016. Uji Kemampuan Degradasi Minyak Solar Oleh
Konsorsium Bakteri Hasil Preservasi Dengan Kombinasi Metode Liofiliasi Dan Metode Gliserol.
Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha,Singaraja. Fmipa Undiksha.
Nugroho Astri, Effendi Edison Dan Annisa Fiona. 2007. Pertumbuhan Konsorsium Isolat
Bakteri Asal Benakat Pada Media Minyak Bumi Bersalinitas Tinggi: Studi Kasus Biodegradasi
Minyak Bumi Skala Laboratorium.Jurnal Ilmu Dasar.Universitas Trisakti, Jakarta
Sulistyono, Suntoro, Dan Masyukri M.. 2012.Kajian Dampak Tumpahan Minyak Dari
Kegiatan Operasi Kilang Minyak Terhadap Kualitas Air Dan Tanah(Studi Kasus Kilang Minyak
Pusdiklat Migas Cepu).Jurnal EKOSAINS Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Nashikin Roksun Dan Shovitri Maya. 2013. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Pendegradasi
Solar Dan Bensin Dari Perairan Pelabuhan Gresik. Jurnal SAINS Dan SENI POMITS. ITS.
Surabaya
Widhayanti Arintika, Ismanto Aris, Dan Yulianto Bambang. 2015. Sebaran Tumpahan
Minyak Dengan Pendekatan Model Hidrodinamika Dan Spill Analysis Di Perairan Cilacap, Jawa
Tengah. Jurnal Oseanografi. Undip. Semarang
Nugroho Astri.2007 .Dinamika Populasi Konsorsium Bakteri Hidrokarbonoklastik: Studi
Kasus Biodegradasi Hidrokarbon Minyak Bumi Skala Laboratorium. Jurnal Ilmu Dasar.
Universitas Trisakti
Salim Fadliah Dan Suryati Tuti. 2014. Firoremediasi Tanah Terccemar Minyak Bumi
Menggunakan Empat Jenis Rumput.Jurnal Riset Industri. Balai Teknologi Lingkungan, Bppt
Kurniawan Allen Dan Effendi Agus Jatnika. 2014.Biodegradasi Residu Total Proteleum
Hidrokarbon Dibawah Konsentrasi 1%(W/W) Hasil Proses Bioremidiasi. Jurnal Manusia
Danlingkungan. Itb. Bandung
Fanani Zainal, Yudono Bambang, Dan Situmorang Veriana Romarito.2014. Degradasi Tanah
Lahan Subotimal Oleh Baccilus Mycoides Indigenous Dan Kinetika Reaksinya. Jurnal Lahan
Suboptimal. Universitas Sriwijaya
Ristiati Ni Putu Dan Mulyadiharjo Sanusi.2014.Pengembangan Briket Jerami Padi(Oryza
Sativa) Yang Mengadung Isolat Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi Sebagai Upaya Mengatasi
Pencemaran Diperairan Laut.Jurnal Sains Dan Teknologi. Undhiksa Singaraja